Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Seksi Sarana Dipo Induk
Kereta Bandung Jl. Industri No. 65 Bandung
Disusun oleh :
ELSYA RAMADHANI
NIM. 151711006
Oleh :
Elsya Ramadhani
NIM. 151711006
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang digunakan pada sarana transportasi di kereta api
pembangkit difungsikan sebagai sumber listrik yang disalurkan kepada rangkaian kereta
penumpang, kereta makan, ataupun kereta barang. Dimaksudkan agar fasilitas kelistrikan
Listrik Tenaga Diesel yang prima secara teknis akan terus menjadi sumber energi listrik
yang sangat penting untuk rangkaian. Faktor perpindahan wilayah yang dilewati secara
cepat dan pemakaian yang terus menerus dalam perjalanan, memungkinkan kinerja
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel menurun dan kerusakan pada komponen jika tidak
dirawat cepat atau lambat pasti terjadi. Hal ini menjadikan faktor mengapa Pemeliharaan
Kata Kunci : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, Mesin Diesel, Kereta Api,
Pemeliharaan, Perbaikan
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia- Nya kepada kita, khususnya kepada penulis sehingga Laporan Kerja Praktik
dengan judul “PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PLTD PADA KERETA
PEMBANGKIT DI DAERAH OPERASI 2 SEKSI SARANA DEPO INDUK
KERETA BANDUNG” dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai
salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang ikhlas
mendidik dan memberikan dorongan moral serta materi selama ini. Tidak lupa juga,
dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini penulis banyak dibantu oleh beberapa
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta Ibu dan Bapak yang selalu memberi semangat dan doa
kepada saya dengan ikhlas mendidik dan menyayangi saya.
2. Kakak tercinta Faizia Mahatvavirya Ijtihad, ST., yang selalu memberi semangat dan
doa kepada saya dengan ikhlas.
3. Ahmad Deni Mulyadi, S.T., M.T, sebagai Ketua Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung.
4. Ika Yuliyani, S.T, M.T, sebagai Ketua Program Studi Teknik Konversi Energi
Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung.
5. Agoeng Harjatmo R,ST.,MT, sebagai Dosen Pembimbing Kerja Praktik.
6. Bapak Wawan Kurniawan sebagai pembimbing lapangan Kerja Praktik di Daerah
Operasi 2 Seksi Sarana Dipo Induk Kereta Bandung.
7. Bapak Rudi yang telah membantu proses birokrasi dalam pelaksanaan Kerja Praktik.
8. Bapak Rendi sebagai pengawas dalam regu genset yang telah berbagi ilmu dan
pengalaman selama Kerja Praktik.
9. Bapak Taufik, Bapak Arif, Bapak Syamsul, Bapak Rizal, Bapak Hari, Bapak Deni
dan seluruh karyawan divisi genset yang telah berbagi ilmu dan pengalaman selama
Kerja Praktik.
10. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Konversi Energi.
iv
11. Rezky Supangkat selaku partner kelompok selama pelaksanaan Kerja Praktik.
12. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis berharap laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kesalahan
baik pada penulisan maupun dalam penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
4.1 Tahap Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel pada Kereta Pembangkit..........31
4.2 Tahap Perbaikan pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel pada Kereta Pembangkit.......41
BAB V PENUTUP..........................................................................................................................43
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................43
5.2 Saran................................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................45
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik Tenaga Diesel baik di berbagai industri pembangkit listrik, maupun pada industri
transportasi sebagai penggerak seperti pada PT Kereta Api Indonesia. Berbagai jenis mesin
yang sudah maju menuntut supaya segala sesuatu dikerjakan dengan mudah dan dalam
Salah satu mesin pembangkit listrik yang banyak digunakan oleh masyarakat pada
sekarang ini yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Alasannya adalah karena mudah
digunakan, effisiensi tinggi, kontruksi mesin yang tidak rumit, maupun biaya investasi yang
terjangkau.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar High Speed Diesel Oil (HSDO) sebagai
penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Saat melakukan kerja praktik, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel digunakan sebagai
sumber daya listrik pada rangkaian kereta api dengan infrastuktur dalam keadaan berjalan
dan tentu akan mengalami tekanan yang tinggi. Hal ini yang menjadi faktor penulis untuk
dijadikan sebagai bahan laporan kerja praktik.Dengan dioperasikannya Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel pada kereta api, diperlukan perawatan yang ekstra guna memperpanjang usia
pakai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel tersebut. Selain perawatan yang ekstra, Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel yang digunakan di kereta api dalam keadaan berjalan dapat
menimbulkan banyaknya kerusakan pada komponen.
Maka dari itu, penulis memutuskan untuk menulis laporan kerja praktik dengan
judul “Pemeliharaan dan Perbaikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel pada Kereta
Pembangkit”. Meliputi cara-cara pemeliharaan dan perbaikan Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel yang digunakan pada kereta api pembangkit.
1
1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan kerja praktik di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Seksi
Sarana Dipo Induk Kereta Bandung, penulis memiliki tujuan yaitu:
Tujuan meliputi:
1. Mengetahui lebih dalam komponen yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
2. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
3. Mengetahui, memahami dan mahir dalam pemeliharaan dan perbaikan Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel.
1.3 Manfaat
1. Dapat menerapkan dan memperluas wawasan yang telah di dapat pada bangku kuliah
2. Menambah pengalaman dan pengetahuan dunia kerja pada bagian Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel.
3. Dapat memahami pengetahuan yang baru dalam dunia kerja di Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel pada kereta pembangkit.
