Anda di halaman 1dari 34

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL CALON


GURU

PENERAPAN METODE POLAMATIKA PADA PEMBELAJARAN


OPERASI HITUNG PERKALIAN DI KELAS V MADRASAH
IBTIDAIYAH NEGERI 5 KOTA MEDAN

Oleh:

ADE SITI RAHMA, S.Pd.I


NIP. 199203072019032018

Peserta Latihan Dasar CPNS Gol. III Angkatan X

BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA RI


MEDAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi yang akan dihabituasikan di tempat penulis bertugas yaitu Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 5 Kota Medan.
Penulisan rancangan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk melakukan
aktualisasi nilai-nilai dasar ASN, dan kedudukan serta Tugas ASN, melalui Latihan
Dasar (latsar) CPNS Golongan III Kementerian Agama di Balai Diklat Keagamaan
Medan Provinsi Sumatera Utara.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan aktualisasi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nurhamidah Siregar, S.Ag sebagai Coach (pembimbing)
2. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar.
Penulis menyadari aktualisasi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan rancangan
aktualisasi ini sehingga nantinya dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan dan
penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin.

Medan, 27 September 2019

Ade Siti Rahma, S. Pd.I


NIP. 199203072019032018

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

Nama : Ade Siti Rahma, S.Pd.I


NIP : 199203072019032018
Unit Kerja : MIN 5 Kota Medan

Telah Disetujui

Jumat, 27 September 2019

Pembimbing Penguji

NURHAMIDAH SIREGAR, S.Ag ( )


NIP. 197610172003122002

Mengetahui
Kepala Balai Diklat Keagamaan Medan

SALMAN AL-FARISI, S.Ag, M.Pd


NIP. 19750922 200604 1020

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................3
C. Ruang Lingkup...................................................................................4
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI..............................................................5
A. Sejarah Singkat Madrasah..................................................................5
B. Visi MIN 5 Kota Medan.....................................................................6
C. Misi MIN 5 Kota Medan....................................................................6
BAB III DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI................................7
A. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik ........................................................7
B. Analisis Isu ................................................................................................8
C. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih ...............................................10
D. Nilai-nilai Profesi PNS ..............................................................................11
E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ...................................................12
1. Manajemen ASN .................................................................................12
2. Whole Of Goverment ..........................................................................13
3. Pelayanan Publik .................................................................................14
F. Matrix Rancangan ......................................................................................15
G. Jadwal Rencana Aktualisasi .......................................................................26

BAB IV PENUTUP........................................................................................27
A. Simpulan.............................................................................................27
B. Saran...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................28

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Penetapan kualitas isu dengan AKPK .................................... 8

Tabel 2. Hasil Analisis Isu dengan USG ....................................................... 9

Tabel 3. Nilai-nilai Dasar ANEKA.................................................................. 12

Tabel 4. Matrix Rancangan Aktualisasi........................................................... 17

Tabel 5. Jadwal Rencana Aktualisasi.............................................................. 26

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penataan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu
langkah pemerintah guna memperbaiki birokrasi pemerintahan. Dengan dikeluarkannya
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diharapkan akan tercipta Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk mewujudkan ASN yang sesuai dengan UU
No.5 Tahun 2014, maka dibutuhkan suatu pendidikan dan pelatihan yang diatur dalam
Keputusan Lembaga Administrasi Negara No. 21 Tahun 2016 maka setiap ASN mampu
memiliki nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) serta Whole of Government, pelayan publik, dan manajemen
ASN.

Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai
ASN berfungsi sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat
dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan fungsinya, ASN wajib mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar profesi ASN dalam keseharian kerjanya. Sesuai dengan amanat undang-
undang, untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar tersebut ke dalam setiap ASN, maka
calon ASN harus mengikuti tahapan pelatihan dasar.

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Golongan III yang
di laksanakan di Balai Diklat Keagamaan kota Medan mengikuti pola pelatihan yang
baru. Kegiatan pelatihan dasar pertama adalah tahap On Campus yang dilaksanakan
selama 18 hari mulai tanggal 6 September 2019 - 23 September 2019 yang bertujuan
untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam pribadi calon ASN dan
mengetahui kedudukan dan peran ASN. Tahap kedua adalah tahap Off Campus selama 30
hari yang bertujuan untuk mengaktualisasikan dan menghabituasikan nilai-nilai ANEKA
dan kedudukan dan peran ASN di dalamnya yang telah diinternalisasi selama tahap
pertama pelatihan dasar. Tahap aktualisasi habituasi ini merupakan tahap yang sangat
penting sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan untuk merumuskan
kegitan dan nilai-nilai apa yang akan diaktualisasikan di dalamnya.

Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai landasan pelaksanaan kegiatan aktualisasi


nilai-nilai dasar profesi ASN dan kedudukan dan peran ASN merupakan bagian
terintegrasi dari kegiatan pelatihan dasar bagi CPNS Golongan III dalam upaya

6
mewujudkan pribadi ASN yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan
dapat mengimplementaskan kedudukan dan peran ASN di dalam tempat tugas masing-
masing selama masa jabatannya di masa yang akan datang.

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki
pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi manusia yang kritis dalam
berpikir. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi
didalam diri peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap
anak bisa memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rohani, keribadian
yang baik, mandiri dan menjadi anggta anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak,
kepribadian, agar peserta didik menjadi pribadi yang bermartabat.

Pembaharuan pendidikan sudah seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas


pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya metode baru dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Banyaknya siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami konsep dasar perkalian matematika sehingga ketika siswa
dihadapkan pada suatu permasalahan matematika yang harus diselesaikan membuat siswa
kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Akibatnya siswa kurang semangat
dalam menindaklanjuti materi yang didapat di sekolah.

Setelah kurang lebih dua bulan ditugaskan di MIN 5 Kota Medan, ada beberapa hal
yang menurut penulis perlu untuk segera diperbaiki. Dalam hal ini isu yang paling aktual
pada pembelajaran matematika di lingkungan madrasah ini adalah minat belajar siswa
masih rendah, motivasi siswa juga masih rendah, kemampuan kognitif siswa untuk
menyelesaikan operasi hitung perkalian masih sangat rendah, banyak siswa yang
beranggapan bahwa dalam memahami konsep perkalian pada mata pelajaran matematika
masih sulit untuk dipelajari dan dipahami, dan teknik/metode pengajaran yang digunakan
oleh guru kurang variatif menjadikan materi perkalian sulit dimengerti siswa.

Agar siswa dapat memahami konsep perkalian matematika dengan baik dan benar
maka perlu dikembangkan suatu teknik/metode pengajaran matematika guna membantu
siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan hubungan yang bermakna dalam
menyelesaikan soal. Salah satu metode pembelajaran yang memungkinkan agar siswa
dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian adalah dengan menggunakan metode
polamatika.

7
Oleh sebab itu, dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, penulis
mempersembahkan rancangan aktualisasi ini sebagai hasil dari pelatihan dasar yang
diterima penulis selama masa karantina dan akan diterapkan di satuan kerja dengan judul
“Penerapan Metode Polamatika pada Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian di Kelas V
MIN 5 Kota Medan”.

B. Tujuan dan Manfaat


1) Tujuan Aktualisasi

Tujuan laporan aktualisasi Latihan Dasar (Latsar) CPNS Kemenag


Golongan III pada kegiatan ini yaitu untuk mengaktualisasi nilai-nilai dasar
PNS serta kedudukan dan peran PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya
sebagai pelayan masyarakat, dan menerapkan akuntabilitas dalam setiap tugas
dengan semangat nasionalisme, menjunjung kode etik, memiliki komitmen
mutu dalam menjalankan tugas dan fungsinya, dan nilai-nilai anti korupsi dalam
melaksanakan tugas untuk meningkatkan pelayanan publik dengan cara
menerapkan metode polamatika pada siswa kelas V di MIN 5 Kota Medan
untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian dalam pelajaran
matematika.
2) Manfaat Aktualisasi

Manfaat aktualisasi CPNS pada kegiatan ini adalah untuk memberikan


pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Dalam mewujudkan fungsi
ASN sebagai pelayan publik yang profesional, diindikasikan dengan
kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu:
a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya,
b. Kemampuan mengedapankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya,
c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya,
d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya,
e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemebrantasan
korupsi di lingkungan instansinya.

8
C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup atau batasan dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang terbatas kepada lima nilai dasar
(ANEKA) yaitu, akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi. Serta nilai-nilai fungsi dan peran ASN NKRI yaitu Whole of Government
(WoG), Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.
2. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang sesuai dengan rancangan
aktualisasi yang telah dibuat yaitu Penerapan Metode Polamatika pada Pembelajaran
Operasi Hitung di Kelas V MIN 5 Kota Medan
3. Waktu pelaksanaan aktualisasi dibatasi mulai dari tanggal 2 Oktober sampai tanggal
31 Oktober 2019.

9
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Sejarah Singkat Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Belawan Kota Medan pada awalnya Madrasah


Ibtidaiyah Swasta yang didirikan pada tahun 1988 oleh Bapak Abdul Aris Pohan dan
Ramalludin dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Swasta Filial Belawan yang lokasinya
menempati tanah milik PERUMKA PJKA. Bangunannya dibangun sendiri oleh beliau
dan sumbangan masyarakat sekitar.

Melihat perkembangan murid Madrasah Ibtidaiyah Filial Belawan dari tahun ke


tahun bertambah pesat, sedangkan lahannya kurang memadai maka pada tahun 1972
pengurus memohon bantuan pendirian bangunan kepada masyarakat sekitar sebanyak 2
bilik. Pada tahun 1999 pengurus kembali memohon bantuan kepada Pemerintah Daerah
untuk pembangunan gedung sebanyak 7 bilik dan pada tahun itu pula permohonan
pengurus dikabulkan.

Pada tahun ajaran 1995/1996 perkembangan murid MI Filial Belawan semakin


pesat, maka penggurus berinisiatif mengajukan permohonan kepada Pemerintah melalui
Departemen Agama Kabupaten/Kota Medan untuk menjadikan MI Filial Belawan
menjadi Madrasah Negeri.

Tepatnya tanggal 25 Nopember 1995 pihak Departemen Agama Kota Medan


menanggapi pengajuan itu dengan mengusulkan penegerian MI Filial Belawan kepada
Departemen Agama Pusat di Jakarta melalui Direktorat Jendral Kelembagaan Islam
Departemen Agama RI Up. Direktur Pembinaan Perguruan Agama Islam Jakarta.

Akhirnya pada tanggal 25 November 1995 terbitlah Surat Keputusan Menteri


Agama Republik Indonesia Nomor: 515 A Tahun 1995 tentang pembukaan dan
penegerian Madarasah Ibtidaiyah Filial Belawan kecamatan Medan Belawan menjadi
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Belawan Kota Medan.

Berdasarkan KMA Republik Indonesia Nomor 679 tahun 2016 tentang perubahan
nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah
Negeri di propinsi Sumatera Utara, dahulu adalah dikenal sebagai Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Belawan ( MIN Belawan) namun setelah terbitnya peraturan tersebut maka MIN
Belawan berubah nama menjadi MIN 5 Kota Medan.

10
MIN 5 Kota Medan terletak di Jl.Cileduk No.12 Belawan II, Kecamatan Medan
Belawan, kotamadya Medan, propinsi Sumatera Utara. MIN 5 Kota Medan terdiri dari
19 rombel,dan siswa yang berjumlah 562 orang. Dipimpin oleh seorang Kepala
madrasah yang bernama Muallim, S.Ag, M.Pd dengan jumlah guru 30 orang terdiri dari
guru PNS dan non PNS.

MIN 5 Kota Medan memiliki gedung permanen, jaringan listrik PLN, PAM
Tirtanadi, musholla, perpustakaan, personal komputer dan wifi untuk kelancaran
administrasi. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Kota Medan berada pada lingkungan
masyarakat yang hidup sebagai nelayan, pegawai, pedagang, karyawan swasta, buruh
pabrik dan tukang ojek.

B. VISI MIN 5 KOTA MEDAN

Terwujudnya peserta didik yang unggul, berprestasi, islami, disiplin, dan peduli
lingkungan.

C. MISI MIN 5 KOTA MEDAN


1. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan yang mengacu pada Al Qur’an dan
sunah Rasul
2. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan
non akademik yang berorientasi pada upaya penyelamatan lingkungan hidup
3. Mewujudkan madrasah menjadi kebanggaan serta bagian yang tak terpisahkan dari
masyarakat.
4. Membiasakan sikap dan prilaku berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat
5. Mewujudkan kualitas lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan nyaman, sebagai
upaya perlindungan terhadap lingkungan
6. Membiasakan warga madrasah melestarikan dan mencegah terjadinya pencemaran
serta kerusakan lingkungan.

11
BAB III
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

A Deskripsi Isu/ Situasi Problematik

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan isu sebagai sebuah masalah yang
dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya), kemudian Regester dan Larkin
(2003:42) menjelaskan bahwa sebuah issu merepresentasikan suatu kesenjangan antara
praktek organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Dijelaskan kemudian bahwa
apabila isu tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi
bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Sejalan dengan pendapat Hogwood dan Gunn
dalam Wahab yang menyatakan Isu bukan hanya mengandung makna adanya masalah
atau ancaman, tetapi juga peluang-peluang bagi tindakan positif tertentu dan
kecenderungan-kecenderungan yang dipersiapkan sebagai memiliki nilai potensial yang
signifikan.

Pemahaman dari Alford dan Friedland dalam Wahab yang menyatakan bahwa “Isu
bisa jadi merupakan kebijakan-kebijakan alternatif, atau suatu proses yang dimaksudkan
untuk menciptakan kebijakan baru, atau kesadaran suatu kelompok mengenai kebijakan-
kebijakan tertentu yang dianggap bermanfaat bagi mereka”. Definisi diatas mendasari
batasan operasional dari konteks isu yang akan digunakan pada tulisan ini, yaitu; Isu
adalah sebuah masalah yang muncul pada sebuah instansi akibat dari kesenjangan antara
realita (kondisi saat ini) dengan kondisi ideal (harapan para stakeholder).

Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada
instansi kerja penulis, yaitu MIN 5 Kota Medan. Isu muncul dari berbagai sumber, yaitu:
1) Hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS), 2) Tugas
pokok dan fungsi penulis sebagai guru dan 3) Sasaran kinerja pegawai.

Beberapa isu yang muncul dari sumber-sumber diatas kemudian di inventarisir


dengan mengkategorikannya kedalam tiga prinsip ASN yaitu; 1) Manajemen ASN, 2)
Pelayanan Publik, dan 3) Whole of Government (WoG). Langkah selanjutnya adalah
penulis mengkonsultasikan isu yang telah teridentifikasi kepada rekan sejawat, Coach dan
Mentor untuk kemudian dapat di analisis secara mendalam sehingga terpilihlah sebuah
core issue.

12
Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkanlah 4 (empat) buah isu yang telah
diidentifikasi dan terkategorisasi dengan prinsip ASN sebagai berikut: 1. Minat siswa
rendah pada pembelajaran matematika; 2. Motivasi siswa masih rendah pada pembelajaran
matematika; 3. Kemampuan kognitif siswa untuk menyelesaikan operasi hitung perkalian
masih sangat rendah; 4. Teknik/metode pengajaran yang digunakan oleh guru kurang
variatif menjadikan materi perkalian sulit dimengerti siswa

Dengan definisi operasional isu yang telah ditetapkan, akan menggambarkan


kesenjanganan antara kondisi realita dan kondisi ideal yang diharapkan oleh stakeholder.
Hasil penilaian berdasarkan alat bantu penetapan kriteria dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penetapan kualitas isu dengan AKPK
Kriteria AKPK Total
Ranking
Skor
No. Isu
A K P K2
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Minat siswa pada pembelajaran
5 4 4 5 19 3
matematika masih rendah
2. Motivasi siswa pada pembelajaran
5 4 4 4 17 4
matematika masih rendah
3. Kemampuan kognitif siswa untuk
menyelesaikan operasi hitung perkalian 5 4 5 5 18 2
masih sangat rendah
4. Teknik/metode pengajaran yang
digunakan oleh guru kurang variatif
5 5 5 5 20 1
menjadikan materi perkalian sulit
dimengerti siswa

Keterangan Tabel:
A : Aktual
K : Kekhalayakan
P : Problematik
K2 : Kelayakan
WoG : Whole of Government
MA : Manajemen ASN
PP : Pelayanan Publik

B. Analisis Isu

Guna mencapai core issue, diperlukan upaya untuk menganalisis secara mendalam

13
kualitas masing-masing isu. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan Kelayakan artinya isu yang masuk
akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Kriteria kedua adalah USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Urgency artinya
seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness
merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.

Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut


jika tidak ditangani segera. Rentang penilaian yang digunakan pada matriks USG adalah
dengan memberikan skor 1-5, semakin tinggi skor menunjukkan bahwa isu tersebut
sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.

Bobot nilai pada kedua metode tersebut diberikan penulis secara objektif dengan
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu: Hasil Konsultasi, Analisis Teoritis dan
Analisis Strategis Organisasi. Hasil konsultasi merujuk pada rekomendasi yang
didapatkan penulis dari rekan sejawat, mentor dan coach. Analisis teoritis merujuk pada
sudut pandang teori yang dapat menjadi prediksi berkembangnya isu, sedangkan analisis
strategis organisasi dilakukan dengan mempertimbangkan dampak isu terhadap citra
organisasi. Hasil penilaian dengan alat bantu USG dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Isu dengan USG


Total
Skor USG Ranking
Skor
No. Isu
U S G

1 Teknik/metode pengajaran yang digunakan oleh 5 5 5 15 1


guru kurang variatif menjadikan materi perkalian
sulit dimengerti siswa

2 Kemampuan kognitif siswa untuk menyelesaikan 4 5 5 14 2


operasi hitung perkalian masih sangat rendah

3 Minat siswa rendah pada pembelajaran matematika 4 4 5 13 3

14
Keterangan:
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth
WoG : Whole of Government
MA : Manajemen ASN
PP : Pelayanan Publik

C. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Melalui proses analisis isu menggunakan metode APKL dan USG maka
ditentukanlah core issue, yaitu: Penerapan Metode Polamatika pada pembelajaran
operasi hitung perkalian di kelas V MIN 5 Kota Medan. Fokus dari isu ini adalah
mengukur hasil belajar (kemampuan kognitif) siswa dengan menerapkan metode
polamatika pada pembelajaran operasi hitung perkalian.

Penemu metode polamatika adalah Dradjad Premadi, ST. Polamatika mempelajari


tentang perkalian, pembagian, dan bilangan kuadrat. Kali ini penulis akan membahas
tentang perkalian.

Metode polamatika adalah metode yang menggunakan pola-pola bilangan dalam


mengerjakan operasi. Dalam penggunaan metode ini diperlukan kolom pembantu yang
dinamakan kolom polamatika, sehingga untuk mengerjakan perkalian satuan, puluhan,
atau lebih dapat terpecahkan dengan sangat mudah dan cepat (Drajad Pramedi, 2008:1).

Drajad Premadi (2008:2) menyatakan bahwa pola bilangan hanya didasarkan pada
kemampuan siswa untuk menghafal perkalian sampai dengan 9 x 9. Penggunaan pola
bilangan ini sudah tidak lagi menggunakan “cara simpan” (seperti yang selama ini
digunakan pada teknik perkalian bersusun) dan tidak diperlukan juga alat bantu hitung
(seperti pada metode lain). Seringkali, siswa kesulitan mengerjakan perhitungan cara
simpan pada teknik perkalian bersusun dan menghafalkan penggunaan alat bantu hitung
tersebut.

Metode polamatika dirancang untuk membantu guru dalam pembelajaran agar siswa
dapat dengan mudah dalam memecahkan pengoperasian perkalian. Polamatika juga
dapat dikatakan sebagai salah satu metode yang menarik dalam proses pembelajaran
sehingga anak tidak bosan untuk memahami konsep perkalian. Jika anak sudah benar-
15
benar paham tentang bentuk dan konsep kolom polamatika diluar kepala, maka kolom
tersebut tidak perlu dipergunakan l10agi.

Melalui proses analisis, maka terpilihlah isu metode pembelajaran yang kurang
variatif sebagai core issue. Pada kegiatan aktualisasi, peserta disyaratkan untuk
merancang kegiatan kreatif yang syarat akan nilai-nilai ANEKA dalam proses
pelaksanaannya. Berdasarkan landasan teoritis yang digunakan, maka penulis merancang
enam kegiatan dengan kesamaan output/hasil yaitu buku panduan polamatika untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi operasi hitung perkalian.

D. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

Pegawai Negeri Sipil memiliki nilai-nilai dasar profesi. Nilai nilai dasar profesi PNS
ada 5 (lima) yaitu :
1. Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan
dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. PNS
perlu merubah nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku PNS
dengan mengedepankan kepentingan publik, imparsial dan berintegritas.
2. Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus bangsa lain. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh
setiap Pegawai Negeri Sipil. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan
hal yang lebih penting.
3. Etika Publik adalah refleksi tentang standar, norma yang menentukan baik buruk,
benar salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
4. Komitmen mutu adalah komitmen untuk menampilkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada costumer sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya.
5. Anti Korupsi. Korupsi berasal dari bahasa latin Corruptio dan Corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dapat dikatakan korupsi adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dampak korupsi tidak hanya sekedar
menimbulkan kerugian negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek namun bersifat jangka panjang.
16
Tabel 3. Nilai-nilai Dasar ANEKA

Akuntabilitas Nasionalisme EtikaPublik KomitmenMutu Anti Korupsi

Perbaikan Mutu
Pelayanan
Integritas Diri Ideologi Negara Layanan Dan Organisasi
Publik
Organisasi

Habit atau Mengamalkan nilai-nilai pancasila: Refleksi: Perilaku,


kebiasaan paham kebangsaan, rasa kebangsaan, baik/buruk, sistem dan
semangat kebangsaan dampak
1. Tanggung Sila ke-1 3. Cinta tanah 1. Jujur 1. Efektifitas 1. Jujur
jawab 1. Etos kerja air 1. Bertanggung (konsisten, 2. Peduli
2. Jujur 2. Religius 1. Menjaga jawab tepatsasaran, 3. Mandiri
3. Kejelasan 3. Toleransi ketertiban 2. Integritas sistematis, 4. Disiplin
target 4. Amanah 2. Mengutama tinggi praktis) 5. Tanggung
4. Netral 5. Percaya diri kan 3. Cermat 2. Efisiensi jawab
5. Mendahulu 1. Tanggungjawab kepentingan 4. Disiplin (termudah, 6. Kerjakeras
kan 6. Transparan publik 5. Hormat termurah, 7. Sederhana
kepentingan Sila ke-2 Sila ke-4 6. Sopan tersingkat, 8. Berani
publik 1. Humanis 1. Musyawara 7. Taat pada teringan, 9. Adil
6. Adil 2. Persamaan h mufakat peraturan terpendek)
7. Transparan derajat 3. Menghargai perundang- 3. Inovasi
8. Konsisten 3. Tidak pendapat undangan 4. Berorientasi
9. Partisipatif diskriminatif orang lain 8. Taat perintah mutu
4. Saling 4. Kekeluarga 9. Menjaga
mnenghormati an rahasia
5. Tenggang rasa 5. Bijaksana
Sila ke-3 Sila ke-5
1. Rela berkorban 2. Tolong
2. Gotong royong menolong
6. Sederhana
7. Tidak
serakah
8. Bersikap
adil
9. Kerja keras

E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri
Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri
sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN

17
ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundangundangan sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan.
2. Whole Of Goverment
WoG (Whole Of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan
integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang
melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan
perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e- Government.
E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan
secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan
antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien,
efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-
government antara lain adalah:
1. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien
dan efektif
2. Hemat anggaran dan tepat waktu
3. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi
akan banyak berkurang.
4. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat

18
kesalahan berkurang
5. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan
publik juga meningkat.
3. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat
dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna”. Pelayanan pada hakikatnya
adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses
yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara
penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002:16) menyatakan
bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah
yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang
lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang
dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang
menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus
Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
2. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa
3. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu
4. Publik berarti orang banyak (umum)

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan


Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
19
Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum, kepastian hukum,
kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan
perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan,
dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.

F. Matrix Rancangan
MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Kota Medan
Identifikasi Isu : 1. Minat siswa pada pembelajaran matematika masih rendah
2. Motivasi siswa pada pembelajaran matematika masih
rendah
3. Kemampuan kognitif siswa untuk menyelesaikan operasi
hitung perkalian masih sangat rendah
4. Teknik/metode pengajaran yang digunakan oleh guru
kurang variatif menjadikan materi perkalian sulit
dimengerti siswa

Isu yang diangkat : Teknik/metode pengajaran yang digunakan oleh guru kurang
variatif menjadikan materi perkalian sulit dimengerti siswa
Gagasan pemecahan isu : 1. Melakukan koordinasi dengan kepala madrasah
terkait persetujuan dan pelaksanaan aktualisasi
2. Membuat buku “Panduan Polamatika”
3. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
dengan menerapkan metode polamatika
4. Mendemonstrasikan metode polamatika melalui
20
powerpoint dan infokus
5. Membuat dokumentasi pembelajaran
6. Melakukan evaluasi pada siswa setelah diterapkan
metode polamatika
7. Menyusun Laporan Aktualisasi

21
Kontribusi
Kontribusi
Kegiatan
Keterkaitan substansi Pencapaian Time Schedule
No Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Pencapaian Visi
Mata Pelatihan Penguatan Nilai- (Penjadwalan)
dan Misi
nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 a. Meminta izin untuk a. Surat izin dari Akuntabilitas Menciptakan Adanya koordinasi Rabu, 2 Oktober
Melakukan
menggunakan kepala madrasah Adanya pendidikan dan dengan pimpinan 2019
koordinasi dengan
metode polamatika untuk penggunaan kejelasan pengajaran madrasah
Kepala Madrasah
di madrasah metode polamatika wewenang berstandar tinggi menunjukkan nilai
Ibtidaiyah Negeri 5
b. Mensosialisasikan b. Foto kegiatan dan dan profesionalitas,
Kota Medan
metode polamatika sosialisasi tanggungja meningkatkan inovasi dan
kepada kepala wab antara kualitas tanggung jawab
madrasah dan guru- bawahan pelaksanaan
guru dan pendidikan
pimpinan
pada unit
kerja

Nasionalisme
Munculnya sikap hormat
menghormati antara
bawahan kepada pimpinan
di unit kerja. Dan
penekanan pada tanggung
jawab yang harus
dilaksanakan sesuai dengan
kegiatan yang telah
disampaikan.

Etika Publik

22
Sopan dalam berbicara
kepada pimpinan, serta taat
terhadap arahan yang
diberikan oleh
pimpinan.
Komitmen Mutu
Melakukan koordinasi
sebagai komitmen
terhadap kualitas
pembelajaran dan
mengedapankan kualitas
mutu.

Anti Korupsi
Dengan adanya pertemuan
ini, dapat memunculkan
rasa perduli terhadap
pencapaian misi madrasah.

2 a. Menentukan waktu Buku Panduan Akuntabilitas Profesionalitas dan Kamis – Rabu


Membuat buku “Panduan Penggunaan metode
pembuatan buku Polamatika Tanggung jawab, integritas dengan 3 – 9 Oktober 2019
Polamatika” polamatika
b. Menyusun materi kejujuran dan kejelasan berkoordinasi
sejalan dengan
operasi hitung target dibuat pada buku kepada pihak yang
salah satu visi
perkalian dengan panduan polamatika akan berkompeten guna
dan misi
metode polamatika saya realisasikan secara terealisasikan
madrasah yaitu
c. Mencetak buku maksimal penggunaan metode
inovasi
panduan polamatika polamatika
pembelajaran
Nasionalisme
Munculnya sikap persatuan
dan kesatuan selama
pembuatan buku panduan
23
polamatika

Etika Publik
Penyusunan bahasa pada
buku panduan polamatika
disesuaikan dengan
pemahaman tingkat anak
MI

Komitmen Mutu
menciptakan buku
panduan metode
polamatika yang efektif
dan efisien.

Anti Korupsi
Menyediakan buku
panduan sebanyak siswa
yang belajar agar tercipta
rasa keadilan

3 Merancang Rencana Akuntabilitas Profesionalitas dan Kamis - sabtu


RPP dimanfaatkan
Pelaksanaan Membuat RPP dengan integritas dengan 10 – 12 Oktober
sebagai acuan
Pembelajaran dengan metode polamatika yang berkoordinasi 2019
pelaksanaan
menerapkan metode dapat kepada pihak yang
pembelajaran
polamatika dipertanggungjawabkan berkompeten guna
demi
terealisasikan RPP
terwujudnya visi
Nasionalisme dengan metode
misi madrasah
Membuat RPP dengan polamatika
yaitu
metode polamatika
24
berbasis sebagai wujud
meningkatkan
mencerdaskan kehidupan
kualitas
pendidikan nasional
akademik

Etika Publik
Membuat RPP dengan
metode polamatika tetap
memperhatikan etika
penulisan yang baik dan
benar serta mencantumkan
sumbernya

Komitmen Mutu
Membuat RPP dengan
metode polamatika sebagai
komitmen terhadap
kualitas pembelajaran dan
mengedapankan kualitas
mutu dan perkembangan
dunia pendidikan

Anti Korupsi
Membuat RPP dengan
metode polamatika dengan
penuh tanggunjawab tanpa
menunda – nunda
pekerjaan dan tepat pada
waktunya

4 Mendemonstrasikan a. Menyediakan RPP a. RPP Akuntabilitas Dengan Sosialisasi yang Senin – Rabu
25
metode polamatika b. Membagikan buku b. Buku panduan Mendemonstrasikan menggunakan dilakukan akan 14 – 16 Oktober
melalui powerpoint panduan polamatika polamatika metode polamatika yang metode menguatkan 2019
dan infokus sebagai bahan ajar c. Laptop dan infokus dapat polamatika integritas, tanggung
kepada siswa sebagai media dipertanggungjawabkan mencetak siswa/i jawab dan
c. Menyajikan materi pembelajaran hasil penerapannya yang unggul, profesionalitas.
operasi hitung berprestasi
perkalian Nasionalisme dalam akademik
menggunakan Pembelajaran dengan
powerpoint metode polamatika
dilaksanakan sebagai
wujud memajukan
pendidikan nasional

Etika Publik
Penjelasan atas metode
polamatika diterapkan
dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh
siswa MI

Komitmen Mutu
Pembelajaran metode
polamatika sebagai
komitmen terhadap
kualitas pembelajaran dan
mengedapankan kualitas
mutu dan perkembangan
dunia pendidikan
Anti Korupsi
Pembelajaran metode
polamatika dilakukan
26
secara sistematis
mencerminkan sikap
terhadap anti korupsi

5 Membuat a. Mempersiapkan Foto kegiatan Akuntabilitas Dokumentasi Dokumentasi foto Kamis – Sabtu
dokumentasi kamera Membuat dokumentasi foto digunakan sebagai 17 – 19 Oktober
pembelajaran b. Meminta tolong pembelajaran yang dapat dimanfaatkan bukti fisik untuk 2019
pada rekan kerja dipertanggungjawabkan untuk inovasi memajukan
untuk mengambil pada madrasah
foto saat kegiatan Nasionalisme pembelajaran
berlangsung Dokumentasi foto sebagai kekinian
penciptaan rasa
nasionalisme untuk
menjadikan sejarah dalam
penerapan yang dilakukan.

Etika Publik
Dokumen foto sebagai
etika dalam penerapan
suatu metode dilapangan

Komitmen Mutu
Dokumen foto dijadikan
sebagai bukti dari
kebenaran diterapkannya
metode polamatika di
madrasa sebagai komitmen
terhadap kualitas
pembelajaran dan
mengedapankan kualitas
mutu dan perkembangan
27
dunia pendidikan

Anti Korupsi
Pengambilan foto sesuai
dengan kegiatan yang
dilakukan dengan penuh
tanggunjawab tanpa
merekayasa hasilnya.

6 Melakukan evaluasi a. Menyusun daftar a. Daftar nilai siswa Akuntabilitas Menghasilkan Metode polamatika Senin,
pada siswa setelah penilaian hasil b. Lembar kerja siswa bertanggung jawab dalam generasi yang yang terbentuk 21 Oktober 2019
diterapkan metode belajar siswa yang (materi perkalian) menyiapkan daftar nilai mampu indikasi dari
polamatika disesuaikan dengan c. Laporan penilaian siswa dan lembar kerja menyelesaikan profesionalitas,
kurikulum 2013 ontentik sebagai siswa persoalan secara integritas dan
b. Memberikan soal hasil penilaian terkait kreatif dan inovasi
latihan kepada siswa substansi ANEKA Nasionalisme inovatif
Evaluasi dilakukan sebagai
wujud rasa nasionalisme
guna menjadikan siswa
cerdas dalam
menyelesaikan persolan

Etika Publik
Tumbuhnya kesadaran
akan pentingnya mendidik
sikap siswa (tanggung
jawab dan berintegritas
tinggi) pada saat evaluasi.

Komitmen Mutu
Adanya buku panduan
28
metode polamatika
merupakan bagian dari
inovasi pembelajaran

Anti Korupsi
Evaluasi dijadikan sebagai
acuan penilaian yang jelas,
rinci, dan akurat artinya
tidak ada manipulasi pada
hasil belajar yang
diperoleh siswa

7. a. Mengumpulkan data a. Terselesaikannya Akuntabilitas Mewujudkan Mengumpulkan 22 – 30 Oktober


Menyusun Laporan
b. Menganalisis data Laporan Aktualisasi Mengumpulkan semua pelaksanaan Laporan aktualisasi 2019
Aktualisasi
c. Menggabungkan data adalah bentuk dari kegiatan dalam bentuk dari
seluruh data menjadi tanggung jawab, kejelasan bentuk tanggung jawab dan
sebuah laporan target dan transparan. aktualisasi profesionalitas
aktualisasi (habituasi)
Nasionalisme
Menyusun laporan sebagai
bukti dari kesungguhan
saya terhadap kecintaan
terhadap bangsa dan
menjadikannya sebagai
hasil dari aktualisasi
selama diklat CPNS

Komitmen mutu
Menyusun laporan
aktualisasi berdasarkan
hasil dari data-data yang
29
telah dikumpulkan selama
kegiatan aktualisasi yang
berorientasi mutu.

Anti Korupsi
Laporan aktualisasi yang
akan saya buat nantinya
bebas dari manipulasi data
dan kecurangan-
kecurangan lainnya.
Tabel 4. Matrix Rancangan Aktualisasi

G. Jadwal Rencana Aktualisasi


Aktualisasi dilaksanakan secara off campus selama 30 hari. Kegiatan ini terhitung dari 2 Oktober 2019 sampai 31 Oktober 2019. Adapun
rincian rencana aktualisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Jadwal Rencana Aktualisasi

Oktober
No Kegiatan
1 2 3 4

30
1 Melakukan koordinasi dengan
kepala madrasah terkait
persetujuan dan
pelaksanaan aktualisasi.

2 Membuat buku “Panduan


Polamatika”
3 Membuat Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran dengan
menerapkan metode polamatika

4 Mendemonstrasikan metode
polamatika melalui
powerpoint dan infokus
5 Membuat dokumentasi
pembelajaran

6 Melakukan evaluasi pada siswa


setelah diterapkan metode
polamatika
7 Menyusun Laporan Aktualisasi

31
BAB IV PENUTUP

A. Simpulan
Gagasan aktualisasi dalam rancangan ini adalah “Penerapan Metode Polamatika pada Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian di Kelas
V MIN 5 Kota Medan”. Gagasan ini berangkat dari rendahnya minat belajar siswa masih rendah, motivasi siswa juga masih rendah,
kemampuan kognitif siswa untuk menyelesaikan operasi hitung perkalian masih sangat rendah, banyak siswa yang beranggapan bahwa
dalam memahami konsep perkalian pada mata pelajaran matematika masih sulit untuk dipelajari dan dipahami, dan teknik/metode
pengajaran yang digunakan oleh guru kurang variatif menjadikan materi perkalian sulit dimengerti siswa.
Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan isu tersebut adalah 1) melakukan koordinasi dengan kepala madrasah terkait persetujuan dan
pelaksanaan aktualisasi; 2) membuat buku panduan polamatika; 3) membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
metode polamatika; 4) mendemonstrasikan metode polamatika melalui powerpoint dan infokus; 5) membuat dokumentasi pembelajaran; 6)
melakukan evaluasi pada siswa setelah diterapkan metode polamatika; 7) menyusun laporan aktualisasi

B. Saran
Adanya rancangan ini diharapkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
dapat diterapkan dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan peran sebagai guru PNS. Adapun saran yang ingin disampaikan adalah sebagai
berikut.
1) Kiranya guru lain dapat membuat implementasi ANEKA pada ranah pembelajaran lain, misalnya penggunaan buku saku, metode dan

32
lain-lain.
2) Diharapkan kegiatan aktualisasi ini dapat menjadi habituasi dalam kegiatan pembelajaran apapun dan di madrasah/sekolah manapun.

33
DAFTAR PUSTAKA

Drajad Premadi, ST. 2008. Polamatika. Jakarta: Wahyu Media


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul
Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas: Modul
Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul
Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul
Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu: Modul
Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme: Modul
Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Moenir. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Regester, Michael, Judi Larkin. 2003. Risk Issues and Crisis Management in Public
Relations. New Delhi: Crest Publishing House

34

Anda mungkin juga menyukai