Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Yulia Maulidya

NIM : 1910321038
PRODI : Agribisnis B

Tugas Resume Kuliah Online Akademi Desa 4.0 Tentang


“PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PENANGANAN DAN
PENCEGAHAN COVID-19”
Dr. Ir. Conrad Hendarto, M.Sc. mengatakan bahwa menteri desa telah mendapat
perintah langsung dari presiden bahwa dana desa harus benar-benar dimanfaatkan untuk
mengatasi dan menekan penyebaran covid-19. Sehingga kemudian menteri desa
mengeluarkan surat edaran yakni surat edaran No.4 tahun 2020 tentang pembinaan dan
pengendalian dana desa tahun anggaran 2020 dan surat edaran No.8 tahun 2020 tentang desa
tanggap covid-19 dan penegasan padat karya tunai desa. Dimana isi surat edaran ini telah
sangat jelas dan telah disosialisasikan oleh menteri.
Dana desa dapat di refocusing dan di revisi dengan koordinasi dari kepala desa, mitra
dan pihak kabupaten untuk digunakan semaksimal mungkin sebagai padat karya tunai.
Karena perekonomian masyarakat pedesaan tidak boleh terhenti dan masyarakat memerlukan
pendapatan untuk biaya hidupnya. Padat karya tunai ini diperuntukkan bagi warga miskin,
para penganggur, setengah penganggur dan masyarakat marjinal lainnya yang sangat rentan
dengan kondisi ekonomi saat ini. Hal itu disebabkan karena mereka tidak bisa bekerja dan
makan sehingga mereka akan terbantu dengan adanya padat karya tunai ini.
Kemudian, di kota-kota besar yang menjadi pusat industri dilakukan PHK besar-
besaran, sehingga para pekerja terpaksa pulang kerumah masing-masing karena jika mereka
menetap di kota biaya yang dikeluarkan akan banyak dan mereka tidak bisa memenuhi biaya
hidup mereka, sehingga memilih untuk pulang ke desa. Mereka ini termasuk penganggur
yang berhak mendapatkan bantuan padat karya tunai. Akan tetapi, mereka dikhawatirkan
akan membawa virus covid-19 ini ketika pulang ke desa sehingga perlu adanya antisipasi
pada desa-desa agar mereka yang baru datang dari kota dilakukan tindakan khusus untuk
mencegah penyebaran covid-19.
Menteri desa juga memerintahkan pada kepala desa untuk mengelola dana desa yang
digunakan untuk membentuk relawan covid-19 dengan kepala desa sebagai ketua, BPD
sebagai wakil dan dengan mitra-mitranya yang bertugas melakukan sosialisasi serta edukasi
pada masyarakat. Edukasi pada masyarakat dilakukan tanpa harus bertatap muka seperti
dengan berkeliling desa dengan menggunakan speaker atau pengeras suara. Kemudian
mereka harus memiliki protokol kesehatan dan semuanya harus terlibat dalam menangani hal
ini. Terutama pada masyarakat yang keluar dan masuk desa dan juga pada orang yang baru
mudik. Contoh ketika ada orang yang datang ke desa maka harus dilakukan pengecekan suhu
badan apabila dirasa tinggi maka harus masuk pada ruang isolasi. Ruang isolasi dapat dibuat
dari dana desa atau memanfaatkan tempat-tempat seperti balai desa atau sekolah-sekolah
yang saat ini kosong karena diliburkan. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan tentunya. Kemudian penyemprotan disinfektan harus benar-benar tepat terutama
pada kursi dan meja di tempat pelayanan publik.
Kemudian relawan desa juga harus melakukan pendataan orang yang masuk ke desa,
orang yang tedampak covid dan pasien covid. Mencatat tamu masuk baik dari dalam desa
maupun luar desa dan mencatat orang yang keluar, jika dirasa penting bisa diperbolehkan
akan tetapi harus mengetahui kondisi dari tempat tujuannya, apabila masuk pada zona merah
maka dilakukan sosialisasi apa saja hal yang dibutuhkan saat akan pergi dan bagaimana cara
agar tidak terdampak covid. Mereka yang baru dari kota harus dipastikan riwayat demamnya.