Dalam proses mencapai tujuan ketika pelaksanaan kerja praktik penulis mendapatkan
rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tesebut adalah :
1. Untuk memastikan Pemeliharaan dan perbaikan Pembangkit Listrik tenaga Diesel pada
kereta api pembangkit.
2. Mekanisme pemasangan komponen pemeliharaan atau perbaikan pada kereta api
pembangkit
2
1.5 Batasan Masalah
Supaya masalah yang dibahas tidak melebar jauh dari yang diinginkan maka penulis
membatasi pembahasan dalam laporan kerja praktik ini. Adapun batasan masalah yang akan
dianalisa atau diteliti antara lain adalah hanya Pemeliharaan dan Perbaikan Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel pada Kereta Pembangkit.
Kerja praktik ini dilaksanakan selama 5 minggu. Adapun waktu dan tempat
pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut :
Tanggal : 17 Juli 2017 - 16 Agustus 2017
Hari : Senin - Kamis
Waktu : 08.00 WIB - 16.00 WIB
Tempat : PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Seksi Sarana Depo Induk
Kereta Bandung
3
Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang
seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15
bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang
melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan
korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945,
karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil
alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada
tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah
anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan
perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan
campur tangan lagi urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi
ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya
“Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).
Dalam rangka pembenahan badan usaha, pemerintah mengeluarkan UU No. 19
tahun 1960, yang menetapkan bentuk usaha BUMN. Atas dasar UU ini dengan Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 1963, tanggal 25 Mei 1963 dibenuk “Perusahaan Negara Kereta
Api” (PNKA), sehingga Djawaan Kereta Api dilebur kedalamnya.
Masih dalam rangka pembenahan BUMN, pemerintahan mengeluarkan UU No. 9
tahun 1969 tanggal 1 Agustus 1969, yang menetapkan jenis BUMN menjadi tiga
Perseroan, Perusahaan Umum dan Perusahaan Jawatan. Sejalan dengan UU dimaksud,
berdasarkan Pemerintahan No. 61 tahun 1971 tanggal 15 September 1971, bentuk
perusahaan PNKA mengalami perubahan menjadi “Perusahaan Jawatan Kereta Api”
(PJKA).Selanjutnya berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, pada tanggal 2 Januari 1991,
PJKA mengalami perubahan menjadi Perusahaan Umum Kereta Api disingkat Perumka.
Sejalan dengan maksud dari REP (Railway Efficiency Project), dengan PP No. 19
tahun 1998 tanggal 3 Februari 1998, pemerintahan menetapkan pengalihan bentuk
Perusahaan Umum (PERUM) Kereta Api menjadi perusahaan Perseroan (Persero). Prosesi
perubahan status perusahaan dari Perum menjadi Persero secara “de-facto” dilakukan
tanggal 1 Juli 1999, saat Menhub Giri S Hadiharjono mengukuhkan susunan direksi PT
Kereta Api (Persero) di Bandung.
4
1.7.2 Daerah Operasi 2 Bandung
Menurut wawancara dengan Hermanto (staf divisi Komersial PT. Kereta Api
(Persero) Daerah Operasi 2 Bandung). Daerah Operasi 2 Bandung adalah salah satu daerah
operasi PT. Kereta Api (Persero) dari sembilan daerah operasi yang ada di pulau Jawa,
terletak di Jawa Barat dengan batas teritorial wilayah antara stasiun Cibungur (Kab.
Cikampek), stasiun Cianjur, sampai stasiun Banjar di kota Banjar Jawa Barat. Daerah
operasi 2 Bandung memiliki 53 stasiun yang diklasifikasikan atas beberapa kelas stasiun
yaitu stasiun kelas besar, stasiun kelas 1, stasiun kelas 2 dan stasiun kelas 3, penetapan
kelas tersebut disesuaikan dengan potensi dari masing-masing stasiun, adapun perincian
jumlah stasiun berdasarkan kelas yang dimiliki oleh Daerah Operasi 2 Bandung adalah
sebagai berikut:
Stasiun kelas Besar : 4 stasiun
Stasiun kelas 1 : 7 stasiun
Stasiun Kelas 1 (khusus angkutan barang) : 1 Stasiun
Staiun kelas 2 : 5 stasiun
Stasiun kelas 3 : 36 stasiun
5
1.9 Maksud dan Tujuan Didirikan PT.Kereta Api Indonesia (Persero)
Maksud didirikan PT. Kereta Api Indoesia (Persero) yaitu untuk turut melaksanakan
tahun 1992 tentang Perkeretaapian latar belakang diaturnya salah satu armada transportasi
massal ini dalam suatu undang-undang karena perkeretaapian mempunyai nilai karasteristik
yang khusus.
melalui terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan
Cara untuk mempermudah penyusunan laporan kerja praktik ini maka dilakukan
beberapa metode dalam pengumpulan data. Adapun beberapa metode yang digunakan
1. Metode Bimbingan
6
2. Metode Interview
Metode interview ialah dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan
kepala kantor maupun karyawan/operator perusahaan mengenai objek yang dijadikan
permasalahan.
3. Metode Observasi
Metode observasi ialah dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung ketika di
lapangan terhadap alat yang dijadikan objek permasalahan.
Metode studi literatur ialah dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku atau
situs internet serta sumber tertulis lainnya yang dapat mendukung dan menunjang dalam
penyusunan laporan kerja praktik ini.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Kode-kode yang tertera pada kereta api sangat penting dan perlu diperhatikan guna
mengetahui jenis kereta dan fasilitas kereta secara keseluruhan. Kode-kode tersebut banyak
macamnya, diantaranya:
K1 : Yaitu kereta penumpang kelas eksekutif.
K2 : Yaitu kereta penumpang kelas bisnis.
K3 : Yaitu kereta penumpang kelas ekonomi.
P : Yaitu kereta pembangkit, kereta atau gerbong kereta yang berisi bagian bagian
penyuplai listrik ke semua gerbong kereta pada saat akan bekerja. Penyuplai
tersebut berisikan pembangkit listik tenaga diesel. Pembangkit listrik tenaga diesel
terbagi menjadi beberapa komponen utama diantaranya generator dan mesin
diesel. Pembangkit ini menhasilkan listrik yang dialirkan ke seluruh gerbong
kereta sebagai sumber listrik untuk AC, pemakaian alat dapur, lampu-lampu dll.
Contoh: P 0 64 06
M : Yaitu kereta makan, kereta atau gerbong kereta yang berisi dapur dan restorasi
untuk para penumpang. Di dalam kereta ini berisi beberapa meja dan kursi (satu
set) seperti pada restaurant sehingga berbeda dengan kereta penumpang karena
tidak banyak memiliki kursi. Contoh: M1 0 98 01
MP : Yaitu kereta makan dan pembangkit, yang hanya di isi dengan restorasi dan
sebuah mesin genset tanpa ada penumpang. Contoh: MP2 0 64 02
KP : Seperti halnya kereta makan pembangkit, kereta ini pun berfungsi ganda, sebagai
tempat pembangkit listrik dioperasikan dan sebagai tempat para penumpang
menunggu sampai tujuan. Di kereta ini tidak terdapat fasilitas makan dan fasilitas
yang tersedia tidak melebihi kereta umum kelas 1, 2 atau 3. Contoh: KP3 0 66 05.
KMP : Yaitu kereta penumpang, makan dan pembangkit yang diartikan sebagai kereta
penumpang yang di lengkapi dengan restorasi dan satu mesin generator. Contoh:
8
KMP2 0 65 02
B : Yaitu kereta barang atau peti kemas, kereta atau gerbong kereta ini mempunyai
lahan luas tanpa kursi, mesin pembangkit, atau dapur. Lahan luas ini berfungsi
sebagai tempat menyimpan barang-barang penumpang yang akan dikirim ke suatu
tempat. Contoh: B 0 86 05
S : Kereta spesial. Kereta spesial dinamakan spesial karena fasilitasnya yang lebih
baik dari kereta penumpang kelas 1. Contoh: S 0 2 03
9
komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga Diesel maupun Package.
Sedangkan PUK (Pengawas Urusan Kereta) melakukan pekerjaan Daily Check atau
pengecekan harian ketika kereta akan berangkat menuju tempat tujuan. Juga waktu
pengecekan dan perbaikan oleh PUK hanya sebentar, sekitar 20 menit hingga 1 jam.
Hal yang harus dilakukan pertama kali dalam melakukan pemeliharaan pada
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di kereta api adalah dengan membersihkan peralatan
atau komponen dari debu dan kotoran yang menempel. Pembersihan disini meliputi
control panel, generator set, dan junction box.
Selanjutnya, memeriksa bagian-bagain atau peralatan dari setiap komponen yang
dianggap penting. Juga memeriksa kinerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dapat
dilihat dari suara maupun saat starter. Jika terdapat kerusakan pada bagian peralatan
maupun komponen, dapat melakukan perbaikan sehingga unit dapat berkerja sesuai dengan
standar.
Kegiatan yang terakhir adalah memeriksa kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
dengan cara start up dan memeriksa kondisi mesin secara visual Parameter bahwa sebuah
unit bekerja dengan baik sesuai standar yaitu, tidak ada bocoran dalam komponen
pendukung, mengeluarkan tegangan yang sesuai untuk digunakan di AC ataupun
penerangan dan arus dalam keadaan normal sehingga kereta api dalam keadaan siap
operasi.
Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda
atau alat yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula. Proses perbaikan
tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah alat tersebut bisa
berfungsi normal kembali.
10
oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar
ke dalam udara bertekanan dan temperatur tinggi, sebagai akibat dari proses di dalam ruang
baker kepala silinder.
Selain motor diesel dikenal juga jenis motor baker lainnya yaitu motor bensin yang
biasanya di namai motor penyalaan bunga api (spark ignition engine) oleh karena cara
penyalaan bahan bakarnya dengan pertolongan bunga api (listrik).
Jika dibandingkan dengan motor bensin, gas buang motor diesel tidak banyak
mengandung komponen beracun yang dapat mencemari udara. Selain dari pada itu
pemakaian bahan baker motor diesel lebih rendah (-/+ 25 %) dari pada motor bensin,
sedangkan harganya pun lebih murah sehingga penggunaan motor diesel umumnya lebih
hemat dari pada motor bensin sebagai penggerak mesin industri. Ditinjau dari sisi investasi
harga, motor diesel umumnya lebih mahal dari motor bensin karena untuk kapasitas mesin
yang sama motor diesel harus dibuat dengan konstruksi dan berat yang lebih besar.
1. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan
udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35-50 atm),
sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan
dalam silinder
2. yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga
akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar.
3. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar
dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan
batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
4. Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank
shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik
torak pada langkah kompresi.
5. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Pada
generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya gerak
listrik (ggl).
6. Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. Hukum faraday menyatakan bahwa “jika
11
suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar
tersebut memotong gais-garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada penghantar
tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik”.
7. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step
up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo berdasarkan
hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik.
8. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul
garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan sekunder satu
inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya
berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung
kumparan terdapat beda tegangan.
9. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi
beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan
sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).Pembangkit Listrik tenaga diesel
adalah pembangkit tenaga listrik dengan penggerak utama (prime mover) mesin diesel,
untuk memutar generator.
12
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang sudah masuk ke
dalam silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak ke atas (TMA). Perbandingan
kompresi pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1. Akibat proses kompresi
ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa mencapai sekitar 900 °C. Pada lankah ini
kedua katup dalam posisi menutup semua.
3. Langkah Pembakaran
Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan
tinggi dalam bentuk kabut ke dalam ruang bakar dan selanjutnya bersama-sama dengan
udara terbakar oleh panas yang dihasilkan pada langkah kompresi tadi. Diikuti oleh
pembakaran tertunda, pada awal langkah usaha akhirnya pembentukan atom bahan bakar
akan terbakar sebagai hasil pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan
bakar. Mengakibatkan panas silinder meningkat dan tekanan silinder yang bertambah
besar. Tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran diteruskan ke piston. Piston terdorong ke
bawah (TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi tenaga mekanik. Pada saat ini
kedua katup juga dalam posisi tertutup.
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa gas buang
keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah buang udara segar
masuk dan ikut mendorong sisa gas bekas keluar dan proses kerja selanjutnya akan mulai.
Pada langkah ini katup buang terbuka dan katup masuk tertutup.
Pembangkit Listrik tenaga diesel pada kereta api terbagi dalam beberapa system, yaitu:
13
utama (main combustion chamber) pada akhir langkah kompresi. Udara tertekan dan
menerima pusaran cepat akibatnya suhu dan tekanannya naik bahan bakar cepat menguap
dan menyala dengan sendirinya setelah disemprotkan.
Cara menyemprotan yang kedua ialah injeksi tidak langsung dimana bahan bakar
disemprotkan oleh injection nozzle ke kamar depan (precombustion chamber). Udara yang
dikompresikan oleh torak memasuki kamar pusar dan membentuk aliran turbulensi
ditempat bahan bakar yang diinjeksikan . Tetapi sebagian bahan bakar yang belum terbakar
akan mengalir ke ruang bakar utama melalui saluran transfer untuk menyelesaikan
pembakaran.
Pada sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari
tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat
pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi
bahan bakar. Dari pompa injeksi selanjutnya melalui pipa injeksi bahan bakar dialirkan
ke injektor untuk diinjeksikan ke ruang bakar.
Fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel
a. Menyimpan bahan bakar.
b. Menyaring bahan bakar.
c. Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin.
d. Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin.
e. Memajukan saat penginjeksian bahan bakar.
f. Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan penyaluran
bahan bakar.
g. Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
2. Sistem Pelumas
14
Gambar 2.1 Sistem Pelumas
Pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang bergerak
secara tengensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara
kedua benda padat. Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut
pelumas/lubricant. Pemakaian Pelumas pada mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di
kereta api menggunakan pelumas jenis Meditran SMX dan S40.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai
permukaan yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika
dilihat dengan mikroskop akan terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan
tonjolan-tonjolan dan lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan
tersebut bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan lekukan
pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak
satu dengan yang lain maka terjadi suatu tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan
yang saling mengait harus saling mematahkan.
Patahnya tonjolan dan lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan tahanan tadi
disebut tahanan gesekan. Dan gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau
diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan
akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan
masih tetap ada, yang disebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil
dibandingkan gesekan kering.
Fungsi Pelumasan
a. Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
b. Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan.
15
c. Sebagai media pendingin.
d. Menghilangkan panas dari bagian-bagian yang bergesekan.
e. Sebagai zat perapat kebocoran.
f. Menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder.
g. Sebagai zat pembersih.
h. Menghilangkan karbon didalam silinder dan debu dan menyaringnya.
i. Sebagai peredam suara dari getaran.
4. Sistem Pendingin
a. Media Pendingin Air
Air merupakan media pendingin yang baik karena air dapat mengambil 1 kkal pada tiap kg
dan tiap derajat celcius. Sedangkan volume dari 1 kg air hanya 1 dm³. Air pendingin mesin
adalah air yang dicampur dengan bahan anti korosi. Air yang digunakan untuk pendingin
mesin harus pula memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang biasanya, namun tidak
selalu, dipenuhi oleh air minum.
b. Media pendingin air tawar
Media pendingin dengan menggunakan air tawar ini digunakan pada sistem pendinginan
tak langsung. Proses pendinginannya dilakukan dengan proses pendinginan air tawar
terlebih dahulu yang terletak di tangki penampung air tawar dengan menggunakan air laut.
Setelah temperatur air tawar pada tangki penampung menurun selanjutnya air tawar
disirkulasikan ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan, terutama ke bagian
yang bergerak yang memiliki resiko kerusakan besar.
c. Media pendingin air laut
16
Media pendingin dengan menggunakan air laut ini digunakan pada sistem pendinginan
secara langsung (terbuka). Proses pendinginannya dengan mensirkulasikan air laut secara
langsung ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan. Pada sistem pendinginan
jenis ini diperlukan bahan pencegah pembentukan korosi terutama pada bagian di dalam
blok silinder yang sering disebut zinc anode.
Pada motor diesel, penggunaan minyak lumas hanya untuk melumasi bagian yang
bergesekan seperti gesekan pada torak, poros engkol, bantalan, dan lain-lain. Bila ditinjau
dari segi penyerapan panas, maka media pendingin minyak lumas memiliki lebih kecil dan
rendah dibanding media pendingin air. Minyak pelumas digunakan sebagai media
pendinginan permukaan yang panas dengan cara disemprotkan atau dialirkan pada bagian
tersebut. Selain itu juga dapat digunakan untuk melumasi bagian-bagian yang saling
bergesekan agar tidak cepat aus.
17
2. Di dalam diesel engine, solar yang dipakai sebagai bahan bakar, menghasilkan
energi untuk memutar generator yang kemudian menghasilkan listrik yang
dihubungkan ke trafo dan gardu listrik.
3. Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem pendingin
pada minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada kendaraan
bermotor). Sistem pendingin yang dipakai biasanya adalah sistem heat exchanger
dan sistem radiator atau kedua sistem ini digabungkan.
4. Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air digunakan
sebagai sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki konsep yaitu, air
pendingin dialirkan terus dari sumber air terdekat seperti danau, sungai ataupun
kolam buatan. Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang kemudian
dihubungkan dengan pipa minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu, pipa air
pendingin ini akan menyelimuti pipa minyak pelumas, sehingga terjadi perpindahan
suhu tinggi dari minyak ke suhu rendah (heat exchanging) dari air, yang
menyebabkan suhu minyak menjadi berkurang. Sedangkan air yang memiliki suhu
yang lebih tinggi akan dialirkan kembali menuju sumber air. Berikut seterusnya
sistem ini bekerja.
5. Sedangkan untuk sistem pendingin radiator, minyak pelumas didinginkan dengan
menggunakan kipas radiator. Dimana pada sistem ini mengaplikasikan konsep
perpindahan suhu melalui radiasi, kipas radiator yang terus berputar akan
menghasilkan angin untuk mendinginkan minyak pelumas.
18
BAB III
DESKRIPSI OBJEK
19
pembangkit pada rangkaian terakhir. Sebaliknya jika pergi ke timur maka kereta
pembangkit diposisikan setelah lokomotif.
Komponen Utama:
1. Generator Set
Komponen Pendukung:
Komponen Sistem Bahan Bakar Konvensional atau Manual:
1. Tanki Bahan Bakar:
Tanki Bahan Bakar berfungsi untuk menyimpan bahan bakar, biasanya dipasang gelas
duga atau selang duga untuk mengetahui isi bahan bakar yang tersedia.
20
2. Filter Separator :
3. Feed Pump :
Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke
pompa melalui fuel filter. Feed Pump di gerakan oleh camshaft injection pump yang
menyebabkan piston bergerak bolak-balik sehingga dapat menghisap dan mengeluarkan
bahan bakar dengan tekanan. Saat campshaft tidak mendorong tapper roller, piston
mendorong push rod ke bawah karena adanya tekanan piston spring.
4. Fuel Filter:
Saringan bahan bakar atau fuel filter ini memiliki fungsi utama untuk menyaring
berbagai jenis kotoran pada bahan bakar. Pada bahan bakar terdapat berbagai macam
kotoran, dimana kotoran ini akan menyumbat saluran-saluran kecil yang menyebabkan
gangguan sirkulasi bahan bakar, sehingga diperlukan saringan bahan bakar untuk
menyaring berbagai jenis kotoran yang terdapat pada bahan bakar.
Saringan bahan bakar harus diganti dan dibersihkan secara rutin, untuk mencegah
terjadinya penyumbatan atau terhambatnya sirkulasi bahan bakar.
Masa pakai Fuel Filter didesain: 1000 jam
21
Gambar 3.5 Fuel Filter
5. Governor:
Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan
kebutuhan mesin. Governor selalu berperan dan mengendalikan output mesin. Jika terjadi
perubahan yang diinginkan maka governor akan segera bertindak mengatur suplay untuk
mengendalikan output. Maka governor merupakan suatu alat kontrol otomatis, yang
berperan mengatur kecepatan rata-rata mesin untuk penggerak mula, apabila terjadi variasi
kecepatan akibat fluktuasi beban. Jika beban motor meningkat, kecepatan motor akan
menurun sehingga menggerakkan katup untuk memperbanyak suplay fluida kerja untuk
mengimbangi kenaikan beban motor. Jadi governor secara otomatis mengendalikan suplay
ke motor apabila beban berubah dan mempertahankan kecepatan rata-ratanya, di dalam
batas tertentu.
6. Fuel Injection Pump (bosh pump) :
22
Gambar 3.6 Fuel Injection Pump
Fuel Injection Pump (pompa injeksi bahan bakar) berfungsi menyalurkan bahan bakar
ke nozzle dengan tekanan tinggi (max 300 kg/cm2), dam mengatur waktu jumlah bahan
bakar yang disemprotkan.
7. Fuel line:
23
Komponen Sistem Pelumasan:
1. Crank Case :
Crankcase (bak engkol) berfungsi sebagai rumah dari komponen yang ada di bagian
dalamnya, yaitu komponen:
3. Pompa Oli :
Pompa oli berfungsi untuk mengalirkan oli dari bak oli ke komponen yang akan
dilumasi dengan cara membuat perbedaan tekanan antara saluran dari bak oli dengan
saluran sistem pelumasan. hasil pemompaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin.
Untuk membatasi tekanan oli agar tidak terjadi kebocoran pada pompa oli dipasang
pembatas tekanan atau pengatur tekanan oli (relieve valve atau pressure regulator valve).
24
Gambar 3.9 Watter Pump
Fungsi water pump, untuk mendinginkan mesin, air radiator harus bersirkulasi dan
komponen pada mesin mobil yang bertugas untuk mensirkulasikan air radiator ini adalah
sebuah pompa yang biasa dikenal dengan pompa air mesin mobil atau water pump mesin.
3. Radiator:
Berfungsi untuk mendinginkan temperatur mesin dan juga menjaga temperatur mesin
agar selalu berada pada temperatur kerja mesin. Di dalam radiator, air pendingin
melepaskan panas ke atmosfir lalu mengalir dari atas ke bawah. Tabung dan sirip-sirip
bekerja sama membuang panas. Pada umumnya radiator dipasang dimana udara paling
25
banyak dan pembuangan panas paling baik. Tutup radiator air di dalam radiator
bertekanan. Tutup radiator akan menentukan berapa besar tekanan sistem pendingin
selama engine bekerja. Sistem pendingin yang bertekanan akan membantu mencegah air
radiator mendidih pada tempat operasi yang lebih tinggi. Apabila radiator berada
dipermukaan yang lebih tinggi, titik didih akan turun. Dan abila sistem pendingin tidak
bertekanan, maka air pendingin akan cepat mendidih sehingga mempercepat kerusakan
engine.
4. Water Jacket:
Water jacket berfungsi untuk menjaga temperature dari blok mesin ketika mesin
beroperasi. Fungsi ini sangat penting mengingat temperatur yang dihasilkan pada ledakan
piston begitu besar.
5. Cylinder head:
Kepala silinder atau cylinder head memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai
berikut:
1. Sebagai ruang pembakaran
2. Untuk menempatkan mekanisme katup
3. Tempat pemasangan busi
4. Tempat pemasangan saluran masuk dan saluran buang
5. Tempat mantel pendingin (water jacket)
26
Bila engine dingin, regulator menutup. Air pendingin mengalir kembali ke water pump
tidak melalui radiator, tetapi melalui pipa bypass. Ini membantu mempercepat
memanaskan engine. Bila engine mulai panas, suhu air pendingin mulai naik sampai
mencapai suhu pembukaan radiator. Bila regulator membuka lebih lebar dan lebih banyak
lagi air yang menuju radiator.
7. Fan (Kipas):
Kipas mempunyai fungsi utama yaitu untuk menjaga agar suhu kerja mesin tetap terjaga
dengan membantu proses pendinginan air pendingin yang keluar dari mesin agar tetap
terjaga dengan membantu proses pendinginan air pendingin yang keluar dari mesin dengan
cara menghembuskan angin kearah keluar menembus kisi-kisi radiator.
Ada 2 tipe kipas, hisap (suction) dan tiup (blower), kipas hisap (1) menarik udara melalui
radiator dan kipas tiup (2) menekan udara melalui radiator. Beberapa engine menggunakan
tali kipas untuk mengerakkan kipas, pompa air atau komponen lainnya. Bila tali kipas
terlalu kendor, kecepatan putar kipas turun, ini akan mengurangi aliran udara melewati
radiator dan akan menurunkan kemampuan sistem pendingin.
27
Gambar 3.12 Filter Paper Type Gambar 3.13 Filter Oil Bast Type
3.1 Intercooler :
28
Gambar 3.15 Intercooler
Pada mesin modern biasanya dilengkapi intercooler yang dipasang di antara turbo
dan intake manifold untuk menurunkan kembali suhu udara yang panas agar kandungan
oksigen menjadi lebih rapat. Intercooler bentuknya mirip dengan radiator. Bedanya
intercooler berfungsi untuk menurunkan suhu udara.
Sistem kerja intercooler sangat sederhana. Cara kerjanya sama seperti radiator. Bedanya
ada pada media yang didinginkan. Umumnya intercooler diletakan didepan radiator agar
dapat mendinginkan udara secara maksimal.
3.3 Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Pada Kereta Api Pembangkit
29
Periksa ketinggian minyak pelumas pada oil bath air filter
Periksa kekedapan dan kondisi (pastikan pemasangannya benar dan tanpa cacat)
dari radiator, pipa dan slang air pendingin
Saluran bahan bakar dan minyak pelumas
Saluran masuk antar saringan udara dan mesin
Periksa baterai dari hubungan-hubungan kabelnya
Bersihkan elemen pada saringan pendahuluan bahan bakar
Ganti baru saringan bahan bakar
b. Pekerjaan tambahan setiap 1800 jam operasi :
Pemeliharaan ini wajib dilakukan setelah selesainya pemeliharaan rutin, dan secara
berkala setiap 1800 jam sekali. Pemeliharaan ini berupa mengatur klep pada tiap-tiap
slinder.
c. Pekerjaan tambahan tiap tahun :
Pada pemeliharaan ini harus dilakukan dengan mengetahui karakteristik dari
komponen. Pemeliharaan ini dilakukan setahun sekali setelah pemeliharaan rutin 300
dan 900 jam serta pemeliharaan tambahan lainnya terlaksanakan.
Beri gemuk/pelumas roda gigi flywheel
Mengganti pendingin
BAB IV
4.1 Tahap Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel pada Kereta Pembangkit
30
Gambar 4.16 Magger
Magger adalah alat untuk mengukur tahanan isolasi pada kabel, generator maupun
trafo. Penggunaan megger pada kereta api dipakai untuk mengecek ketahanan kabel.
Agar dapat mengetahui bahwa kabel yang tersambung antara kereta api masih layak
untuk digunakan.
Cara untuk mengukur tahanan isolasi pada junction box kereta api yaitu:
f. Setelah mengukur tahanan isolasi pada junction box, pastikan bahwa tahanan
isolasi yang terukur >1MΩ atau 1000Ω.
Contoh hasil pengukuran tahanan isolasi yang diukur pada kereta api KP3 0 94 05
31
R-T : 75 MΩ S-N : 47.2 MΩ S-G : 52 MΩ
g. Jika tahanan isolasi yang terukur <1MΩ, maka kabel sudah dikatakan tidak layak
digunakan dan sudah diluar batas tahanan isolasi. Namun jika salah satu, misalnya
hanya pengukuran S-T saja yang <1MΩ maka ada 2 kemungkinan pertama, kabel
ada yang terkelupas atau kedua, kabel dalam keadaan lembab. Jika terjadi
kelembaban pada kabel, maka junction box perlu di keringkan dengan
menggunakan dryer khusus kabel. Guna mengurangi kelembaban yang terjadi.
2. Pembersihan Junction Box
Pembersihan junction box dengan menggunakan kuas dimaksudkan agar debu dan
kotoran yang berada pada junction box hilang tanpa melukai permukaan kabel.
32
Gambar 4.18 Control Panel setelah pembersihan
4. Persiapan awal
1. Diskusi
Sebelum melakukan perawatan atau perbaikan, dilakukan diskusi sesama rekan
team divisi dengan tujuan untuk mengetahui kereta pembangkit mana yang perlu
perawatan dan perbaikan selain itu untuk membahas secara detail masalah dan
solusi yang akan dilakukan. Diskusi atau briefing ini dilakukan untuk mencegah
kesalah pahaman komunikasi atau kesalahan pada pelaksanaan perawatan dan
perbaikan. Sehingga harmonisasi antar karyawan dan proses perawatan dan
perbaikan suatu kereta pembangkit akan berlangsung dengan lancar.
Pembahasan diskusi ini meliputi pemeriksaan jam pemeliharaan, membahas
masalah yang ada, menampung saran atau ide sebagai solusi permasalahan tersebut,
memeriksa menulis program kerja yang akan dilakukan, dan membagi tugas antar
rekan kerja.
2. Mempersiapkan alat pelindung diri (APD)
33
Cara mencegah kecelakaan di tempat kerja:
Kenali resiko dan bahaya di tempat kerja. Contoh: lintasan kereta api, komponen
pembangkit listrik tenaga diesel yang dalam kondisi panas
Bekerja dengan aman
Menggunakan APD
Menggunakan alat sesuai standar
Sesuai intruksi kerja dan aturan
Mengenali resiko bahaya ditempat kerja
Tidak ceroboh
Menyediakan APAR
34
Gambar 4.19 Toolbox
5. Pemeriksaan awal / inspeksi meliputi:
a. Pemeriksaan jam pemeliharaan
b. Periksa, koreksi ketinggian air pendingin pada radiator
c. Periksa, koreksi kadar anti karat pada air pendingin
d. Stel klep pada tiap-tiap slinder
e. Periksa kondisi V-belt, kencangkan kembali
f. Periksa ketinggian minyak pelumas pada oil bath air filter
g. Periksa kekedapan dan kondisi (pastikan pemasangannya benar dan tanpa
cacat) dari: saluran bahan bakar dan minyak pelumas. Saluran masuk antar
saringan udara dan mesin
h. Periksa kekerasan ikatan mur dan baut exhaust flange dan manifold
i. Setel pemasangan karet mesin.
35
h. Pasang kembali baut-baut penyumbat pada bak
i. Tuang pelumas ke dalam mesin. solenoid pada kedudukan “stop” agar motor
tidak hidup dengan cara menekan gerakan stop tombol stop darurat.
Perhatian:
Memutar motor dengan starter tidak boleh lebih dari 20 detik. Apabila lebih, starter
menjadi panas dan dapat mengakibatkan kerusakan. Untuk memutar kembali motor
dengan starter diperbolehkan setelah waktu selama satu menit.
Hidupkan mesin dan periksa akan adanya kebocoran-kebocoran
Matikan motor
Setelah 5 menit, periksa ketinggian pelumas. Bila perlu tambahkan pelumas sampai
garis tanda atas pada tongkat pengukur (dipstick)
Perhatian: dalam membuka tutup radiator ini tunggulah suhu air di bawah 90°C
sebelum membuka tutup radiator.
36
f. Siapkan air pendingin yang memenuhi dan tuang sampai tanda pada lubang
pengisian
g. Tutup kembali radiator
h. Jalankan motor selama kira-kira 1 menit
i. Matikan motor dan periksa kembali ketinggian air dialam radiator, bila perlu air
yang kurang ditambah sampai ketinggian air cukup.
Perhatian:
Jangan masukkan air dingin ke dalam radiator yang panas.
37
i. Kencangkan baut pembuang udara
j. Kembalikan kedudukan tuas priming pump pada tempatnya dan hidupkan motor
dan periksa kekedepan perapat-perapatnya
Detail V-Belt:
Table 3.3: Detail V-belt
V-Belt (lebar profil, V-Belt baru (Skala V-Belt yang sudah dipakai
milimeter) KG pada alat) (skala KG pada alat)
12.5 40 - 45 30 – 40
Apabila nilai tegangan tidak memenuhi standar, tegangan V-Belt perlu dibetulkan.
38
c. Periksa tegangan V-Belt dengan menggunakan alat pengukur tegangan
39
14. Mengganti Elemen Saringan Bahan Bakar:
a. Bila dilengkapi, tutuplah katup penutupnya. Lepas baut pengikat dan lepas rumah
saringan beserta elemennya.
b. Bersihkan rumah saringan.
c. Ganti perapat karet pada kepals rumah saringan dan juga sealing ring pada baut
pengikat.
d. Masukkan elemen saringan ke dalam rumah saringan dan pasang.
e. Bukalah baut pembuang udara.
f. Bukalah katup penutup, bila dilengkapi.
g. Kendorkan (putar) tuas priming pump dan pompalah sampai tidak ada lagi
gelembung udara yang keluar pada lubang baut pembuang udara.
h. Kencangkan baut pembuang udara.
i. Kembalikan kedudukan tuas priming pump pada tempatnya.
j. Hidupkan motor dan periksa kekedapan perapat-perapatnya.
4.2 Tahap Perbaikan pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel pada Kereta
Pembangkit
Permasalahan dan kerusakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ini dilakukan
berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari kantor pusat. Permasalahan pada kereta
pembangkit tidak setiap hari ada karena perawatan yang baik secara teratur telah merawat
pembangkit untuk tidak menimbulkan masalah. Kerusakan yang sering terjadi yaitu ketika
dalam perjalanan, disebabkan oleh getaran (vibrasi) yang tinggi dan pemakaian yang cukup
lama sehingga komponen panas. Biasanya permasalahan atau kerusakan yang terjadi pada
pembangkit listrik tenaga diesel adalah meluapnya air radiator, dan kebocoran saluran
exhaust.
40
6. Jika penyebab air meluap karena ada bagian yang tersumbat sehingga air tidak
mengalir dengan seharusnya, bersihkan radiator dengan air coolant ataupun dengan
air biasa.
7. Apabila terjadi kerusakan pada pressure cap (tutupnya) seperti ulir yang sudah
tidak layak maka gantilah pressure cap. Tetapi jika pressure cap hanya kurang
menutup dengan rapat, sebaiknya pressure cap diberi isolasi armaflex yang dilem
dengan lemfox pada pressure cap, sehingga pressure cap akan menutup dengan
sangat rapat dan tidak akan ada kebocoran.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Komponen utama pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dalam kereta pembangkit
yaitu generator set. Genset tersebut merupakan generator yang di setting atau di kopel
dengan mesin diesel. Komponen pendukung akan mempengaruhi sistem kerja
komponen utama untuk menghasilkan kinerja mesin yang baik. Jika terdapat
kerusakan pada komponen pendukung, hasil yang didapat tidak akan maksimal sesuai
dengan tujuan.
2. Masalah-masalah yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel pada kereta
pembangkit diantaranya yaitu saluran-saluran komponen yang bocor, mur dan baut
kurang kencang.
3. Dalam pemeliharaan dan perbaikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, pemeliharan
dilakukan sesuai dengan aturan berdasarkan pemakaian mesin secara berkala dalam
42
hitungan jam.
4. Sebelum tahap pemeliharaan berlangsung, dilakukan pengecekan komponen utama
dan komponen pendukung untuk memeriksa jam pemeliharaan dan terjadinya
kerusakan komponen mesin.
5. Terjadinya kebocoran pada komponen Pembangkit Listrik Tenaga Diesel disebabkan
oleh pemakaian yang terus menerus dalam perjalanan mengakibatkan mesin panas dan
terjadi vibrasi yang tinggi sehingga pipa dengan dinding ataupun komponen lainnya
saling bergesekan.
6. Penyebab terjadinya air radiator yang meluap yaitu sirkulasi air yang tidak lancar
dikarenakan kotornya radiator, rusaknya pressure cap (tutupnya) sehingga tidak dapat
menutup rapat pressure cap.
7. Pemeliharaan dan Perbaikan dilakukan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
komponen mesin supaya tahan lama dan tidak mengganggu kinerja mesin lainnya
dengan biaya yang terjangkau dan tidak merugikan perusahaan.
5.2 Saran
1. Sebaiknya menyediakan Manual Book yang akan membantu secara jelas untuk
menjelaskan tahapan cara pemeliharaan dan perbaikan ataupun spesifikasi dan sifat
komponen mesin itu sendiri dengan tujuan supaya mesin lebih tahan lama.
2. Fasilitas sarana prasarana sebaiknya lebih ditingkatkan demi menghemat waktu untuk
43
DAFTAR PUSTAKA
1994. Buku Petunjuk Pemeliharaan Kereta Penumpang Kelas Bisnis. PT. (Persero)
INDUSTRI KERETA API.
Apa Yang Dimaksud Dengan Megger Dan Apa Fungsinya [Online] Tersedia:
http://blog.kangmiftah.com/2014/05/apa-yang-dimaksud-megger-dan-apa-
fungsinya.html. 2014. [26 Agustus 2017]
44
Pengetahuan Genset Kereta. Yogyakarta: Balai Pelatihan Teknik Traksi
Sudrajat. 2010 Pendidikan Lapangan Teknik Genset. Bandung: Dipo Kereta Bandung
Sutardjo. 2003. Merawat Motor Mesin Diesel Alternator. Yogyakarta: BPTT PT.KAI
LAMPIRAN
45