Oleh:
1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiferglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati ( yuliana elin dalam nanda
nic noc 2015).
Diabetes millitus atau kencing manis merupakan suatu gangguan kesehatan
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resisten
insulin dan gangguang metabolik pada umumnya. Klasifikasi diabetes mellitus:
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena
kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian Diabetes Association (CDA)
2013 juga menambahkan bahwa rusaknya sel β pankreas diduga karena proses
autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1
rentan terhadap ketoasidosis, memiliki insidensi lebih sedikit dibandingkan
diabetes tipe 2, akan meningkat setiap tahun baik di negara maju maupun di
negara berkembang (IDF, 2014).
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringkali
diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset, yaitu setelah
komplikasi muncul sehingga tinggi insidensinya sekitar 90% dari penderita
DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari memburuknya
faktor risiko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik
(WHO, 2014).
c. Diabetes gestational
Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis selama
kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia (kadar glukosa
darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan diabetes
gestational memiliki peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat
melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa
depan (IDF, 2014)
2. Etiologi
1) Faktor risiko yang dapat diubah
a) Gaya hidup
Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam
aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur dan
minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu
terjadinya DM tipe 2 .
b) Diet yang tidak sehat
Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu
makan, sering mengkonsumsi makan siap saji.
c) Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya
penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin
(resisten insulin). Semakin banyak jaringan lemak pada tubuh, maka tubuh
semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh
terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity).
d) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah.
2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah
a) Usia
Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terkena diabetes
tipe 2. DM tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling sering
setelah usia 45 tahun (American Heart Association [AHA], 2012).
Meningkatnya risiko DM seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan
dengan terjadinya penurunan fungsi fisiologis tubuh.
b) Riwayat keluarga diabetes melitus
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM orang tua. Biasanya,
seseorang yang menderita DM mempunyai anggota keluarga yang juga
terkena penyakit tersebut (Ehsa, 2010). Fakta menunjukkan bahwa
mereka yang memiliki ibu penderita DM tingkat risiko terkena DM
sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika
memiliki ayah penderita DM. Apabila kedua orangtua menderita DM,
maka akan memiliki risiko terkena DM sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi
(Sahlasaida, 2015).
3. Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin terikat pada reseptor khusus di permukaan sel. Akibat dari
terikatnya insulin tersebut maka, akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa dalam sel tersebut. Resisstensi glukosa pada diabetes
mellitus tipe II ini dapat disertai adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel.
Dengan hal – hal tersebut insulin menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa
oleh jaringan tersebut. Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan
terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan jumlah
insulin dalam sel untuk disekresikan . Pada pasien atau penderita yang toleransi
glukosa yang terganggu, keadaan ini diakibatkan karena sekresi insulin yang
berlebihan tersebut, serta kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam
angka normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka, kadar
glukosa dalam darah akan otomatis meningkat dan terjadilah Diabetes Melitus
Tipe II ini. Walaupun sudah terjadi adanya gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas dari diabetes mellitus tipe II ini, namun masih terdapat
insulin dalam sel yang adekuat untuk mencegah terjadinya pemecahan lemak dan
produksi pada badan keton yang menyertainya. Dan kejadian tersebut disebut
ketoadosis diabetikum, akan tetapi hal initidak terjadi pada penderita diabetes
melitus tipe II.
4. Manifestasi klinis
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikimia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotik
yang meningkatkan pengeluaran urin (poliurin) dan timbul rasa haus
(polidipsia).
3) Rasa lapar yang semakin besar (poliagia), BB berkurang
4) Lelah dan mengantuk
5) Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan , gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva.
5. Komplikasi
6. Pemeriksaaan diagnostik
1) Pemeriksan kadar gula darah sewaktu jika >200 mg/dl
2) Pemeriksaan kadar gula darah puasa jika >140 ml/dl
3) Tes glukosa urin
7. Penatalaksanaan medis/ keperawatan
A. Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1) Obat hiperglikemik Oral
2) Insulin
a) Ada penurunan BB dengan drastis
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3) Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang bertujuan
untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat,
tindakannya antara lain :
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
B. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara keperawatan
yaitu :
a) Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa. Diit yang
diberikan pada pasien diabetes mellitus yaitu tinggi karbohidrat.
b) Latihan pada penderita dapat dilakukan sepert iolahraga kecil, jalan –
jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c) Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri
dan optimal.
d) Terapi insulin Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali
sesudah makan dan pada malam hari.
e) Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan
sebagai edukasi bagi penderita ulkus dm supaya penderita mampu
mengetahui tanda gejala komplikasi pada dirinya dan mampu
menghindarinya.
f) Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka debri dement,
karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy yang
dikeluarkan.
g) Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti
bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan.
Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan (medikasi) untuk mengetahui perkembangan luka dan
mencegah infeksi luka setelah dilakukan operasi debridement tersebut.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DIABETES MILLITUS
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
1) Keluarga pemula
keluarga.
anak.
orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.
c. Tugas Keluarga
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
1) Pengumpulan data
a. Wawancara
b. Observasi/pengamatan
c. Pemeriksaan fisik
d. Studi dokumentasi
Adalah mempelajari catatan dan tulisan yang berkaitan dengan klien
b) Biodata klien
c) Susunan keluarga
pengkajian.
penyakit keturunan.
6) Keadaan keluarga
a) Psikologis
b) Sosial ekonomi
c) Spiritual
d) Lingkungan
1. Imunisasi
pencegahan penyakit.
alat kontrasepsi.
3. Keadaan Gizi
mengandung gizi.
dan sebagainya.
2) Analisis data
Dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam
keluarga.
3) Perumusan masalah
besar, yaitu:
a) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan
kesehatan.
keluarga.
memelihara kesehatan.
4) Diagnosa keperawatan
keluarga.
keperawatan.
5) Prioritas masalah
hadapi.
kesehatan/keperawatan keluarga.
1. Sifat masalah 1
- ancaman kesehatan 3
- krisis 1
- hanya sebagian 1
- tidak dapat 0
Skala : - tinggi 3
- cukup 2
- rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
ditangani
Skoring :
dengan bobot.
skor
x bobot
angka tertinggi
bobot.
B. Perencanaan
hal: 54)
keberhasilan keperawatan.
sebagainya.
kusta.
4) Kriteria evaluasi
batuk dan meludah tak di sembarang tempat. Kriteria evaluasi terdiri dari
respon verbal, respon afektif dan respon psikomotorik (Effendi, N, 1998,
hal: 60).
5) Standar evaluasi
6) Rencana tindakan
a) Menyangkut peningkatan
muncul.
keluarga.
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Beberapa hal yang perlu
D. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak
setelah suatu tindakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tolok
1) Kriteria evaluasi
2) Standar evaluasi
3) Perubahan perilaku
2) Wawancara
Tanya jawab dengan keluarga berkaitan dengan perubahan sikap
3) Memeriksa laporan
60)
1. Fokus Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
menderita DM.
klien yang menderita DM dan apabila ada siapa silsilah keluarga yang
sehari-hari.
Melitus.
pasien.
7. Bagaimana tingkat
emosional klien.
c. Karakteristik lingkungan
1. Bagaimana situasi
2. Bagaimana keadaan
mengakibatkan injuri.
3. Bagaimana kebersihan
d. Pemeriksaan fisik
1. Tekanan darah
2. Kelembapan kulit
3. Berat badan
Diabetes Melitus.
Melitus.
a) Tujuan:
b) Intervensi:
a) Tujuan:
a. Tujuan
b. Intervensi:
Melitus.
a) Tujuan
b) Intervensi
lingkungan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. N KHUSUSNYA PADA NY.F
DENGAN MASALAH KESEHATAN DIABETES MELITUS DI BANJAR
CERAMCAM DENPASAR TIMUR PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
II DENPASAR TIMUR
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. N
b. Usia Kepala Keluarga : 56 tahun
c. Alamat Kepala Keluarga : Br. Ceramcam Denpasar Timur
d. Agama : Hindu
e. Pekerjaan Kepala Keluarga : Satpam
f. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
g. Komposisi Keluarga
i. Genogram
X X
X X
Tn.N 56th
. Hipertensi
Keterangan :
= laki-laki
X= meninggal
= Perempuan = tinggal bersama
= Pasien
Kesimpulan:
Ny. F tidak mengetahui tentang riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan tipe extended family. Yang mana
dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, mertua.
e. Suku Bangsa
Tn. N dan Ny. M berasal dari Bali yaitu Kota Denpasar. Bahasa yang
digunakan dalam keluarga adalah bahasa Indonesia dan bahasa Bali. Dalam
berhubungan sosial keluarga tidak memandang etnis dan saling bekerjasama
antara satu dengan yang lainnya, tempat tinggal keluarga yaitu rumah yang
tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional dan modern. Dalam keluarga tidak
ada kebiasaan unik, tetapi ada diet yang harus dilaksanakan oleh Tn. N yaitu
mengurangi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar gula
darah, serta cara berpakaian tidak dipengaruhi oleh budaya modern maupun
tradisional
f. Agama
Seluruh keluarga Tn. N beragama Hindu dan dalam pelaksanaan
bersembahyang sesuai dengan ajaran dan aturan dalam agama. Agama
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga dalam dalam membina
hubungan baik antar sesama. Keluarga juga percaya terhadap pengobatan non
medis sesuai dengan ajaran agamanya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. N bekerja sebagai satpam di suatu tempat belanja di kota Denpasar,
sedangkan Ny. M bekerja sebagai penjaga butik, Ny. F tidak bekerja, An. R
bekerja di salah satu hotel di Denpasar, An. N belum sekolah. Total
pendapatan keluarga perbulan yaitu Rp1.500.000 sampai Rp3.000.000.
sedangkan pengeluaran untuk setiap hari Rp50.000 – Rp100.000 perhari.
Penghasilan dari keluarga Tn. N cukup untuk digunakan sebagai pemenuhan
kebutuhan sehari – hari dan terkadang dapat ditabung.
2. Lingkungan
a. Perumahan
Jenis perumahan yaitu permanen dengan luas bangunan 3 x 10 m2, tidak
memiliki perkarang rumah, rumah milik Tn. N sendiri, atap rumah terbuat dari
genteng, terdapat ventilasi rumah dengan ≤ 10% luas lantai, cahaya matahari
dapat masuk kerumah pada pagi, siang dan sore hari (walaupun sedikit karena
jarak antar rumah sangat berdekatan), penerangan dalam rumah menggunakan
cahaya matahari dan listrik, lantai rumah terbuat dari keramik, kondisi rumah
secara keseluruhan dengan lantai bersih, perabotan berdebu dan kurang rapi.
b. Denah Rumah
Skala : 1 : 100
Keterangan :
1. Ruang tamu dan tempat tidur
2. Tempat tidur
3. Kamar mandi
4. Dapur
c. Pengelolaan sampah
Keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri. Menurut
keluarga, sampah yang ada sementara ditampung didalam rumah kemudian
dibungkus dalam plastik dan dibuang di tempat pembuangan sampah
sementara yang ada di sekitar lingkungan rumah, kemudian sampah tersebut
diangkut oleh petugas kebersihan.
d. Sumber air
Sumber air yang digunakan keluarga adalah pompa tangan dan sumber air
minum yang digunakan adalah PAM.
e. Jamban keluarga
Keluaraga Tn. N memiliki WC, kamar mandi dan WC leher angsa.
3. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga. Keluarga Tn.N berkomunikasi secara dua arah,
saling menghargai bila ada anggota keluarga sedang berbicara. Bila ada
anggota keluarga yang sedang menghadapi masalah, dibicarakan secara
terbuka sehingga masalah dapat diselesaikan (dengan cara mengalah).
Keluarga melibatkan emosi dalam penyampaian pesan atau mengobrol.
c. Struktur peran, Tn. N sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga dan
mencari nafkah, sedangkan Ny. M sebagai istri yang bertugas mengatur
keuangan. An. R bekerja dan An. N masih balita. Ny. F membantu dalam
merawat cucu-cucunya. Keluarga Tn. N melaksanakan perannya dengan baik.
d. Nilai dan Norma budaya. Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga
Tn.N adalah budaya Sunda dan tidak memiliki nilai-nilai kepercayaan serta
kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif, keluarga Tn.N berusaha untuk memenuhi kebutuhan setiap
anggota keluarga, saling membantu jika ada anggota keluarga yang
mengalami kesulitan, saling menghargai, memperhatikan dan percaya antara
satu dengan yang lainnya. Setiap hari keluarga dari Ny. F yang sudah lanjut
usia dan An. N yang masih balita.
c. Fungsi reproduksi, Tn.N memiliki dua anak yaitu Tn.R (22 th) dan An.N (4
th). Keluarga Tn.N dan Ny.M mengikuti program KB dengan menggunakan
jenis KB spiral.
f. Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas
Gerak -tangan dan kaki -tangan dan kaki -tangan dan kaki
tidak dapat bergerak dengan bergerak dengan
digerakkan baik baik
dengan baik,
terdapat luka
Lainnya
TD -140/80 mmHg -120/90mmHg -90x/mnt
Nadi -86x/mnt -90x/mnt -20x/mnt
Respirasi -18x/mnt -20x/mnt -58 mg/dl
Gula darah -260 mg/dl -58 mg/dl -20kg
BB -penurunan tiba- -60kg
tiba dari 70kg
menjadi 65kg
g. Harapan keluarga
Keluarga Tn. N berharap penyakit yang dialami Tn.N sembuh dan keluarga
yang lain tidak mendapatkan masalah kesehatan yang sama
h. Proses Keperaatan
1. Analisa data
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko terjadinya komplikasi DM pada keluarga Tn.M berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Millitus
2) Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
6
S:
- Keluarga mengatakan
akan memberikan
makanan dengan diet
rendah lemak kepada
klien
1.2 - Memberikan penyuluhan O:
tentang DM - BB klien : 65 Kg
- Memberikan motivasi - Keluarga antusias
kepada keluarga yang terhadap penyuluhan
sakit agar berobat ke unit yang diberikan
pelayanan kesehatan A : Tujuan tercapai, masalah
- Melakukan pemeriksaan teratasi.
fisik P:
- Menimbang berat badan - Pertahankan
setiap hari sesuai indikasi Intervensi.
- Menganjurkan pemberian
diet seimbang rendah
lemak
- Menentukan program
diet dan pola makan yang
sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Ikram, Ainal,(1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI