KLIMATOLOGI DASAR
AGROTEKNOLOGI-D
Disusun Oleh
Novita Arum Safitri
1806111078
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas karunianya, sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan akhir Klimatologi Dasar. Dalam laporan ini
saya membahas mengenai klimatologi pertanian. Praktikum ini dilaksanakan
sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Riau.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI................................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TEORI DASAR.......................................................................................................4
2.1 Klimatologi.....................................................................................................4
2.2 Unsur Cuaca dan Iklim...................................................................................6
2.3 Alat-Alat Klimatologi...................................................................................10
2.4 Hidroponik....................................................................................................16
2.5 Vertikultur....................................................................................................17
2.6 Tanaman Bawang Merah..............................................................................18
2.7 Tanaman Cabai.............................................................................................19
Gambar 14. CabaiBAB III.....................................................................................20
ALAT DAN BAHAN............................................................................................21
3.1 Alat...............................................................................................................21
3.2 Bahan............................................................................................................22
BAB IV..................................................................................................................23
PROSEDUR KERJA.............................................................................................23
4.1 Prosedur Umum.......................................................................................23
ii
4.2 Prosedur Khusus......................................................................................27
BAB V....................................................................................................................30
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................30
5.1 Hasil..............................................................................................................30
5.2 Pembahasan..................................................................................................39
BAB VI..................................................................................................................43
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................43
6.1 Kesimpulan...................................................................................................43
6.2 Saran.............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN...........................................................................................................47
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Termohigrometer…………………………………………….…….…11
Gambar 8. Ombrometer……………………………………..…………………...14
Gambar 9. Anemometer……………………………………..…………….……..15
iv
Gambar 20. Amemometer……………….………………………..…...…………25
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR NOTASI
No SATUAN KETERANGAN
.
0
1 C Digunakan untuk mengukur satuan
pada suhu
0
7 F Digunakan untuk mengukur satuan
pada suhu
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem yang sangat
mempengaruhi kehidupan yang ada di permukaan bumi. Unsur iklim / cuaca
mempunyai peranan penting, misalnya dalam hal : pertumbuhan dan produksi
tanaman, perkembangan hama dan penyakit tanaman, proses pelapukan atau
pembentukan tanah ( tipe tanah, sifat fisik, dan kehidupan organisme dalam
tanah), kenyamanan kerja orang Untuk menetapkan iklim pada suatu tanaman,
penempatan alat ukur harus mewakili untuk kondisi tanaman secara umum dalam
lingkungannya. Penempatan akan mewakili iklim tanaman yang seluas mungkin.
Tempat-tempat dimana akan mempunyai perbedan iklim yang mencolok seperti
daerah rawa, pegunungan, sungai, dan danau harus dihindari. Walaupun di tempat
itu sering digunakan untuk pemasang pengukuran fenomena cuaca seperti curah
hujan, kelembaban dan angin dalam menggambarkan perbedaan catatan yang ada.
Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca
yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran
cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat-alat yang
digunakan harus tahan lama dari pengaruh-pengaruh buruk cuaca untuk dapat
1
setiap waktu mengukur perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil
pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik membawa
keuntungan pemakaian lebih lama
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu klimatologi.
2. Untuk mengetahui alat pengukur iklim.
3. Untuk mengetahui cara penggunaa alat ukur iklim.
4. Untuk mengetahui teknik vertikultur pada tanaman bawang merah dan
budidaya tanaman cabai.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Agar mengetahui apa itu klimatologi.
2. Agar mengetahui alat pengukur iklim.
3. Agar mengetahui cara penggunaa alat ukur iklim.
2
4. Agar mengetahui teknik vertikultur pada tanaman bawang merah dan
budidaya tanaman cabai.
3
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Klimatologi
2.1.1 Pengertian
Klimatologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan mengapa iklim dan cuaca di berbagai tempat di bumi bisa berbeda,
serta bagaimana hubungan antara iklim dengan kehidupan manusia sehari-hari
(Lakitan, 1994).
§ Stasiun sinoptik darat dan laut yang dapat dibagi lagi menjadi stasiun
observasi permukaan dan stasiun observasi udara atas, misalnya pilot balon,
radiosonde, radiowind, atau rawinsonde.
4
§ Stasiun klimatologi terdiri dari stasiun hujan atau stasiun untuk tujuan
khusus. Stasiun ini diakukan oleh observer volunteer yang observasinya
dilakukan harian (Bayong Tjasyono, 2004).
Stasiun iklim/cuaca didirikan dengan tujuan antara lain agar ketepatan dan
keamanan data yang diperoleh terjamin. Unsur-unsur yang diamati diharapkan
menggambarkan keadaan umum iklim/cuaca setempat. Untuk itu stasiun dibangun
pada lokasi yang dapat mewakili keadaan sekitarnya secara luas dengan
menghindari lokasi yang ekstrim (Penuntun Praktikum klimatologi.2013).
5
persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili
(Prawirowardoyo, 1996).
Stasiun dibuat pada sebidang lahan datar dengan ditanami rumput seragam
setinggi 5 cm
(Kartasapoetra, 1986)
6
Ø Stasiun klimatologi kelas III
Ø Stasiun Hujan
Unsur cuaca dan iklim utama seperti suhu udara, kelembaban udara, curah
hujan, tekanan udara, angin, durasi sinar matahari, dan beberapa unsur iklim yang
kurang penting. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat
membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain disebut kendali
iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di
bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut.. Kendali iklim yang lain,
misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen tekanan tinggi dan rendah,
massa udara, pegunungan, arus laut, dan badai (Bayong Tjasyono HK, 2004).
2.2.1 Suhu
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan
adalah derajat celcius (ºC). Sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya
dinyatakan dalam derajat Fahrenheit (ºF)
ºC = 5/9 (F-32)
ºF = 9/5 (ºC) + 32 (Muin N.S, 2011) .
7
Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu,
makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah
mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran suhu tanah dalam
klimatologi harus dihindarkan dari beberapa gangguan, baik itu gangguan likal
maupun gangguan lain. Gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut :
2.2.2 Kelembaban
8
untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara.Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh
dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut
mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas
(Handoko,1994).
Kelembaban udara ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau
tekanan uap air dalam udara mencapai maksimum . maka mulailah terjadi
pengembunan. Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan
volume. Sedangkan kelembaban relative adalah perbandingan antara massa uap
air per satuan volume dalam udara dengan massa uap air per satuan volume itu
kalau tekananya sama dengan tekanan maksimum uap air pada temperatur udara,
atau ditulis sebagai Kelembaban relative = Untuk menentukan tekanan uap air
dalam udara, digunakan perumusan (Humpreys, 1940).
2.2.3 Hujan
9
awan memiliki ukuran tertentu, terpisah dan terjatuh ke permukaan bumi. Oleh
karena itu, pengaruh faktor suhu berperan penting dalam proses kondensasi titik--
titik air hujan. Tidak semua air hujan yang jatuh akan sampai ke permukaan bumi,
tetapi sebagian juga akan menguap pada saat jatuh. Butir air hasil kondensasi yang
dapat mencapai permukaan bumi pada umumnya berdiameter 200 mikrometer,
sedangkan air yang < 200 mikrometer akan habis menguap bila bergesekan
dengan lapisan bumi (Prawiroardoyo, 1996).
2.2.4 Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin tidak dapat
terlihat secara visual, namun dapat kita rasakan keberadaannya di sekitar kita.
Angin sendiri tidak memiliki wujud, dan keberadaannya dapat diketahui dari efek
yang ditimbulkannya pada benda-benda yang mendapat hembusan angin, maka
biasanya benda-benda tersebut dapat bergerak tanpa perlu kita berikan gaya
padanya (Daljoeni, 1983).
Angin terjadi dikarenakan oleh adanya perbedaan tekanan udara atau karena
adanya perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau suatu wilayah tertentu. Hal
ini juga berkaitan dengan besar kecilnya energi panas yang diterima oleh
permukaan bumi. Pada suatu wilayah tertentu, daerah-daerah yang menerima
energi panas matahari yang lebih besar maka akan mempunyai suhu udara yang
lebih panas serta tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sebaliknya, daerah
yang menerima energi panas matahari yang lebih kecil atau sedikit maka akan
mempunyai suhu udara yang relatif lebih dingin serta memiliki tenanan udara
yang cenderung lebih tinggi (Guslim,1987)
Terjadinya perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah daerah lain yang lebih sedikit
menerima energi panas, berakibat pada terjadinya suatu aliran udara pada wilayah
tersebut. Aliran udara inilah yang dikatakan sebagai angin (Daljoeni, 1983).
10
Energi radiasi Matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik.
Spektrum radiasi Matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang
pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek
adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang
panjang adalah sinar infra merah (Repository.usu.ac.id, 2013).
11
Gambar 1. Termometer Tanah
2.3.2 Termohigrometer
12
Gambar 2. Termohigrometer
13
Gambar 4. Termometer Air Raksa
Thermometer bola basah, yaitu suhu bola basah, suhu ini diukur dengan
menggunakan thermometer yang bagian bawah thermometer dilapisi dengan kain
yang telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.
14
Gambar 5. Termometer Bola Basah Bola Kering
15
Gambar 7. Panci Evaporasi
2.3.8 Ombrometer
Gambar 8. Ombrometer
2.3.9 Anemometer
16
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
di suatu daerah atau di suatu wilayah. Alat ini umum digunakan di seluruh
belahan dunia untuk mengukur kecepatan angin. Anemometer portabel adalah
salah satu jenis dari alat ini (Daljoeni, 1983).
Gambar 9. Anemometer
17
keras. Kemudian tekan tombol dengan lama untuk mengukur PH dan dengan tidak
menekan tombol untuk mengukur kelembaban tanah. Nilai diatas menunjukkan
nilai PH tanah dan yang dibawah menunjukkan kelembaban tanah.
2.4 Hidroponik
18
Media yang digunakan dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan
oksigen serta mampu mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah
(Lingga, 2002). Hidroponik substrat sistem irigasi tetes banyak digunakan karena
dianggap lebih efektif dalam menghemat air dan nutrisi, karena pada sistem ini
nutrisi diberikan tetes demi tetes sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga
kecil sekali kemungkinan nutrisi terbuang. Oleh karena itu diperlukan beberapa
persyaratan media tanam hidroponik yang steril, porous, ringan, dan mudah di
dapat supaya dapat menahan nutrisi lebih lama (Harthus, 2001). Pemberian
larutan nutrisi pada hidroponik substrat dapat dilakukan secara siraman, sirkulasi,
dan tetesan. Hidroponik substrat dengan menggunakan irigasi tetes atau drip
irrigation merupakan sistem irigasi yang lebih efisien penggunaan nutrisi dan
airnya dibanding dengan sistem saluran terbuka, lebih ekonomis dalam
operasionalnya dan perawatan alatnya terutama bila air dan pupuk menjadi barang
yang mahal. Sistem irigasi tetes cukup baik digunakan pada usaha agroindustri
tanaman hortikultura (Meijer, 1989).
Rata-rata hasil produksi tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik
lebih tinggi dibandingkan dengan organik dan konvensional. Pada tanaman selada
yang ditanam secara hidroponik menghasilkan rata-rata bobot segar sebesar
137,31 g per tanaman, sedangkan pada tanaman selada konvensional
menghasilkan 51,81 g per tanaman (Mas’ud, 2009).
19
2.5 Vertikultur
Vertikultur merupakan sebuah cara bercocok tanaman dengan susunan
vertikal atau keatas menuju udara bebas, untuk tempat media tumbuhnya sendiri
biasanya disusun secara vertical juga. Penempatan media tanamnya biasanya bisa
menggunakan kaleng, paralon, riul, maupun papan kayu yang bisa digunakan
sebagai alternative tempat media tanam. Penggunaan cara bercocok tanaman
dengan metode vertikultur ini sangat cocok diterapkan pada lahan yang sempit
terutama dipekarangan rumah yang tidak mempunyai lahan luas. Sistem
vertikultur ini juga memberikan keuntungan dalam dunia pertanian karena selama
ini banyak sekali isu mengenai alih fungsi lahan. Dengan menerapkan sistem
pertanian vertikultur ini juga diharapkan menambah produksi para petani yang
terkendala permasalahan adanya alih fungsi lahan. Di Indonesia sendiri sistem
pertanian vertikultur dikembangkan pada tahun 1987 (Wartapa, 2010).
20
membenam tidak terlalu dalam. Umbi bawang merah berlapis-lapis, dan karena
faktor kesuburan dan suhu yang tepat, lapisan-lapisan umbi tersebut akan
membentuk umbi baru yang saling berdekatan. Umbi yang baru itu dinamakan
umbi samping, yang menempel pada umbi induk (Suparman, 2010).
21
Cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori,
Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan
industri obat-obatan atau jamu. Cabai termasuk komoditas sayuran yang hemat
lahan karena untuk peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan
teknologi budidaya. Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan
dilanjutkan dengan penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan
pekerjaan baru. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai
teknologi dalam usaha tani cabai yang berwawasan agribisnis dan agroindustry
(Pratama et al., 2016).
22
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk negara Indonesia (Baharuddin, 2016). Tanaman cabai banyak ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang
sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit
dan paprika (Pratama, Swastika, Hidayat, dan Boga, 2017).
23
BAB III
3.1 Alat
3.1.1. Praktikum Pengenalan Alat-alat Pengukur Cuaca dan Cara
Pengoperasiannya
Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan yaitu Plastik mulsa, Tusuk
Sate dan Cangkul.
Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan yaitu ember, pisau, bor,
cangkul, baskom dan alas (Seng).
Pada Praktikum ini alat-alat yang digunakan yaitu Anemometer, soil tester
(pH Mouisture Tester), termometer raksa tanah, lux meter dan termometer digital
tanah (Korea HM termometer elektronik).
24
3.2 Bahan
3.2.1. Praktikum Pengenalan Alat-Alat Pengukur Cuaca dan Cara
Pengoperasiannya
Pada praktikum ini bahan-bahan yang di gunakan yaitu Tanah dan Air.
Pada praktikum ini bahan-bahan yang digunakan yaitu air suling atau
aquades.
Pada Praktikum ini bahan-bahan yang digunakan yaitu tanah, angina dan
tanaman cabai.
25
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1.2 Termohygrometer
26
Siapkan Termohigrometer dan letakkan termohigrometer pada tempat
yang ingin diukur suhu dan kelembabannya. Kemudian tunggu selama 3-4 menit
hingga angkanya stabil. Setelah itu catat angka yang tertera pada layar.
27
4.1.5 Soil Tester
Ambil soil tester dari dalam kotak penyimpanan. Tancapkan soil tester
dengan kedalaman sesuai dengan batasannya pada tanah yang akan diukur ph nya.
Tunggu selama 10 menit, kemudian catat hasilnya. Hasil yang pertama dilihat
nilai ph, kemudian tekan tombol putih untuk mendapatkan kelembaban.
Kemudian cabut dan bersihkan.
4.1.6 Amemometer
28
4.1.7 Ombrometer
29
4.1.9 Termometer Maksimum Minimum
30
4.2 Prosedur Khusus
4.2.1 Termometer Tanah
4.2.4 Termohigrometer
31
pada grenn house, thermometer maksimum minimum diikat pada tiang yang
tersedia. Cara mengambil data pada thermometer maksimum minimum yaitu
dengan cara menekan tombol yang terdapat di antara kedua skala, perhatikan
pergerakan kedua batang pada kedua skala tersebut, setelah kedua batang ujung
yang berwarna biru bersentuhan, barulah dilihat data pada kedua skala, yaitu skala
maksimum dan minimum.
4.2.7 Anemometer
Cara penggunaan alat ini yaitu dengan menggenggam alat, angkat tinggi
kipas kemudian hidupkan dengan menekan tombol on. Mengukur kecepatan angin
dengan mengikuti ikuti arah mata angin. Catat hasil yang didapat. Anemometer
mampu mengukur kecepatan angin dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi
yaitu berkisar 0,5 meter per detiknya.
4.2.8 Ombrometer
Cara penggunaan alat ini yaitu dengan mengikat alat ini di kayu yang telah
ditancapkan di area stasiun iklim, alat ini berfungsi hanya pada saat hujan saja.
Alat ini akan menampung banyaknya curah hujan yang jatuh, setelah itu barulah
didapatkan data curah hujan.
32
mencapai ketinggian 20 cm. cara pengambilan datanya dengan mengukur jumlah
air pada panci tersebut, apakah berkurang atau bertambah.
33
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Hari Waktu
Tanggal Pengamatan AIR BOLA BOLA AIR
SUHU SUHU
RAKSA BASAH KERIN KELEMBAPAN RAKSA KELEMBAPAN
(⁰C) (⁰C)
(⁰C) (⁰C) G (⁰C) (⁰C)
Rabu,18
september Siang 12.20 31 26 32 33.2 45% 29 32.1 46%
2019
Kamis,19
Septembe Siang 12.05 29.5 39 33 32 68% 31 30.6 45%
r 2019
Jumat,20
Septembe Siang 12.41 30 27 32 31.8 67% 37 32.4 44%
r 2019
Sabtu,21
Septembe Siang 12.45 30.5 26 30 30.9 57% 30 30.8 45%
r 2019
34
Siang 12.51 29 26 30 30.9 77% 34 31.2 45%
22
Septembe
r 2019
Sore 17.30 29.5 25 29 30.2 83% 28 29.6 65%
Senin,23
Septembe Siang 12.10 27 27 31 32.5 65% 28 31 43%
r 2019
Selasa,24
Septembe Siang 12.04 30 26 31 33.4 53% 33 39.5 38%
r 2019
STASIUN IKLIM
BELUM
28 6.8 MENGERTI 22 21 19.5 91
ALAT
29 6.9 30 22 24 19.6 82
35
36 7 10 33 39 0.03 19.1 61
33 7 10 32 28 0.4 18.8 73
23 22 18.7 91
35 30 12.8 67
33 27 19.5 72
24 22 19.6 83
LAB
LAB TUTUP 33 29 19.6 72
TUTUP
32 27 19.8 72
23 21 19.6 91
34 28 19.5 72
30 26 19.7 71
24 7 10 27 25 20 59
39 6.9 10 36 29 0.19 20 66
LAB
LAB TUTUP 32 28 19.9 60
TUTUP
36
Sumber : Novita Arum Safitri (2019)
37
RUANGAN GREENHOUSE
JU
KELE
HARI ML T.DIG T.RA SUHU SUHU
MBAB
TANG WAKTU SUHU KERING SUHU BASAH AH ITAL KSA MAX ( MIN
T.DIG T.RA KELEM AN
GAL DA (C) (C) C) (C)
ITAL KSA BABAN (%)
UN
(C) (C) (%)
Alat
24.4 25 88 19 79 23 71 9 25,4 85 34 32
PAGI Rusak
RABU Alat
30 28 50 30 83 25 79 9 42 37 37 16
16/10 SIANG Rusak
Alat
27,6 28 75 26 82 25 77 9 26 75 23 24
SORE Rusak
Alat
25 23.5 98 24 77 23 73 9 23 70 24 23
PAGI Rusak
KAMI
Alat
S 31.7 31 31 33 90 28 80 9 24.6 50 32 30
SIANG Rusak
17/10
Alat
28,7 29 58 32 87 26 79 9 27 66 33 32
SORE Rusak
Alat
26,3 27 92 27 68 24 66 9 24 88 24 23
PAGI Rusak
JUMA
Alat
T 32,2 31 56 31 88 27 80 9 37.6 45 35 35
SIANG Rusak
18/10
Alat
33 33 55 87 88 27 80 9 37 47 38 31
SORE Rusak
SABT Alat
25 24 25 24 73 23 71 9 23.7 56 34 25
U PAGI Rusak
19/11
38
Alat
32,1 31 51 31 84 26 80 10 31 77 36 32
SORE Rusak
Alat
25.5 26 90 25 67 24 65 10 24.1 88 35 23
PAGI Rusak
MING
Alat
GU 33,1 34 56 31 84 27 80 10 39 43 35 26
SIANG Rusak
20/10
Alat
25 26 84 30 78 28 77 10 23 89 34 23
SORE Rusak
Alat
26,4 27 96 24 66 23 67 10 24.3 90 24 24
PAGI Rusak
SENI
Alat
N 31.5 32 58 26 73 27 74 10 26 38 34 31
SIANG Rusak
21/10
Alat
29.2 28 74 29 72 21 79 11 28.3 78 39 34
SORE Rusak
Alat
26,7 26 98 24 75 23 75 11 23.9 90 24 23
PAGI Rusak
SELA
SA
22/10
Alat
34 33 57 28 82 26 69 11 24 44 37 35
SIANG Rusak
Tabel 2. Data Pengamatan Stasiun Iklim Faklultas Pertanian Universitas Riau
Tanggal 16-22 Oktober 2019
39
STASIUN
RH SUHU SUHU
pH SUHU OMBRO ARAH
TANAH MAX MIN EVAPORASI
TANAH TANAH METER ANGIN
(%) (C) (C)
7 50 22 12.2 34 25 19
6,8 54 26 2 35 34 18
7 44 33 25 23 22
- - - 8 21 20 20 Lab tutup
6,8 44 29 0 28 26 18
7 49 32 25 29 29 195 0,4
6.9 22 29 26 23 22
7 40 28 0 23 22 19 0,5
- - - 0 32 30 19 Lab Tutup
7 36 27 0 33 28 19 0
7 45 30 0 37 35 19
6.9 57 29 0 26 24 19,5 0
7 54 32 6 24 21 17
40
7 44 27 25 23 20 0,6
- - - 0 33 31 20 Lab tutup
7 35 30 0 37 19 19.1
- - - 9 26 24 19 Lab Tutup
7 46 26 0 33 30 18 0.02
Waktu
Hari
Pengamata KELEM KELEM
Tanggal AIR BOLA BOLA SUH AIR suhu
n SUHU suhu
RAKSA BASA KERING U RAKS maksimu
(⁰C) minimum
(⁰C) H (⁰C) (⁰C) (⁰C) A (⁰C) m
BAPAN BAPAN(%)
Pagi 25 23 25 25.2 94 26 29 88 36 23
Rabu, 13
Novembe Siang 31 27 31 31.4 62 33 32 44 36 23
r 2019
Kamis,14 Pagi 24 24 27 26 95 25 24 92 30 25
Novembe
r 2019
Siang 29.5 26 30 30.2 60 31.5 32 49 37 32
41
Sore 25 24 25 29.5 95 27 25.5 86 29 22
Jumat,15
Novembe Siang 28.5 27 29 30.3 57 30 29 47 43 33
r 2019
Sabtu,16
Novembe Siang 30 26 30 30.8 62 33 31 52 36 23
r 2019
Minggu,
17
Siang 29 21 30 31 62 31 30.5 51 36 22
Novembe
r 2019
Senin, 18
Novembe Siang 30 27 31 31.7 68 33.6 32 50 31 24.5
r 2019
Selasa, 19
Novembe Siang 31 28 31 31.5 65 32.5 32 43 35 23
r 2019
Sore 28 26 29 30 69 28 26 90 36 24
Sumber : Novita Arum Safitri (2019)
42
STASIUN IKLIM
KELEM
SUHU BOLA BOLA CURAH
PH EVAPORASI
TANAH ANGIN KERING BASAH HUJAN
TANAH (cm)
(⁰C) BAPAN (⁰C) (⁰C) (mm)
(%)
26 7 10 2.3 26 24
32 6 15 5.3 33 29
23 7 8 5.4 28 26
4 23
31 6 14 7.1 33 30
laboratorium tutup 25 24
26 6 10 4.2 23 23
26 7 11 0.03 35 32 3 21.7
30 7 11 5.2 29 24
32 6 14 3.2 34 25 0 19.5
25 6.8 7 1.8 30 28
29 7 10 4.5 34 31
30 6.4 10 3.1 31 29
29 6 12 5.4 32 28
27 6.7 11 0.9 36 30 0 19
29 6.9 13 3.4 32 30
28 6.3 9 3.3 27 25
43
30 7 10 4.9 30 28 0 19.5
26 7 9 5.1 29 25
Sumber : Novita Arum Safitri (2019)
kering.
1. 35 dc 29, 5 dc 11 menit
3. 36 dc 31 dc 13 menit
pH 5.6
Waktu 11.28-11.32
Waktu 11.11-11.16
Waktu 11.17-11.22
44
Suhu 50.3oC
Waktu 11.22-11.327
PH Meter PH Tanah 6
Kelembaban Tanah 70 %
Minimum 0.6 oC
45
Sumber : Novita Arum Safitri (2019)
PH Meter PH Tanah 6
Kelembaban Tanah 60 %
Minimum 0.6 oC
46
Termometer tanah Suhu 29oC
PH Meter PH Tanah 6
Kelembaban Tanah 52 %
Minimum 0.6 oC
RH Maksimum 40,7%
RH Minimum 40,4%
47
5.2 Pembahasan
48
siang hari sebesar 38%. Sedangkan kelembabab tertinggi terjadi pada hari jumat
tanggal 28 september 2019 pada pagi hari sebesar 89%. Pada beberapa hari tidak
dilakukan pengamatan di area stasiun iklim, karena lab tutup sehingga tidak dapat
mengambil alat yang akan digunakan.
49
november 2019 dan hari selasa tanggal 19 november 2019 pada pagi hari sebesar
25ºC. Sedangkan untuk suhu tertinggi terjadi pada hari senin tanggal 18 november
2019 pada siang hari sebesar 33,6 ºC. Untuk kelembaban terendah terjadi pada
hari selasa tanggal 19 november 2019 pada siang hari sebesar 43%. Sedangkan
kelembaban tertinggi terjadi pada hari minggu tanggal 17 november 2019 pada
sore hari sebesar 95%. Pada beberapa hari tidak dilakukan pengamatan di area
stasiun iklim, karena lab tutup sehingga tidak dapat mengambil alat yang akan
digunakan.
50
yang telah dibuat. Setelah selesai penanaman, dilakukan penyiraman pada setiap
tanamannya.
51
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
klimatologi pertanian merupakan cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama
radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan proses-proses
metabolisme di dalam sel organ tanaman.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah, sebaiknya para praktikan dapat
mengikuti praktikum in dengan baik. Selain itu, diharapkan para praktikan dapat
menggunakan alat-alat dengan benar sesuai dengan aturan dan dapat menjaganya
dengan baik.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Handoko. 1986. Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi
Pertanian, Jurusan Geofisika dan Metereologi FMIPA. IPB: Bogor.
54
Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang: Sulteng. 2 (2):
131- 136.
Nani Sumiati dan Etti Sumiati. 2001. Pengaruh Vernalisasi, Giberelin, dan Auxin
terhadap Pembungaan dan Hasil Biji Bawang Merah. Jurnal
Hortikultura (11) 1: 1-8 2001.
Pratama, D., Swastika, S., Hidayat, T., & Boga, K. 2017. Teknologi Budidaya
cabai Merah. Universitas Riau: Riau.
55
Resh, H.M. 2004. Hydroponic Food Production. Newconcept Press Inc: New
Jarsey.
56
LAMPIRAN
57