Harus ada jarak ketika masyarakat desa bekerja minimal 1-2 meter. Dan harus dipastikan
bahwa yang bekerja harus benar benar sehat.
Desa dapat membeli alat disinfektan yang kemudian disemprotkan pada tempat-
tempat dan benda-benda yang penting terutama pada tempat isolasi. Selain itu juga
menyediakan alat kesehatan untuk deteksi dini, perlindungan, serta untuk mencegah
perluasan dampak covid. Kemudian relawan juga memberikan informasi penting tentang
rumah sakit rujukan untuk masyarakat yang terdampak covid dan mereka harus memastikan
tidak ada kegiatan yang terdapat perkumpulan massa karena itu dapat memicu menularnya
covid-19.
Kemudian perlu adanya perubahan APBDes dengan recofusing dan revisi. Kepala
desa dan ketua BPD mencermati apa saja yang perlu direvisi, contoh apabila mereka masuk
pada zona merah maka mereka harus membeli alat-alat yang dibutuhkan akan tetapi ekonomi
harus tetap berjalan.
Mereka yang berproduksi bahan makanan atau bahan pokok harus tetap berproduksi
karena masyarakat tetap membutuhkan bahan makanan. Kemudian memasarkannya dengan
market place untuk menghindari penularan covid.
Sekarang ini terdapat Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia dengan program DESICO
(desa siaga covid) yang membantu mengadakan alat pengaman kesehatan untuk desa
,kemudian mempunyai jaringan distribusi sembako dan berperan menstabilkan harga
sembako, mereka membantu pemerintah agar tetap survive yang mengupayakan ekonomi
agara tetap berjalan akan tetapi kesehatan juga terjaga. Dengan menerapkan pola hidup sehat
dan bersih.
Harapan kementrian desa yakni desa surga dimana masyarakat sehat dan sejahtera,
tidak terpapar covid dan yang terdampak covid dapat segera sembuh. Kemudian BUMDES
dapat memproduksi alat kesehatan sendiri dan dijual dengan subsidi dari dana desa sehingga
perekonomian desa tidak berhenti dan dapat menambah pemasukan desa.
Kemudian dr. Syahrizal syarif, MPH, PhD. juga menjelaskan bahwa penting sekali
kepala desa untuk menjaga warganya agar tidak ada satupun yang tertular covid-19 ini.
Aparat desa harus memberikan sosialisasi pada masyarakat apabila keluar rumah harus
memakai masker, mencuci tangan dan membawa handsanitizer. Ketika mengantri harus
berjarak minimal 1 meter dan saat sampai dirumah harus mencuci tangan, mandi dan
mengganti baju untuk mencegah tertular covid. Kemudian untuk orang yang baru dari luar
daerah, kepala desa harus mewajibkan mereka untuk isolasi selama 14 hari dan harus
melapor. Kemudian melakukan pengecekan kondisi suhu tubuh dan melaporkan pada aparat
desa apabila dirasa demam, karena dari 90% orang yang tertular covid berawal dari demam.
Setiap desa harus memiliki relawan dan kader kesehatan yang telah terlatih dari
berbagai bidang. Karena covid-19 ini merupakan virus baru yang sangat cepat menular
apalagi ketika ada yang tidak terdeteksi satu maka akan sangat cepat bertambah setiap
harinya.
Selain itu tugas aparat adalah menjaga keluar masuknya desa dan memantau suhu
tubuh masyarakat yang merupakan gejala awal adanya covid. Relawan desa dapat melakukan
pengecekan suhu tubuh secara berkala pada masing-masing rumah untuk mengetahui siapa
saja yang dicurigai terkena covid. Ketika ada warga yang sakit batuk pilek maka orang
tersebut harus melakukan isolasi mandiri dan menjaga jarak dari keluarganya. Kemudian
tidak membiarkan orang lain menjenguknya. Kemudian ketika mulai merasa sesak maka
orang tersebut masuk sebagai pasien dalam pengawasan dan harus diperiksa di laboratorium.
Sebenarnya dari 100 orang yang sakit 84 orang sakit biasa dan 16 orang yang
membutuhkan perawatan serius. Dari 16 orang tersebut 2-3 orang yang akan meinggal.
Orang-orang ini biasanya adalah orang yang berumur diatas 70 dan telah memiliki riwayat
penyakit kronis sehingga beresiko besar. Biasanya untuk anak-anak muda adalah sakit biasa.
Beliau juga mengatakan aparat desa harus memantau siapa saja orang yang sudah
berumur diatas 70 agar tidak diperbolehkan untuk pergi kemanapun karena mereka sangat
rentan. Kemudian mereka harus menjaga agar warga desa tidak sakit apabila ada yang sakit
maka aparat desa bertugas mendampingi orang tersebut untuk diantar kerumah sakit rujukan
dengan menggunakan APD yang harus ada pada setiap desa. Kemudian juga menggunakan
ambulance dan tim kesehatan. Kemudian sangat penting untuk aparat desa melakukan
pengertian pada masyarakat bahwa mereka yang meninggal karena covid harus ditangani
oleh petugas yang terlatih dan mereka dapat disolatkan namun dengan jarak minimal 1 meter
atau 2 meter dan tidak berkerumun. Sehingga ketika mereka telah memiliki pengertian
tentang maka tidak akan terjadi keributan tentang masalah kematian pasien covid-19.
Keberhasilan pada tingkat desa sangat menentukan berhentinya penyebaran rantai
covid-19 di Indonesia sehingga diperlukan usaha yang sangat keras bagi aparat desa dan juga
masyarakat agar bergotong royong untuk mencegah adanya covid-19 masuk di desa masing-
masing.
Kemudian I Wayan Supariana (KPMD Desa Sibetan) mengatakan bahwa di desa
mereka telah mengupayakan banyak hal bersama dengan relawan-relawan dilingkungannya
untuk menangani adanya covid-19 ini. Dengan jumlah penduduk 11.436 jiwa dengan luas
10.400 rb ha. disana terdapat banyak banjar dinas atau RT RW. Langkah-langkah yang
mereka lakukan antara lain mengedukasi masyarakat tentang hal-hal terkait covid-19 sebelum
nyepi dan kemudian membagikan masker khususnya pada lansia, melakukan edukasi melalui
media online seperti Whatsapp grup pada tiap banjar untuk kemudian disalurkan pada
masyarakat, melakukan lockdown setelah hari raya nyepi, membuat handsanitizer dan
disinfektan mandiri kemudian membagikan pada beberapa masyarakat dan mengajarkan pada
masyarakat agaa hidup bersih dan sehat.
Akan tetapi sedikit sulit untuk menyalurkan padat karya tunai karena sulitnya dengan
menjaga jarak saat membagikannya karena masyarakat selalu bergerombol saat pembagian
kemudian dan terbatasnya komunikasi antar aparat desa.
Menurut Balai Denpasar edaran surat No.8 tentang desa tanggap covid dan
penegasan program padat karya tunai telah disalurkan pada seluruh kepala desa. Dana desa
digunakan untuk penanganan bencana covid-19. Desa sendiri telah memiliki dana desa dan
alokasi dana desa. Alokasi dana desa dapat dipergunakan untuk relawan karena mereka juga
telah bekerja keras.
Saat ini kita harus berikhtiar, berdoa dan menerapkan pola hidup sehat agar virus ini
segera hilang.

Anda mungkin juga menyukai