Chapter II - 25 PDF
Chapter II - 25 PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Epidemiologi
Penyakit ini mengenai hampir semua remaja di seluruh belahan dunia.
Umumnya insiden terjadi pada usia 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun
pada pria dan umumnya lesi yang predominan adalah komedo dan papul. Pada
wanita, akne dapat menetap lebih lama sampai pada usia tiga puluh tahun atau
lebih bila dibandinngkan dengan pria. Namun derajat akne yang lebih berat justru
didapati pada pria (Wasitaatmadja,2008).
Diketahui bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita
akne dibandingkan dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika) (Wasitaatmadja,2008).
Diketahui bahwa genetik memegang peranan penting dalam kejadian akne
vulgaris. Bila kedua orang tua menderita akne maka 3 dari 4 anak akan menderita
akne juga (Fulton,2009),. Dan diketahui pasien dengan genotip XXY memiliki
gejala yang lebih berat (Zaenglein,2008).
2.1.5. Gradasi
Ada berbagai kriteria gradasi akne yang ada saat ini, dan beberapa
diantaranya adalah:
2. Dan gradasi yang dipakai di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI/RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo (Wasitaatmadja,2008)
a. Ringan: - beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
- sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat
predileksi
- sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
2.1.6. Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris dibuat atas dasar klinis dan pemeriksaan
ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor
(sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat
seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna
hitam (Wasitaatmadja,2008).
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik
berupa serbukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa
sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan
jaringan ikat pembatas massa cair sebum bercampur dengan darah, jaringan mati,
dan keratin yang lepas (Wasitaatmadja,2008).
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran
pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium mikrobiologi
yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan
(Wasitaatmadja,2008).
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids)
dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak
bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan
digunakan cara untuk menurunkannya (Wasitaatmadja,2008).
2.1.8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya
erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif).
Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini
terjadi akibat pengaruh berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari
dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan,
musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita
(Wasitaatmadja,2008).
2.2. Tidur
2.2.1. Fisiologi Tidur
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL
Kualitas dan
Kuantitas Akne
Tidur yang Vulgaris
kurang
3.3 Hipotesis
Ada hubungan antara kurangnya kualitas dan kuantitas tidur dengan
timbulnya akne vulgaris.
BAB 4
METODE PENELITIAN