Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan adalah prasarana transportasi

darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang ada di atas

dipermukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan

merupakan faktor yang sangat penting bagi penduduk untuk berhubungan antara

daerah yang satu ke daerah yang lain, selain itu jalan juga berfungsi untuk

memperlancar kegiatan perekonomian dan aktivitas sehari-hari.

Kegiatan transportasi juga sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk.

Jumlah penduduk di Kabupaten Fakfak sekitar 77.381 jiwa (BPS Kab. Fakfak,

2019). Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi ini berpengaruh pula pada

kegiatan lalu lintas. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan perjalanan berupa

kenyamanan, dikarenakan analisa kapasitas jalan tersebut berada di kawasan

perkotaan yang ramai dikunjungi oleh masyarakat dan mengakibatkan banyaknya

aktivitas di badan jalan seperti pejalan kaki, kendaraan berhenti, kendaraan lambat

serta kendaraan keluar masuk dari sisi jalan.

Lokasi penelitian tidak begitu jauh dari pelabuhan Fakfak dan bila tiba

kapal di pelabuhan terjadilah kepadatan pada lokasi penelitian yaitu, bagi

transportasi yang lewat Pada Jalan Dr. Salasa Namudat Kabupaten Fakfak dan

1
transportasi yang lewat Pada Jalan Dr. Salasa Namudat, hal ini mengakibatkan

kurangnya kenyamanan pada jalan tersebut di tambah lagi tidak adanya lampu lalu

lintas yang mengatur transportasi yang lewat pada jalan dr. Salasa Namudat

kabupaten

Pasar Baru pada ruas jalan Dr. Salasa Namudat tepatnya sebelum pintu

masuk pelabuhan container merupakan pasar yang baru dibangun setelah terjadii

kebakaran Plaza Tumburuni pada Agustus 2019, yang mana di samping kanan/kiri

jalan terdapat Bank, Ruko dan kios-kios yang sangat padat dan belum memiliki

lahan parkir, sehingga banyak kendaraan yang parkir di badan jalan. Ruas jalan

tersebut adalah tipe jalan 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 D), yang mempengaruhi ruas

jalan menjadi sempit sehingga terjadi kemacetan dan di tambah lagi banyak

pejalan kaki.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Penulis akan melakukan penelitian

tugas akhir dengan judul ” Analisa Kapasitas Jalan Pasar Baru Pada Ruas

Jalan Dr. Salasa Namudat Kabupaten Fakfak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan diatas maka di buat

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa volume arus lalu lintas pada Jalan Pasar Baru pada Ruas Jalan Dr.

Salasa Namudat Kabupaten Fakfak?

2. Berapa kapasitas kendaraan pada Jalan Pasar Baru pada Ruas Jalan Dr.Salasa

Namudat Kabupaten Fakfak?

2
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengatahui volume arus lalu lintas pada Jalan Pasar Baru pada Ruas

Jalan Dr.Salasa Namudat Kabupaten Fakfak?

2. Untuk mengatahui berapa kapasitas pada Jalan Pasar Baru pada Ruas Jalan

Dr.Salasa Namudat Kabupaten Fakfak?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang arus lalu lintas yang terjadi pada Jalan Pasar

Baru Pada Ruas Jalan Dr.Salasa Namudat Kabupaten Fakfak

2. Dapat di gunakan sebagai acuan dan evaluasi yang ditinjau dari analisa

kapasitas jalan pada pada Jalan Pasar Baru pada Ruas Jalan Dr.Salasa

Namudat Kabupaten Fakfak.

3. Dapat dijadikan literatur maupun referensi dalam analisa kapasitas jalan pada

Pasar Baru pada Ruas Jalan Dr.Salasa Namudat Kabupaten Fakfak

E. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan maka penulis memberikan batasan-

batasan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada Pasar Baru pada Ruas Jalan Dr.Salasa Namudat

Kabupaten Fakfak.

3
2. Penelitian membahas analisa kapasitas jalan Pasar Baru pada Ruas Jalan

Dr.Salasa Namudat Kabupaten Fakfak.

3. Analisa berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997

4
BAB 1I

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi dan Klasifikasi Jalan

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1980 jalan adalah suatu

prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi bagian jalan

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi

lalulintas. bagian jalan yang dimaksud adalah Daerah Manfaat Jalan

(DAMAJA) Daerah Milik Jalan (DAMIJA) Daerah Pengawasan Jalan

(DAWASJA). Klasifikasi jalan dibagi menurut fungsi, kelas jalan, medan jalan

dan wewenang pembinaan jalan (Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan

Antar Kota,1997).

Klasifikasi jalan menurut fungsinya terbagi atas:

1. Jalan Arteri : Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara efisien.

2. Jalan Kolektor : Jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi

dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-rata sedang dan

jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal : Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

perjalanan jarak dekat kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi.

5
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan

untuk menerima beban lalu lintas yang dinyatakan dalam muatan sumbu

terberat (MST) dalam satuan ton :

Tabel 1. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan

Fungsi Kelas Muatan Sumbu Terberat

MST (Ton)
Arteri I >10

II 10

II A 8
Kolektor III A 8

III B 8
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geogmetrik Jalan Antar Kota, 1997

Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar

kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur klasifikasi menurut

medan jalan. Untuk perencanaan geometrik dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Menurut Medan Jalan

No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)


1. Datar D >3

2. Pembuktian B 3-25

3. Pegunungan G > 25
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geogmetrik Jalan Antar Kota, 1997

6
Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaannya sesuai PP No. 26/

1985 adalah Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya, Jalan

Desa dan Jalan Khusus.

B. Ruas Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah serta di atas permukaan air

kecuali jalan kereta api jalan lori dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah No 34

Tentang Jalan Tahun 2006).

Menurut MKJI (1997) pengertian jalan meliputi badan jalan, trotoar,

drainase dan seluruh perlengkapan jalan yang terkait seperti rambu lalu lintas,

lampu penerangan, marka jalan, median, dan lain-lain.

Jalan mempunyai empat fungsi :

1. melayani kendaraan yang bergerak

2. melayani kendaraan yang parkir

3. melayani pejalan kaki dan kendaraan tak bermotor

4. pengembangan wilayah dan akses ke daerah pemilikan.

Hampir semua jalan melayani dua atau tiga fungsi dari empat fungsi

jalan diatas akan tetapi ada juga jalan yang mungkin hanya melayani satu

fungsi (misalnya jalan bebas hambatan hanya melayani kendaraan bergerak).

Karakteristik geometri jalan terdiri dari :

1. Tipe jalan

7
Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda-beda baik dilihat

secara pembebanan lalu lintas tertentu. Misalnya jalan terbagi dan jalan

taterbagi, jalan satu arah.

2. Lebar jalur lalu lintas

Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar

jalur lalu lintas.

3. Bahu jalan

Jalan perkotaan tanpa kereb pada umumnya mempunyai bahu pada kedua

sisi jalur lalu lintasnya. Lebar dan kondisi permukaannya mempengaruhi

penggunaan bahu berupa penambahan kapasitas, dan kecepatan pada arus

tertentu, akibat penambahan lebar bahu terutama karena pengurangan

hambatan samping yang disebabkan kejadian di sisi jalan seperti

kendaraan angkutan umum berhenti, pejalan kaki dan sebagainya.

4. Trotoar

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan

jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk

menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.

5. Kereb

Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar berpengaruh

terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.

kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu.

Selanjutnya kapasita berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat tepi

jalur lalu lintas tergantung apakah jalan mempunyai kereb atau bahu.

8
6. Median jalan

Median jalan yang direncanakan dengan baik akan meningkatkan kapasitas

jalan.

7. Alinyemen jalan.

Alinyemen jalan adalah faktor utama untuk menentukan tingkat aman dan

efisiensi di dalam memenuhi kebutuhan lalu lintas. Alinyemen jalan

dipengaruhi oleh tofografi karakteristik lalu lintas dan fungsi jalan.

Lengkung horisontal dengan jari-jari kecil mengurangi kecepatan arus

bebas. Tanjakan yang jurang juga mengurangi kecepatan arus bebas,

karena secara umum kepadatan arus bebas di daerah perkotaan adalah

rendah maka pengaruh ini diabaikan, (MKJI, 1997).

C. Kapasitas Jalan

Menurut Munawar (2006) kapasitas adalah jumlah maksimum

kendaraan yang melewati suatu persimpangan atau ruas jalan selama waktu

tertentu pada kondisi jalan dan lalu lintas dengan tingkat kepadatan yang

ditetapkan.

Menurut Oglesby dan Hick (1993) definisi kapasitas ruas jalan dalam

suatu sistem jalan raya adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki

kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut, baik satu maupun

dua arah dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi jalan dan lalu lintas

yang umum. Kapasitas jalan dipengaruhi oleh beberapa kondisi yang ada yaitu:

9
1. Sifat fisik jalan seperti lebar, jumlah dan tipe persimpangan, alinyemen

dan kondisi permukaan.

2. Komposisi lalu lintas atau proporsi berbagai tipe kendaraan dan

kemampuan kendaraan

3. Kondisi lingkungan dan operasi dilihat dari cuaca, tingkat aktivitas pejalan

kaki.

Berdasarkan MKJI (1997) rumus di wilayah perkotaan ditunjukkan berikut

ini:

C = C0 x Fcw x Fcsp x Fcsf x Fccs

Dimana :

C = Kapasitas (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam) biasanya digunakan angka 2300


smp/jam

Fcw = Faktor penyesuaian lebar jalan

Fcsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah

Fcsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan

bahu jalan/kereb Fccs = Faktor penyesuaian ukuran kota

D. Volume Lalu Lintas

10
11

Anda mungkin juga menyukai