Anda di halaman 1dari 14

Biogas dari Kotoran Ternak

Beberapa digestor berlaju-rendah yang terkenal


 Digestor-digestor biogas yang digunakan di negara-negara
berkembang untuk mendapatkan biogas dari kotoran ternak
umumnya memiliki fitur-fitur berikut :
• Tangki pencampur : untuk mengencerkan kotoran hewan
dengan air sehingga diperoleh umpan digestor.
• Parit dan pipa pemasukan : untuk memasukkan substrat/
umpan ke dalam digestor.
• Digestor : tempat berlangsungnya pencernaan anaerobik dan
pembangkitan biogas.
• Kubah penyimpan biogas : untuk mengumpulkan biogas
yang sampai waktu pemakaian.
• Parit dan pipa pengeluaran : untuk mengeluarkan dan
menampung lumpur ampas pencernaan sebelum
dimanfaatkan lebih lanjut.
• Pipa/slang penyalur gas: untuk menghantarkan biogas ke
peralatan pengguna. 2
Efisiensi-efisiensi energi pemanfaatan kotoran sapi, umpan paling umum
digestor biogas skala rumah tangga

 Kotoran ternak lain yang juga bisa dimanfaatkan : kerbau, babi


dan ayam/unggas.
 Penggunaan via pembakaran langsung setelah dikeringkan
adalah yang paling tak efisien.
3
Digestor biogas
tipe kubah
terapung
Material utk kubah
terapung : ferrosemen,
HDPE, PVC. Kubah
dapat diputar utk
memecah buih.
Kapasitas 1 – 8 m3; 3
m3 paling umum. WTH
55 hari.

4
Digestor biogas berkubah diam (fixed-dome)
- Model China / Janata / Deenbandhu -

WTH 50 – 66 hari; kapasitas paling umum 2 m3.


5
Digestor ‘balon’

Populer di China. Dibuat dari


plastik fleksibel.

• Murah, mudah dibuat dan


diangkut, mudah mencapai
temperatur pencernaan tinggi,
mudah dibersihkan, dikosoongkan,
dan dirawat.
• Umur pendek  5 tahun, mudah
rusak, perbaikan hanya via tambal-
tembel.
6
Kendala-kendala digestor berlaju rendah

• Tak memiliki perlengkapan yang mampu mengaduk/


mencampur isi digestor secara baik,atau bahkan memadai
sekalipun.
• Populasi konsosium mikroba yang ada di dalam lumpur
cerna, terbawa keluar dari digestor oleh lumpur bekas-
cerna, padahal sedang aktif-aktifnya. Digestor tak memiliki
perlengkapan untuk menahan konsorsiummikroba yang
sedang aktif tersebut agar tak ikut terbuang.
• Beroperasi pada pH, temperatur, dan laju pembebanan
organik yang sesuai bagi fase metanogenesis saja, dengan
mengorbankan ke-3 fase sebelumnya (hidrolisis,
asidogenesis dan asetogenesis) untuk bisa berlangsung
optimal.
7
Digestor-digestor kotoran ternak berskala besar
• Di negara-negara maju, peternakan untuk produksi susu dan daging
(sapi, babi, unggas) bersifat sentralistik sehingga berskala besar.
• Dahulu biogas dari kotoran ternak dibuang via menara pembakar
(flare, flaring).
• Kini situasinya
sudah lain!.
• Perkembangan
produksi energi
dengan digestor
anaerobik di A.S.

• Hal serupa
berlangsung di
negara2 maju lain. 8
Ada 4 tipe digestor biogas berskala besar
1. Digestor laguna bertutup (covered lagoon digester).

• Kolam anaerobik penampung kotoran ternak diberi penutup. Bekerja


sangat baik jika kadar padatan dalam kolam < 2 %.
• Murah, cukup efektif, beroperasi pada temp. Lingkungan, butuh
lahan luas, praktis tanpa pengendalian proses pencernaan.
• Di Indonesia kini banyak diterapkan di pabrik kelapa sawit (PKS).
9
2. Digestor aliran sumbat (plug flow digester).

• Tangki beton berbentuk persegi panjang atau seperti terowongan yang


diberi tutup kedap udara.
• Bisa juga berbentuk huruf U dengan gerbang masuk dan gerbang keluar
pada sisi yang sama.
• Paling cocok untuk kotoran berkadar padatan 11 – 14 % (kotoran sapi);
WTH 15 – 20 hari.
10
• Tangki digestor
aliran sumbat
dapat
dipanaskan
agar
pencernaan
berlangsung
mesofilik atau
termofilik,
menggunakan
kalor yang
dijumput dari
perlatan/mesin
pemanfaat
biogas.

Foto tampak luar bagian atas sebuah digestor aliran sumbat


11
3. Digestor teraduk/tercampur

12
Foto digestor-digestor teraduk/tercampur 13
4. Digestor film diam
Kolom berisi
media seperti
serpihan kayu
atau cincin
plastik kecil
agar mikro-
organisme
pembentuk
metana bisa
tumbuh dan
melekat.

WTH < 5 hari.

Kelemahan : umpan harus cairan bebas-partikel, sehingga pemanfaatan


potensi biogas tidak maksimal. 14

Anda mungkin juga menyukai