HASNURSYIDAH / 3 12 09
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan dalam bentuk
yang sedrhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai saah satu acuan , petunjk
maupun pedoman bagi pembaca mengenai pengetahuan tentang kesehatan.
Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahan dan pengalaman bagi para
pembaca , walaupn kami akui masih banyak kekrangan dalam penyajian makalah ini karena ilmu
yang kami miliki masih sangat kurang.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang teah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir sehingga menjadi sebuah makalah.
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan makalah
berikutnya, terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. kesimpulan ……………………………………………………14
B. Saran …………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Forceps mempunyai berbagai macam ukuran dan bentuk, tetapi pada dasarnya terdiri
dari 2 tangkai forceps yang saling menyilang dan bisa dimasukkan sat persatu kedalam
vagina. Tiap tangkai forceps dapat diputar dalam posisi yang sesuai dengan kepala bayi
dan kemudian dikunci. Pada dasarnya tiap tangkai forceps mempunyai 4 komponen.
Komponen tersebut adalah daun, leher, kunci, dan gagang. Tiapdaun mempunyai dua
lengkungan, yakni lengkung sefalik (lengkung kepala) dan lengkung pelvik (lengkung
panggul). Lengkung kepala sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung
panggul sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung panggul sesuai dengan
jalan lahir. Daun forceps berbentuk oval sampai bulat panjang dan ada beberapa variasi
lain yang lebih fleksibel agar dapat memegang kepala bayi dengan lebih kuat.
Lengkung kepala harus cukup besar untuk memegang kepala bayi dengan kuat tanpa
menimbulkan kompresi, namun tidak terlalu besar agar alat tersebut tidak meleset.
Lengkung panggul kurang lebih sesuai dengan sumbu jalan lahir, tetapi diantara
berbagai alat forceps harus terdapat variasi yang luas. Daun forceps dihubungkan
dengan bagian gagang melalui leher dengan panjang yang mengikuti kebutuhan alat
tersebut.
Macam persendian atau kunci forceps bervariasi menurut macam alat. Cara penguncian
yang umum terdiri dari sebuah ceruk yang terletak dileher forceps pada sambungannya
dengan bagian gagang, dan ceruk ini pas dengan ceruk serupa yang terletak pada leher
tangkai forceps lainnya. Bentuk penguncian semacam ini umumnya disebut kunci
inggris. Kunci geser digunakan pada beberapa jenis forceps, misalnya forceps Kielland
dan forceps Barton, dimana sebuah penampung bentuk U tunggal terpasang ditengah
pada leher tangkai forceps kiri untuk menerima leher tangkai forceps kanan. Kunci
geser memudahkan leher untuk bergerak maju mundur secara bebas. Bagian-bagian
kunci forceps dengan tife yang cukup berbeda, yaitu kunci Perancis, terdiri dari sebuah
mata mur baut. Setelah tiap tangkai mata baut dan mata baut dikencangkan untuk
mengunci secara kuat kedua tangkai forceps tersebut menjadi satu.
B. Rumsan masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps.
Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin.
Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi
bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
(Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan porceps yang
dipasang pada kepalanya.
(Menurut sumber dari buku Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 2000)
Cunam /forceps ialah suatu alat kebidanan untuk melahirkan janin dengan tarikan pada
kepalanya; disamping itu alat tersebut dapat digunakan untuk menyelenggarakan putaran
kepala janin. Cunam dipakai untuk membantu atau mengganti HIS, akan tetapi sekali-kali
tidak boleh digunakan untuk memaksa kepala janin melewati rintangan dalam jalan lahir
yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan HIS yang normal. Jika prinsip pokok ini tidak
diindahkan, maka ekstraksi cunam mengakibatkan luka pada ibu dan terutama pada anak.
(Menurut sumber dari buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 2002)
B. Bagian-bagian forceps
Cunam / forceps terdiri dari dua sendok yaitu sendok kanan dan sendok kiri
6
Sendok kanan / forceps kanan adalah cunam yang dipegang di tangan kanan
penolong dan di sebelah kanan ibu
Sendok kiri / forceps kiri adalah cunam yang dipegang di tangan kiri poenolong
dan di sebleah kiri ibu
Daun forceps : bagian yang dipasang di kepala janin saat melakukan ekstraksi forceps.
Terdiri dari dua bagian (curve) yaitu lengkngan kepala janin (chepalic curve)dan
lengkungan panggul (cervical curve)
Tangkai forceps : bagian yang terletak antara daun forceps dan kunci forceps
Kunci forceps : terdiri atas beberapa macam yaitu interlocking , system sekrup dan
system sliding
D. Jenis-jenis forceps
♠ Forceps Neagele
♠ Forceps Kielland
♠ Forceps Piper sering digunakan untuk menarik kepala yang sulit lahir pada letak
sungsang (after coming head).
Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibedakan beberapa macam tindakan
forceps yaitu:
Forceps rendah (low forceps = outlet forceps) Pada forceps rendah, kepala sudah
turun sampai di H-IV artinya ukuran kepala yang terbesar sudah melewati pintu
atas panggul dan telah sampai ke dasar panggul, dan telah kelihatan dari luar.
7
Forceps tengah (mid forceps) Pada forceps tengah kepala sudah turun sampai H-
III+, artinya ukuran kepala terbesar telah melewati PAP, tapi belum sampai ke
dasar panggul.
Forceps tinggi (high forceps) Pada forceps tinggi kepala sudah sampai H I-II
(belum masuk PAP) artinya ukuran terbesar kepala belum melewati PAP, dengan
perkataan lain kepala masih dapat goyang. Forceps tinggi ini sekarang tidak
dilakukan lagi karena banyak sekali komplikasi untuk ibu maupun untuk janin.
Sebagai gantinya sekarang dilakukan seksio sesarea.
Forceps rendah .
Pembukaan lengkap
Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan
Presentasi kepala dan ukuran kecil cakap cunam
Tidak ada kesempitan panggul
Anak hidup (termasuk dengan kondisi gawat janin)
Penurunan H III + H III-IV (Puskesmas H IV/dasar panggul).
Kontraksi baik
Ibu tidak gelisah kooperatif
Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi forceps, harus dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik)
Pembukaan servik lengkap
Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah terjadi engagement)
Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam.
Janin hidup
Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.
1. Gawat janin
Tanda-tanda gawat janin antara lain:
a. DJJ menjadi cepat takhikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
b. DJJ menjadi lebih lambat bradikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
c. Adanya mekonium (pada janin letak kepala).
2. Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik Band, sudah
setinggi kira-kira 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H-III
sampai H-IV.
3. Adanya oedema pada vagina/vulva. Adanya oedema pada jalan lahir, artinya
partus telah berlangsung lama.
4. Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.
5. Eklamsi yang emngancam.
6. Indikasi Pinard, yaitu:
Kepala sudah di H-IV.
8
Pembukaan servik lengkap.
Ketuban sudah pecah.
2 jam mengedan janin belum lahir juga.
Catatan : Ada klinik yang menetapkan lamanya sewaktu mengedan ini. ½ 1 jam.
Dibagian obstetri FK-USU waktu yang dianut adalah 1 jam.
7. Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, umpamanya:
Ibu dengan dekompensasi kordis.
Ibu dengan koch pulmonum berat.
Ibu dengan enemi berat (HB 6 gr% atau kurang)
Pre-eklamsi berat.
Ibu dengan asma bronchial.
8. Partus tidak maju-maju umpama pada putar paksi salah, UUK melintang.
9. Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga (Exhausted mother).
9
Kontraindikasi
10
Instrumen
a. Set Partus: 1 set
b. Ekstraktor cunam: 1 set (Naegele), atau Kielland atau Boerma
c. Klem ovum: 2
d. Cunam tampon: 1
e. Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai):2
f. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1
Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung: 3 set.
Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang.
Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang.
Instrumen
a. Lampu sorot: 1
b. Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter: 1.
3. Bayi
Instrumen
Medikamentosa
11
5. Ekstraksi cunam percobaan
6. Ekstraksi cunam definitif.
7. Membuka dan melepaskan sendok cunam.
Prosedur yang dijalankan, sama dengan UUK kanan belakang tetapi pemasangan
pertama adalah cunam kiri, setelah itu dipasang cunam kanan. Penguncian secara
langsung dan pebarikan juga mempunyai dua alternatif, yaitu cara Lange-
Scanzoni (dua tahap) dan cara de Moehrer (langsung).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps.
Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin.
Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi
bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
B. Saran
Pada zaman sekarang yang semakin pesat akan teknologi canggih, bahkan sebagian besar
alat-alat medis yang bersifat manualsudah mulai jarang dipakai oleh kalangan tenaga
medis. Disini alat forceps masih bisa digunakan oleh kalangan tenaga medis dalam
membantu dan menolong persalinan secara manual tanpa ada indikasi sedikitpun, maka
kita didalam penggunaannya pun sangat ekstra hati-hati sebab ini merupakan dan
memyangkut nyawa Ibu dan janin. Untuk itu sebelumnya kita harus bisa memberikan
penyuluhan akan tindakan segera apabila nantinya di dalam suatu proses persalinan ada
hal yang menyebabkan patologis terhadap pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
15