NIP.196308171985011001
INDONESIA
Hendrajue PO.62.20.1.18.094
Herisusanto PO.62.20.1.18.095
Mardiansyah PO.62.20.1.18.100
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan pemerintah yang sesuai dengan
Pancasila
A. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Sila Ketuhanan yang maha Esa mencerminkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beragama dan adanya kebebasan dalam memeluk agama masing-masing dan menjalankan
ibadah menurut agam dan
kepercayaannya itu. Artinya tidak ada pemaksakaan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain, yaitu tidak boleh memaksakan orang lain memeluk
agama kita atau memaksa seseorang untuk berpindah ke agama lain. Negara memberikan
jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk agama yang sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
Dibuatnya kebijakan-kebijakan yang mencakup sila Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu dengan
mempertimbangkan moral serta sifat-sifat sitem moral Indonesia supaya bisa melandasi atau
menjadi pedoman perilaku perorangan, kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Adapun kebijakan pemerintah yang sesuai dengan sila pertama antara lain:
1. Pendidikan agama
Pendidikan agama di Indonesia telah diadakan sejak tahun 1950, dengan dibentuknya
panitia bersama yang dipimpin Prof. Mahmud yunus dari Departemen Agama, Mr. Hadi dari
Departemen P dan K, hasil dari panitia itu adalah SKB yang dikeluarkan pada bulan Januari.
Isinya ialah:
a. Pendidikan agama yang diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat.
b. Di daerah-daerah yang masyarakat agamanya kuat, maka pendidikan agama diberikan
mulai kelas I SR dengan catatan bahwa pengetahuan umumnya tidak boleh berkurang
dibandingkan dengan sekolah lain yang pendidikan agamanya diberikan mulai kelas IV.
c. Di sekolah Lanjutan Pertama dan Tingkat Atas (umum dan kejuruan) diberikan pendidikan
agama sebanyak 2 jam seminggu.
d. Pendidikan agama diberikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam satu kelas dan
mendapat izin dari orang tua / walinya.
e. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama, dan materi pendidikan agama
ditanggung oleh Departemen Agama.
Kebijakan ini sesuai dengan sila pertama pancasila yang menjamin penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya, Menjamin berkembang dan tumbuh
suburnya kehidupan beragama, Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama
dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama. Faktor pendukung lainnya
adalah dalam sidang pleno MPRS, pada bulan Desember 1960 diputuskan sebagai berikut:
“Melaksanakan Manipol Usdek dibidang mental/agama/kebudayaan dengan syarat spiritual
dan material agar setiap warga Negara dapat mengembangkan kepribadiannya dan
kebangsaan Indonesia serta menolak pengaruh-pengaruh buruk kebudayaan asing (Bab II
Pasal 2 ayat 1)”.
Dalam ayat 3 dari pasal tersebut dinyatakan bahwa: “Pendidikan agama menjadi mata
pelajaran di sekolah-sekolah umum, mulai sekolah dasar sampai Universitas,”
o Hari
Raya Nyepi : Merupakan perayaan tahun baru Hindu. Perayaan tahun baru ini dimulai
dengan kegiatan menyepi yang bertujuan untuk untuk menyucikan Bhuana Alit (alam
manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
o Tahun Baru Hijriyah : Merupakan perayaan tahun baru islam yang diperingati setiap tanggal 1
Muharam dalam sistem penanggalan Hijriyah.
o Maulid Nabi Muhammad : Merupakan peringatan peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW
yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal sistem penanggalang Hijriyah.
o Isra Mikraj : Merupakan peringatan peristiwa isra mikraj Nabi Muhammad yang diperingati
pada tanggal 27 Rajab (Hijriyah). Isra merupakan peristiwa diberangkatkannya Nabi
Muhammad oleh Allah dari Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsa (Palestina)
yang dilanjutkan dengan Mikraj yaitu Nabi dinaikkan dari bumi ke Sidratul Munthoha untuk
menerima perintah kewajiban sholat. Peristiwa ini terjadi dalam waktu semalam.
o Hari Idul Fitri : Merupakan hari raya Islam yang diperingati pada tanggal 1 Syawal dalam
penanggalan Hijriyah sebagai akhir dari pelaksanaan ibadah puasa.
o Hari Raya Idul Adha : Merupakan hari raya Islam yang diperingati pada tanggal 10 Dzulhijah.
Idul Adha menjadi puncak pelaksanaan ibadah haji dan pelaksanaan ibadah qurban.
o Tahun Baru Imlek : Merupakan perayaan tahun baru dalam sistem penanggalan Tionghoa.
o Wafat Isa Almasih : Merupakan peringatan wafatnya Isa Almasih yang dikenal juga sebagai
Jumat Agung. Jumat Agung diperingati pada hari Jumat sebelum Paskah.
o Kenaikan Isa Almasih : Merupakan hari raya Kristen untuk memperingati peristiwa naiknya
Yesus ke surga yang diperingati pada hari ke-40 setelah Paskah.
o Hari Natal : Merupakan hari raya Kristen yang diperingati pada tanggal 25 Desember untuk
memperingati hari kelahiran Yesus Kristus.
B. Sila Kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah
mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan
pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan
pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap
lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini
mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri
sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap
lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai kemanusiaan yang beradab
mengandung makna bahwa beradab erat kaitannya dengan aturan-aturan hidup, budi pekerti,
tata krama, sopan santu, adat istiadat, kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan, dsb. Semua
aturan diatas bertujuan untuk menjaga agar manusia tetap beradab, tetap menghargai harkat
dan derajat dirinya sebagai manusia. Adab diperlukan agar manusia bisa meletakkan diri pada
tempat yang sesuai.
Kebijakan Pemerintah yang sesuai dengan sila kedua contohnya yaitu:
a. Menegakkan HAM
Pemerintah berusaha semaksilmal mungkin menegakkan Hak Asasi Manusia dengan
membuat peraturan-peraturan HAM . Peraturan HAM dalam Konstitusi Negara diantaranya
sebagai berikut:
Jaminan perlindungan tentang hak asasi manusia yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar
Tahun 1945, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Hak atas persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, pasal 27 Ayat (1)
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, pasal 27 Ayat (2)
3. Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dan lisan dan tulisan, pasal 28
4. Hak memeluk dan beribadah sesuai dengan ajaran agama, pasal 29 Ayat (2)
5. Hak dalam usaha pembelaan negara, pasal 30
6. Hak mendapat pengajaran, pasal 31
7. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah, pasal 23
8. Hak dibidang perekonomian, pasal 33.
9. Hak fakir miskin dan anak terlantar dipeiharaan oleh negara, pasal 34.
Undang-Undang
Peraturan HAM juga dapat dilihat dalam Undang-Undang Yang pernah dikeluarkan oleh
pemerintah Indonesia. Antara lain sebagai berikut:
Landasan Operasional
a) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Pasal 2
a. Ayat (1) “Setiap warga Negara, secara perorangan atau kelompok, bebas
menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berkumpul, dan bernegara”
b. Ayat (2) “penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan undang-undang ini”
Pasal 8 menyatakan “Masyarakat berhak berperan serta secara bertanggung
jawab untuk berupaya agar penyampaian pendapat di muka umum berlangsung
secara umum, tertib, dan damai”
b) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 23
a. Ayat (2) “Setiap orang berhak untuk mempunyai, mengeluarkan dan
menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan
melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa”.
Pasal 25 menyatakan “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di
muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”
Pasal 32 menyatakan “Kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan surat-
menyurat termasuk hubungan komunikasi melalui sarana elektronik tidan boleh
diganggu, kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
Pasal 60
a. Ayat (2) “Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan
informasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan”
c) UU No. 40 Tahun 1999 Tentang pers
d) UU No. 32 Tahun 2002 Tentang penyiaran
sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah dan menetapkan
UUD
sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus usul
DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk memutus
perkara lainnya.
Sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan
pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai hasil yang mufakat.
3. Pemilihan Umum
Pemilihan umum sesuai dengan prinsip demokrasi yang terkandung dalam sila keempat
pancasila. Pemilu merupakan salah satu penerapan prinsip kerakyatan. factor yang
menyebabkannya sesuai dengan pancasila adalah asas LUBER, yaitu: langsung. Berarti
pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan, umum
berarti pemilu dapat diikuti seluruh warga Negara yang sudah memiliki hak menggunakan
suara, bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun, dan rahasia berarti suara yang diberikan pemilih bersifat rahasia hanya diketahui
oleh si pemilih itu sendiri.
E. Kebijakan Pemerintah yang Sesuai dengan Nilai keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Pemberian Bantuan untuk warga miskin
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global, artinya kemiskinan adalah
masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak orang di dunia. Kemiskinan
berhubungan dengan kekurangan materi, rendahnya penghasilan, dan adanya kebutuhan
sosial. Sehingga pemerintah memberikan bantuan BLT berupa uang tunai dan sembako
kepada masyarakat miskin. Di Indonesia terdapat kecenderungan bahwa seakan-akan
kemiskinan hanya diberantas oleh program-program pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan seolah mencakup pemberian modal usaha untuk membuka warung kecil di
sudut kampung, pemberian sapi atau kambing untuk peternakan dan pelatihan keterampilan
perbengkelan atau kerajinan tangan. Asumsinya sederhana, jika orang miskin diberi modal
dan dilatih, maka mereka akan memiliki pekerjaan dan pendapatan, sehingga kehidupan
mereka bisa menjadi lebih baik.
Pemberdayaan Perempuan
Dengan meningkatkan peranaan perempuan dalam bekerja, berkarier di bidang apa saja dan
meningkatkan kesetaraannya, meningkatkan jumlah dan proporsi perempuan dalam
menamatkan pendidikannya, menurunkan kasus tindak kekerasan terhadap perempuan, maka
suatu kebijakan seperti itu dapat mengubah nasib kaum perempuan di masa sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia, ideologi Negara Indonesia, sekaligus
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pengamalannya harus dilakukan
oleh setiap elemen bangsa Indonesia, baik dari masyarakat pada umumnya hingga disetiap
penyelenggara negara.
Karena Pancasila merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia, maka sudah seharusnya
kebijaka-kebijakan yang dibuat pemerintah harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
B. Saran
Sebagai warga negara indonesia, sudah seharusnya kita mengamalkan nilai-nilai
pancasila.
Jadi, marilah kita mengamalkan nilai-nilai pancasila itu salah satunya dengan cara
menjalankan aturan-aturan yang telah dibuat sesuai dengan pancasila.
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang
penerapan pancasila dalam kehidupan. Mohon permakluman dari semuanya jika
dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun
pemahaman. Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.