Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLISTRIK & ELEKTROMAGNETIK TG 3221

MODUL KE – 1

VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING (VES/1D)

Oleh:
Nahdah Novia 12117095

Asisten :

Wahyu Eko Junian 12116018

Teresia Okta Alvionita 12116084

Gita Rusmala 12116090

Helen Zetri 12116014

Adelia Gita Parera 12116123

Boi Sondang Meka 12116075

Amal Nur Ikhsan 12116159

Wantika Tri Wahyudi 12116048


Meyka Fitria Nigrum 12116055

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020/2021
Abstrak - Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi. Pendekteksian di bawah permukaan meliputi pengukuran medan potensial,
arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke
dalam bumi. Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik DC (Direct Current) diinjeksikan
atau arus searah ke dalam permukaan bumi dengan dua buah elektroda arus (terletak diluar
konfigurasi) A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu dan mengukur
respon formasi batuan bawah permukaan pada elektroda potensial M dan N. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat dilakukan
perhitungan untuk menentukan nilai tahanan jenis semu, sehingga didapatkan variasi harga
tahanan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (titik sounding). Pada metode ini,
semakin panjang jarak elektroda arus (A dan B) akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam. Dalam pengukuran, data yang diperoleh berupa arus (I
dalam satuan ampere) dan beda potensial (∆V dalam satuan volt), dengan mengetahui nilai beda
potensial dan arus listrik maka nilai tahanan jenis perlapisan batuan bawah permukaan dapat
diprediksi.

I. Pendahuluan

Geofisika adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan menggunakan metode fisika dan logika
geologi untuk mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Dalam pengaplikasiannya metode
geofisika dapat menggunakan sumber-sumber pengukuran yang berbeda. Salah satu sumber yang
digunakan dapat berupa sumber kelistrikan.

Geolistrik merupakan salah satu metode Geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis
lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC yang
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda
arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Dengan adanya aliran arus
listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik dalam tanah. Tegangan listrik yang
terjadi di permukaan tanah diukur dengan menggunakan multimeter yang terhubung melalui 2
buah “elektroda tegangan” M dan N yang jaraknya lebih pendek dari jarak elektroda AB. Bila
posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada
elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik
pada kedalaman yang lebih besar (Broto dan Afifah, 2008).

Metode resistivitas adalah salah satu metode aktif geolistrik yang digunakan untuk mengetahui
nilai resistivitas dari lapisan atau batuan, sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya
lapisan akifer, yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya lapisan
akifer yang dicari adalah yang diapit oleh lapisan batuan kedap air pada bagian bawah dan bagian
atas.

Geolistrik sendiri dapat digunakan untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai
kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Selain itu, dapat
digunakan juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman bedrock untuk fondasi bangunan. Metode
Geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi di bawah permukaan. Pengukuran
menggunakan konfigurasi elektroda Schlumberger dilakukan dengan memindahkan masing-
masing elektroda sesuai dengan aturan konfigurasi yang digunakan.

II. Akusisi Data

2.1 Desain Akuisisi

2.2 Langkah Kerja

Adapun langkah – langkah pada penelitian ini adalah :

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk akuisisi geolistrik VES


2. Lakukan pemasangan elektroda sesuai konfigurasi yang diinginkan. Gunakan palu untuk
menancapkan elektroda ke dalam tanah
3. Hubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan konektor ke C1 dan C2 dan
hubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor ke P1 dan P2
pada resistivitimeter.
4. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack INPUT (+) dan (-) pada
resistivitimeter. Lihat jarum indikator Batt hingga menunjuk ke bagian merah di kanan.
Hal ini menunjukkan baterai dalam keadaan penuh (tegangan memadai). Jika tidak,
baterai perlu diisi (dicharge) hingga penuh, sebelum digunakan.
5. Putar tombol Power ke kanan dariOFF menjadi ON, maka resistivitimeter sudah
dinyalakan. Lihat jarum indikator Current Loop hingga menunjuk ke bagian merah di
kanan. Hal ini menunjukkan kontak elektroda arus dengan tanah (bumi) dan
resistivitimeter sudah cukup memadai. Jika tidak, perbaiki koneksinya, tancap elektroda
arus lebih dalam atau siram tanah di sekitar elektroda arus dengan air atau larutan
elektrolit untuk memperbaiki kontak.
6. Putar tombol OUTPUT dari angka 0 ke angka yang dikehendaki. Makin besar angka yang
dipilih (1 - 6), makin besar injeksi arus yang dihasilkan.
7. Putar Compensator Coarse, kemudian Fine hingga display tegangan V (Autorange)
menunjuk angka nol atau mendekati nol.
8. Injeksikan arus dengan menekan tombol START hingga display arus I (mA)
menunjukkan angka yang stabil.
9. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I (mA) serta harga
tegangan/potensial pada display tegangan V (Autorange) sebagai data pengukuran.
10. Lakukan pengukuran beberapa kali (misal, 3 kali) untuk lebih meyakinkan data hasil
pengukuran. Catat semua hasil pengukuran, termasuk jarak spasi elektroda (a, n) dalam
tabel hasil pengukuran
11. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya. Lakukan prosedur
pengukuran yang sama seperti di atas (1-10) untuk mendapatkan data dengan posisi
elektroda yang berbeda.
12. Lakukan hal yang sama hingga seluruh data diperoleh sesuai rencana pengukuran.

2.3 Worksheet Hasil


VES-02
No. MN/2 (m) AB/2 (m) K (m)
SP I (mA) V (mV) ρa (Ω.m) SP I (mA) V (mV) ρa (Ω.m)
1 0.5 2 11.8 0.5 26 268.5 121.63077 0 29 300 122.06897
2 0.5 2.5 18.8 -0.8 21 127 114.41143 -1.2 21 130.4 117.81333
3 0.5 3 27.5 -1.3 23 86.7 105.21739 -1.5 25 95.4 106.59
4 0.5 4 49.5 -2.1 20 40.2 104.6925 -2.1 22 44.2 104.175
5 0.5 5 77.8 -2.1 23 28.3 102.8313 -2.2 24 29.5 102.76083
6 0.5 6 112.3 -2.5 19 13.9 96.932632 -2.5 20 14.8 97.1395
7 0.5 8 200.3 -2.3 20 5.9 82.123 -2.3 21 6.5 83.935238
8 2 8 47.1 -32 22 16.1 102.97773 -31.2 24 21.9 104.20875
9 2 10 75.4 -29.4 12 -14.5 93.621667 -29.1 14 -12.6 88.864286
10 2 15 173.6
11 2 20 311
12 2 25 487.7
13 2 30 703.7
14 2 50 1960.4
15 10 50 377
16 10 60 549.8
17 10 80 989.6
18 10 100 1555.1
19 10 125 2438.7
20 10 150 3518.6

2.4 Plot Kurva

KURVA LOGARITMIK

plot A
140

120

100

80

60

40

20

0
2 2,5 3 4 5 6 8 8 10
plot B
140

120

100

80

60

40

20

0
2 2,5 3 4 5 6 8 8 10

III. Analisis Data

Pada praktikum ini melakukan akuisisi data yang berlokasi pada latitude dan longitude yaitu
9406717 dan 0535415 dengan elevasi 141. Pengukuran nilai tahanan jenis dilakukan dengan cara
Vertical Electrical Sounding (VES) dimana pegukuran perubahan resistivitas bawah permukaan
pada arah vertical. Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus. Beda potensial diukur melalui dua elektroda potensial yang berada di
dalam konfigurasi. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda,
dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai tahanan jenis semu, sehingga didapatkan
variasi nilai tahanan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (titik sounding). Vertical
Electrical Sounding (VES) menggunakan konfigurasi elektroda yaitu konfigurasi schlumberger
yaitu satu titik tetap dengan spasi elektroda yang berbeda. Pada konfigurasi schlumberger
merupakan resolusi baik. Pengukuran ini dilakukan percobaan dua kali untuk mengetahui SP
(Self Potennsial), I (arus), V(mV) dan 𝜌𝑎 (resistivitas semu). Jarak pada elektroda yaitu 300 m
tetapi pengukuran hanya sampai 20m AB/2. Hasil yang didapatkan dari pengukuran berupa beda
potensial dan resistivitas semu. Pada MN/2 0.5m dan AB/2 2m menghasilkan nilai beda potensial
sebesar 268mV dan 300mV, dan pada resistivitas semu 121 ohm meter dan 122 ohm meter ,
dapat dianalisis pengukura tersebut mengalami perbedaan yang sangat kecil. Pengukuran
tersebut dilakukan percobaan dua kali sampai AB/2 sampai 150 m. Kemudian hasil yang
didapatkan dari resistivitas semu dibuat kurva logaritmik untuk dilakukan interpretasi kualitatif
untuk mengetahui berapa lapisan yang ada di dalam permukaan bumi . Berdasarkan bentuk kurva
type HK yaitu 𝜌1 > 𝜌2 > 𝜌3 > 𝜌4 yaitu terdapat 4 lapisan.
Kurva tersebut menghasilkan nilai rho yang berbeda-beda karena setiap lapisan batuan memiliki
massa yang berbeda dapat dicirikan dari batuan yang kompak dan berpori, jika batuan tersebut
kompak maka hasil densitas besar dan begitupun sebaliknya.

IV. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan
jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC
(Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah
2. Pengukuran nilai tahanan jenis dilakukan dengan cara Vertical Electrical Sounding (VES)
yaitu menggunakan konfigurasi schlumberger merupakan resolusi baik dan praktis
3. Dari akusisi data didapatkan hasil beda potensial dan arus sehingga didapatkan apperent
semu yang berbeda-beda pada setiap lapisan batuan bergantung pada kompaksi batuan
tersebut
4. Bentuk Kurva pada hasil interpretasi kualitatif yaitu HK dimana terdapat 4 lapisan dan
memiliki nilai rho yang berbeda berdasarkan kompaksi batuan.

Daftar Pustaka
Aizawa, T. (2014). Application Manual of Geophysical Methods to Engineering and
Environmental Problems. Houten, Netherlands: EAGE Publications.
Kurniawan, A. (2009). BASIC IP2 WIN TUTORIAL: Basic Principles in Using IP2 Win
Software. Yogyakarta: HYDROGEOLOGY WORLD.
Milsom, J. (2003). Field Geophysics. West Sussex: John Wiley & Sons Inc.
Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. (2010). Applied geophysics. Cambridge:
Cambridge Univ. Press

Anda mungkin juga menyukai