Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Keimanan dan ketaqwaan


KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA : - AGUNG MS


- ALDI BF
- SISKA PL
- M YUSUP
- YUYUN Y
- KIKI NURAVIP
KELAS : MANAJEMEN D
PRODI : MANAJEMEN S1
KATA PENGANTAR
Alhamdulilllah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahamat
dan karynia-Nya kepada kita dan tak lupa sholwat serta salam kita panjatkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Keimanan dan Ketaqwaan” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data data sekunder yang penulis peroleh
dariberbagai sumber yang bekaitan dengan agama Islam serta informasi dari media massa yang
berhububgan dengan agama Islam, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada pengajar mata
kuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga
kepada pihak pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikan makalah ini.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,
edalam hal ni dapat menabah wawasan kita mengenai implemenasi iman dan taqwa dalam
kehidupan modern, khusunya bagi penulis. Memang makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
kemlompok kami mengharapkan kritik dan saranya dari pembaca demi perbaikan untuk kedepanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANGANTAR

Daftar isi

ABSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan masalah
1.4 Manfaat

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian iman
2. Tanda tanda orang yang beriman
3. Pengertian taqwa
4. Korelasi antara keimanan dan ketqwaan

BAB III

KESIMPULAN

BAB IV

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pada seiap agama, keimanan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika
kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu
yang berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung kuat tidaknya pondasi
tersebut. Meskipun demikian keimanan tidak saja tidak cukup. Keimanan harus diwujudkan dengan
amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut.keimanan baru
sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan dalam segala prilaku
dikehidupan sehari hari. Iman adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau
keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti atau pokok – pokok kepercayaan yang
harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam yakni percaya Allah, percaya pada rosul, percaya
kepada malaikat dan kitab Allah, percaya kepada risalah hari bangkit, poko agama serta rela pada
ketentuan Allah. Sedangkan taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , waqiah yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat
diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisiten (istiqomah). Keimanan dan ketaqwaan sangat berperan dan berpengaruh
penting untuk manusia dalam menjalani kehidupan hal ini dikarenakan keimanan dan ketqwaan
sebenarnya telah melekat pada manusia serta kemanan dan ketqwaan jugalah yang membentuk
karakteristik dan sifat kebaikan manusia.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau
dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia
harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak mengalami
hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak sangat berperan
dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan dan Ketakwaan
seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semakin baik
keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini
karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utama untuk membentuk pribadi
seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensi yang ada pada manusia sejak ia
lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka potensi
tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu akan hilang secara perlahan.
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya
dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh
tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari
makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu
saja. Oleh karena itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang
melatar belakangi kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan
dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian iman?

2. Bagaimana tanda-tanda orang yang beriman?

3. Apa pengertian takwa?

4. Bagaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Mendeskripsikan pengertian iman

2. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman


3. Mendeskripsikan pengertian takwaan

4. Menjelaskan korelasi antara keimanan dan ketakwaa

1.4 MANFAAT
1. Bagi penulis : melatih potensi penulis dalam menyusun makalah

2. Bagi pembaca : dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan serta
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN IMAN

Iman menurut bahasa adalah yakin, keimanan berarti keyakinan. Dengan demikian,
rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh
setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu –
amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin
yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti
yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan
ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang
yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu
tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah
menjadi Islam.
Dalam surah al-Baqarah ayat 165 :

‫اب أَ َّن‬
َ ‫ًّا هَّلِل ِ ۗ َولَوْ يَ َرى الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا ِإ ْذ يَ َروْ نَ ْال َع َذ‬01‫اس َم ْن يَتَّ ِخ ُذ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ أَ ْندَادًا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا ِ ۖ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ َش ُّد ُحًب‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ ‫ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا َوأَ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال َع َذا‬
‫ب‬
Artinya :

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain


Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).”
Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan
keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-
Immaanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian,
iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta
dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.

