Perkembangan teknologi, pertanian dan sistem irigasi berawal dari keinginan orang-orang Mesir
kuno untuk menaklukkan sungai itu untuk mengatasi pasang surut air sungai. Mereka membuka
saluran dan bendungan yang sekaligus digunakan untuk mengairi sawah-sawah di sekitar
sungai.
Salah satu bukti adanya peradaban itu adalah ditemukannya sabit yang terbuat dari batu
tempat penyimpanan gandum dan garpu tanah dari kayu. “Kebudayaan Nil” demikian para ahli
menyebutnya, pada tahap awal berasal dari sebuah delta di sekitar desa Narinde. Di desa itu
banyak ditemukan alat-alat batu serta bermacam-macam gerabah.
Beberapa di antara gerabah itu bahkan yang dihias dengan garis garis putih dan hitam dalam
pola zig zag. Temuan lain yang menggambarkan kemajuan kebudayaan Mesir pada masa proto
sejarah adalah temuan gerabah dengan gambar perahu suci, kepala burung, tangan, gajah dan
kura-kura dengan garis-garis sederhana, sebagian besar peninggalan itu sekarang masih
disimpan di “Musieum Of Fine Arts” di Boston.
Untuk memahami bagaimana kebudayaan Mesir Kuno, harus dipahami dulu kepercayaan
mereka, walaupun tidak semua karya-karya seni mereka dipersembahkan untuk agama, namun
semua karya-karya itu ditemukan di makam-makam dan di kuil-kuil. Kepercayaan mereka
bahwa orang mati itu masih punya kehidupan, sehingga orang yang mati suka diawetkan yaitu
“Mummi” yang ditempatkan pada makam yang indah dan kontribusi bangunan yang kuat
dengan lukisan dinding dan relief-relief.
Diantaranya terdapat lukisan meja yang diatasnya tersedia peralatan seperti kendi dan
makanan,
Seni Bangunan, Seni Pahat Dan Seni Lukis
Piramida besar Kufu, tingginya 480 kaki, atau kira-kira 14,5 meter lebar 750 kaki atau kira-kira
25 Meter.
Bagian dalam piramida yang tersusun dari batu kapur berwarna kekuning-kuningan itu terdapat
dua bilik (bilik untuk makam raja dan untuk makam ratu)
Makam ini juga dibangun dari tumpukan batu-batu yang disebut Mastaba.
Selain Mastaban juga terdapat monumen yang disebut Sphink. Monumen ini dianggap sebagai
simbol kekuasaan raja.
KUIL
Dari segi arsitektur, sebagai kuil mempunyai elemen-elemen penting, yakni Pylon (tiang batu
besar dan tinggi di depan kuil), pintu masuk dengan bangunan gapura besar yang dilengkapi
tiang bendera, halaman yang dikelilingi tembok, aula dengan deretan kolom besar dan altar.
Sebelum pylon ditempatkan sepasang monumen batu besar yang disebut dengan obelisk.
Pada masa dinasti ke-4 sampai dinasti ke-12, terdapat beberapa kuil yang dibangun, seperti :
Adapun kuil Deir El Bahri yang terletak di lembah di dekat Tebes, kuil ini dilengkapi dengan 3
teras besar, langit-langit di bagian ruang tengah yang luas itu disanggu beberapa tiang dari batu
kapur dan dilengkapi dengan realif dan lukisan.
Bentuk bangunan dengan kolom-kolom seperti kat”Proto-Doric” atau bentuk seni bangun gaya
Doria awal.
Dari segi arsitektur yang paling menarik adalah penggunaans kolom dengan bermacam-macam
jenis, yakni jenis menara, kolom bunga lotus, Kolom bunga lotus sederhana, kolom daun palm
dan kolom kepala Hathor.
Dari kepercayaaan Mesir, muncul bentuk-bentuk patung, dewa, raja dan pendeta. Patung-
patung kolosal masih terus diproduksi. Akan tetapi patung-patung berukuran kecil dengan
bahan kayu atau batu banyak mendapat perhatian. Para seniman patung masa itu menaruh
perhatian pada detail sekitar wajar, misalnya Patung Rohatep dan nofrat.
Pada masa kekuasaan dinasti ke-5 muncul seni patung kepala dari bahan kayu, patung ini
sekaligus menunjukkan kebebasan seniman patung dalam berekspresi dan menentukan
objeknya. Kehalusan penggarapannya dan diteil sangat jelas terlihat dalam patung ini.
Pada masa kekuasaan dinasti ke-3 muncul patung dada. Pada masa itu para seniman patung
tidak saja memperkenalkan jenis patung baru, akan tetapi juga mulai mempergunakan
bermacam-macam warna untuk pewarnaan patung batu seperti pada patung ratu Hatseput.
Banyak sarjana barat yang mengakui kelebihan bangsa Mesir kuno. Tulisan Mesir kuno yang
berupa gambar yang masing-masing gambar memiliki arti dan bungi (hieroglif), ilmu ukur
(matematika). Sistem pengairan anatomi, kedokteran, seni bangunan, senirupa dan sistem
kalender telah mempengaruhi kebudayaan Eropa.
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat
memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan
kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan,
kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus
kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak
Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat
sacral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai
pada bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni
patung dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih
dapat kita lihat sampai sekarang
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/1888596-kesenian-mesir-kuno/#ixzz1nmbvNqV4