Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DIABETES MILLITUS

Oleh:

1. Ni Luh Pt. Ary Swasty (15C11540)


2. I Putu Adi (16C11721)
3. I Dewa A. Ayu Trisya Indah L. (16C11722)
4. I Gst. Ngrh. A. Indra Dinata J.P. (16C11723)
5. Ni Ketut Alit Meidresa (16C11724)
6. Ida Ayu Putu Ambara Giri (16C11725)
7. Putu Aries Pratama (16C11729)
8. Ni Wayan Arminiati (16C11730)
9. Putu Awanda Aryadipta (16C11731)
10. Md. Ayu Agnes Pradnya P. (16C11733)
11. Ni Md Ayu Epridiantari (16C11734)
12. I Dewa Ayu Kade Puspa Yanti (16C11735)
13. Ni Made Ayu Mirah Saraswati (16C11736)
14. Ni Kadek Ayu Putri Saraswati (16C11737)
15. Ni Luh Md. Devi Darmawati (16C11743)
16. Kadek Dewi Purnama Sari (16C11745)
17. Ni Made Dian Kristina (16C11748)
18. Ni Made Dwi Wahyuningsih (16C11751)
19. Ni Made Ety Rahayu (16C11752)
20. Fegy Ayu Apriani (16C11754)
21. Fia Tresa Ayulia (16C11755)
22. Ni Putu Indayani (16C11756)
23. Ni Pt. Intan Andini Pradnya D. (16C11757)
24. I Made Jaya Kusuma (16C11759)
25. I Kadek Krisma Ari Sanjaya (16C11762)
26. Ni Putu Lika Widyastini (16C11763)
27. Ni Luh Pt. Lisna Okpi Sriantini (16C11766)
28. I Wayan Gede Purnawan (16C11755)
29. Luh Putu Riza Putri Pratiwi (16C11781)
30. Gede Satvika Harimahardika (16C11782)
31. Ni Luh Putu Sinta Dewi (16C11783)
32. Ni Made Sintia Dewi (16C11784)
33. Ni Ketut Sunarti (16C11786)
34. I Nyoman Tobi Suprabawa (16C11789)
35. Ni Wayan Trisna Eka Putri (16C11790)
36. Putu Trisna Mayashita Dewi (16C11792)
37. Ni Luh Werni Ari Purnama (16C11793)
38. Ni Made Widya Ari Prasanti (16C11794)
39. Ni Kadek Winadi (16C11795)
A. LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MILLITUS

1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiferglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati ( yuliana elin dalam nanda
nic noc 2015).
Diabetes millitus atau kencing manis merupakan suatu gangguan kesehatan
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resisten
insulin dan gangguang metabolik pada umumnya. Klasifikasi diabetes mellitus:
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena
kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian Diabetes Association (CDA)
2013 juga menambahkan bahwa rusaknya sel β pankreas diduga karena proses
autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1
rentan terhadap ketoasidosis, memiliki insidensi lebih sedikit dibandingkan
diabetes tipe 2, akan meningkat setiap tahun baik di negara maju maupun di
negara berkembang (IDF, 2014).
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringkali
diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset, yaitu setelah
komplikasi muncul sehingga tinggi insidensinya sekitar 90% dari penderita
DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari memburuknya
faktor risiko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik
(WHO, 2014).

c. Diabetes gestational
Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis selama
kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia (kadar glukosa
darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan diabetes
gestational memiliki peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat
melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa
depan (IDF, 2014)

2. Etiologi
1) Faktor risiko yang dapat diubah

a) Gaya hidup
Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam
aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur dan
minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu
terjadinya DM tipe 2 .
b) Diet yang tidak sehat
Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu
makan, sering mengkonsumsi makan siap saji.
c) Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya
penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin
(resisten insulin). Semakin banyak jaringan lemak pada tubuh, maka tubuh
semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh
terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity).
d) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah.
2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah

a) Usia
Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terkena diabetes
tipe 2. DM tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling sering
setelah usia 45 tahun (American Heart Association [AHA], 2012).
Meningkatnya risiko DM seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan
dengan terjadinya penurunan fungsi fisiologis tubuh.
b) Riwayat keluarga diabetes melitus
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM orang tua. Biasanya,
seseorang yang menderita DM mempunyai anggota keluarga yang juga
terkena penyakit tersebut (Ehsa, 2010). Fakta menunjukkan bahwa
mereka yang memiliki ibu penderita DM tingkat risiko terkena DM
sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika
memiliki ayah penderita DM. Apabila kedua orangtua menderita DM,
maka akan memiliki risiko terkena DM sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi
(Sahlasaida, 2015).

3. Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin terikat pada reseptor khusus di permukaan sel. Akibat dari
terikatnya insulin tersebut maka, akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa dalam sel tersebut. Resisstensi glukosa pada diabetes
mellitus tipe II ini dapat disertai adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel.
Dengan hal – hal tersebut insulin menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa
oleh jaringan tersebut. Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan
terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan jumlah
insulin dalam sel untuk disekresikan . Pada pasien atau penderita yang toleransi
glukosa yang terganggu, keadaan ini diakibatkan karena sekresi insulin yang
berlebihan tersebut, serta kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam
angka normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka, kadar
glukosa dalam darah akan otomatis meningkat dan terjadilah Diabetes Melitus
Tipe II ini. Walaupun sudah terjadi adanya gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas dari diabetes mellitus tipe II ini, namun masih terdapat
insulin dalam sel yang adekuat untuk mencegah terjadinya pemecahan lemak dan
produksi pada badan keton yang menyertainya. Dan kejadian tersebut disebut
ketoadosis diabetikum, akan tetapi hal initidak terjadi pada penderita diabetes
melitus tipe II.

4. Manifestasi klinis
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikimia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotik
yang meningkatkan pengeluaran urin (poliurin) dan timbul rasa haus
(polidipsia).
3) Rasa lapar yang semakin besar (poliagia), BB berkurang
4) Lelah dan mengantuk
5) Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan , gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva.
5. Komplikasi

1) Komplikasi metabolik akut


Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam
yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka
pendek, diantaranya:
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai komplikasi
diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer &
Bare, 2008).
b. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan kadar glukosa
dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh sangat menurun sehingga
mengakibatkan kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia,
asidosis dan ketosis (Soewondo, 2006).
c. Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan
hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl (Price
& Wilson, 2006).
2) Komplikasi metabolik kronik
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2006)
dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan
komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) diantaranya:
Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
a) Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu mikroangiopati ditandai
dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).
b) Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik)
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria menetap
(>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam
kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab utama
terjadinya gagal ginjal terminal.
c) Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)
Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan
pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada sekelompok penyakit
yang menyerang semua tipe saraf (Subekti, 2009).

Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)


a) Penyakit jantung koroner
Komplikasi hpenyakit jantung koroner pada pasien DM disebabkan karena
adanya iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disertai dengan
nyeri dada atau 18
b) Penyakit serebrovaskuler
Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pasien non-DM untuk
terkena penyakit serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan menyerupai
gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau vertigo,
gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo (Smeltzer & Bare, 2008).

6. Pemeriksaaan diagnostik
1) Pemeriksan kadar gula darah sewaktu jika >200 mg/dl
2) Pemeriksaan kadar gula darah puasa jika >140 ml/dl
3) Tes glukosa urin
7. Penatalaksanaan medis/ keperawatan
A. Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1) Obat hiperglikemik Oral
2) Insulin
a) Ada penurunan BB dengan drastis
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.

3) Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang bertujuan
untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat,
tindakannya antara lain :
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
B. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara keperawatan
yaitu :

a) Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa. Diit yang
diberikan pada pasien diabetes mellitus yaitu tinggi karbohidrat.
b) Latihan pada penderita dapat dilakukan sepert iolahraga kecil, jalan –
jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.

c) Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri
dan optimal.
d) Terapi insulin Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali
sesudah makan dan pada malam hari.
e) Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan
sebagai edukasi bagi penderita ulkus dm supaya penderita mampu
mengetahui tanda gejala komplikasi pada dirinya dan mampu
menghindarinya.
f) Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka debri dement,
karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy yang
dikeluarkan.
g) Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti
bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan.
Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan (medikasi) untuk mengetahui perkembangan luka dan
mencegah infeksi luka setelah dilakukan operasi debridement tersebut.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DIABETES MILLITUS

1. Pengertian Keluarga

a. Pengertian Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan adalah keadaan yang menghambat pemantapan

kesehatan atau peningkatan kesehatan atau penyembuhan masalah kesehatan

dapat menjadi masalah perawatan bila masalah tersebut dapat diperbaiki

melalui tindakan perawatan. (Bailon dan Maglaya, hal: 45)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy Cit.

Depkes RI, 1998: 32).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di

dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Effendy Cit Bailon dan Maglaya, 1998: 32)

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga, sebagai unit

kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan

sebagai sarana/penyalur. (Bailon dan Maglaya, 1989, hal : 38).


b. Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (1998: 13) tugas perkembangan keluarga meliputi:

1) Keluarga pemula

Membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan

jaringan persaudaraan secara harmonis, keluarga berencana (keputusan

tentang kedudukan sebagai orang tua).

2) Keluarga yang mengasuh anak

Membentuk keluarga pemula sebagai sebuah unit yang mantap,

rekonsiliasi tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga, mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambah peran orang tua dan kakek nenek.

3) Keluarga dengan anak pra sekolah

Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,

privasi, keamanan, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang

baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain,

mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar

keluarga.

4) Keluarga dengan anak usia sekolah


Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan

kesehatan fisik anggota keluarga.

5) Keluarga dengan anak remaja

Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan

perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-

anak.

6) Keluarga melepaskan anak dewasa muda

Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru

yang didapatkan melalui perkawinan anak, melanjutkan untuk

memperbarui dan menguraikan lagi hubungan perkawinan, membantu

orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.

7) Orang tua usia pertengahan

Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para

orang tua lanjut usia dan anak, memperkokoh hubungan perkawinan.

8) Keluarga lanjut usia

Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan

dengan pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan

perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan,


mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk

memahami eksistensi mereka.

c. Tugas Keluarga

Pada dasarnya menurut Friedman (1981) tugas-tugas keluarga dalam

bidang kesehatan untuk dapat mencapai asuhan keperawatan keluarga dibagi

menjadi 5 tugas meliputi:

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya

yang terlalu muda atau terlalu tua.

4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

2. Tahap Proses Asuhan Keperawatan Keluarga Teoritis


A. Pengkajian

Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengatur

keadaan klien (keluarga) dengan mencapai norma kesehatan keluarga

maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan kesanggupan

keluarga untuk mengatasinya. Yang termasuk dalam tahap ini meliputi:

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui :

a. Wawancara

Adalah metode pengumpulan data melalui tanya jawab, meliputi aspek

fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan lingkungan.

b. Observasi/pengamatan

Adalah metode pengumpulan data dimana diperoleh melalui

pengamatan panca indra atau pengamatan secara visual. Data yang

diperoleh melalui observasi diantaranya yang berkaitan dengan

lingkungan fisik, meliputi: ventilasi, penerangan, kebersihan.

c. Pemeriksaan fisik

Adalah metode pengumpulan data melalui teknik inspeksi, auskultasi

dan perkusi pada anggota keluarga terutama anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan, meliputi: kehamilan, kelainan organ

tubuh dan tanda penyakit.

d. Studi dokumentasi
Adalah mempelajari catatan dan tulisan yang berkaitan dengan klien

diantaranya Kartu Menuju Sehat (KMS), kartu keluarga dan catatan-

catatan kesehatan lainnya.

e. Studi literatur (studi pustaka)

Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari buku asuhan

yang berkaitan dengan pasien/keluarga.

Data yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian pada asuhan keperawatan

keluarga adalah sebagai berikut:

1) Identitas keluarga/biodata, terdiri dari:

a) Biodata kepala keluarga

b) Biodata klien

c) Susunan keluarga

2) Riwayat kesehatan klien

a) Riwayat kesehatan sekarang: Bagaimana keadaan klien pada saat

pengkajian.

b) Riwayat kesehatan dahulu: Apakah klien pernah sakit seperti ini

sebelumnya dan apakah keluarga ada yang sakit seperti ini.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah di dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular atau

penyakit keturunan.

4) Jarak antara lokasi dan fasilitas kesehatan


Jarak antara lokasi dan fasilitas kesehatan yang meliputi: Jarak, cara atau

alat transportasi yang digunakan, serta keadaan wilayah yang dapat

mempengaruhi penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.

5) Keadaan fisik klien dan keluarga

Perlu dikaji untuk mengetahui keadaan kesehatan keluarga terutama

keadaan kesehatan klien.

6) Keadaan keluarga

a) Psikologis

Data psikologis keluarga perlu dikaji untuk mengetahui keadaan emosi

keluarga, cara pengambilan keputusan dan siapa yang paling berperan

dalam pengambilan keputusan.

b) Sosial ekonomi

Untuk mengetahui jenis pekerjaan kepala keluarga berapa penghasilan

rata-rata pertahun/bulan, penggunaan keuangan. Apakah keluarga bisa

menabung untuk memenuhi kebutuhan mendadak.

c) Spiritual

Meliputi data tentang agama, kepercayaan, ketaatan beribadah, nilai-

nilai moral keluarga.

d) Lingkungan

Keadaan lingkungan yang perlu dikaji meliputi perumahan, luas tanah,

tata ruang, ventilasi, pencahayaan, lantai dan lain-lain. Sumber air

minum, tempat pembuangan sampah, serta pemanfaatan pekarangan.


e) Keadaan kesehatan keluarga

1. Imunisasi

Untuk mengetahui apakah anak-anak juga sudah diimunisasi atau

belum serta untuk mengkaji seberapa jauh keluarga tentang

pencegahan penyakit.

2. Keluarga Berencana (KB)

Yang perlu dikaji antara lain:

Apakah ibu/pus sudah ber-KB atau belum, metode yang digunakan

tempat kontrol KB, sudah berapa lama menggunakan alat

kontrasepsi, keluhan-keluhan yang dirasakan selama menggunakan

alat kontrasepsi.

3. Keadaan Gizi

Meliputi pengkajian tentang makan keluarga, makanan pokok

apakah ada makanan pantangan dalam keluarga serta perlu dikaji

seberapa jauh pengetahuan keluarga tentang makanan yang

mengandung gizi.

4. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Meliputi kebiasaan-kebiasaan berobat bila ada anggota keluarga

yang sakit, mencari pertolongan kesehatan, pertolongan persalinan

dan sebagainya.

2) Analisis data
Dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam

perkembangan kesehatan keluarga yaitu:

a) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga yang

meliputi: Keadaan fisik, mental, sosial dan pertumbuhan dan

penghargaan gizi, kehamilan, status imunisasi, KB dan lain-lainnya.

b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi: Ventilasi,

penerangan, kebersihan, konstruksi rumah, sumber air minum, jamban

keluarga, tempat pembuangan air limbah serta pemanfaatan

pekarangan yang ada.

Karakteristik keluarga meliputi: Sifat-sifat keluarga, dinamika dalam

keluarga, komunikasi dalam keluarga, kesanggupan keluarga dalam

membawa anggota keluarga, kebiasaan nilai-nilai yang berlaku dalam

keluarga.

3) Perumusan masalah

Setelah data dianalisa maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga.

Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga selalu

mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah

besar, yaitu:
a) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan

terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan mencapai potensi

kesehatan.

b) Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.

c) Situasi krisis adalah saat-saat banyak menuntut individu/ keluarga

dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya

keluarga.

Selain mengacu pada tipologi masalah kesehatan, juga mengacu pada

berbagai alasan dari ketidakmampuan dalam melaksanakan tugas-tugas

keluarga dalam bidang kesehatan, diantaranya yaitu:

a) Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga.

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat.

c) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit.

d) Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga.

e) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna

memelihara kesehatan.

4) Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah situasi atau keadaan yang mengalami

peningkatan kesehatan dan penyembuhan yang dapat diperbaiki melalui

tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan ditulis sesuai dengan tugas


keluarga sebagai etiologi masalah dimana tugas keluarga tersebut

mengalami gangguan, yaitu:

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota dan

keluarga.

b) Ketidakmampuan keluarga menentukan tindakan yang tepat untuk

mengatasi masalah kesehatan keluarga.

c) Ketidakmampuan keluarga melakukan tindakan keperawatan

kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan

fungsi tubuh dan atau yang membutuhkan bantuan asuhan

keperawatan.

d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan (fisik, psikis dan

sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga.

e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan dan mempertahankan

hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga pelayanan

kesehatan dan sumber daya yang ada di masyarakat.

5) Prioritas masalah

Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan

prioritas masalah kesehatan dan keperawatan. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut:

a) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.

b) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam

kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.


c) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap

asuhan keperawatan yang akan diberikan.

d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka

hadapi.

e) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan keluarga.

f) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga

Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga. Untuk dapat

menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun

skala prioritas sebagai berikut:

Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah 1

Skala : - tidak/kurang sehat 2

- ancaman kesehatan 3

- krisis 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Skala : - dengan mudah 2

- hanya sebagian 1

- tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk diubah 1

Skala : - tinggi 3
- cukup 2

- rendah 1

4. Menonjolnya masalah 1

Skala : - masalah berat harus ditangani 2

- masalah yang tidak perlu segera 1

ditangani

- masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dikaitkan

dengan bobot.

skor
x bobot
angka tertinggi

3. Jumlah skor untuk semua kriteria.

4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh

bobot.
B. Perencanaan

Perencanaan perawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang

ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah

kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi, 1998,

hal: 54)

1) Rencana tujuan keperawatan keluarga meliputi:

Tujuan merupakan pernyataan yang lebih rinci tentang hasil keperawatan.

Tujuan keperawatan akan menentukan kriteria yang dipakai untuk menilai

keberhasilan keperawatan.

2) Tujuan jangka pendek, ditekankan pada keadaan

yang mengancam kehidupan, misalnya sakit berat, penyakit menular dan

sebagainya.

3) Tujuan jangka panjang, lebih menekankan pada

perubahan perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi

perilaku yang menguntungkan kesehatan dan mengarah kepada

kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatan keluarga dan

mengatasi masalahnya. Misalnya: cara merawat keluarga dengan penyakit

kusta.

4) Kriteria evaluasi

Kriteria evaluasi adalah gambaran faktor-faktor tidak tetap yang dapat

memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai, misalnya keluarga bila

batuk dan meludah tak di sembarang tempat. Kriteria evaluasi terdiri dari
respon verbal, respon afektif dan respon psikomotorik (Effendi, N, 1998,

hal: 60).

5) Standar evaluasi

Standar evaluasi menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk

membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan

memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan yang dapat diterima atau

keadaan yang bagaimana dapat mengatakan bahwa tindakan yang

dilakukan berhasil atau tujuan tercapai.

6) Rencana tindakan

Dalam menyusun rencana tindakan ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan antara lain:

a) Menyangkut peningkatan

pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku anggota keluarga.

b) Relevan dengan tujuan.

c) Relevan dengan masalah yang

muncul.

d) Mungkin dilaksanakan dengan

keluarga.

e) Sesuai dengan kondisi keluarga.

f) Adanya peran aktif keluarga.


C. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan terhadap keluarga antara lain:

1) Sumber daya keluarga

2) Tingkat pendidikan rendah

3) Adat istiadat yang berlaku

4) Respon dan penerimaan keluarga, serta keterlibatan keluarga

5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

D. Evaluasi

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak

setelah suatu tindakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tolok

ukur dalam evaluasi adalah:

1) Kriteria evaluasi

2) Standar evaluasi

3) Perubahan perilaku

Metode yang digunakan di dalam penilaian adalah:

1) Observasi langsung adalah mengamati secara langsung perubahan

yang terjadi dalam keluarga, misalnya: menutup mulut bila batuk,

meludah tidak disembarang tempat.

2) Wawancara
Tanya jawab dengan keluarga berkaitan dengan perubahan sikap

apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat. Misalnya:

kebersihan diri maupun lingkungan.

3) Memeriksa laporan

Dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan

tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.

4) Latihan stimulasi, berguna dalam menentukan perkembangan

kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan (Effendi, 1998, hal:

60)

1. Fokus Pengkajian

Fokus pengkajian khusus pada penderita Diabetes Melitus antara lain:

a. Riwayat Kesehatan

Pada pengkajian riwayat kesehatan difokuskan pada:

1. Sudah berapa lama klien

menderita DM.

2. Adakah anggota keluarga

klien yang menderita DM dan apabila ada siapa silsilah keluarga yang

menderita Diabetes Melitus.

3. Apakah tanda dan gejala

DM sering dialami klien.

4. Apakah ada kenaikan

yang berat tentang gula darah.

b. Kebutuhan konsumsi makan dan kebutuhan sehari-hari


Pada pengkajian kebutuhan konsumsi makan sehari-hari difokuskan pada:

1. Kebiasaan pola makan

sehari-hari.

2. Bagaimana diit Diabetes

Melitus.

3. Makanan apa yang boleh

dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi.

4. Bagaimana gaya hidup

sebelum menderita Diabetes Melitus.

5. Bagaimana pola aktivitas

tidur dalam sehari-hari.

6. Bagaimana pola eliminasi

pasien.

7. Bagaimana tingkat

emosional klien.

c. Karakteristik lingkungan

Pada karakteristik lingkungan difokuskan pada:

1. Bagaimana situasi

penerangan dan kelembapan ruangan tempat tinggal klien.

2. Bagaimana keadaan

peralatan/perabotan dalam keluarga apakah membahayakan dan dapat

mengakibatkan injuri.
3. Bagaimana kebersihan

keseluruhan lingkungan rumah dan sekitarnya.

d. Pemeriksaan fisik

1. Tekanan darah

2. Kelembapan kulit

3. Berat badan

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

Berdasarkan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan, maka diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul pada asuhan keperawatan keluarga adalah:

1) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

Diabetes Melitus berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga

mengenai penyebab, pencegahan, perawatan sehari-hari, diit dan komplikasi

Diabetes Melitus.

2) Ketidaksanggupan mengenal penyakit Diabetes Melitus berhubungan

dengan kurangnya informasi mengenai luas dan sifat masalah Diabetes

Melitus.

3) Ketidaksanggupan keluarga tentang penyakit Diabetes Melitus dalam

melakukan tindakan yang tepat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

dan sumber daya keluarga.

4) Ketidaktahuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga

berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai cara-cara modifikasi

lingkungan rumah dan usaha-usaha pencegahan penyakit.


3. Fokus Intervensi

1) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

Diabetes Melitus berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

a) Tujuan:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, mengenai

penyebab, pencegahan, perawatan sehari-sehari di rumah, diiat dan

komplikasi Diabetes Melitus diharapkan keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus.

b) Intervensi:

1) Jelaskan kepada keluarga mengenai penyebab, pencegahan,

perawatan sehari-hari, diiat dan komplikasi Diabetes Melitus.

2) Demonstrasikan bersama keluarga mengenai cara memilih diit

yang tepat untuk penderita Diabetes Melitus.

3) Beri motivasi kepada keluarga untuk memeriksakan anggota

keluarga yang menderita Diabetes Melitus secara rutin.

4) Libatkan keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang

menderita Diabetes Melitus.

2) Ketidaktahuan keluarga mengenal penyakit Diabetes Melitus

berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai luas dan sifat masalah

Diabetes Melitus pengetahuan atau ketidaktahuan fakta.

a) Tujuan:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit mengenai

sifat dan luasnya masalah Diabetes Melitus.


b) Intervensi:

1) Jelaskan kepada keluarga mengenai sifat, berat dan luasnya

masalah Diabetes Melitus yang dihadapi keluarga.

2) Jelaskan kepada keluarga beberapa tindakan yang dapat

dilakukan keluarga sesuai dengan kemampuan keluarga.

3) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali mengenai sifat,

berat dan luasnya masalah Diabetes Melitus yang dihadapi keluarga.

4) Berikan pujian atas usaha yang telah dilakukan keluarga.

3) Ketidaksanggupan keluarga tentang penyakit Diabetes Melitus dalam

melakukan tindakan yang tepat berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan sumber daya keluarga.

a. Tujuan

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit mengenai

cara-cara perawatan, pencegahan, perawatan sehari-hari, diit dan

komplikasi hipertensi, diharapkan keluarga mampu melakukan tindakan

yang tepat pada anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus.

b. Intervensi:

(1)Jelaskan kepada keluarga mengenai penyebab, cara-cara merawat,

pencegahan, komplikasi anggota keluarga yang menderita Diabetes

Melitus.

(2)Beritahu keluarga mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di

lingkungan tempat tinggalnya.


(3)Libatkan keluarga dalam usaha perawatan anggota keluarga yang

menderita Diabetes Melitus.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai cara-cara

modifikasi lingkungan rumah dan pencegahan penyakit.

a) Tujuan

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit mengenai cara-cara

memodifikasi lingkungan rumah dan usaha-usaha pencegahan penyakit

diharapkan keluarga mampu memahami cara-cara memelihara

lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan

perkembangan pribadi angota keluarga.

b) Intervensi

(1)Jelaskan pada keluarga tentang manfaat memelihara lingkungan

rumah dalam usaha pencegahan penyakit.

(2)Jelaskan kepada anggota keluarga tentang cara-cara memodifikasi

lingkungan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. N KHUSUSNYA PADA NY.F
DENGAN MASALAH KESEHATAN DIABETES MELITUS DI BANJAR
CERAMCAM DENPASAR TIMUR PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
II DENPASAR TIMUR

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. N
b. Usia Kepala Keluarga : 56 tahun
c. Alamat Kepala Keluarga : Br. Ceramcam Denpasar Timur
d. Agama : Hindu
e. Pekerjaan Kepala Keluarga : Satpam
f. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
g. Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Hubungan TTL/ Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Dg KK Umur
1 Ny.M P Istri 45 SMA Swasta
2 Tn.R L Anak 22 Sarjana Swasta
3 An.N P Anak 4 - -
4 Ny.F P Mertua 74 Tidak IRT
Sekolah

h. Status Kesehatan Saat Ini

No Nama Keadaan Status Kesehatan Riwayat


Umum Saat Ini Penyakit
1 Tn. N Composmentis Sehat Tn.N
mengatakan
dirinya
menderita
hipertensi sejak
usia 45 tahun
dan
mengonsumsi
obat setiap hari.
2 Ny. M Composmentis Sehat Ny. M
mengatakan
dirinya
menderita
Hipertensi
sejam 5 tahun
lalu dan
mengonsumsi
obat setiaphari.
3 Tn.R Composmentis Sehat -

4 An. N Composmentis Sehat Sehat

5 Ny. F Composmentis Ny. F mengatakan Pada tahun


telapak tangannya 2014 Ny.F
dan kaki terasa kebas, memeriksakan
dan kesemutan, dirinya di
terdapat luka pada pelayanan
kaki kiri keadaan kesehatan ,
luka terdapat push, sejak itu Ny.F
terdapat jaringan mengetahui
nekrotik. Luas luka bahwa dirinya
8cm dengan menderita DM
kedalaman 2cm.

i. Genogram

X X
X X
Tn.N 56th
. Hipertensi

Keterangan :
= laki-laki
X= meninggal
= Perempuan = tinggal bersama

= Pasien

Kesimpulan:
Ny. F tidak mengetahui tentang riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan tipe extended family. Yang mana
dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, mertua.

e. Suku Bangsa
Tn. N dan Ny. M berasal dari Bali yaitu Kota Denpasar. Bahasa yang
digunakan dalam keluarga adalah bahasa Indonesia dan bahasa Bali. Dalam
berhubungan sosial keluarga tidak memandang etnis dan saling bekerjasama
antara satu dengan yang lainnya, tempat tinggal keluarga yaitu rumah yang
tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional dan modern. Dalam keluarga tidak
ada kebiasaan unik, tetapi ada diet yang harus dilaksanakan oleh Tn. N yaitu
mengurangi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar gula
darah, serta cara berpakaian tidak dipengaruhi oleh budaya modern maupun
tradisional
f. Agama
Seluruh keluarga Tn. N beragama Hindu dan dalam pelaksanaan
bersembahyang sesuai dengan ajaran dan aturan dalam agama. Agama
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga dalam dalam membina
hubungan baik antar sesama. Keluarga juga percaya terhadap pengobatan non
medis sesuai dengan ajaran agamanya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. N bekerja sebagai satpam di suatu tempat belanja di kota Denpasar,
sedangkan Ny. M bekerja sebagai penjaga butik, Ny. F tidak bekerja, An. R
bekerja di salah satu hotel di Denpasar, An. N belum sekolah. Total
pendapatan keluarga perbulan yaitu Rp1.500.000 sampai Rp3.000.000.
sedangkan pengeluaran untuk setiap hari Rp50.000 – Rp100.000 perhari.
Penghasilan dari keluarga Tn. N cukup untuk digunakan sebagai pemenuhan
kebutuhan sehari – hari dan terkadang dapat ditabung.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Tn. N mengatakan jarang berekreasi keluar rumah karena waktu dalam
anggota keluarganya lebih banyak untuk bekerja, tetapi jika terdapat waktu
luang Tn. N mengajak keluarga untuk sesekali pergi ke pantai.

i. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga Tn. N saat ini berada pada tahap keluarga
dengan anak dewasa yang mana tugas perkembangannya yaitu menata
kembali fasilitas dan SDM, penataan tanggung jawab terhadap anak,
mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan
menantu. Sedangkan perkembangan tahap keluarga yang belum terpenuhi
yaitu melepaskan anak dan mendapatkan menantu, karena Tn. N memiliki
Anak yaitu Tn. R usia 22 tahun dan belum menikah.

j. Riwayat Keluarga Inti


Ny. F mengatakan memiliki penyakit kencing manis atau diabetes sejak tahun
2014yang lalu. Ny.F mengatakan dalam mengkonsumsi makanan tidak sesuai
dengan diet yang diberikan oleh dokter dan perawat (tidak pantang makanan
yang dilarang), jarang kontrol kesehatan karena sibuk bekerja. Menderita
kencing manis sebelumnya dialami oleh ayah dari Ny.F. tetapi istri dan anak
dari Ny.F saat ini tidak ada yang menderita kencing manis.

k. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Ny. F mengatakan sudah mengetahui tentang orang tuanya yang menderita
kencing manis, tetapi Ny.F tidak tahu bahwa kencing manis adalah penyakit
keturunan dari orang tua yang dapat mengenai dirinya. Ayah dari Ny.F
meninggal akibat kencing manis sedangkan ibu dari Ny.M tidak menderita
kencing manis dan meninggal karena kecelakaan.

2. Lingkungan
a. Perumahan
Jenis perumahan yaitu permanen dengan luas bangunan 3 x 10 m2, tidak
memiliki perkarang rumah, rumah milik Tn. N sendiri, atap rumah terbuat dari
genteng, terdapat ventilasi rumah dengan ≤ 10% luas lantai, cahaya matahari
dapat masuk kerumah pada pagi, siang dan sore hari (walaupun sedikit karena
jarak antar rumah sangat berdekatan), penerangan dalam rumah menggunakan
cahaya matahari dan listrik, lantai rumah terbuat dari keramik, kondisi rumah
secara keseluruhan dengan lantai bersih, perabotan berdebu dan kurang rapi.

b. Denah Rumah
Skala : 1 : 100
Keterangan :
1. Ruang tamu dan tempat tidur
2. Tempat tidur
3. Kamar mandi
4. Dapur

c. Pengelolaan sampah
Keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri. Menurut
keluarga, sampah yang ada sementara ditampung didalam rumah kemudian
dibungkus dalam plastik dan dibuang di tempat pembuangan sampah
sementara yang ada di sekitar lingkungan rumah, kemudian sampah tersebut
diangkut oleh petugas kebersihan.

d. Sumber air
Sumber air yang digunakan keluarga adalah pompa tangan dan sumber air
minum yang digunakan adalah PAM.

e. Jamban keluarga
Keluaraga Tn. N memiliki WC, kamar mandi dan WC leher angsa.

f. Pembuangan air limbah


Keluarga Tn. N mempunyai saluran tempat pembuangan air limbah yang
mengalir langsung keselokan dan jaraknya sangat dekat drai rumah. Kondisi
air selokan hitam dan dapat mengalir lancar.

g. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan


Di daerah tgempat tinggal Tn. N terdapat perkumpulan sosial seperti kegiatan
gotongroyong untuk membersihan lingkungan tempat tinggal dan kegiatan
posyandu posyandu. Fasilitas kesehatan yang terdapat di masyarakat yaitu
Posyandu, Puskesmas, Puskesmas keliling dan Rumah sakit. Keluarga Tn. N
jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan memeriksakan
kesehatan bila sakit saja. Fasilitas kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh
keluarga dengan jalan kaki, motor angkutan umum atau ojek.

h. Karakteristik tetangga dan komunitas


Di lingkungan Jalan Ceramcam No 28B Br Ceramcam Denpasar Timur
penduduknya cukup padat, jarak antar rumah tetangga berdempetan dan
terlihat sesak, jarak ke jalan raya cukup jauh, dan letak rumah berda di gang
sempit serta hanya bisa dilewati oleh motor saja. Kondisi lingkungan bersih
dan tidaj terdapat sumber polusi dari pabrik. Fasilitas yang terdapat di
komunitas yaitu fasilitas kesehatan, pasar, mesjid, sekolah dan transportasi.

i. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn. N sudah tinggal di lingkungan ini sejak ±20 tahun yang lalu.

j. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Tn. N setiap malam selalu makan malam bersama dengan keluarganya dan
Tn. N biasa nongkrong di warung untuk berkumpul serta ngobrol-ngobrol
dengan tetangga lainnya.

k. Sistem pendukung keluarga


Hubungan keluarga dengan tetangga atau lingkungan sekitar baik, cukup erat,
saling membantu dan menghargai. Keluargta memeriksakan kesehatannya bila
ada keluhan sakit saja. Transportasi mudah didapatkan seperti angkutan
umum, ojek dan lain-lain. Di dalam masyarakat terdapat struktur organisasi
yaitu Prebekel.

3. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga. Keluarga Tn.N berkomunikasi secara dua arah,
saling menghargai bila ada anggota keluarga sedang berbicara. Bila ada
anggota keluarga yang sedang menghadapi masalah, dibicarakan secara
terbuka sehingga masalah dapat diselesaikan (dengan cara mengalah).
Keluarga melibatkan emosi dalam penyampaian pesan atau mengobrol.

b. Struktur kekuatan keluarga. Dalam keluarga Tn. N, pengambil keputusan


yaitu Ny. M mengatur tentang anggaran belanja. Dalam proses pengambilan
keputusan dengan cara dimusyawarahkan dahulu sebelumnya.

c. Struktur peran, Tn. N sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga dan
mencari nafkah, sedangkan Ny. M sebagai istri yang bertugas mengatur
keuangan. An. R bekerja dan An. N masih balita. Ny. F membantu dalam
merawat cucu-cucunya. Keluarga Tn. N melaksanakan perannya dengan baik.
d. Nilai dan Norma budaya. Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga
Tn.N adalah budaya Sunda dan tidak memiliki nilai-nilai kepercayaan serta
kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.

