Anda di halaman 1dari 15

FIRA / 3 12 07

HASNURSYIDAH / 3 12 09
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan dalam bentuk
yang sedrhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai saah satu acuan , petunjk
maupun pedoman bagi pembaca mengenai pengetahuan tentang kesehatan.

Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahan dan pengalaman bagi para
pembaca , walaupn kami akui masih banyak kekrangan dalam penyajian makalah ini karena ilmu
yang kami miliki masih sangat kurang.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang teah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir sehingga menjadi sebuah makalah.
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan makalah
berikutnya, terimakasih.

Watampone 15 juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………… ii


DAFTAR ISI ………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………4


B. Rumusan Masalah ………………………………………...4
C. Tujuan ………………………………………………..……5

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi forceps ………………………………………….… 6


B. Bagian-bagian forceps ….………………………………….. 6
C. Tujuan dari kegnaan forceps……………………………..… 7
D. Jenis-jenis forceps …..……………………………………... 7
E. Macam-macam tindakan forceps ………..…………… … ... 7
F. Syarat-syarat dilakukan ekstraksi forceps………………. … .8
G. Indikasi dan kontraindikasi ekstraksi forceps..…….… … … .8
H. Kompikasi ekstraksi forceps ……………..……………… ….10
I. Persiapan ekstraksi forceps ………….…..……………… …..10
J. Prosedur dan angkah ekstraksi forceps ……..………… …… 11

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan ……………………………………………………14
B. Saran …………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Forceps mempunyai berbagai macam ukuran dan bentuk, tetapi pada dasarnya terdiri
dari 2 tangkai forceps yang saling menyilang dan bisa dimasukkan sat persatu kedalam
vagina. Tiap tangkai forceps dapat diputar dalam posisi yang sesuai dengan kepala bayi
dan kemudian dikunci. Pada dasarnya tiap tangkai forceps mempunyai 4 komponen.
Komponen tersebut adalah daun, leher, kunci, dan gagang. Tiapdaun mempunyai dua
lengkungan, yakni lengkung sefalik (lengkung kepala) dan lengkung pelvik (lengkung
panggul). Lengkung kepala sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung
panggul sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung panggul sesuai dengan
jalan lahir. Daun forceps berbentuk oval sampai bulat panjang dan ada beberapa variasi
lain yang lebih fleksibel agar dapat memegang kepala bayi dengan lebih kuat.
Lengkung kepala harus cukup besar untuk memegang kepala bayi dengan kuat tanpa
menimbulkan kompresi, namun tidak terlalu besar agar alat tersebut tidak meleset.
Lengkung panggul kurang lebih sesuai dengan sumbu jalan lahir, tetapi diantara
berbagai alat forceps harus terdapat variasi yang luas. Daun forceps dihubungkan
dengan bagian gagang melalui leher dengan panjang yang mengikuti kebutuhan alat
tersebut.
Macam persendian atau kunci forceps bervariasi menurut macam alat. Cara penguncian
yang umum terdiri dari sebuah ceruk yang terletak dileher forceps pada sambungannya
dengan bagian gagang, dan ceruk ini pas dengan ceruk serupa yang terletak pada leher
tangkai forceps lainnya. Bentuk penguncian semacam ini umumnya disebut kunci
inggris. Kunci geser digunakan pada beberapa jenis forceps, misalnya forceps Kielland
dan forceps Barton, dimana sebuah penampung bentuk U tunggal terpasang ditengah
pada leher tangkai forceps kiri untuk menerima leher tangkai forceps kanan. Kunci
geser memudahkan leher untuk bergerak maju mundur secara bebas. Bagian-bagian
kunci forceps dengan tife yang cukup berbeda, yaitu kunci Perancis, terdiri dari sebuah
mata mur baut. Setelah tiap tangkai mata baut dan mata baut dikencangkan untuk
mengunci secara kuat kedua tangkai forceps tersebut menjadi satu.

B. Rumsan masalah

1. Pengertian ekstraksi forceps


2. Bagian-bagian forceps
3. Tujan dari kegunaan forceps
4. Jenis-jenis tindakan forceps
5. Indikasi ekstraksi forceps
6. kontraindikasi ekstraksi forceps
7. Syarat meakkan ekstraksi forceps
8. Kompikasi
9. Persiapapan ekstraksi forceps

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian ekstraksi forceps.


2. Untuk mengetahui bagian-bagian forceps.
3. Untuk mengetahui tujan dari kegunaan forceps.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis tindakan forceps.
5. Untuk mengetahui dan memahami indikasi tindakan ekstraksi forceps.
6. Untuk mengetahui dan memahami kontraindikasi ekstraksi forceps.
7. Untuk mengetahui dan memahami syarat melakukan ekstraksi forceps.
8. Untuk mengetahui dan memahami kompikasi ekstraksi forceps.
9. Untuk mengetahui dan memahami persiapan ekstraksi forceps.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps.
Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin.
Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi
bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
(Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)

Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan porceps yang
dipasang pada kepalanya.
(Menurut sumber dari buku Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 2000)

Cunam /forceps ialah suatu alat kebidanan untuk melahirkan janin dengan tarikan pada
kepalanya; disamping itu alat tersebut dapat digunakan untuk menyelenggarakan putaran
kepala janin. Cunam dipakai untuk membantu atau mengganti HIS, akan tetapi sekali-kali
tidak boleh digunakan untuk memaksa kepala janin melewati rintangan dalam jalan lahir
yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan HIS yang normal. Jika prinsip pokok ini tidak
diindahkan, maka ekstraksi cunam mengakibatkan luka pada ibu dan terutama pada anak.
(Menurut sumber dari buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 2002)

B. Bagian-bagian forceps

Cunam / forceps terdiri dari dua sendok yaitu sendok kanan dan sendok kiri

6
 Sendok kanan / forceps kanan adalah cunam yang dipegang di tangan kanan
penolong dan di sebelah kanan ibu
 Sendok kiri / forceps kiri adalah cunam yang dipegang di tangan kiri poenolong
dan di sebleah kiri ibu

Daun forceps : bagian yang dipasang di kepala janin saat melakukan ekstraksi forceps.
Terdiri dari dua bagian (curve) yaitu lengkngan kepala janin (chepalic curve)dan
lengkungan panggul (cervical curve)

Tangkai forceps : bagian yang terletak antara daun forceps dan kunci forceps

Kunci forceps : terdiri atas beberapa macam yaitu interlocking , system sekrup dan
system sliding

Pemegang forceps : bagian yang di pegang penolong saat melakukan ekstraksi

C. Tujuan dari kegunaan forceps


1. Traksi : Yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan, yang disebabkan oleh
karena satu dan lain hal.
2. Koreksi : Yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanan
depan atau sekali-kali UUK melintang kiri dan kanan atau UUK kiri atau kanan
belakang menjadi UUK depan (dibawah simfisis pubis).
3. Kompresor : untuk menambah moulage kepala.

D. Jenis-jenis forceps

Forceps yang sering digunakan dalam praktek adalah :

♠ Forceps Neagele
♠ Forceps Kielland
♠ Forceps Piper sering digunakan untuk menarik kepala yang sulit lahir pada letak
sungsang (after coming head).

Jenis forsep lainnya adalah:


a. Forsep Boerma
b. Forsep Tarnier
c. Forsep Simpson

E. Macam-macam tindakan forceps

Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibedakan beberapa macam tindakan
forceps yaitu:
 Forceps rendah (low forceps = outlet forceps) Pada forceps rendah, kepala sudah
turun sampai di H-IV artinya ukuran kepala yang terbesar sudah melewati pintu
atas panggul dan telah sampai ke dasar panggul, dan telah kelihatan dari luar.

7
 Forceps tengah (mid forceps) Pada forceps tengah kepala sudah turun sampai H-
III+, artinya ukuran kepala terbesar telah melewati PAP, tapi belum sampai ke
dasar panggul.
 Forceps tinggi (high forceps) Pada forceps tinggi kepala sudah sampai H I-II
(belum masuk PAP) artinya ukuran terbesar kepala belum melewati PAP, dengan
perkataan lain kepala masih dapat goyang. Forceps tinggi ini sekarang tidak
dilakukan lagi karena banyak sekali komplikasi untuk ibu maupun untuk janin.
Sebagai gantinya sekarang dilakukan seksio sesarea.
Forceps rendah .

