Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sisi Wulandari

Kelas : AKT 18 A

NPM : 18412051

Tugas Pemeriksaan Akuntansi 1


Rabu, 1 Oktober 2020

Fraud Akuntansi Menerpa British Telecom dan PwC

Berkembangnya profesi akuntan public tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan dalam
segala bidang. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka semakin berkembang pula
profesi akuntan public. Profesi akuntan public merupakan profesi kepercayaan untuk
memberikan keyakinan kepada pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai standar yang berlaku serta mencerminkan keadaanya yang sebenarnya atas suatu
entitas bisnis, dan tidak mengandung salah saji (misstatement) yang disebabkan oleh kekeliruan
atau kecurangan ( fraud).

1. Sejarah Perusahaan
BT Group plc ( diperdagangkan sebagai BT dan sebelumnya British Telecom )
adalah perusahaan induk telekomunikasi multinasional Inggris yang berkantor pusat di
London, Britania Raya. Ini beroperasi di sekitar 180 negara dan merupakan penyedia
layanan telepon tetap , broadband dan seluler terbesar di Inggris, dan juga menyediakan
televisi berlangganan dan layanan TI .
British Telecom mengontrol sejumlah anak perusahaan besar. Divisi BT Global
Services memasok layanan telekomunikasi kepada pelanggan korporat dan pemerintah di
[4]
seluruh dunia, dan divisi Konsumen BT -nya memasok layanan telepon , broadband ,
dan televisi berlangganan di Inggris kepada sekitar 18 juta pelanggan.
2. Masalah yang terjadi
Perusahaan British Telecom mengalami fraud akuntansi di salah satu lini
usahanya. Hal ini kemudiann berdampak kepada Price Waterhouse Coopers (PwC)
selaku kantor akuntan public ternama di dunia dan termasuk the bigfour. Tentu saja
dampak fraud akuntansi ini bukan saja menyebabkan reputasi kantor akuntan publik
tercemar, namun ikut mencoreng profesi akuntan public. Modus fraud akuntansi yang
dilakukan British Telecom di Italia yakni melakukan inflasi (peningkatan) atas laba
perusahaan selama beberapa tahun dengan cara tidak wajar melalui kerja sama koruptif
dengan klien-klien perusahaan dan jasa keuangan. Praktik fraud ini sudah terjadi sejak
tahun 2013. Dorongan untuk memperoleh bonus menjadi stimulus fraud akuntansi ini.

3. Waktu terjadinya masalah


Praktik fraud akuntansi di perusahaan British Telecom sudah terjadi sejak tahun
2013. Namun akhirnya pada awal triwulan kedua tahun 2017 mulai muncul isu terjadinya
fraud akuntansi perusahaan British Telecom, Fraud di British telecom berdampak pada
akuntan public PwC yang gagal mendeteksi fraud akuntansi. Akhirnya, British telecom
segera mengganti PwC dengan KPMG yang merupakan kantor akuntan publik ternama di
dunia dan termasuk the bigfour. Fraud berhasil di deteksi oleh pelapor pengaduan
(whistlebliower) yang dilanjutkan dengan akuntansi forensic oleh KPMG.

4. Dampak yang terjadi


Dampak fraud akuntansi penggelembungan laba ini menyebabkan British
Telecom harus menurunkan GBP530 juta dan memotong proyeksi arus kas selama tahun
ini sebesar GBP500 juta untuk membayar utang-utang yang tidak dilaporkan. Tentu saja
British Telecom rugi membayar pajak penghasilan atas laba yang sebenarnya tidak ada.
Skandal fraud akuntansi ini, berdampak kerugian kepada pemegang saham dan investor
dimana harga saham British Telecom anjlok seperlimanya ketika British Telecom
mengumumkan koreksi pendapatannya sebesar GBP530 juta di bulan Januari 2017.
Eksekutif British Telecom yang membawahi British Telecom Italia akhirnya angkat kaki.
Chief Executive Officer dan Chief Financial Officer British Telecom dipaksa
mengembalikan bonus mereka masing-masing GBP340.000 dan GBP193.000.
5. Pihak Pihak Yang Terlibat
Pihak pihak yang terlibat dalam masalah tersebut adalah :
 Tuduhan fraud kepada Gianluca Cimini - mantan Chief Executive Officer British
Telecom di Italia yang dianggap paling bertanggung jawab melanggar tata kelola
perusahaan terkait permainan dengan vendor dan kontraknya serta perilaku yang
mengintimidasi bawahan.
 Tuduhan fraud kepada Stefania Truzzoli - mantan Chief Operating Officer
dituduh memanipulasi hasil operasional yang dipakai menjadi dasar pemberian
bonus dan memanipulasi informasi hasil kinerja ke korporasi induk (British
Telecom Europe).
 Tuduhan fraud kepada Luca Sebastiani – mantan Chief Financial Officer dituduh
karena tidak mampu melaporkan fraud keuangan dan mendorong pegawainya
membuat invoice palsu.
 Tuduhan fraud kepada Luca Torrigiani – mantan staf yang bertanggung jawab
kepada klien pemerintah dan klien besar lainnya dituduh melanggar aturan British
Telecom dengan memilih vendor dan menerima pembayaran dari agen British
Telecom Italia.

SFO mengenakan sanksi denda GBP129 juta kepada mantan-mantan eksekutif British
Telecom atas tuduhan fraud.

6. Pelajaran yang diambil


Pelajaran yang bias diambil dari terjadinya fraud diatas adalah :
 Fraud bukan hanya terjadi di perusahaan kecil, negara terbelakang dan negara
berkembang atau terjadi di pemerintahan (anggaran negara) melainkan terjadi
juga di negara maju dan korporasi ternama.
 Fraud tidak hanya menyeret kantor akuntan publik skala kecil atau menengah,
namun semua bigfour tidak ada yang luput dari kegagalan auditnya dalam
mendeteksi fraud.
 Perusahaan harus memperhatikan tata kelolanya.
 Untuk menilai nilai suatu korporasi oleh investor dan kreditor semestinya harus
mengevaluasi desain dan keefektifan tata kelolanya.
 Akuntan publik tidak didesain menjadi seorang fraud investigator.

7. Kesimpulan
Seperti kasus diatas fraud dilakukan oleh beberapa orang yang saling berkaitan
dan tujuan mereka adalah mendapat bonus dari fraud tersebut. Seharusnya mereka harus
bisa mempertimbangkan kebaikan dan keburukan sebelum melakukan, sehingga
hubungan dengan masyarakat atau pihak lain dapat berjalan dengan baik tanpa merugikan
pihak perusahaan. Dan menurut saya kasus tersebut juga termasuk dalam pelanggaran
etika profesi akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai