Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adlyn Firdaus Sopyan

NPM : 19001205

Kelas : 3D

Mata Kuliah : Anatomi dan Fisiologi

1. Fisiologi pendengaran

Proses mendengar mecakup dua aspek, yaitu identifikasi bunyi (“what”) dan


lokalisasi sumber bunyi (“where”). Sebenarnya, mendengar adalah persepsi saraf
terhadap energi bunyi, yaitu diawali dengan ditangkapnya energi bunyi (dalam bentuk
gelombang) oleh daun telinga, lalu dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.

Gelombang yang ditangkap oleh daun telinga akan menggetarkan membran


timpani. Kebebasan gerak membran timpani ditentukan oleh tekanan udara di kedua
sisi membran. Sisi luar dari membran timpani terpapar oleh tekanan atmosfer (tekanan
udara luar) melalui liang telinga, sedangkan sisi dalam membran timpani yang
menghadap telinga tengah juga terpapar tekanan atmosfer melalui tuba Eustachius
yang menghubungkan telinga luar dengan faring.

Di telinga tengah terdapat serangkaian tulang pendengaran yang berperan


untuk mengamplifikasi getaran. Rangkaian tulang terdiri dari tulang maleus, inkus,
dan stapes. Tulang yang pertama, yaitu maleus melekat pada membran timpani, dan
tulang yang terakhir, yakni stapes melekat pada tingkap lonjong ( oval window ).
Getaran dari membran timpani akan diamplifikasi oleh ketiga tulang pendengaran
tersebut dan getaran yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
nantinya akan menggerakkan tingkap lonjong. Gerakkan pada tingkap lonjong akan
menggerakan perilimfa pada skala vestibuli. Gerakkan perilimfa ini akan
menghasilkan dua jalur.

Jalur yang pertama adalah getaran yang dihantarkan ke skala vestibuli, di


sekitar helikotrema, dilanjutkan ke skala timpani, dimana hal ini akan menyebabkan
tingkap oval (round window) bergetar. Jalur ini berperan dalam menghamburkan atau
menghilangkan energi bunyi. Jalur kedua dapat dikatakan seperti “jalan pintas”.
Getaran dari skala vestibuli diteruskan melewati dasar skala vestibuli, yaitu membran
Reissner. Selanjutnya, getaran membran Reissner akan mendorong endolimfa dan
menimbulkan gerakkan pada membran basalis dan membran tektoria. Sel-
sel rambut melekat pada membran basalis sehingga jalur ini akan memicu aktivasi
reseptor, yaitu dengan cara defleksi sterosilia sel-sel rambut yang menyebabkan kanal
ion terbuka dan ion bermuatan listrik terlepas dari badan sel, lalu terjadi depolarisasi
sel rambut.

Neurotransmitter akan dilepaskan ke dalam sinaps dan menimbulkan potensial


aksi pada saraf auditorius. Potensial aksi ini akan dilanjutkan ke nukleus auditorius,
lalu dilanjutkan lagi sampai ke korteks pendengaran di lobus temporal untuk
proses persepsi suara. Pusat pendengaran pada otak

2. Mekanisme pendengaran

Gelombang bunyi merupakan suatu gelombang getaran udara yang timbul


akibat getaran suatu obyek. Bunyi yang didengar oleh setiap orang muda antara 20
dan 20.000 siklus per detik. Akan tetapi, batasan bunyi sangat tergantung pada
intensitas. Bila intesitas kekerasan 60 desibel di bawah 1 dyne/cm2 tingkat tekanan
bunyi, rentang bunyi menjadi 500 sampai 5000 siklus per detik. Pada orang yang
lebih tua rentang frekuensi yang bisa didengarnya akan menurun dari pada saat
seseorang berusia muda, frekuensi pada orang yang lebih tua menjadi 50 sampai 8000
siklus perdetik atau kurang.

Kekerasan bunyi ditentukan oleh sistem pendengaran yang melalui tiga cara.

 Pertama di mana ketika bunyi menjadi keras, amplitudo getaran membran


basiler dan sel-sel rambut menjadi meningkat sehingga akan mengeksitasi
ujung saraf dengan lebih cepat.

 Kedua, ketika amplitudo getaran meningkat akan menyebabkan sel-


sel rambut yang terletak di pinggir bagian membran basilar yang beresonansi
menjadi terangsang sehinga menyebabkan penjumlahan spasial implus
menjadi transmisi yang melalui banyak serabut saraf.

 Ketiga, sel-sel rambut luar tidak akan terangsang secara bermakna sampai


dengan getaran membran basiler mencapai intensitas yang tinggi dan
perangsangan sel-sel ini tampaknya yang menggambarkan pada sistem saraf
bahwa tersebut sangat keras.

Jaras persarafan pendengaran utama menunjukan bahwa serabut saraf dari


ganglion spiralis Corti memasuki nukleus koklearis dorsalis dan ventralis yang
terletak pada bagian atas medulla. Serabut sinaps akan berjalan ke nukleus olivarius
superior kemudian akan berjalan ke atas melalui lemnikus lateralis.

Dari lemnikus lateralis ada beberapa serabut yang berakhir di lemnikus


lateralis dan sebagian besar lagi berjalan ke kolikus inferior di mana tempat semua
atau hampir semua serabut pendengaran bersinaps. Jaras berjalan dari kolikus inferior
ke nukleus genikulum medial, kemudian jaras berlanjut melalui radiasio auditorius ke
korteks auditorik yang terutama terletak pada girus superior lobus temporalis. Jaras
saraf pendengaran ditampilkan pada gambar dibawah ini.

3. Telinga sebagai organ keseimbangan tubuh

Keseimbangan adalah pengaturan koreografi yang mengambil informasi


sensorik dari berbagai organ dan mengintegrasikannya untuk menginformasikan
tubuh yang berkaitan erat dengan gravitasi dan bumi.

Pengaturan keseimbangan di dalam telinga dalam diatur


oleh aparatus vetibularis yang memberikan informasi penting untuk sensasi
keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan-gerakan mata dan posisi tubuh. Aparatus
vetibularis terletak di dalam tulang temporalis di dekat koklea-kanalis semisirkularis
dan organ otolit yaitu sakulus dan utrikulus.
Pada bagian dasar saluran setengah lingkaran terdapat bagian yang disebut
ampula. Di dalam ampula tersusun banyak sel rambut kecil bersilia.

Sel rambut berfungsi sebagai reseptor dan dinamakan krista. Krista terbenam


dalam suatu zat seperti gelatin yang disebut kupula. Apabila kepala kita melakukan
gerakan menggeleng, cairan perilimfa akan bergoyang dan menstimulasi sel-sel
rambut untuk mengirimkan impuls saraf ke otak. Bagian inilah yang berperan
dalam kesetimbangan gerakan.

Sementara itu, vestibulum berperan saat terjadi keseimbangan gravitasi yakni


gerakan kepala tegak atau datar. Vestibulum merupakan rongga di tengah labirin yang
terletak di belakang koklea. Pada faktanya, keseimbangan tidak hanya terbentuk oleh
sistem vestibular yang ada di dalam telinga, tapi juga oleh sistem visual dan sensorik
manusia. Jika salah satu dari sistem ini rusak, maka kita akan mengalami pusing atau
kehilangan keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai