Anda di halaman 1dari 18

24.

DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA


TIMUR
24. DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR

1. Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk


Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari beberapa
pulau besar dan kecil, memiliki wilayah daratan seluas 48.490 km²,
atau kurang lebih 2,54% dari luas wilayah daratan Indonesia.
Pulau-pulau yang relatif besar adalah Pulau Flores, Pulau Sumba,
dan Pulau Timor (sebagian).
Keadaan tanahnya berbeda-beda antara satu pulau dengan pulau
lainnya. Tanah di pulau Flores dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
umumnya berupa tanah vulkanis muda/aktif, sedang tanah di pulau-
pulau Sumba dan Timor serta pulau-pulau kecil disekitarnya tidak
mengandung tanah-tanah vulkanis muda meskipun terdapat batuan
batuan vulkanis muda. Sebagian besar topografinya, baik di Flores,
Pulau Sumba, maupun di Pulau Timor berbukit-bukit; banyak di
antaranya terdiri dari lereng-lereng yang curam. Tanah-tanah dataran
umumnya hanya terdapat di daerah-daerah dekat pantai dan muara-
muara sungai.
Walaupun termasuk daerah tropis, iklimnya agak kering di mana
curah hujan rata-rata hanya sekitar 1.500 mm saja per tahun dengan
banyak variasi dari tahun ke tahun. Musim kering yang relatif pan-
jang, curah hujan yang tidak teratur, keadaan topografi dan struktur
tanah seperti yang telah dikemukakan di atas mempunyai pengaruh
yang besar pada keadaan vegetasi dan pola kehidupan
penduduknya.
Dari seluruh luas daratan wilayah Nusa. Tenggara Timur, hanya
kurang lebih 13% saja yang merupakan tanah pertanian. Selebihnya
adalah berupa padang-padang rumput atau sabana ― yang banyak
dimanfaatkan oleh penduduk untuk usaha peternakan ―, hutan, dan
tanah-tanah yang tidak/kurang subur. Sebagian besar (60%) tanah
pertanian terdapat di Flores Barat, sisanya tersebar antara lain di Ka-
bupaten-kabupaten Timor Tengah Selatan, Kupang, Belu, dan
363
Sumba
Barat. Wilayah peternakan tersebar hampir di semua Kabupaten
yang umumnya diusahakan secara ekstensif.
Secara administratif, Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur ter-
bagi ke dalam 12 Daerah Tingkat II atau Kabupaten, 97 Kecamatan,
dan 1.720 Desa. Kabupaten yang terluas adalah Kabupaten Kupang
(7.832 km2), sedang yang tersempit adalah Kabupaten Sikka
(1.653 km2).
Berdasarkan registrasi penduduk yang dilakukan pada tahun 1976,
jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur pada tahun tersebut tercatat
sebanyak 2.504.233 jiwa. Ini berarti bahwa selama jangka waktu
1971 -- 1976, tingkat pertumbuhan rata-ratanya adalah sebesar
1,76% per tahun.

Penyebaran penduduk dapat dikatakan kurang merata. Kabupaten-


kabupaten yang paling padat penduduknya antara lain adalah Kabu-
paten-kabupaten Sikka (125 jiwa/km2), Endeh (78), Belu (74), dan
Flores Timur (72), sedang Kabupaten yang paling jarang penduduknya
adalah Kabupaten Sumba Timur (17). Tingkat kepadatan untuk se-
luruh Propinsi adalah sebanyak 51,6 jiwa/knit.
Sebagian besar penduduk (85%) hidup dan bekerja pada sektor
pertanian, termasuk peternakan. Selebihnya bekerja pada sektor-sektor
perdagangan, industri, angkutan, jasa-jasa kemasyarakatan, dan lain-
lainnya.
Komoditi-komoditi utama yang banyak dihasilkan dan diperdagang-
kan, baik lokal, antar pulau, maupun ekspor adalah hasil-hasil peter-
nakan seperti sapi, kerbau, kuda, dan babi, hasil-hasil pertanian
se-perti jagung, beras, ubi-ubian, kacang-kacangan, kopra, kopi, asam,
kemiri, dan kapuk, hasil-hasil kehutanan (antara lain kayu
cendana), hasil-hasil perikanan, dan hasil-hasil industri kecil, industri
rakyat seperti minyak kelapa, minyak kayu putih, minyak/serbuk
cendana, dan hasil-hasil kerajinan.
Pelabuhan laut utama bagi daerah Nusa Tenggara Timur adalah
pelabuhan Tenau di Kupang. Pelabuhan-pelabuhan lain yang cukup
penting bagi daerah ini antara lain adalah pelabuhan-pelabuhan
Wini

364
di Kabupaten Timor Tengah Utara, Atapupu di Kabupaten Belu,
Waingapu di Sumba Timur, Waikelo di Sumba Barat, Labuan Bajo di
Kabupaten Manggarai, Ende di Kabupaten Ende, dan Baa di Pulau
Rote (Kabupaten Kupang).
Pelabuhan udara utama bagi daerah ini adalah pelabuhan udara
El Tari di Kupang yang sudah dapat didarati oleh pesawat sejenis F-28.
Di samping itu terdapat juga pelabuhan-pelabuhan udara yang lebih
kecil, antara lain Mau-Hau di Waingapu, Waioti di Maumere, Ipi di
Ende, Satartacik di Ruteng, Gewayantana di Larantuka, dan beberapa
lainnya seperti Alor, Bajawa, Rote, dan Sabu.
Di samping perhubungan laut dan udara, baik di Pulau Timor,
Pulau Flores, maupun Pulau Sumba terdapat jalan-jalan darat baik
yang berupa jalan Negara, jalan Propinsi, maupun jalan-jalan Kabu-
paten. Panjang seluruh jalan Negara adalah 1.117 km, di antaranya
kurang lebih 27% dalam keadaan rusak, dan kurang lebih 16% rusak
berat (akhir 1977). jalan Propinsi berjumlah 1.753 km, di antaranya
kurang lebih 87% dalam keadaan rusak atau rusak berat. Jalan-jalan
Kabupaten yang berjumlah kurang lebih 3.000 km, sebagian besar
berupa jalan tanah.

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama Repelita II

Peningkatan produksi pertanian pangan akan terus


diusahakan baik dengan cara intensifikasi maupun
ekstensifikasi. Intensifikasi meliputi tanaman-tanaman padi,
jagung dan jenis palawija lainnya, sedang ekstensifikasi
dilakukan dengan cara pencetakan sawah dan pembukaan daerah-
daerah pertanian baru. Untuk menunjang kegiatankegiatan ini akan
dibangun dan dibina Balai-balai Benih, Brigade Pro- -
teksi, Unit Pengamatan Hama dan Penyakit, dan Balai-balai
Penyu- luhan Pertanian (BPP).
Di bidang peternakan, peningkatan produksi akan dilakukan de-
ngan agar usaha-usaha intensifikasi melalui pembukaan kepada para
peternak kecil dan pengembangan sistem kredit dengan syarat-syarat
ringan, antara lain untuk para peternak di Pulau Timor dan Sumba,
Sistem gaduh akan dikembangkan di Pulau Flores dan
pulau-pulau lainnya

365
Usaha ini akan didukung dengan kegiatan-kegiatan pengamanan ter-
nak, penyediaan makanan ternak, penyuluhan dan inseminasi buatan
juga akan dibangun pusat-pusat pembibitan hijauan makanan ternak.
Dalam rangka ekstensifikasi akan dikembangkan pula usaha peter-
nakan ranch di pulau-pulau yang masih jarang penduduknya. Jenis-
jenis ternak yang akan dikembangkan adalah sapi, kerbau, kuda, dan
unggas.

Di .bidang perkebunan, kegiatan utama akan meliputi usaha-usaha


peremajaan tanaman kelapa yang tersebar lokasinya dipelbagai
daerah. dan pengembangan tanaman tabu di Besikama dan
sekitarnya.

Di bidang perikanan peningkatan produksi terutama diusahakan


pada kegiatan-kegiatan penyuluhan dan latihan pada para nelayan
dalam menggunakan peralatan yang baru dan cara-cara pengawetan
hasil penangkapan. Dalam hubungan ini akan dilaksanakan penyem-
purnaan dan peningkatan pelabuhan perikanan di Kupang dan pang-
kalan-pangkalan pendaratan perikanan lainnya.
Di bidang kehutanan akan dilakukan usaha-usaha inventarisasi dan
pengukuhan hutan, reboisasi dan penghijauan, pembinaan serta pe-
ngembangan agar alam di Pulau Komodo, serta pemeliharaan dan
pembinaan hutan cendana.
Untuk menunjang pembangunan di bidang pertanian, akan dilak-
sanakan pembangunan dan perbaikan irigasi. Mbay ― Lembor di
Kabupaten Ngada, irigasi Sumba Timur dan irigasi sedang kecil dan
sederhana yang tersebar letaknya. Selain itu akan dilaksanakan
usaha-usaha pengamanan sungai untuk mencegah banjir.
Selanjutnya agar: harga pangan (terutama beras) tetap dapat ter-
jangkau oleh daya beli rakyat, kebijaksanaan dan sistem pengadaan
dan penyaluran bahan pangan seperti yang telah dilaksanakan
selama
ini akan tetap dilanjutkan dan disempurnakan.
Demikian pula kegiatan-kegiatan penyuluhan dan penerangan me-
ngenai makanan yang murah tetapi bernilai gizi tinggi akan diting-

366
katkan antara lain melalui kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha
Perbaikan
TABEL 24 - 1

LUAS WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I


NUSA TENGGARA TIMUR, 1971 DAN 1976

Luas Jumlah Jumlah Penduduk


No. Daerah Tingkat II Wilayah Keca- Desa Pertumbu- Kepadatan
(Km2) matan 1971 1976 han rata-rata per Km2
per tahun th. 1976
1. Sumba Timur 6.834 6 99 103.519 118.555 2,75 17,3
2. Sumba Barat 4.200 7 122 187.676 209.836 2,26 50,0
3. Manggarai 6.900 10 255 320.613 354.035 2,00 51,3
4. Ngada 3.037 8 136 143.763 164.645 2,75 54,2
5. Endeh 2.470 6 103 179.331 192.113 1,39 77,8
6. Sikka 1.653 7 90 190.143 205.896 1,60 124,6
7. Flores Timur 3.420 13 233 229.789 245.813 1,36 71,9
8. Kupang 7.832 16 275 314.386 349.391 2,10 44,6
9. Timor Tengah Selatan 4.333 8 166 240.791 264.706 1,91 61,1
10. Timor Tengah Utara 2.636 5 112 117.259 103.098 2,61 39,1
11. Be1u 2.361 6 73 153.164 175.412 2,75 74,3
12. A1or 2.814 5 56 114.395 120.733 1,08 42,9

DAERAH TINGKAT I 48.490 97 1.720 2.295.279 2.504.233 1,76 51,6


Gizi Keluarga), termasuk usaha-usaha pencegahan dan
penanggulang- an kekurangan vitamin A.
Petani dan rumah tangga yang mempunyai pekarangan luas akan
didorong untuk memanfaatkan pekarangannya untuk menghasilkan
bahan pangan yang bernilai gizi tinggi untuk kepentingan keluarga
mereka.
Di bidang perindustrian antara lain akan diusahakan pemanfaatan
potensi bahan baku semen dan tanah liat di Kupang dengan terus
menjajagi kemungkinan pembangunan pabrik semen yang
berkapasitas 500.000 ton/tahun yang diharapkan dibangun dan dilola
oleh pihak swasta. Sementara itu usaha peningkatan industri kecil
dan pedesaan akan terus dilakukan antara lain meliputi industri-
industri perabot kayu (Kupang), minyak atsiri (Timor Tengah
Utara), pembakaran kapur, pegaraman rakyat, pandai besi,
serbuk dan minyak cendana, dan lain-lain industri pedesaan.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, akan dilaksanakan
pembangunan PLTD-PLTD. di Kupang, Sumba, Flores Barat dan
jaringan distribusi dan transmisinya. Dalam pada itu akan dilakukan
pula survai pembangunan PLTU di Kupang yang berkapasitas
2 X 25 MW dan PLTPB yang berkapasitas 9 MW.
Di bidang pertambangan, akan dilakukan penjajagan kemungkinan
pemanfaatan potensi panas bumi serta melanjutkan pengawasan dan
usaha penanggulangan akibat letusan gunung api, disamping
melanjutkan kegiatan-kegiatan pemetaan geologi dan
penyelidikan geofisika.
Pembangunan di bidang jalan akan ditekankan
pelaksanaannya pada penunjangan jalan, peningkatan jalan,
dan penggantian jembatan.
Peningkatan jalan akan meliputi sekitar 500 km antara lain antara
Kupang — Motoain, penunjangan jalan sekitar 700 km antara lain
antara Kedindi ― Ruteng, Ruteng ― Bajawa, dan Ende ―
Larantuka, dan penggantian jembatan sekitar 1.000. m.

368
Di bidang perhubungan udara, pelabuhan udara EL Tari di
Kupang akan ditingkatkan sehingga mampu menampung pesawat
sejenis F-28
penuh sedangkan pelabuhan udara Maumere di Flores dan pelabuhan
udara Mauhau di Waingapu akan ditingkatkan sehingga mampu me-
nampung pesawat sejenis F-27 penuh. Pelabuhan udara perintis Satar-
tacik di Ruteng, Tumbalaka di Waikabubak dan Mutiara di Labuhan
Bajo akan ditingkatkan, sehingga mampu menampung pesawat sejenis
F-27 terbatas.
Pembangunan di bidang perhubungan laut antara lain akan dilan-
jutkan penyelesaian pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pelabuh-
an Tenau, Waingapu dan IPI beserta peningkatan fasilitas keselamat-
an pelayarannya. Sementara itu kemungkinan pembangunan pelabuhan
ferry di Labuhan Bajo akan terus dijajagi.
Di bidang pos dan giro akan dibangun 15 buah gedung kantor pos
dan kantor pos pembantu di 15 kecamatan dan juga akan diadakan
penambahan fasilitas pos.
Di bidang perdagangan, pembinaan pengusaha-pengusaha golongan
ekonomi lemah dan lembaga-lembaga pemasaran yang ada akan diting-
katkan antara lain dengan memberikan penyuluhan, motivasi, serta
keterampilan kewiraswastaan. Sementara itu pembinaan kegiatan eks-
por akan dilakukan dengan peningkatan usaha-usaha penyuluhan dan
bimbingan kepada para pengusaha, produsen dan eksportir yang meng-
ekspor antara lain ternak (sapi, kuda), kulit dan barang-barang kulit,
barang-barang kerajinan rakyat, minyak cendana, dan kapuk rakyat.
Berkaitan dengan usaha-usaha di atas, akan dikembangkan pusat-pusat
perdagangan yang berfungsi sebagai pusat-pusat pengumpulan/peng-
adaan dan distribusi barang.
Pembangunan di bidang koperasi di daerah ini akan ditingkatkan
sehingga pada akhir Repelita III diharapkan di semua kecamatan (97)
telah dibentuk KUD yang kegiatannya meliputi bidang pertanian pa-
ngan, perkebunan, perikanan, peternakan, kerajinan rakyat, industri
kecil, penyaluran pupuk dan abat-obatan, jasa alat-alat pertanian dan
alat-alat pengolah hasil pertanian, jasa angkutan, jasa listrik pedesaan
serta perkreditan. Diharapkan bahwa sebagian besar KUD-KUD
tersebut nanti telah memiliki manajer dan badan pemeriksa yang ber-
kemampuan, organisasi yang mantap serta keanggotaan yang aktif.

369
Dalam rangka terciptanya kondisi dan iklim yang baik bagi ber-
kembangnya pengusaha kecil dan menengah terutama pengusaha pri-
bumi akan didorong antara lain dengan tersedianya kredit rnurah
bagi mereka melalui program KIK, KMKP atau perbankan lainnya.
Di samping itu akan ditingkatkan pula pengetahuan dan kemampu-
an manajemen para pengusaha kecil dan menengah rnelalui pembinaan
dan penyuluhan-penyuluhan kewiraswastaan.
Untuk meningkatkan sarana kehidupan beragama akan diberikan
bantuan untuk rehabilitasi dan pembangunan 334 buah tempat ibadah
berbagai agama, pembangunan 54 buah Balai Nikah, perluasan dan
pembangunan 12 buah Kantor Agama Kabupaten, pembangunan se-
jumlah Balai Sidang Agama, pembangunan dan perluasan sebuah
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) serta perbaikan beberapa buah
Madrasah Ibtidaiyah Swasta, rehabilitasi 2 buah Madrasah Tsanawi-
yah dan sebuah Pendidikan Guru Agama (PGA). Dalam pada itu
penerangan dan bimbingan hidup beragama khususnya untuk masya -
rakat suku terasing dan berbagai kalangan masyarakat khusus lainnya
terus ditingkatkan.
Usaha pembangunan di bidang pendidikan akan dilaksanakan me-
.
lalui peningkatan fasilitas belajar pada pendidikan dasar dengan
membangun sekitar 250 buah gedung SD di samping merehabilitir
gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah yang memer-
lukannya. Peningkatan fasilitas belajar pada pendidikan SLTP akan
dilaksanakan antara lain dengan membangun sekitar 14 buah gedung
SMP dan penambahan lebih kurang 180 kolas baru pada SLTP yang
ada. Peningkatan fasilitas belajar pada SLTA akan dilaksanakan an-
tara lain dengan membangun 2 buah gedung SMA baru di samping
penambahan sekitar 40 ruang kelas baru, pengembangan 3 buah STM,
10 buah SMEA serta 2 buah SPG. Universitas Nusa Cendana akan
terus dikembangkan, antara lain dalam bidang-bidang pertanian, pe-
ternakan dan keguruan.
Dalam rangka pembangunan di bidang Kebudayaan, akan digali
dan dibina lebih lanjut bentuk-bentuk teater rakyat yang hampir punah
serta akan diadakan perekaman terhadap sastra lisan daerah.
Musik
370
tradisional akan direkam lebih lanjut untuk dikembangkan, demikian
pula halnya dengan berbagai bentuk seni rupa seperti berbagai ragam
hias berupa motif-motif seni daerah. Dalam pada itu akan disusun
kebijaksanaan dan pola pengembangan museum Kupang.
Di bidang Kesehatan akan dilaksanakan pembangunan 1 buah Pus-
kesmas dan 96 Puskesmas Pembantu dan peningkatan fungsi BP dan
BKIA, pembangunan 3 buah RS Kabupaten, peningkatan pelayanan
Rumah-rumah Sakit yang ada, peningkatan pelayanan kesehatan gigi,
dan penempatan 6 orang dokter ahli di Rumah-rumah Sakit Kabu-
paten, peningkatan usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkung-
an pemukiman. Peningkatan usaha perbaikan gizi masyarakat antara
lain dengan pengembangan UPGK. Sementara itu peningkatan penyu-
luhan kesehatan masyarakat akan dilaksanakan secara intensif dengan
pendekatan edukatif di Puskesmas-Puskesmas yang ada dan sekolah-
sekolah (UKS). Peningkatan usaha pengawasan obat, makanan dan
sebagainya akan terus dilanjutkan.
Di bidang kesejahteraan sosial antara lain akan dilaksanakan pem-
binaan kesejahteraan masyarakat terasing di Kabupaten-kabupaten
Timor Tengah Selatan, Sumba Timur, dan Alor serta melanjutkan
pembangunan Panti Karya Taruna, Panti Rehabilitasi Cacat Netra,
dan Panti Werdha di Kupang.
Di bidang perumahan rakyat, akan dilakukan antara lain pemba-
ngunan rumah sederhana/rumah inti, perbaikan kampung (KIP) di
Kupang dan perintisan pemugaran perumahan desa di
kabupaten
Sikka.
Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan kepada penye-
lesaian kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita II seperti di kota-
kota Kupang, Waingapu, Maumere, Ende, dan Bajawa, di samping
akan diusahakan pelaksanaan program air bersih di 2 kota
lainnya.
Di bidang kependudukan dan keluarga berencana akan diadakan
kegiatan-kegiatan penerangan dan motivasi, pelayanan kontrasepsi,
meningkatkan ketrampilan petugas-petugas kependudukan dan

371
keluar-
ga berencana. Sebagai langkah permulaan, dalam tahun pertama Re-
pelita III akan dibentuk perwakilan BKKBN Daerah Tingkat I.
Pembangunan di bidang Transmigrasi akan dilakukan penelitian
dan penjajagan terhadap kemungkinan daerah-daerah di pulau-pulau
Timor, Flores, dan Sumba sebagai daerah penempatan
transmigrasi.
Dalam rangka pemerataan memperoleh keadilan dan perlindungan
hukum akan dilaksanakan usaha-usaha rehabilitasi/pembangunan
Pengadilan Negeri 15 buah, di samping pembangunan 25 tempat
sidang di berbagai kota kecil, pembangunan 9 buah kantor Kejaksaan
Negeri, rehabilitasi 7 buah Lembaga Pemasyarakatan, serta sebuah
kantor Imigrasi dan sebuah Asrama Tahanan Imigrasi.
Pembangunan di bidang penerangan antara lain akan dilaksanakan
melalui peningkatan kemampuan siaran stasiun RRI Kupang dan
pembangunan 2 buah stasiun pemancar TV-RI baru (Maumere dan
Waingapu). Dalam pada itu operasi penerangan akan ditingkatkan
untuk lebih menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di pelbagai bi-
dang antara lain pertanian, keluarga berencana, kesehatan, pendi-
dikan non formal dan lain-lain.
Kegiatan ini antara lain akan dilakukan dengan membangun PUS-
PENMAS-PUSPENMAS di Kabupaten-kabupaten yang belum memi-
likinya dan penyebaran televisi umum ke desa-desa secara bertahap
sesuai dengan jangkauan pemancar TV-RI.
Kegiatan lainnya ialah penyelenggaraan koran masuk desa (KMD)
dengan mengikut sertakan secara aktif pers daerah setempat.
Dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota, Bantuan Pem-
bangunan Daerah Tingkat I diarahkan untuk :
1. Penunjangan jalan propinsi sepanjang kurang lebih 7.400 km.
2. Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan kurang lebih 71.000 Ha
yang antara lain meliputi pemeliharaan bangunan, saluran pem-
bawa, saluran pembuang, tanggul banjir dan jalan inspeksi.
3. Perbaikan jaringan irigasi lama, antara lain irigasi Namihien,
Maekto, Lembor, Wawakoha, dan Mautenda.

372
4. Menunjang proyek sektoral, meningkatkan kesejahteraan penduduk
daerah miskin, pembangunan dan perbaikan prasarana perhu-
bungan untuk membuka daerah terisolir, proyek yang menunjang
pembangunan desa dan kota (ibukota Propinsi), serta proyek-
proyek yang dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan apa-
ratur Pemerintah.
Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk peme-
liharaan, penunjangan, peningkatan dan pembangunan baru jalan-
jalan kabupaten. Di samping itu, bantuan ini juga diarahkan penggu-
naannya untuk pembuatan dan perbaikan irigasi sedang kecil,
pengga- lian saluran tarsier, dan lain-lain proyek yang
dianggap sangat ber- guna bagi kepentingan umum seperti
pembuatan saluran-saluran air (riool), pasar, terminal bus dan lain-
lain.
Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk melengkapi dan
meningkatkan prasarana desa yang dibutuhkari dalam rangka
meningkatkan kegiatan kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya
tahan masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan pembangunan desa
disesuai-kan dengan prioritas di desanya masing-masing, dan
direncanakan oleh Lembaga Sosial Desa dengan
memperhatikan kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.
Dalam rangka pengembangan kota, akan dilakukan usaha penyu-
sunan rencana kota, antara lain untuk kota-kota Kupang, Waingapu,
Maumere, dan Ende.
Dalam rangka pengembangan wilayah, akan dilaksanakan program
pengembangan wilayah di 3 Kabupaten, yaitu di Kabupaten-kabupa-
ten Timor Tengah Utara, Belu dan Alor.
Dalam hal pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup, antara
lain akan dilanjutkan program penghijauan dan reboisasi guna mem-
pertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabili-
tasi tanah kritis dan pelaksanaannya akan diutamakan pada daerah-
daerah aliran sungai (DAS), seperti DAS Benain Noelmina, pening-
katan pengamanan daerah aliran sungai dalam rangka pencegahan
banjir dan memelihara debit air untuk pengairan serta penanggulang-
an pencemaran di daerah perkotaan (Kupang).

373.
Di samping kegiatan-kegiatan pembangunan seperti tersebut di
atas, maka dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan di
daerah, akan terus menerus diusahakan penyempurnaan aparatur
Pemerintah di daerah, termasuk penertiban dan penyederhanaan
prosedur-prose- dur dan sistem perizinan d a e r a h .

374

Anda mungkin juga menyukai