F. Syarat-syarat dilakukan ekstraksi forceps

 Pembukaan lengkap
 Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan
 Presentasi kepala dan ukuran kecil cakap cunam
 Tidak ada kesempitan panggul
 Anak hidup (termasuk dengan kondisi gawat janin)
 Penurunan H III + H III-IV (Puskesmas H IV/dasar panggul).
 Kontraksi baik
 Ibu tidak gelisah kooperatif

Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi forceps, harus dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
 Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik)
 Pembukaan servik lengkap
 Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah terjadi engagement)
 Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam.
 Janin hidup
 Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.

G. Indikasi & Kontraindikasi

1. Gawat janin
Tanda-tanda gawat janin antara lain:
a. DJJ menjadi cepat takhikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
b. DJJ menjadi lebih lambat bradikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
c. Adanya mekonium (pada janin letak kepala).
2. Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik Band, sudah
setinggi kira-kira 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H-III
sampai H-IV.
3. Adanya oedema pada vagina/vulva. Adanya oedema pada jalan lahir, artinya
partus telah berlangsung lama.
4. Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.
5. Eklamsi yang emngancam.
6. Indikasi Pinard, yaitu:
Kepala sudah di H-IV.

8
Pembukaan servik lengkap.
Ketuban sudah pecah.
2 jam mengedan janin belum lahir juga.
Catatan : Ada klinik yang menetapkan lamanya sewaktu mengedan ini. ½ 1 jam.
Dibagian obstetri FK-USU waktu yang dianut adalah 1 jam.
7. Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, umpamanya:
Ibu dengan dekompensasi kordis.
Ibu dengan koch pulmonum berat.
Ibu dengan enemi berat (HB 6 gr% atau kurang)
Pre-eklamsi berat.
Ibu dengan asma bronchial.
8. Partus tidak maju-maju umpama pada putar paksi salah, UUK melintang.
9. Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga (Exhausted mother).

 Indikasi relatif (elektif, prolaktif)

1) Ekstraksi cunam yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun


janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila
dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya.
2) Indikasi relatif dibagi menjadi
 Indikasi de lee.
Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah didasar panggul;
putaran paksi dalam sudah sempurna; M.Levator Ani sudah
teregang; dan syarat-syarat ekstraksi cunam lainnya sudah
dipenuhi. Ekstraksi cunam atas indikasi elektif, dinegara-negara
barat sekarang banyak dikerjakan, karena dinegara-negara tersebut
banyak dipakai anestesia atau conduction analgesia guna
mengurangi nyeri dalam persalinan. Anestesia dan conduction
analgesia menghilangkan tenaga mengejan, sehingga persalinann
harus diakhiri dengan ekstraksi cunam.
 Indikasi Pinard.
Ekstraksi cunam yang mempunyai syarat sama dengan indikasi de
Lee, hanya disini penderita harus sudah mengejan selama 2 jam.
3) Keuntungan indikasi profilaktik, ialah
 Mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
 Mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir.
 Kala II diperpendek
 Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala.

 Indikasi absolut (mutlak).

1. Indikasi Ibu : Eklamsia, Preeklamsia, Ruptura uteri membakat , Ibu


dengan penyakit jantung, paru-paru, dll.
2. Indikasi janin : Gawat janin
3. Indikasi waktu : Kala II memanjang.

9
 Kontraindikasi

 Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka dengan mento posterior).


 Panggul sempit (disproporsi kepala-panggul).
 Janin sudah lama mati sehingga kepala tidak bulat dan keras lagi, sehingga
 kepala sulit dipegang dengan forsep.
 Anencephalus.
 Adanya disproporsi sefalok-pelvik.
 Kepala masih tinggi (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul).
 Pembukaan belum lengkap.
 Pasien bekas operasi vesiko-vaginal fistel.
 Jika lingkaran kontraksi patologik Band sudah hampir setinggi pusat atau
lebih.
H. Komplikasi Ekstraksi Forceps
1. Komplikasi-komplikasi pada janin
 Hematoma pada kepala
 Perdarahan dalam tengjorak (intra cranial hemorrahage)
 Erb’s paralyse
 Fractura crania
 Protusio bulbi
 Perdarahan didalam corpus vitrium mata.
 Luka lecet pada kepala
 Facialis parese.
2. Komplikasi-kompliaksi pada ibu :
 Ruptura uteri
 Kolpoporrhexis
 Symfisiolisis
 Shock
 Perdarahan postpartum
 Pecahnya varices dari pada vagina.
I. Persiapan ekstraksi forceps

1. Pesiapan Pasien & Alat


 Cairan dan selang infus sudah terpasang.
 Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
 Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
 Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
 Medikamentosa
a. Oksitosin.
b. Ergometrin.
c. Prokain 1%.
 Larutan antiseptik (Providon iodin 10%).
 Oksigen dengan regulator.

10
 Instrumen
a. Set Partus: 1 set
b. Ekstraktor cunam: 1 set (Naegele), atau Kielland atau Boerma
c. Klem ovum: 2
d. Cunam tampon: 1
e. Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai):2
f. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1

2. Persiapan Penolong (Operator & Asisten)

 Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung: 3 set.
 Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang.
 Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang.
 Instrumen
a. Lampu sorot: 1
b. Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter: 1.

3. Bayi

 Instrumen

 Penghisap lendir dan sudep/penekan lidah: 1 set


 Kain penyeka muka dan badan:2
 Meja bersih, kering dan hangat (untuk tindakan):1
 Inkubator: 1 set
 Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set
 Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai): 2
 Kateter intravena atau jarum kupu-kupu: 2
 Popok dan selimut: 1

 Medikamentosa

 Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%.


 Antibiotika.
 Akuabidestilata dan Dekstrose 10%.

 Oksigen dan Regulator.

J. Prosedur langkah ektraksi forceps

Ekstraksi forceps terdiri dari tujuh langkah, yaitu:


1. Penolong membayangkan bagaimana cunam akan dipasang.
2. Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
3. Mengunci sendok cunam.
4. Menilai hasil pemasangan daun cunam

11
5. Ekstraksi cunam percobaan
6. Ekstraksi cunam definitif.
7. Membuka dan melepaskan sendok cunam.

 Posisi UUK Kiri Depan


1. Lakukan tindakan aseptik pada perineum
2. Lakukan infiltrasi larutan anestesi lokal (prokain 1%) pada perineum
(berbentuk sisi dan garis tengah segitiga, puncaknya berada dikomisura
posterior, ujung kaki segitiga masing-masing 2,5 cm lateral kiri dan kanan
dari anus).
3. Pegang gagang cunam kanan seperti memegang pensil.
4. Masukkan jari tangan kedalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri) hingga
mencapai sisi lateral kanan bawah kepala janin. Ibu jari tetap berada diluar.
5. dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ubu, kemudian
masukkan ujung daun cunam kanan ke vagina (menelusuri alur diantara jari-
jari tangan kiri dan dibantu dengan dorongan ibu jari), sementara itu atur
posisi gagang cunam sehingga daun cunam menempati posisi yang sesuai
dengan sisi lateral kanan janin.
6. Setelah daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar dengan lantai,
geser daun cunam (dengan tangan kiri) ke atas, hingga menempati posisi
seperti saat melakukan orientasi (miring terhadap panggul).
7. Minta asisten untuk mempertahankan cunam pada posisi.
8. Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan
kanan ke dalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri vagina).
9. Masukkan daun cunam kedalam vagina (menelusuri alur jari) secara langsung
dan berhadapan dengan posisi cunam kanan. Masukkan hingga gagang cunam
berada posisi sejajar dengan lantai.

INGAT: Setiap kesulitan atau terdapat hambatan dalam melaksanakan


prosedur pemasangan cunam sehingga cunam tidak dapat terpasang dengan
baik maka kondisi ini digolongkan sebagai kegagalan pemasangan cunam.
Kegagalan proses pemasangan merupakan indikasi untuk di Rujuk atau
Terminasi per abdominan.

 UUK Kanan Depan


1. Lakukan tindakan asepsis-antisepsis pada perineum
2. Lakukan infiltrasi larutan anestesis lokal (prokain 1%) pada perineum.
3. Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil.
4. Masukkan jari tangan sebagai alur daun cunam.
5. Dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu, masukkan
daun cunam kiri ke vagina, sementara itu atur posisi gagang cunam hingga
daun cunam menempati posisi yang sesuai dengan sisi lateral kiri janin.
6. Setelah daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar dengan lantai,
geser daun cunam keatas, hingga menempati posisi seperti saat melakukan
orientasi (miring terhadap panggul).
12
7. Minta asisten untuk mempertahankan cunam pada posisinya.
8. Pegang gagang cunam kanan seperti memegang pensil dan letakkan jari
tangan kiri kedalam vagina (menelusuri dinding lateral kanan vagina).
9. Masukkan daun cunam kanan kedalam vagina (menelusuri alur diantara jari-
jari tangan kiri) secara langsung dan berhadapan dengan posisi cunam kiri.
Masukkan hingga gagang cunam berada pada posisi sejajar dengan lantai.

 Posisi UUK Kanan Belakang


1. Lakukan tindakan asepsis-antisepsis pada perineum.
2. Lakukan infiltrasi larutan anestesi lokal (prokain 1%) pada perineum.
3. Pegang gagang cunam kanan seperti memegang pensil.
4. Masukkan jari tangan kiri kedalam vagina, ibu jari tetap berada diluar.
5. Dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu, masukkan
ujung daun cunam dan atur posisi gagang hingga cunam menempati posisi
yang sesuai dengan sisi lateral kiri janin.
6. Setelah daun cunam terpasang dan gagangnya sejajar dengan lantai, geser
daun cunam (dengan tangan kiri) ke atas, hingga menempati posisi seperti
pada orientasi (miring terhadap panggul).
7. Minta asisten untuk mempertahankan cunam pada posiisnya.
8. Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan
kanan ke dalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri vagina)
9. Masukkan daun cunam ke dalam vagina secara langsung dan berhadapan
dengan posisi cunam kanan. Masukkan hingga gagang cunam sejajar dengan
lantai.

 Posisi UUK Kiri Belakang

Prosedur yang dijalankan, sama dengan UUK kanan belakang tetapi pemasangan
pertama adalah cunam kiri, setelah itu dipasang cunam kanan. Penguncian secara
langsung dan pebarikan juga mempunyai dua alternatif, yaitu cara Lange-
Scanzoni (dua tahap) dan cara de Moehrer (langsung).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps.
Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin.
Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi
bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
B. Saran
Pada zaman sekarang yang semakin pesat akan teknologi canggih, bahkan sebagian besar
alat-alat medis yang bersifat manualsudah mulai jarang dipakai oleh kalangan tenaga
medis. Disini alat forceps masih bisa digunakan oleh kalangan tenaga medis dalam
membantu dan menolong persalinan secara manual tanpa ada indikasi sedikitpun, maka
kita didalam penggunaannya pun sangat ekstra hati-hati sebab ini merupakan dan
memyangkut nyawa Ibu dan janin. Untuk itu sebelumnya kita harus bisa memberikan
penyuluhan akan tindakan segera apabila nantinya di dalam suatu proses persalinan ada
hal yang menyebabkan patologis terhadap pasien.

14
DAFTAR PUSTAKA

Long C Barbara, 1996, PerawatanMedika Bedah, YIA PendidikanKeperawatan Pajajaran Bandung,


Bandung
Sastrawinata Sullaiman, 1983, ObstetriFisiologi, Offset, Bandung
Sastra, Sulaiman, 1983, ObstetriPatologi, Elemen Banddung
Johnson Marion. Maas Maridean. Noorhead Sue. 1997. Nursing OutcomesClassification (NOC).
United States of America. EGC.
Mc Closkey Joanne C. Bulecheck Gloria M. 1997. Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America. EGC.
Santosa Budi. 2005. Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 – 2006. Jakarta: Prima Medika.
http://himikastikesmadani.blogspot.com/2012/12/laporan-pendahuluan-tindakan-foceps.html
http://yuudi.blogspot.com/2011/05/ekstraksi-forceps.html

15

Anda mungkin juga menyukai