Tipe – tipe lembaga kemasyarakatan, dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut. Menurut gillin dan gillin, lembaga-lembaga kemasyarkatan tadi diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Cresive institutions dan Enacted institutons (sudut perkembanganya)
Cresive institutions yang juga disebut lembaga-lembaga paling primer, merupakan lembaga- lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contonya adalah hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya. Enacted institutions dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lemabaga utang-piutang, lembaga perdaganga dan lembaga-lembaga pendidikan, yang kesemuanya berasal pada kebiasaan kebiasaan tersebut kemudian disistematisasi dan diatur untuk kemudian dituangkan kedalam lembaga-lembaga yang disahkan oleh negara. 2. Basic Institutions dan Subsidiary Instiutions ( sudut system nilai-nilai yang diterima masyarakat) Basic institutions dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam kemasyarakatan. Dalam masyarakat Indonesia, misalnya keluarga, sekolah-sekolah, negara dan lain sebagainya dianggap basic instutions. Subsidiary Institutions dianggap kurang penting dalam masyrakat, misalnya kegiatan-kegiatan untuk rekreasi. Ukuran apakah yang dipakai untuk menentukan suatu lembaga kemasyarakatn dianggap sebagai basic atau subsidiary, berbeda di masing-masing masyarakat. Ukuran –ukuran tersebut juga tergantung dari masa hidup masyarakat tadi berlangsung. 3. Approved / social sanctioned institutions dengan unsanctioned institutions. Social sanctioned institutions adalah lembaga-lembaga yang diterima masyarakatseperti misalnya sekolah, perusahan dagang dan lain-lain. Sebaliknya unsanctioned institutions adalah yang ditolak masyrakat, walau masyarkat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pemeras dsb. 4. Pembedaan antara general institutions dengan restricted institutions. Timbul apabila klasifikasi tersebut didasarkan pada factor penyebaranya. Misalnya agama merupakan suatu general institutions, karena dikenal oleh hamper masyarakat dunia. Sedangkan agama-agama islam, protestan, katolik, Buddha dan lainnya, merupakan restricted intitutions, oleh karena dianut oleh masyarakat-masyrakat tertentu di dunia ini. 5. Pembedaan operative institutions dan regulative institutions Yang pertama berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai lembaga yang bersangkutan, seperti misalnya lemabaga industrialisasi. Yang kedua bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lrmbaga itu sendiri. Contohnya lembaha –lemabaga hukum sepeti kejaksaan, pengadilan dan lain sebagainya. Setiap masyarakat mempunyai system nilai yang menentukan lembaga kemasyarakatan manakah yang dianggap sebagai sebagai pusat dan yang kemudian dianggap berada diatas lembaga –lembaga, kemasyarakatan lainya. Pada masyarakat totalizer umpamanya negara dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan pokok yang membawahi lembaga-lembaga lainya seperti keluarga, hak milik, perusahaaan, sekolah, dsb. Akan tetapi dalam setiap masyarakat sedikit banyaknya akan dapat dijumpai pola-pola yang mengatur hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut. System pola hubungan-hubungan tersebut lazimnya disebut institutional – configuration. System tadi, dalam masyarakat masih homogen dan tradisional, mempunyai kecenderungan untuk bersifat statis dan tetap. Lain halnya dengan masyarakat yang sudah kompleks dan terbuka bagi terjadinya perubahan-perubahan social-kebudayaan, system tersebut seringkali mengalami kegoncangan-kegoncangan . karena adanya masukan hal-hal yang baru, masyarakat biasanya juga mempunyai anggapan-anggapan baru tentang norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokonya.