OLEH KELOMPOK 2
ALVINDO
AUREL NATASYA
DENI JULIA ANGGARA
HESTY SEFTIA
MAULANA SAPUTRA
REFLI YUSUF SAPUTRA
SISKA NANDA PUTRI
SECI SELVIA
SISKA SASMITA
WENI ZAKIA
`
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, bahwa dari segi geografis Indonesia merupakan bangsa yang
majemuk, posisi yang strategis dan potensial serta ke-majemuk-an Indonesia
disebabkan oleh berbagai hal. Kondisi demikian juga menjadi berpotensi ancaman
bagi keutuhan negara. Sudah hal yang lumrah kalau suatu bangsa atau negara
dengan sumberdaya yang melimpah akan membuat terpesona bangsa atau negara
lain. Dalam makalah ini Penulis mencoba mengangkat tema tentang "ANCAMAN
TERHADAP NEGARA INDONESIA"
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Ancaman?
2. Bagaimana Ancaman terhadap Negara Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal
ika?
3. Bagaimana Membangun Integrasi Nasional Melalui Pemahaman Terhadap Nilai-
nilai Bhineka Tunggal Ika?
4. Seberapa Pentingnya Usaha Pembelaan Negara dalam kesatuan NKRI?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pengertian dari Ancaman
2. Dapat mengetahui dan memahami Ancaman terhadap Negara Indonesia dalam
bingkai Bhineka Tunggal ika
3. Dapat mengetahui dan memahami Membangun Integrasi Nasional Melalui
Pemahaman Terhadap Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika
4. Dapat mengetahui dan memahami seberapa Pentingnya Usaha Pembelaan
Negara dalam kesatuan NKRI
`
BAB II
PEMBAHASAN
`
- Memiliki banyak wilayah dengan potensi lahan yang subur.
- Dilewati garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan dua musim yaitu
musim kemarau dan hujan
- Memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia dengan beragam suku, ras,
bahasa, dan agama sehingga memiliki kebudayaan yang beragam.
- Terletak diantara dua dangkalan besar yaitu dangkalan sunda dan dangkalan
sahul
- Terletak diantara tiga lempeng yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan
Pasifik
2. Ancaman Disitegrasi
Ancaman terhadap keutuhan NKRI tidak selamanya dalam bentuk fisik atau bersifat
militer. Ancaman nonfisik atau tidak bersifat militer juga menjadi suatu ancaman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengancam integrasi bangsa.
Berikut ini merupakan bentuk bentuk ancaman yang dapat menimbulkan disentegrasi
dan mengganggu keutuhan NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
a. Ideologi
`
b. Demografi
c. Penyalahgunaan Teknologi
d. Faktor Alam
e. Masalah social dan budaya
f. Politik
3. Ancaman Globalisasi
Globalisasi merupakan proses dunia menjadi satu jaringan tanpa batas antarbangsa
karena kemajuan teknologi dan komunikasi. Batas antarbangsa menjadi samar,
masyarakat dapat mengakses informasi, mendapatkan barang serta berpergian
dengan mudah, namun dibalik semua keuntungan globalisasi tersimpan bahaya
yang mengancam. Berikut merupakan ancaman globalisasi dalam berbagai bidang
a. Ekonomi
b. Sosial budaya
4. Ancaman Memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa
Memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa menjadi permasalahan
yang perlu mendapat perhatian serius. Permasalahan ini sering dikaitkan dengan
kemajuan dibidang komunikasi termasuk didalamnya penyebaran informasi baik
melalui media cetak maupun media elektronik. Hal tersebut berdampak terhadap
ideologi, agama, budaya dan nilai nilai yang dianut masyarakat Indonesia
Pengaruh derasnya budaya global yang negative menyebabkan kesadaran terhadap
nilai nilai budaya bangsa semakin memudar. Hal ini tercermin dari perilaku
masyarakat Indonesia yang lebih menghargai budaya asing dibandingkan budaya
bangsa baik dalam cara berpakaian, bertutur kata, pergaulan bebas dan pola hidup
konsumtif serta kurangnya penghargaan terhadap produk dalam negeri
B. Membangun Integrasi Nasional Melalui Pemahaman Terhadap Nilai-nilai
Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bagi bangsa Indonesia yang artinya
walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Makna dari semboyan ini
menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan NKRI.
1. Aktualisasi pemahaman nilai-nilai bhineka tunggal ika
aktualisasi nilai-nilai bhineka tunngal ika terimplomentasi dalam setiap bidang
kehidupan, di antaranya politik, hukum, pemerintahan, ekonomi, pendidikan,
kesehatan, social dan budaya.
a. Aktualisasi Bidang Politik
berikut adalah contoh aktualisasi bidang politik :
1. pada saat pemilu, setiap warga memiliki hak suara sekalipun warga yang cacat,
seharusnya warga yg seperti itu harus di fasilitasi untuk menyalurkan hak suaranya
tersebut
2. walaupun berbeda politik, setiap anggota DPR harus mendahulukan kepentingan
bangsa setiap memutuskan kebijakan dan membuat peraturan perundang-undan
b. Aktualisasi Bidang Hukum Dan Pemerintahan
berikut ini contoh aktualisasi bidang hukum dan pemerintahan :
`
- seorang presiden atau kepala daerah harus dapat mengakomodasikan kepentingan
rakyatnya tanpa membedakan suku, agama, dan status sosial.
- Para penegak hukum, seperti : polisi, pengacara, jaksa, dan hakim, harus bersikap
objektif dan tidak melakukan diskriminasi kepada semua para pelanggar hukum.
- Masyarakat harus menaati setiap hukum yang berlaku di indonesia. Tidak adda
perbedaan.
c. Aktualisasi Bidang Sosial Budaya
penerapan aktualisasi nilai-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan sosial budaya
akan mencipatakan sikap yang mengakui, menerima dan menghormati segala
bentuk keragaman masyarakat.
Berikut ini contoh aktualisasi bhineka tunggal ika dalam bidang sosial budaya :
1. satu suku dengan suku yang lainnya harus saling menghormati.
2. setiap orang di negeri ini bangga dan turut serta dalam mengembangkan
kebudayaan nasional.
d. aktualisasi bidang pertahanan keamanan
penerapan pemahaman nilai-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan pertahanan
keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air. Hal ini penting dalam
membentuk sikap bela negara.
Berikut ini contoh aktualisasi bhineka tunggal ika dalam bidang pertahan dan
keamanan :
1. setiap WNI harus memiliki sifat bela negara.
2. setiap unsur TNI/POLRI menjadi pengayon seluruh lapisan masyarakat tanpa
diskriminasi
3. setiap individu dan masyarakat turut serta dalam menjaga keamanan di
lingkungan sekitar.
3. Perwujudan nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam memperkuatkan integrasi nasional
dalam perwujudan nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam memperkuatkan integrasi nasional dapat di laksanakan melalui dua
pendekatan, yaitu :
1. pendekatan struktual yaitu upaya penanaman nilain-nilai bhineka tunggal ika
dalam rangka memperkuat integrasi nasional yang dapat di lakukan oleh pemerintah
atau negara.
2. pendekatan kultural yaitu upaya penanaman nilai-nilai ke bhinekaan terhadap
masyarakat
`
Setiap bangsa atau Negara tidak akan lepas dari ancaman, baik dari dalam maupun
luar negeri. Oleh karena itu dibutuhkan upaya bela Negara dan kerelaan berkorban
guna meniadakan ancaman yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan
Negara serta nilai nilai pancasila dan UUD 194. Konsep bela Negara sering kali
dikaitkan dengan militer, kepolisian maupun aparat penegak hokum lainya.
Arti bela Negara yang sebenarnya adalah upaya setiap warga Negara untuk
mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. UU Nomer 3 tahun 2002
tentang pertahanan Negara menjelaskan tata cara penyelenggaraan pertahanan
Negara yang dilakukan oleh TNI dan komponen bangsa lainya. Prinsip
penyelenggaraan pertahanan menurut UU No. 3 tahun 2002 adalah sebagai berikut :
1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta memperthankan kemerdekaan
dan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
2. Pembelaan Negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan Negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan bagi setiap warga
Negara
3. Bangsa Indonesia cinta perdamaian tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan
kedaulatanya
4. Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokras, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hokum nasional, hokum
internasional, kebiasaan internasional, dan prinsip hidup berdampingan secara
damai dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai Negara
kepulauan.
5. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luar
negeri yang bebas aktif
Berikut adalah beberapa dasar hokum dan pertauran tentang kewajiban bela
Negara.
- Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
nasional.
- Undang Undang No. 29 tahun 1954 tentang pokok pokok perlawanan rakyat
- Undang Undang No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara
- Amandemen UUD 1945 pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
- Tap MPR No. VI tahun 2000 tentang pemisahan TNI dengan Polri
Menurut pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 usaha pembelaan Negara
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar militer
secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela maupun wajib dan
pengabdian sesuai dengan profesi masing masing.
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
b. Pelatihan dasar kemiliteran
Salah satu contoh komponen warga Negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi resimen mahasiswa
(menwa)
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI
`
Berdasarkan pasal 10 ayat 3 UU No 3 Tahun 2002, TNI merupakan komponen
utama dalam kegiatan bela negar. Dalam upaya pembelaan Negara, peranan TNI
sebagai alat pertahanan Negara sangat penting dan strategis karena TNI memilik
tugas untuk mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah, melindungi
kehormatan dan keselamata bangsa, melaksanakan operasi militer selain perang
dan ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional.
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
Pengabdian sesuai dengan profesi Adalah pengabdian warga Negara yang
mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara termasuk dalam
menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana
alam, seperti polisi, tim SAR, pramuka dan Palang Merah Indonesi (PMI)
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuan dan
keamanan serta ketertiban wilayah sekitarnya mulai dari lingkungan rumah sendiri,
lingkungan masyarakat sekitar, sampai lingkungan wilayah yang lebih luas, membela
Negara tidak harus dalam wujud perlawanan dalam bentuk militer, tetapi bisa
diwujudkan dengan cara lain
Bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkunganya antara lain
melalui kegiatan system keamanan lingkungan (siskamling) ikut serta
menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal dan
konflik komunal.
Bagi kami sebagai pelajar banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk bela
Negara, diantaranya belajar dengan giat, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
(PASKIBRA, PMR, DLL) serta peduli dengan lingkungan sekitarnya
Pramuka termasuk bentuk bela Negara melalui kegiatan positif ini secara tidak
langsung kita berpartisipasi dalam pembelaan Negara dalam wujud mengikuti
ekstrakulikuler pramuka, pembelaan Negara bisa kita lakukan tidak hanya dalam
wujud perlawanan namun juga bisa dalam wujud belajar dengan giat serta
berpasrtisipasi mengikuti kegiatan kegiatan positif.
`
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, Penulis berharap kritik dan saran yang
konstruktif.
`
DAFTAR PUSTAKA
Kewarganegaraan.Jakarta.Kemendikbud
http://ppkn-smp.blogspot.co.id/2015/03/ancaman-non-militer-bidang-
ekonomi-dan.html
http://www.kompasiana.com/daris/ancaman-militer-dan-
nirmiliter_5508e9a6a33311da5b2e3fc9
http://www.habibullahurl.com/2015/05/pengertian-ancaman-tantangan-
hambatan-gangguan.html
http://ilmupelajaran2.blogspot.co.id/2014/06/bentuk-bentuk-ancaman-
terhadap-negara.html