Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

AFDAL LUTHFI
18063047
Pendidikan Teknik Elektro

Ruang Lingkup Bahasan Filsafat pendidikan


Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul
dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang baik
agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi.
Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan memberikan pengertian yang dapat
diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep hidup secara ideal dan mendasar bagi
manusia agar mendapatkan kebahagiaan.
Menurut (Aliet Noorhayati Sutrisno, 2014: 20) ruang lingkup filsafat
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pendidik f. Evaluasi pendidikan
b. Murid atau anak didik g. Tujuan pendidikan
c. Materi pendidikan h. Alat-alat pendidikan
d. Perbuatan mendidik i. Lingkungan Pendidikan
e. Metode pendidikan
Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran filsafat yaitu permasalahan
kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek
pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara mikro, ruang lingkup filsafat
pendidikan meliputi:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakekat pendidikan (the nature of education).
2. Merumuskan sifat hakekat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the
nature of man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama,
dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan
politik pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan (Tim Dosen IKIP Malang, dalam Jalaluddin dan Abdullah, 2007: 24).
Dengan demikian, dari uraian diatas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang
menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang berhubungan
dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakekat pendidikan itu sendiri,
yang berhubungan dengan bagaimana melaksanakan pandidikan yang baik dan
bagaimana tujuan pandidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
Memperhatikan tujuan atau ruang lingkup filsafat yang begitu luas, maka para ahlipun
membatasi ruang lingkupnya. Menurut Will Durant (dalam Jalaluddin dan Abdullah,
2007: 25), ruang lingkup studi filsafat itu ada lima: logika, estetika, etika, polik dan
metfisika.
1. Logika. Studi mengenai metode-metode ideal mengenai berfikir (thingking) dan
meneliti (research) dalam melakukan observasi, introspeksi, deduksi dan induksi,
hipotesis dan analisis eksperimental dan lain-lain, yang merupakan bentuk-bentuk
aktivitas manusia melalui upaya logika agar bisa dipahami.
2. Estetika. Studi tentang bentuk dan keindahan atau kecantikan yang sesungguhnya
dan merupakan filsafat mengenai kesenian.
3. Etika. Studi mengenai tingkah laku yang terpuji yang dianggap sebagai ilmu
pengetahuan yang nilainya tinggi (sophisticated).
4. Politik. Suatu studi tentang organisasi sosial yang utama dan bukan sebagaimana
yang dipikirkan orang, tetapi juga sebagai seni dan pengetahuan dalam
melaksanakan pekerjaan kantor.
5. Metafisika. Suatu studi mengenai realita tertinggi dari hakekat semua benda
(ultimate reality of all thing), nyata dari benda (ontologi) dan dari akal pikiran
manusia (ilmu jiwa filsafat) serta suatu studi mengenai hubungan kokoh antara
pikiran seseorang dan benda dalam proses pengamatan dan pengetahuan
(epistemologi).
6. Menurut Imam Barnadib (dalam Jalaluddin dan Abdullah, 2007: 27), filsafat
sebagai ilmu yang mempelajari objek dari segi hakekatnya, memiliki beberapa
problema pokok, antara lain:
7. Realita, yakni kenyataannya yang selanjutnya mengarah kepada kebenaran , akan
muncul bila orang mampu mengambil suatu konklusi bahwa pengetahuan yang
diperoleh tersebut memang nyata.
8. Pengetahuan, yakni yang menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apakah
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan tersebut,
dan jenis-jenis pengetahuan.
Nilai, yang dipelajari oleh filsafat disebut asksiologi.
Selanjutnya menurut Imam Barnadib (dalam Jalaluddin dan Abdullah, 2007:
27), dalam pengembangan konsep-konsep pendidikan dapat digunakan sebagai dasar
hasil-hasil yang diperoleh dari cabang-cabang diatas. Lebih penting lagi, dalam
menyelenggarakan pendidikan perlu mengetahui bagaimana pandangan dunia
terhadap pendidikan yang diperlukan masyarakat pada masanya. Hal ini merupakan
kajian metafisika. Begitu juga halnya dengan keberdaan epistemologi, aksiologi dan
logika dalam dunia pendidikan, tentunya memberi suatu konstribusi yang besar.

Anda mungkin juga menyukai