Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN DEFINISI


OPRASIONAL

3.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep
adalah struktur abstrak, logis tentang arti yang menuntun penelitian dan
memungkinan peneliti untuk menghubungkan hasil penelitian dengan batang
tubuh pengetahuan keperawatan. Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk
oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi
maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat
diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama
variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai
atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi (Burns &
Groove, 2009).
Kerangka konsep membahas ketergantungan antar variabel atau visualisasi
hubungan yang berkaitan atau dianggap perlu antara satu konsep dengan
konsep lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya untuk melengkapi
dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti. Kerangka Konsep
merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang
peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang dianggap penting untuk masalahKerangka konsep penelitian pada
dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati
atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo,
2010, Hidayat, 2007).
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2005). Adapun kerangka konsep penelitian ini dapat di lihat
pada gambar dibawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Perilaku merokok Harga diri pada remaja

Kerangka teori adalah hubungan teori-teori yang ingin diamati atau


diukur melalui penelitian-penelitian yang akan di lakukan (Notoatmodjo,
2005). Adapun kerangka teori dalam penelitian ini dimodifikasi dari :
Tipe perilaku Faktor-faktor yang
merokok (Nasution, mempengaruhi
Harga diri remaja: 2007) : perilaku merokok
1. Perasaan berharga 1. Perilaku merokok (Mu‟tadin, 2002)
2. Perasaan ringan
mampu 1. Pengaruh orang tua
3. Perasaan diterima 2. Perilaku merokok 2. Pengaruh teman
sedang 3. Pengaruh
3. Perilaku merokok keperibadian
berat 4. Pengaruh iklan

1. Harga diri rendah Hargadiri (Santrock,


Remaja merupakan
2. Harga diri tinggi 2007)
Harga diri positif masa perkembangan
Harga diri negatif sikap tergantung
(dependence) terhadap
orang tua kearah
kemandirian, minat-
minat seksual,
1. Lebih percaya
perenungan diri, dan
diri
perhatian terhadap nilai-
2. Membanggak
Factor-faktor yang nilai estetika dan isu- isu
an bakat
mempengaruhi moral (Al-Mighwar,
dirinya sendiri
harga diri 2006)
3. Merasa orang
disekitarnya (Coopersmith,
menghargainy 1967):
a Pengalaman
4. Merasadirinya
Pola asuh
Lingkungan
dewasa
4 Sosial ekonomi

3.2 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitia.
Biasanya hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua
variabel (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji (Noor, 2013).
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak
dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya
hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif (Sugiono,2009).
Dari definisi ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui
penelitian ilmiah. Hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan
menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta dan dukungan data yang nyata di lapangan. Hipotesis
alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif.
Dari uraian konsep diatas, dapat hipotesis dalam penelitian ini, antara lain :
H1 : Ada hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja
Ho : Tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja

3.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Kriteria


Operasional Uku
r
Variabel Salah satu 1. Pengaruh K N Skala likert Pernyataan
Independen: aktifitas orang tua U O positif diberi skor :
Perilaku menghisap 2. Pengaruh E M Selalu (SL) : 5 Sering
merokok asap tembakau teman S I (SR): 4 Kadang-kadang
yang dibakar 3. Faktor I N (KK): 3
kedalam tubuh kepribadia O A Jarang (J): 2
dan n N L Tidak pernah(TP): 1
menghembusk 4. Pengaruh E Pernyataan negatif
annya kembali iklan R diberi skor :
ke luar Selalu (SL) : 1 Sering
(SR) : 2 Kadang-kadang
(KK) : 3
Jarang (J) : 4
Tidak pernah (TP) : 5
(Azwar, 2008)
Kemudian
diklasifikasikan: Tskor
≥ Tmeanatau ≥ 50:
perilaku positif
tidak merokok (1)
Tskor<Tmean<50:
perilaku negatifmerokok
(2)
Variabel Suatu dimensi 1.Perasaan K N Skala gutmman
Dependen: evaluasi global berharga U O Dari setiap jawaban
Harga diri mengenai diri 2.Perasaan E M “Ya” diberi skor 1 dan
sendiri. mampu S I “Tidak” diberi skor 0.
3.Perasaan I N Dengan kategori sebagai
diterima O A berikut:
N L >50% : Muncul harga
E diri rendah (2)
R ≤50% : Muncul harga
diri tinggi
sumber (Aziz, 2012)

Anda mungkin juga menyukai