Anda di halaman 1dari 19

PT.

HANDASA engineering consultants

E
P ENDEKATAN,
METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA

E.1. PENDEKATAN

Agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara terarah dan benar, serta


pembangunan yang dihasilkan dapat memenuhi target, baik secara kualitas
maupun kuantitas, maka diperlukan suatu strategi pelaksanaan pekerjaan yang
tepat dan terpadu dari beberapa aspek yang berkaitan dengan permasalahan
yang dihadapi.

Untuk memenuhi maksud dan tujuan pekerjaan seperti tertuang dalam Kerangka
Acuan Kerja pekerjaan yang akan dilaksanakan, diperlukan dua pendekatan,
yaitu pendekatan yang sifatnya umum dan pendekatan yang sudah mengarah
pada pemecahan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pendekatan yang sifatnya umum diberikan sebagai berikut ini.

Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, ini akan didasari dengan pola berpikir
teknologi teknik sipil.

Agar diperoleh hasil yang optimal, diperlukan dukungan tenaga ahli yang
berpengalaman di bidangnya. Tenaga-tenaga ahli tersebut harus terkoordinasi
dalam satu tim kerja yang baik, sehingga masing-masing dapat memberikan
masukan-masukan yang diperlukan sesuai dengan analisanya.

Pemahaman terhadap pekerjaan secara detail

Pemahaman pekerjaan yang akan dilakukan dengan sedetail-detailnya sangat


diperlukan untuk memperoleh hasil pekerjaan yang teliti dan dapat mendukung
kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu, tenaga-tenaga pelaksana pekerjaan
harus benar-benar memahami situasi, kondisi dan lokasi pekerjaan.

E - 1
PT. HANDASA engineering consultants

Pendekatan umum di atas dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat


diselesaikan tepat waktu dan tepat mutu yang telah ditentukan dalam RKS.

Di samping pendekatan umum di atas, pendekatan pemecahan masalah yang


digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan yang akan segera dilaksanakan adalah
sebagai berikut:

1.1 Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis merupakan pendekatan pemecahan permasalahan yang


bersifat teknis dengan menggunakan standar, metode, kriteria, dan asumsi
teknis, sehingga output dari hasil pembangunan dapat sesuai dengan kaidah-
kaidah teknis perencanaan. Standar, metoda dan peraturan yang dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan pada dasarnya adalah yang berlaku relevan di
Indonesia atau yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

1.2 Pendekatan Koordinatif

Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait sehingga hasil


pekerjaan mendapat dukungan dari semua pihak, komprehensip, dan
terintegrasi.

E.2. METODOLOGI

Sebagai langkah awal Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan DAK


Tahun 2016 Jalan Provinsi (Marka, Rambu Uk. 60 X 60, Rambu Tiang F, Warning
Light, Delineator, Cermin Tikungan Guardrail) Paket 2, 3 dan 4, terlebih dahulu
dilakukan kegiatan pendahuluan untuk mendapatkan informasi mengenai
Pekerjaan tersebut.

1. Standar Yang Digunakan Dalam Pekerjaan

Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi


persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi
Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan
Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-
jenis pekerjaan yang bersangkutan termasuk segala perubahan dan
tambahannya, antara lain :

E - 2
PT. HANDASA engineering consultants

 Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau


Algemene Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van Openbare
Werken 1941 atau disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah tanggal
28 Mei 1941 Nomor 9, Lembaran Negara Nomor 14571 dan terjemahan
dalam Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Juni 1978 (disingkat SU-41).

 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari


Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI )

 Peraturan Beton Indonesia 1971 ( NI 2, PBI 1971 )

 Standar Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung


(SNI 03- 2847-1992)

 Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.

 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI-1984)

 Baja Karbon Cor : Mutu dan Cara Uji (SII-0297-80)

 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia. (PUBI-1982)

 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5 PPKI 1961)

 Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-8 1974)

 Bata Merah sebagai Bahan Bangunan (NI-10)

 Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.

 Persyaratan Cat Indonesia (NI-4)

 Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)

 Pedoman Plumbing Indonesia (PPI-1979)

 Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir untuk bangunan di Indonesia


(PUIPP-1983)

 Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga kerja

 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang


Penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga Kerja dan Kesehatan
Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

 Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / Instansi

E - 3
PT. HANDASA engineering consultants

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut di atas, berlaku pula :

Gambar bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas, termasuk juga gambar-gambar kerja yang dibuat oleh pemborong dan
sudah disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas

 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

 Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan / Kontrak.

 Surat Penawaran berikut lampiran-lampirannya

 Rencana kerja pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh pemborong


dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

2. Prosedur Dalam Pelaksanaan Pekerjaan

Penyiapan Prosedur dalam tahap awal pekerjaan ini adalah menetapkan


beberapa prosedur standar, yang antara lain :

1. Prosedur dan bentuk pelaporan Mingguan, dan Bulanan.

2. Prosedur penyelenggaraan rapat-rapat

3. Sistem informasi dan komunikasi antara tiga pihak

4. Petunjuk pemeriksaan Lapangan

5. Penyiapan aturan-aturan kerja bagi kontraktor

6. Sistem penyimpanan arsip file

Didalam masa pelaksanaan fisik konstruksi, rapat - rapat periodik akan


diselenggarakan untuk bertukar pendapat dan pengalaman mengenai hal-hal
yang bersifat umum maupun khusus. Rapat-rapat tersebut sekaligus digunakan
untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan antara lain mengenai kemajuan
ataupun penyebab keterlambatan proyek.

Ketelitian, ketekunan dan kedisiplinan pelaksana konstruksi merupakan faktor


penentu untuk tercapainya keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang
mungkin sering terjadi adalah kurangnya keahlian yang dimiliki oleh tenaga ahli
Kontraktor maupun tenaga tukangnya.

E - 4
PT. HANDASA engineering consultants

Untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi, maka Konsultan bersama-sama
dengan Kontraktor akan membuat suatu kesepakatan mengenai tahapan dan
aturan pelaksanaan pekerjaan termasuk prosedur pemeriksaan, kriteria
penerimaan maupun penolakan hasil pekerjaan serta penundaan pekerjaan pada
saat hujan yang semuanya bertolok ukur pada Standart Konstruksi dan Dokumen
Kontrak. Hal ini perlu dipahami oleh seluruh tenaga pelaksana yang terlibat.

3. Pemeriksaan Kualitas

Perlunya pemeriksaan kualitas adalah agar dapat diketahui bahwa hasil harus
sesuai dan telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis
maupun dalam Dokumen Kontrak.

Konsultan bertanggung jawab atas pengawasan dan pemeriksaan kualitas


pekerjaan konstruksi. Untuk itu disamping kemampuan keahliannya Konsultan
akan melengkapi semua pihak dengan Buku Petunjuk Pemeriksaan Kualitas
dengan maksud agar pelaksanaan pemeriksaan kualitas dapat dilakukan dengan
tepat dan efisien.

Seluruh pelaksanaan pemeriksaan kualitas dilakukan sendiri oleh Kontraktor


dibawah pengarahan dan pengawasan dari Konsultan.

Pemeriksaan kualitas ini merupakan proses yang berlangsung secara terus


menerus untuk seluruh kegiatan, antara lain :

1. Pemilihan bahan konstruksi yang akan digunakan.

2. Perencanaan campuran yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

3. Hasil produksi material yang sesuai dengan perencanaan campuran.

4. Metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi.

5. Pemeliharaan dan ketepatan ukuran alat yang digunakan.

Konsultan akan mengutamakan urutan pemeriksaan kualitas antara lain, hasil


pelaksanaan pekerjaan pertama harus diuji dan berhasil baik agar dapat
melakukan pekerjaan berikutnya.

Pemeriksaan kualitas juga membutuhkan sistem yang baik dalam penyimpanan


rekaman hasil pemeriksaan, karena rekaman tersebut akan sangat dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah yang mungkin timbul kemudian, serta sebagai
bahan yang sangat berharga untuk kelanjutan proyek yang akan datang.

E - 5
PT. HANDASA engineering consultants

Konsultan akan menggunakan sistem penyimpanan rekaman pemeriksaan


laboraturium maupun hasil test lapangan secara sederhana agar dapat dengan
mudah digunakan apabila dibutuhkan.

Tenaga-tenaga laboratorium haruslah yang mampu untuk menentukan jenis


material dan cara pelaksanaan pekerjaan dengan teknik benar.

Salah satu manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan pekerjaan
ini adalah hendaknya setiap tenaga yang terlibat dalam proyek dapat mengambil
pelajaran dari hasil evaluasi pelaksanaan pekerjaan agar pelaksanaan proyek
pada masa mendatang lebih baik lagi.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan kualitas adalah:

Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaannya terbaik dan hanya


tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis pekerjaan diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan bersangkutan. Kualitas pekerjaan atau kualitas hasil
pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk
diteruskan kegiatanya.

Selama pekerjaan berlangsung Direksi berhak sewaktu-waktu memerintahkan


secara tertulis kepada kontraktor:

Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, dalam jangka waktu tertentu,


bahan-bahan / material yang dianggap tidak sesuai dengan kontrak.

Penggantian bahan-bahan atau material yang tidak cocok dan sesuai

Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test-test


terdahulu atau pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan yang menurut
Direksi secara material atau keahlian tidak cocok dengan kontrak.

Kegagalan Wakil Direksi untuk menolak pekerjaan atau material tidak menutup
kemungkinan Direksi dikemudian hari menolak suatu pekerjaan atau material
yang dianggap tidak cocok dengan kontrak serta memerintahkan untuk
membongkarnya atas tanggungan kontraktor.

Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan


melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas dari
Badan/Lembaga Pengujian milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau
Badan lain yang dianggap mempunyai objektifitas dan integritas yang

E - 6
PT. HANDASA engineering consultants

meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini, Kontraktor/Supplier tidak berhak


mengajukan sanggahan.

Dalam hal di mana salah satu pihak tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
Badan Pengujian tersebut, maka pihak tersebut berhak mengadakan pengujian
tambahan pada Badan / Lembaga lain yang memenuhi persyaratan Badan
Penguji seperti tersebut di atas.

Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk pengujian
tambahan menjadi beban pihak yang mengusulkan.

Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda maka dapat dipilih untuk :

 Memilih Badan/Lembaga Pengujian ketiga atas kesepakatan bersama.

 Mengadakan pengujian ulang pada Badan / Lembaga Pengujian pertama


atau kedua.

 Pelaksanaan ulang pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas


dan Kontraktor/ Supplier ataupun wakil-wakilnya.

 Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat


pengujian.

 Hasil dari pengujian harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah
pihak sepakat untuk tidak menganggapnya demikian.

 Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil


pengujian yang pertama, maka semua biaya untuk semua pengujian ulang
menjadi tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya pengujian
tambahan.

4. Pemeriksaan Bahan - Bahan

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan bahan untuk material
bangunan adalah:

Bahan-bahan yang didatangkan / dikerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh


yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Semua bahan bangunan yang akan
digunakan harus diperiksakan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat

E - 7
PT. HANDASA engineering consultants

persetujuan. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan


kontraktor wajib memberitahukan.

Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan pekerjaan,


tetapi tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitasnya jelek yang dinyatakan di-
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh dipergunakan dan harus
segera dikeluarkan dari lapangan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.

Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan


Pengawas/Direksi dan ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor/Pelaksana,
maka Konsultan Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran kembali
kepada Kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh
pembongkaran tersebut menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya disamping
pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu permil) dari harga
borongan.

Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu untuk meneliti suatu bahan lebih
lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirim bahan tersebut ke laboratorium
Lembaga Penelitian Bahan-bahan yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman
dan penelitian menjadi tanggung jawab kontraktor, apapun hasil penelitian
bahan tersebut.

Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari


bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus memeriksakannya ke
Laboratorium Lembaga Penelitian Bahan-bahan untuk diuji dan hasil pengujian
tersebut disampaikan kepada Konsultan Pengawas/Direksi secara tertulis. Segala
biaya pemeriksaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Kontraktor/Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan - pekerjaan yang menggunakan bahan-
bahan tersebut.

5. Pemeriksaan Pekerjaan

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan pekerjaan adalah :

Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan

E - 8
PT. HANDASA engineering consultants

tempat-tempat di mana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau di mana


bahan/barang dibuat. Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk
memasuki tempat-tempat tersebut.

Kontraktor diwajibkan meminta kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa


setelah menyelesaikan suatu bagian pekerjaan untuk persetujuannya, sebelum
memulai pekerjaan lanjutannya. Baru bila Konsultan Pengawas telah menyetujui
bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari libur/hari raya,
tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang harusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta
perpanjangan waktu.

Bila Kontraktor melanggar, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar


bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.

Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas untuk memeriksa. Apabila surat
permohonan pemeriksaan tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas /
Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian pekerjaan
yang seharusnya diperiksa dianggap disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi


karena bahan / material / komponen jadi, maupun mutu hasil pekerjaan sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi.

Apabila ada bagian pekerjaan yang dilanjutkan sebelum disetujui, tetapi karena
„keadaan mendesak‟ dilanjutkan oleh kontraktor, maka kontraktor tetap
bertanggung jawab atas bagian pekerjaan tersebut maupun akibat yang
ditimbulkan atas bagian pekerjaan sebelumnya terhadap hasil bagian pekerjaan
lanjutannya. Perintah perbaikan atas hasil pekerjaan lanjutan, yang berakibat

E - 9
PT. HANDASA engineering consultants

pula pada perbaikan pekerjaan sebelumnya yang telah disetujui, tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.

Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak untuk


membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan tambah, atau
sebagai alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

E.3. Program Kerja

3.1 Umum

Pelayanan Jasa Konsultan yang dibutuhkan bertahap antara lain :

a. tahap pertama persiapan Pelaksanaan

b. tahap kedua Pemantauan dan pengawasan di lapangan

c. tahap ketiga sistem pelaporan.

3.2. Tahap Pra Konstruksi

Setelah Konsultan menerima Surat Perintah Mulai Kerja dari Proyek, maka
tenaga-tenaga yang dibutuhkan segera dimobilisasikan untuk mempersiapkan
semua kegiatan yang harus dilakukan selama masa pelaksanaan pra-konstruksi.

1. Persiapan

Konsultan akan segera melengkapi ruangan kantor dengan fasilitas kantor


termasuk staff pendukung untuk tugas administrasi kantor, perangkat
komunikasi, kendaraan dan lainnya.

Konsultan akan menyiapkan sistem komunikasi dan dokumentasi serta prosedur


administrasi yang bersifat rutin, formulir-formulir standar yang akan dipakai
selama masa konstruksi.

Formulir-formulir standar dimaksud antara lain terdiri dari:

E - 10
PT. HANDASA engineering consultants

A. Laporan Inspektor, yang melaporkan kegiatan harian yang dilaksanakan


oleh Kontraktor, kondisi cuaca, volume pekerjaan dan catatan lainnya.

B. Formulir perintah, untuk perubahan rencana dan harga.

C. Formulir pengajuan permohonan pemeriksaan hasil kerja Kontraktor.

D. Instruksi lapangan pada Kontraktor.

E. Surat pengajuan izin pelaksanaan

Seluruh pekerjaan diatas diusahakan selesai selama masa persiapan konstruksi,


hingga dapat digunakan mulai pada saat konstruksi dilaksanakan.

Konsultan akan memobilisasi Team Lapangan agar mereka juga dapat


mempersiapkan tugas-tugasnya dilokasi proyek.

Pada tahap ini Konsultan akan berdiskusi dengan Pihak Kuasa Pengguna
Anggaran serta Kontraktor, mengenai cara pelaksanaan kerja, saat mulai kerja
dan hal-hal umum lainnya. Sehingga apabila segala sesuatunya dipersiapkan
dengan baik, diharapkan segalanya juga akan berjalan lancar selama masa
pelaksanaan.

2. Meneliti Rencana Kerja

Kegiatan awal Konsultan pengawas setelah masa mobilisasi adalah


menginventarisir lapangan dengan jalan melakukan survey pendahuluan dan
bilamana perlu dapat melakukannya bersama-sama dengan Kontraktor,
kemudian mencocokkannya dengan rencana yang dibuat oleh PPK.

Apabila ditemukan keadaan lapangan yang sudah tidak sesuai lagi dengan desain
semula, maka harus dilakukan rapat untuk menyimpulkan perubahan yang
terjadi.

3. Pengarahan Pada Kontraktor Selama Masa Mobilisasi

Dalam pengawasan Konsultan selama ini menujukkan bahwa umumnya


Kontraktor mengalami berbagai macam kesulitan dalam memenuhi segala
kebutuhan yang diperlukan dan disiapkan dalam masa mobilisasi.

Hal tersebut akan menyebabkan Kontraktor tidak dapat memulai pekerjaan


Kontruksi tepat pada saat yang telah dijadwalkan, hal mana akan mengakibatkan

E - 11
PT. HANDASA engineering consultants

keterlambatan terhadap jadwal secara keseluruhan seperti ditentukan dalam


Kontrak.

Mengantisipasi kemungkinan tersebut, Konsultan akan memberikan pengarahan


pada pihak Kontraktor, berupa saran-saran bagaimana mengatur lokasi kerja,
penimbunan material dan bagian pekerjaan mana serta alat-alat apa yang harus
diprioritaskan lebih dahulu pengadaannya.

3.3. Sistem Penanganan Proyek/Pekerjaan

Konsultan akan bertindak sebagai “Wakil PPK” dalam melaksanakan tugas


pengawasan pekerjaan konstruksi sebagaimana ditentukan dalam Kerangka
Acuan Kerja. Untuk itu Konsultan akan bertindak untuk dan atas nama
Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan DAK Tahun 2016 Jalan Provinsi (Marka,
Rambu Uk. 60 X 60, Rambu Tiang F, Warning Light, Delineator, Cermin Tikungan
Guardrail) Paket 2, 3 dan 4 serta membantu PPK dalam hal ini adalah ;

1. Memutuskan sesuatu hal bilamana timbul keraguan, salah pengertian,


kealpaan yang mungkin timbul pada Dokumen Kontrak.

2. Menjawab semua pertanyaan Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang


terdapat dalam kontrak.

3. Menerima, menolak kualitas dan kuantitas hasil kerja Kontraktor


berdasarkan Spesifikasi dan ketentuan kontrak. Konsultan dapat juga
memerintahkan pembongkaran, hasil kerja maupun material yang
rusak/jelek, dan memberikan pengarahan cara memperbaikinya.

4. Menerima, menolak metode kerja, peralatan maupun perlengkapan yang


digunakan Kontraktor dalam melaksanakan kerja.

5. Memberikan perintah, pengarahan dan instruksi pada kontraktor agar


Memenuhi ketentuan dokumen kontrak.

6. Menyelesaikan permasalahan yang timbul.

7. Memberikan bantuan yang diperlukan.

8. Sistem Penanganan kegiatan/pekerjaan ini meliputi bagian – bagian yang


telah diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat sesuai dengan
yang diinginkan Pemberi kerja antara lain :

E - 12
PT. HANDASA engineering consultants

9. Meneliti Rencana Kerja Kontraktor

10. Konsultan harus meneliti dan mengevaluasi Rencana Kerja


Kontraktor, yang akan menguraikan rencana pengadaan bahan, alat,
tenaga kerja, metode kerja dan lainnya.

11. Evaluasi dan penelitian Rencana Kerja Kontraktor akan ditekankan


pada beberapa hal, seperti ;

12. Keselarasan kerja dengan ketentuan Kontrak.

13. Sistem pengamanan, terutama yang menyangkut masyarakat


umum.

14. Mobilisasi personil dan peralatan.

15. Sistem komunikasi antar lokasi kerja dengan pengolahan bahan.

Rapat Pra Konstruksi

Rapat pra konstruksi diselenggarakan konsultan dengan maksud untuk menata


kerja sama yang baik, pengertian yang sama mengenai kualitas yang diinginkan,
prosedur administrasi, prosedur penagihan dan pembayaran, metode konstruksi
yang harus diikuti. Dalam rapat pra konstruksi ini konsultan akan mengundang
pihak Kegiatan dan Kontraktor pelaksana, dengan harapan agar tercipta
kelancaran pelaksanaan proyek dan hubungan kerja sama yang serasi antara
semua pihak.

Koordinasi dan Rapat-Rapat

Koordinasi dan komunikasi dapat mempengaruhi perencanaan kerja,


pengawasan kualitas, kemajuan pekerjaan bahkan semangat kerja sama semua
pihak.

Rapat-rapat akan dilakukan secara teratur dalam masa pelaksanaan pekerjaan,


dimana akan dilakukan diskusi -diskusi. Berita acara rapat akan
didokumentasikan, sehingga pada rapat selanjutnya dapat dilakukan evaluasi
atas hasil pelaksanaan kesepakatan yang dicapai.

Rapat yang dilakukan biasanya berupa rapat bulanan dengan pihak Kegiatan dan
secara mingguan dengan pihak kontraktor, melibatkan personil pengambil
keputusan. Bahan yang dibicarakan dalam rapat mingguan dengan kontraktor

E - 13
PT. HANDASA engineering consultants

antara lain, mengenai keadaan proyek, persoalan yang mungkin sering timbul,
rencana kerja selanjutnya guna memperlancar pekerjaan.

Laporan Bulanan dan Laporan Teknis

Laporan yang disampaikan berupa kemajuan fisik dan kondisi lapangan dari
kegiatan pembangunan. Team lapangan akan mengisi format-format yang telah
disesuaikan dengan standart yang telah ditentuan, dengan tepat dan benar yang
kemudian akan disampaikan pada pihak Kegiatan.

Laporan tersebut akan berisikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Keadaan umum proyek.

b. Kemajuan pelaksanaan kerja dan kondisi keuangan.

c. Kelambatan yang terjadi.

d. Perubahan-perubahan yang telah terjadi.

e. Problem yang telah dan mungkin akan timbul.

f. Rekomendasi penyelesaian problem yang timbul.

g. Status klaim kontraktor.

h. Kondisi tenaga kerja, peralatan dan bahan.

i. Penyelesaian Masalah

Masalah yang mungkin timbul akan dideteksi dan dilaporkan sedini mungkin oleh
konsultan dan melaporkannya pada pihak Satker, demi kelancaran pekerjaan.
Untuk itu monitoring dan komunikasi akan dilakukan secara teratur dan terus
menerus selama kegiatan berlangsung.

3.4. Pengawasan Teknis

Dalam kegiatan ini konsultan akan menekankan pada beberapa hal pengawasan
teknis, yang meliputi sebagai berikut :

1. Meneliti Gambar Kerja

Konsultan akan meneliti gambar kerja semua bangunan pelengkap, tempat


pengolahan bahan maupun gambar dan perhitungan bangunan-bangunan
sementara yang diperlukan selama pekerjaan konstruksi, dimana gambar kerja

E - 14
PT. HANDASA engineering consultants

yang disiapkan oleh kontraktor harus memperlihatkan dengan jelas hal - hal
yang belum tercantum dalam Dokumen Kontrak.

2. Pengawasan Pengukuran

Konsultan akan mengawasi pelaksanaan pengukuran yang dilakukan kontraktor


pada tahap awal pelaksanaan kerja, meliputi ;

Pemasangan patok-patok pengukuran dan titik kontrol.

Menentukan sumbu bangunan, batas daerah, dan letak bangunan.

Menentukan kemiringan lahan.

Pemindahan patok lain yang ada.

Pada tahapan ini konsultan akan memeriksa ketepatan pengukuran agar tidak
menimbulkan kekeliruan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi nantinya.

3. Pengujian Material

Konsultan akan mengawasi pelaksanaan uji material yang dilaksanakan di


laboratorium kontraktor oleh tenaga lab kontraktor sendiri.

Test pemadatan, susunan butir, kepadatan, stabilitas perkerasan, rencana


campuran, kuat tekan kubus beton, kekerasan butir, serta test lainnya akan
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Pengujian akan
dilakukan terus menerus sesuai jenis material bahan yang akan dipakai dalam
pelaksanaan proyek di lapangan. Hasil uji material akan diperiksa konsultan dan
dikembalikan kepada kontraktor dengan catatan yang perlu untuk ditindak lanjuti
oleh kontraktor di lapangan.

Jadwal pengujian material diatur sedemikian rupa, sehingga tidak menghambat


kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan akan dilaksanakan secara random.

4. Inspeksi dan Pengawasan Pekerjaan Konstruksi

1. Pengawasan dan Monitoring

Konsultan akan mengawasi pekerjaan kontraktor setiap hari di lapangan, berikut


pengawasan kualitas bahan dan hasil kerja agar sesuai dengan ketentuan yang
digariskan dalam kontrak maupun dalam spesifikasi teknik. Inspector akan

E - 15
PT. HANDASA engineering consultants

membuat laporan harian dengan mencatat kegiatan dan volume kerja yang
dilakukan kontraktor setiap hari.

2. Pengawasan terhadap Material di Lokasi Proyek

Konsultan akan mengawasi material yang telah dikirim, serta menentukan tata
cara penyimpanannya. Hal yang diawasi konsultan meliputi kualitas bahan,
kuantitas serta nilainya sehingga dapat diketahui jenis material yang akan
diperhitungkan dalam tagihan kontraktor. Konsultan berwenang untuk
menginstruksikan kepada kontraktor untuk menyediakan material lagi bila
persediaan yang ada telah menipis.

3. Pengujian di Lapangan dan Laboratorium

Pengambilan material di lapangan maupun laboratorium akan dilaksanakan terus


menerus sepanjang masa pekerjaan konstruksi dilakukan. Pengujian yang
dimaksud, berupa uji kepadatan, Uji campuran beton, dan lainnya.

4. Penerimaan dan Penolakan Pekerjaan yang Telah Diselesaikan

Setiap akhir penyelesaian bagian pekerjaan, konsultan akan memeriksa bagian


pekerjaan tersebut, untuk menentukan dapat diterima atau tidaknya hasil kerja,
dan akan membuatkan rekomendasi kepada pihak Kuasa Pengguna Anggaran
bahwa hasil pekerjaan tersebut baik dan memenuhi ketentuan spesifikasi.

Pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan spesifikasi yang diakibatkan oleh cara
pelaksanaan ataupun kualitas bahan/kerusakan akibat kebocoran, akan ditolak
konsultan.

Pekerjaan yang tidak dapat diterima akan dicatat dan tidak dapat dibayarkan,
dan diperhitungkan dalam penilaian kemajuan hasil pekerjaan kontraktor.

5. Pengarahan Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan

Penggunaan dan pemeliharaan peralatan merupakan salah satu faktor penentu


keberhasilan pekerjaan. Untuk itu kontraktor harus menempatkan tenaga
mekanik guna perawatan dan pemeliharaan peralatan, dimaksudkan untuk
mengurangi keterlambatan yang diakibatkan oleh peralatan.

Konsultan akan memberikan bantuan yang diperlukan agar peralatan kontraktor


dapat digunakan secara efisien, dengan cara membuatkan rencana dan

E - 16
PT. HANDASA engineering consultants

pengaturan penggunaan peralatan dengan melakukan analisa mingguan


terhadap hasil pekerjaannya.

3.5. Keselamatan Kerja Dan Pengaturan Lalu Lintas

Sebelum pekerjaan dimulai, konsultan akan mengadakan rapat dengan pihak


PPK dan instansi lain serta kontraktor untuk membahas tindakan yang perlu
diambil guna menjaga keselamatan kerja terhadap personil pelaksana proyek,
maupun masyarakat disekitar proyek. Kontraktor wajib menyusun rencana
tindakan yang akan diambil, yang meliputi:

Personil pengawasan keselamatan kerja yang akan ditugaskan.

Pemasangan pagar dan tanda peringatan dilokasi proyek.

Prosedur yang harus diikuti bila keadaan darurat.

Penimbunan material serta parkir peralatan.

Konsultan akan mengawasi pelaksanaan ketentuan tersebut dan akan melakukan


teguran terhadap kontraktor bila terdapat penyimpangan dari rencana yang telah
disusun.

3.6. Pengawasan Kemajuan Pelaksanaan

1. Perencanaan dan Penjadwalan Kegiatan Pelaksanaan

Perencanaan dan penjadwalan kegiatan pelaksanaan yang disusun oleh


kontraktor akan diperiksa konsultan, pelaksanaan penjadwalan diperlukan untuk
bagian pekerjaan yang bersifat kritis.

Bila diperlukan konsultan akan membantu kontraktor guna memperbaiki


perencanaan dan penjadwalan yang telah disusun, dengan melakukan analisa
terhadap kapabilitas peralatan, jumlah personil, jarak sumber material ketempat
pengolahan dan lokasi proyek. Perencanaan dan penjadwalan akan menjadi
target yang harus dikejar dalam masa pelaksanaan.

2. Pengawasan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan

Mengingat kegiatan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari berbagai kegiatan yang


terkait satu sama lain, maka siatem monitoring yang baik sangat diperlukan
untuk mengikuti kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan
yang disusun.

E - 17
PT. HANDASA engineering consultants

Konsultan dapat menggunakan sistem pengarsipan yang baik, agar analisa


terhadap kemajuan pekerjaan, biaya yang dikeluarkan, hasil produksi
pengolahan bahan, peralatan yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat.

Setiap persoalan akan dilaporkan oleh Pimpinan Team Konsultan pada pihak PPK
guna memperoleh tindakan yang perlu dilakukan.

Termasuk didalam pengawasan kemajuan pekerjaan adalah pengawasan supply


bahan, agar selalu tersedia tepat waktu dibutuhkan.

3.7 Pengawasan Keuangan

1. Pemeriksaan Tagihan Kontraktor

Konsultan akan memeriksa harga satuan dan volume pekerjaan yang


disampaikan dalam tagihan bulanan kontraktor, selain itu data - data pendukung
tagihan serta cara perhitungan volume hasil kerja, sehubungan dengan hal yang
telah tercantum dalam kontrak dokumen dan disesuaikan dengan catatan harian
yang ada.

Tagihan yang telah diperiksa akan disampaikan kepada PPK untuk memperoleh
persetujuan pembayaran. Demikian juga untuk tata cara pembayaran akhir
proyek.

2. Pemeriksaan Biaya yang dikeluarkan

Pemeriksaan ini secara periodik dilakukan untuk sisa biaya yang masih ada,
biaya yang harus dikeluarkan dan menginformasikan hal tersebut pada pihak
PPK. Untuk itu disusun jadwal rencana pembayaran dan pengalokasian dana
yang dibutuhkan, yang disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan yang dicapai.

3.8. Pemeriksaan Akhir Dan Sertifikasi

1. Pemeriksaan Akhir

Pemeriksaan akhir proyek Konsultan dengan PPK akan melakukan pemeriksaan


akhir terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui apakah seluruh hasil pekerjaan
sudah selesai sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi.

Agar bilamana ditemukan kekurangan, dapat dibuat instruksi pada kontraktor


untuk memperbaikinya pada sisa waktu yang ada. Sebaliknya apabila hasil

E - 18
PT. HANDASA engineering consultants

pekerjaan telah diterima secara keseluruhan, konsultan akan membuat


rekomendasi pada pihak PPK, agar pekerjaan dapat diterima.

2. Sertifikasi

Konsultan akan membantu pihak PPK dalam mempersiapkan berita acara


Penyerahan Pertama Hasil Pekerjaan (PHO) dari Kontraktor ke pihak PPK.

3.9 Pemeriksaan Dan Penyiapan Dokumen Proyek

1. Pemeriksaan Gambar Terlaksana

Pemeriksaan gambar terlaksana yang dibuat oleh kontraktor akan diperiksa oleh
konsultan sebelum diserahkan kepada pihak PPK, pemeriksaan ini dilakukan dari
waktu ke waktu sejalan dengan kemajuan pekerjaan, untuk menghindari
penumpukan pekerjaan pada akhir proyek, dan dapat diserahkan dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama setelah proyak selesai.

2. Penyiapan Laporan dan Petunjuk Pemeliharaan

Segera setelah penyerahan proyek sesuai dengan kontrak, konsultan akan


menyusun Laporan Akhir yang berisi segala sesuatu yang telah terjadi selama
pelaksanaan proyek. Laporan akhir dimaksudkan untuk dijadikan bahan
referensi bagi pelaksanaan proyek-proyek mendatang. Selain itu Petunjuk
Pemeliharaan proyek juga akan disusun, agar pemeliharaan dapat dilakukan
dengan baik.

E - 19

Anda mungkin juga menyukai