4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif, keluarga Tn.N berusaha untuk memenuhi kebutuhan setiap
anggota keluarga, saling membantu jika ada anggota keluarga yang
mengalami kesulitan, saling menghargai, memperhatikan dan percaya antara
satu dengan yang lainnya. Setiap hari keluarga dari Ny. F yang sudah lanjut
usia dan An. N yang masih balita.

b. Fungsi sosialisai, seluruh anggota keluarga Tn.N dapat berinteraksi dengan


baik di dalam lingkungannya. Tanggung jawab dalam keluarga dijalankan
dengan baik seperti Tn.N, Ny. M dan An. R bekerja mencari nafkah. Tn. N
dan Ny. M membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih saying.
Lingkungan tempat tinggal keluarga tidak memberikan dukungan dalam
perkembangan anak dikarenakan tidak ada fasilitas bermain karena sempit.

c. Fungsi reproduksi, Tn.N memiliki dua anak yaitu Tn.R (22 th) dan An.N (4
th). Keluarga Tn.N dan Ny.M mengikuti program KB dengan menggunakan
jenis KB spiral.

5. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang, stressor jangka pendek yang
sedang dialami keluarga adalah Ny. F mengalami sakit gula. Stressor jangka
panjang yang dirasakan oleh keluarga persiapan An. N yang akan masuk TK.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, keluarga mengatakan


bila ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama untuk mencari jalan
keluarnya (musyawarah).
c. Strategi koping yang digunakan, keluarga Tn.N mengatakan bila ada
masalah selalu dibicarakan bersama untuk mencari jalan keluarnya.

d. Strategi adaptasi disfungsional, dari hasil pengkajian tidak didapatkan


adanya cara keluarga mengatasi masalah maladaptive.

e. Harapan kelurga terhadap asuhan keperawatan keluarga, keluarga sangat


senang dengan kehadiran perawat karena bisa berbicara mengenai kesehatan,
memberikan informasi, sehingga keluarga menjadi tahu mengenai
kesehatannya.

f. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tn. N Ny.F An.N


Kepala
Rambut -Rambut hitam -Rambut hitam -Rambut hitam
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
Mata lesi lesi lesi
- Konjungtivitas - Konjungtivitas - Konjungtivitas
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
penglihatan penglihatan penglihatan
Hidung kadang kabur kadang kabur kadang kabur
-penciuman baik, -penciuman baik, -penciuman baik,
Telinga tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
polip polip polip
Gigi dan Mulut -pendengaran -pendengaran -pendengaran
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
serumen serumen serumen
-tidak ada -tidak ada -tidak ada
keluhan keluhan keluhan
menelan, bibir menelan, menelan, mukosa
agak kering, mukosa mulut mulut merah
mulut agak bau merah
Leher
Tonsil -tidak ada -tidak ada -tidak ada
kelenjar kelenjar kelenjar
Kelenjar pembengkakan pembengkakan pembengkakan
-tidak ada -tidak ada -tidak ada
kelenjar kelenjar kelenjar
pembengkkan pembengkkan pembengkkan
pada kelenjar pada kelenjar pada kelenjar
tiroid tiroid tiroid
Dada
Jantung -bunyi normal -bunyi normal -bunyi normal
Paru -vesikular -vesikular -vesikular
Bentuk dada -normo chest -normo chest -normo chest
Gerakan dada -mengikuti irama -mengikuti irama -mengikuti irama
nafas nafas nafas
Perut
Bising usus -menurun - -
Nyeri tekan -tidak terdapat -tidak terdapat -tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Kulit
Turgor -kulit kering -elastisitas kulit -elastisitas kulit
terdapat mulkus baik, tidak ada baik, tidak ada
pada ekstremitas edema edema
bawah kiri,
edema (-)

Ekstremitas
Gerak -tangan dan kaki -tangan dan kaki -tangan dan kaki
tidak dapat bergerak dengan bergerak dengan
digerakkan baik baik
dengan baik,
terdapat luka
Lainnya
TD -140/80 mmHg -120/90mmHg -90x/mnt
Nadi -86x/mnt -90x/mnt -20x/mnt
Respirasi -18x/mnt -20x/mnt -58 mg/dl
Gula darah -260 mg/dl -58 mg/dl -20kg
BB -penurunan tiba- -60kg
tiba dari 70kg
menjadi 65kg

g. Harapan keluarga
Keluarga Tn. N berharap penyakit yang dialami Tn.N sembuh dan keluarga
yang lain tidak mendapatkan masalah kesehatan yang sama
h. Proses Keperaatan
1. Analisa data

No Data Masalah keperawatan

1 DS: Resiko terjadinya komplikasi DM pada


 Tn.N keluarga Tn.M berhubungan dengan
mengatakan ketidakmampuan merawat anggota
dirinya keluarga dengan Diabetes Millitus
mempunyai
riwayat
penyakit gula
sejak 1 tahun
yang lalu yang
menyebabkan
luka di kaki
 Tn. N pernah
diberitahu oleh
dokter saat
kontrol untuk
mengurangi
makanan
manis dan asin
 Keluarga tidak
tahu apa akibat
nya jika tidak
diobati
 Tn. M
mengatakan
dirinya sering
merasa haus
dan kencing
tidak
terkontrol serta
pola makan
tidak tentu
(kadang 2-3x
sehari )
Do :
 Terdapat luka
pada kaki kiri
klien
 Klien
bertanya-tanya
tentang
penyakitnya
 TD:140/80
mmHg
 Nadi :86x/mnt
 RR :18x/mnt
 GDS:260
mg/dl
 BB :penurunan
tiba-tiba dari
70kg menjadi
65kg
2 DS : Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang
 Klien dari keburtuhan
mengeluh
lemas, nafsu
makan kurang,
mual,
penurunan
berat badan
tiba-tiba dari
70kg menjadi
65kg
DO :
 Tangan dan
kaki tidak
dapat
digerakkan
dengan baik,
 Kllien tampak
lemah, bibir
kering, mulut
agak berbau

2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko terjadinya komplikasi DM pada keluarga Tn.M berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Millitus
2) Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.

NO TANGGAL PELAKSANAAN EVALUASI


1 4 Oktober 1.1 - Mendiskusikan bersama S:
- Keluarga mengatakan
2019 keluarga tentang pengertian
paham dan mengerti
Dx 1 DM dengan cara tentang pengertian,
penyuluhan kesehatan penyebab, tanda dan
menggunakan lembar balik. gejala DM.
- Memotivasi keluarga untuk - Keluarga mengatakan
mengulang kembali DM adalah penyakit
- Memberikan reinforcement gula lebih dari 140
atas usaha positif keluarga mg/dl.
1.2 - Mendiskusikan bersama O:
keluarga tentang penyebab - Keluarga dapat
DM dengan cara penyuluhan menyebutkan 3
kesehatan dengan penyebab DM dengan
menggunakan lembar balik benar
- Memotivasi keluarga untuk - Keluarga dapat
mengidentifikasi penyebab menyebutkan 5 dari
DM tanda-tanda DM
-Memberikan reinforcement dengan benar.
positif atas usaha keluarga A:
1.3 - Mendiskusikan bersama - Tujuan tercapai,
keluarga tentang tanda-tanda masalah teratasi
DM dengan cara penyuluhan P : Lanjutkan ke TUK 2
kesehatan dengan
menggunakan lembar balik
- Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali
- Memberikan reinforcement
atas usaha positif keluarga
1.4 - Memotivasi keluarga untuk
mengidentifikasi penyebab
dan tanda serta gejala DM .
5 Oktober - Memberikan reinforcement
2019 positif atas usaha keluarga. S:
2 Dx 1 2.1 - Mendiskusikan akibat DM - Keluarga menanyakan
dengan cara penyuluhan kepada penyuluh cara
kesehatan dengan mengatasi DM
menggunakan lembar balik - Keluarga mengerti
- Memotivasi keluarga untuk akibat DM .
mengulang kembali akibat O:
DM - Keluarga dapat
- Memberikan reinforcement menyebutkan 3 akibat
atas usaha positif keluarga. DM dengan benar
2.2 - Memotivasi keluarga untuk A:
mengambil keputusan - Tujuan tercapai,
dengan cara keluarga masalah teratasi
menanyakan apa yang harus P:
dilakukan untuk mengatasi - Lanjutkan ke TUK 3
5 Oktober DM.
2019 S:
3 Dx 1 - Keluarga mengatakan
paham dan mengerti
tentang cara
1.1 - Mendiskusikan bersama perawatan DM dan
keluarga tentang cara makanan yang dapat
perawatan DM dengan di konsumsi untuk
penyuluhan kesehatan DM.
dengan menggunakan lembar O :
balik - Keluarga dapat
- Memotivasi keluarga menyebutkan cara
untuk mengulang perawatan DM
kembali cara perawatan A:
DM - Tujuan tercapai,
- Memberikan masalah teratasi
reinforcement positif atas P:
usaha keluarga. - Lanjutkan ke TUK 4
1.2 – Mendiskusikan bersama
keluarga tentang cara
memilih bahan makanan
untuk DM
- Memotivasi keluarga
5 Oktober untuk mengulang
2019 kembali makanan yang
Dx 1 dapat dikonsumsi untuk S:
4
penderita DM. - Keluarga mengerti
- Memberikan tentang lingkungan
reinforcement positif atas yang aman untuk DM
usaha keluarga. O:
- Keluarga dapat
menyebutkan
4.1 - Memotivasi keluarga untuk linglungan yang aman
mnciptakan lingkungan yang untuk DM
aman untuk DM A:
- Memberikan reinforcement - Tujuan tercapai,
positif atas usaha keluarga masalah teratasi
P:
5 Oktober - Lanjutkan ke TUK 5
2019
Dx 1
5
S:
- Keluarga mengatakan
selalu memeriksakan
kesehatannya ke
klinik
O:
1.1 - Mendiskusikan bersama - Keluarga tampak
keluarga tentang fasilitas mengerti mengenai
kesehatan yang dapat tentang pemanfaatan
digunakan fasilitas kesehatan
1.2 - Mendiskusikan bersama yang ada untuk
keluarga manfaat fasilitas mengatasi masalah
kesehatan DM.
- Memberikan A:
reinforcement positif atas - Tujuan tercapai,
usaha keluarga. masalah teratasi
5 Okober P:
2019 - Pertahankan TUK Dx
Dx 2 1 dan lanjutkan Dx 2

6
S:
- Keluarga mengatakan
akan memberikan
makanan dengan diet
rendah lemak kepada
klien
1.2 - Memberikan penyuluhan O:
tentang DM - BB klien : 65 Kg
- Memberikan motivasi - Keluarga antusias
kepada keluarga yang terhadap penyuluhan
sakit agar berobat ke unit yang diberikan
pelayanan kesehatan A : Tujuan tercapai, masalah
- Melakukan pemeriksaan teratasi.
fisik P:
- Menimbang berat badan - Pertahankan
setiap hari sesuai indikasi Intervensi.
- Menganjurkan pemberian
diet seimbang rendah
lemak
- Menentukan program
diet dan pola makan yang
sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi.(2015) Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan nanda


NIC-NOC. Jogjakarta : Mediactionjogja

ArjatmoTjokronegoro.(2002). Penatalaksanaan Diabetes MelitusTerpadu.Cet 2.


Jakarta : BalaiPenerbit FKUI

Carpenito, Lynda Juall,(1997). Buku SakuDiagnosa Keperawatanedisi 6 alih bahasa


YasminAsih, Jakarta : EGC

Doenges, Marilyn E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I
Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC

Luecknote, Annette Geisler,(1997). Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek


Maryunani, Jakarta:EGC.

Ikram, Ainal,(1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare,(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai