Anda di halaman 1dari 6

MATERI CUTI PEGAWAI

Pengertian Cuti
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Atau dapat
juga merupakan hak bagi Negeri Sipil berupa izin tidak masuk kerja yang dapat ditunda dalam
jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak.
Manfaat Dari Cuti
Umumnya setiap perusahaan memberikan hak cuti untuk karyawannya yang bisa diambil
sekitar 12 kali atau lebih per tahun. Cuti tersebut bisa digunakan untuk berbagai kepentingan
seperti menikah, liburan, atau hal lain yang ingin Anda lakukan ketika hari kerja.
Hal itu juga tertuang dalam Undang-Undang (UU) No. 13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), yang
menyebutkan bahwa seorang pekerja berhak mendapatkan cuti tahunan sekurang-kurangnya
12 hari kerja.
Sayangnya beberapa orang tidak terlalu peduli dengan jatah cuti yang diberikan perusahaan.
Padahal cuti memberikan manfaat positif yang juga berpengaruh terhadap pekerjaan Anda saat
ini. Berikut keuntungan mengambil cuti yang dijelaskan oleh psikolog muda, Wulan Ayu
Ramadhani, M. Psi:
1. Hilangkan Jenuh
Cuti dapat menghilangkan jenuh. Saat Anda merasa bosan dengan pekerjaan sebaiknya
segera ambil cuti. Jangan langsung terburu-buru memutuskan resign. Coba ambil waktu
libur untuk kembali menyegarkan pikiran Anda.
"Salah satu yang membuat baterai awet ketika di charge dalam kondisi mesin mati, sama
seperti otak, kita tidak bisa memaksanya untuk selalu bekerja setiap waktu karena akan
timbul di mana rasa jenuh, stres dan rasa sensitivitas yang tinggi.
2. Buat Anda Lebih Produktif
Salah satu keuntungan mengambil hak libur di hari kerja bisa meningkatkan produktivitas.
Manfaatkan hak cuti per tahun untuk benar-benar menyegarkan pikiran Anda.
"Manfaat cuti itu bisa membuat produktivitas semakin meningkat, apalagi untuk pekerjaan
yang membutuhkan kreativitas. Mengambil cuti itu adalah salah satu yang harus dilakukan
untuk semakin meningkatkan kinerja Anda.
3. Mendapatkan Inspirasi Baru
Bagi seseorang yang bekerja di bidang kreatif, salah satu manfaat cuti bisa mendapatkan
inspirasi baru. Inspirasi tersebut tentunya akan memacu semangat Anda ketika bekerja.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan aktivitas atau berpergian ke tempat yang
belum pernah dikunjungi.

UU No. 43 Tahun 1999 Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian Pasal 8:
a. Yang dimaksud cuti adalah tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu
b. Dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta untuk
kepentingan Pegawai Negeri perlu diatur pemberian cuti.
c. Cuti Pegawai Negeri terdiri dari, cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting, cuti
besar, cuti bersalin, dan cuti di luar tanggungan negara.
d. Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri yang bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama, seperti menunaikan ibadah haji.

PP. No. 24 Tahun 1976:


Cuti adalah kedaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan:
a. Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka menjamin kesegaran
jasmani dan rohaninya.
b. Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan.

Pejabat yang Berwenang Memberikan Cuti:


a. Pimpinan Lembaga Tertinggi /Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara;
b. Menteri , Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pimpinan Ke-
sekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/ Lembaga Tinggi Negara dan Pejabat lain yang
ditentukan Presiden bagi PNS dalam lingkungan kekuasaannya;
c. Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri.

Jenis Cuti:
1.    Cuti Tahunan                       4.   Cuti Bersalin
2.    Cuti Besar                            5.   CKAP
3.    Cuti Sakit                             6.   Cuti diluar tanggungan Negara

Cuti Tahunan:
a. PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya  satu tahun secara terus menerus berhak atas
cuti tahunan selama 12  hari kerja.
b. Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah-pecah dengan ketentuan setiap bagian tidak
boleh kurang dari 3  hari kerja.
c. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun ybs dapat diambil dalam tahun berikutnya
paling lama 18 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
d. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam kurun waktu 2 (dua) tahun berturut-turut atau
lebih, dapat diambil dalam tahun berikutnya maksimum 24  hari kerja, termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
e. Cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannnya, maka waktu cuti tahunan
dapat ditambah untuk paling lama 14 hari.

Cuti Besar:
a. Setiap PNS  yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus
berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang
bersangkutan.
b. Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya, dapat
diambil pada tahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambilan cuti besar itu
tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya.
c. Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak maka pelaksanaan cuti besar  dapat
ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian maka waktu
penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar  berikutnya.

Cuti Sakit:
a. Setiap PNS  yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit.
b. 1 – 2 hari, memberitahukan secara lisan / tertulis kepada Pejabat yang berwenang.
c. 2 – 14 hari, mengajukan permohonan cuti dilampiri surat keterangan dari dokter.
d. 14 hari – 6 bulan, mengajukan permohonan cuti dilampiri surat keterangan dokter yang
ditunjuk pemerintah.
e. 18 bulan belum sembuh, diuji kesehatan oleh Tim Penguji Kesehatan.
f. PNS Wanita yang gugur kandungan berhak cuti sakit 1,5 (satu setengah) bulan.
g. PNS yang sakit karena kecelakaan dinas berhak cuti sakit sampai sembuh.

Cuti Bersalin:
a. PNS wanita berhak atas cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan
ketiga.
b. Untuk Persalinan anak ke empat dst, apabila telah mempunyai hak, Pegawai Negeri Sipil
tersebut dapat menggunakan cuti besar atau cuti di luar tanggungan negara.
c. Lamanya cuti persalinan adalah 1 (satu bulan) sebelum dan 2 (dua bulan) setelah
persalinan.

Cuti Karena Alasan Penting:


PNS berhak atas cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 bulan. Lamanya cuti karena
alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian rupa, sehingga benar-benar hanya untuk
waktu yang diperlukan saja.
Yang dimaksud cuti karena alasan penting  adalah cuti karena:
a. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau
meninggal dunia.
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a di atas meninggal
dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang bersangkutan  harus
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal itu.
c. Melangsungkan perkawinan pertama.
d. Alasan penting lainnya yang ditetapkan oleh Presiden.

Cuti di Luar Tanggungan Negara (CLTN):


a. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja
sekurang-kurangnya 5 tahun  secara terus-menerus dan adanya alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak.
b. CLTN bukanlah hak, karena itu permintaan cuti  tsb dapat dikabulkan atau ditolak
oleh Pejabat yang berwenang.
c. CLTN hanya dapat diberikan dengan surat keputusan Pejabat yang berwenang
setelah mendapat persetujuan Kepala BKN.
d. CLTN diambil untuk waktu paling lama 3  tahun dan apabila ada alasan penting dapat
diperpanjang untuk paling lama satu tahun.
e. Selama menjalankan CLTN, PNS yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya,
kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan CLTN untuk persalinan yang keempat dan
seterusnya.
f. Selama menjalankan CLTN, tidak berhak atas penghasilan dari negara.
g. PNS setelah menjalankan CLTN wajib melaporkan diri kepada instansi induknya untuk
ditempatkan kembali apabila ada lowongan.
h. Pimpinan Instansi yang menerima laporan adanya PNS yang selesai menjalani CLTN
wajib:
1) Menempatkan dan mempekerjakan kembali.
2) Bila tak ada lowongan melaporkan ke BKN untuk kemungkinan disalurkan ke
instansi lain.
3) Bila tidak memungkinkan ditempatkan di tempat lain, atas dasar pemberitahuan
dari BKN tersebut Pimpinan
4)  Instansi Induk memberhentikan PNS ybs dari jabatan karena kelebihan pegawai.
5) Penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang selesai CLTN ditetapkan dg SK
Pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan Ka BKN.

Khusus untuk CLTN untuk persalinan anak ke empat dst. :


a. Permintaan cuti tsb tidak bisa ditolak.
b. Tidak dibebaskan dari jabatan/ jabatannya tidak bisa diisi orang lain.
c. Tidak memerlukan persetujuan Kepala BKN.
d. Lamanya cuti sama dengan lama cuti bersalin.
e. Selama menjalankan cuti tidak berhak atas penghasilan dari negara dan tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja.

Tata Cara Cuti:


1.    Cuti diajukan kepada Pejabat yang berwenang melalui saluran hirarkhis dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Pejabat yang berwenang.
2.    Untuk memperoleh Cuti diluar tanggungan negara, PNS ybs disamping mengajukan
kepada pejabat yang berwenang  juga harus mendapat persetujuan dari  ke Kepala BKN.
3.    Ditetapkan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, kecuali untuk cuti sakit
selama kurang dari 2 hari.

Penghasilan PNS Selama Menjalankan Cuti:


1.    Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara PNS yang bersangkutan tidak
menerima penghasilan apapun dari negara.
2.    Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tetap menerima gaji dan
tunjangan keluarga, kecuali tunjangan jabatan (bila ada).

Anda mungkin juga menyukai