Definisi Iman Secara Istilah Syar’iy

1) Al-Imaam Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata :

‫اإليمان في الشرع عبارة عن جميع الطاعات الباطنة والظاهرة‬


“Iman dalam pengertian syar’iy adalah satu perkataan yang mencakup makna semua ketaatan lahir
dan batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403].

An-Nawawiy menukil perkataannya :

‫اإليمان في لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل باألركان‬

“Iman dalam istilah syar’iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh”
[Syarh Shahih Muslim, 1/146].

2) Imaam Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :

‫ وال عمل إال بنية‬،‫أجمع أهل الفقه والحديث على أن اإليمان قول وعمل‬

“Para ahli fiqh dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan
tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238].

3) Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

‫ والعمل‬.‫ وهو التكلّم بكلمة اإلسالم‬،‫ وقول اللسان‬،‫ وهو االعتقاد‬،‫ قول القلب‬: ‫ والقول قسمان‬.‫حقيقة اإليمان مركبة من قول وعمل‬
‫ لم تنفع‬،‫ وإذا زال تصديق القلب‬،‫ زال اإليمان بكماله‬،‫ فإذا زالت هذه األربعة‬.‫ وعمل الجوارح‬،‫ وهو نيته وإخالصه‬،‫ عمل القلب‬: 0‫قسمان‬
‫بقية األجزاء‬

“Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati, yaitu
i’tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat – Abul-
Jauzaa’). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan
anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya.
Dan apabila hilang pembenaran (tashdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya”
[Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikihaa, hal. 35].

Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya,
dikatakan sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa
keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya
2. Tanda-tanda Orang yang Beriman

Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari
syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera
melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami
sebelumnya.

2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa,
yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-
Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-Anfal:3dan al-
Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk
membina kualitas imannya.

4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4). Hal ini dilakukan sebagai
suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan
ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-Mukminun: 3, 5).
Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an
menurut Sunnah Rasulullah.

6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min tidak akan
berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.

7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di jalan Allah adalah
bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki
maupun dengan nyawa.

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap seperti itu merupakan
salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah
Rasul.
Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan
seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda orang beriman sebagai berikut:

1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.

2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.

3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.

4. Senantiasa jujur dan adil.

5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.

6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.

7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak
takut kepada maut.

8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.

9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi. (A. Toto Suryana AF, et.al, 1996 : 69).

3.PENGERTIAN TAQWA
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan
melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara
keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten
( istiqomah ).

Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan
menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.

Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima
kategori atau indicator ketaqwaan.

A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument
ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.

B. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang miskin, orang –
orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta dana, orang – orang yang
tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator
taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan
melalui kesanggupan mengorbankan hartA.

C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.

D. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.

E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki
semangat perjuangan.

4. KORELASI ANTARA KEIMANAN DAN KETAQWAAN


Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang
bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran
Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman
dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.

Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus
yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu
pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah
orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat
dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia
merupakan cirri-ciri daro orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan
istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah
tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan.
Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan,
persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah
pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber
semua wujud.

Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah
manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada
Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengartian tauhid praktis (tauhid ibadah). Tauhid ibadah
adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau
yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan
segala gerak dan langkah.

Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman kepada Allah,
Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa
mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan
seorang yang sudah bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan
tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis
kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid
teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan
pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah
mengesakan Tuhan dalam pengartian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran, membenarkan
dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu
seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid
dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah),
kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-
Nya.
BAB III
KESIMPULAN
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk merasakan
kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga unsure
akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya

“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-Nya) dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang
beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-
NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal
yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang
yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.

BAB IV
SARAN
 Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya meningkat.
 Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
 Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT.
 Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup.

DAFTAR PUSTAKA
http://mdwimartasadewo.blog.com/2012/11/04/makalah-keimanan-dan-ketakwaan/

http://amrhy.blogspot.co.id/2011/10/makalah-keimanan-dan-ketakwaan.html

Anda mungkin juga menyukai