Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH FISIKA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

CLARA MANALU
METODE GEOMETRIS OPERASI PENJUMLAHAN &
PENGURANGAN VEKTOR
BAB I

PENDAHULUAN

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai piranti


sederhana maupun elektronik telah berhasil dibuat untuk memudahkan
pekerjaan manusia, dan yang tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari
keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika, yaitu mampu menyediakan
kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat diformulasikan secara tepat.
Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan menggunakan hubungan
matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya,
contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik semacam
electron yang ternyata dipelajari dan dimanfaatkan juga pada ilmu kimia.
Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah
melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry).
Ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan melahirkan
biofisika (fisika pada ilmu biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika
medis (fisika pada ilmu kedokteran), dan yang lebih baru adalah ekonofisika
(fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa
mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan
keteraturan lainnya di alam semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan
keteraturan yang telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di
temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak mungkin
ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak
mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih
terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk
menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting agar
dapat melatar belakangi makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.  Apakah perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor?

2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?

3. Bagaimana menentukan vektor resultan?

4. Bagaimana menentukan arah vektor?

5  Bagaimana pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari – hari?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran


vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor
komponen.
3. Untuk mengetahui cara  menentukan vektor resultan.
4. Untuk mengetahui caramenentukan arah vektor.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian Vector dalam kehidupan sehari –
hari.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Besaran Skalar dan Besaran Vektor


Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki
arah.Besaran-besaran dalam fisika yang sudah kita kenal seperti massa, panjang,
waktu , dan yang lainnya dinyatakan dengan sutu angka yang biasanya diikuti
dengan suatu satuan. Sebagai contoh, massa suatu benda sama dengan 4 kg.
Besaran-besaran seperti itu tidaklah mempunyai arah, sehingga disebut dengan
besaran skalar. Dikatakan tidak mempunyai arah, karena besaran-besaran
tersebut bernilai sama ke senua arah/orientasi. Perhitungan pada besaran
skalar meliputi operasi-operai matematik seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.Sedangkan besaran Vektor merupakan besaran yang
memiliki besar dan arah (Kamajaya,2007:50). Seperti contoh saat mobil
bergerak 100 km/jam ke timur, 100km/jam ke utara, dan lain sebagainya.
Kecepatan merupakan salah satubesaran vektor, jadi harus dinyatakan oleh nilai
dan arahnya.

2.2 Perbedaan Vektor Komponen dan Vektor Satuan

Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus
(Kanginan,2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah
sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian
inilah yang disebut dengan vektor komponen. Vektor yang terletak di sumbu x,
disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu
y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar dari vektor komponen
tergntung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui dan
konstan.

Vektor  satuan (unit vector) adalah vektor yang besarnya satu


satuan(Istiyono,2004:32). Vektor satuan berfungsi untuk menyatakan arah
dari vektor dalam ruang, dimana vektor satuan arahnya sejajar sumbu
koordinat, dan pertambahannya juga sejajar sumbu koordinat. Dalam koordinat
kartesian xyz, vektor satuan biasanya dilambangkan dengan vektor satuan i
untuk sumbu x positif, vektor satuan j untuk sumbu y positif dan vektor
satuan k, untuk 3 dimensi. Jika dituliskan, vektor satuan pada koordinat
kartesian dinyatakandengan  , ,  atau A, B, C. Dengan demikian, jelaslah
perbedaan vektor komponen dan vektor satuan.

2.3      Menentukan Vektor Resultan


Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih
disebut resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan, terdapat 2
metode, yakni metode grafis dan metode analitis. Metode grafis dapat dibagi
menjadi 3 metode yakni metode segitiga, metode jajar genjang dan metode
polygon. Metode analitis juga dapat dibagi menjadi 3, yakni metode sinus,
metode kosinus dan metode vektor komponen. Metode vektor yang lazim
digunakan adalah metode jajar genjang untuk menentukan resultan 2 buah
vektor dan metode vektor komponen untuk menentukan resultan banyak
vektor.

2.4. Metode Jajar Genjang

Seperti yang sudah diulas sebelumnya, metode jajar genjang digunakan


untuk menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya
akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor.
Aturan menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah sebagai
berikut.

1. Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O

          

Gambar. 2.1 Metode Jajar Genjang

2. Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2

         

Gambar. 2.2 Metode Jajar Genjang 

3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor


F1 dan vektor F2
Gambar. 2.3 Metode Jajar Genjang

4. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1

2.5. Metode Segitiga

1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O

Gambar. 2.4 Metode Segitiga

2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1

Gambar. 2.5 Metode Segitiga

3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1

2.6 Metode Poligon

Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan
vektor-vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga.
Oleh karena itu harus digunakan metode segibanyak (poligon). Untuk lebih
jelasnya, perhatikanlah gambar berikut
Gambar. 2.6 Metode Poligon

Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya.
Adapun resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar 2.7
berikut

Gambar. 2.7 Metode Poligon

Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor mengguanakan


metode poligon :
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
3. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. Lukis garis
penghubung antara titik tangkap O dan ujung vektor F 3. Garis penghubung ini
merupakan resultan vektor F1, F2, dan F3.

2.4       Menentukan Arah Resultan Vektor 

Untuk menentukan arah resultan vektor, terhadap salah satu vektor


penyusunnya, dapat digunakan persamaan sisnus.

Perhatikanlah gambar 2.8


Gambar. 2.8 Menentukan Arah Resultan Vektor

2.4.1    Perkalian Titik (Dot Product)

Perkalian titik dua buah vektor merupakan perkalian skalar dari dua vektor
tersebut. Hal ini disebabkan karena hasil kali titik dari dua buah vektor
menghasilkan bilangan skalar . Hasil perkalian titik dari dua buah vektor A dan
B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan dengan suatu persamaan berikut

Gambar. 2.9 Perkalian Vektor

Berikut adalah simulasi perkalian titik dua buah vektor 

Gambar. 2.10 Perkalian 2 Buah Vektor

2.4.2    Perkalian Silang (Cross Product)

Perkalian silang dari dua buah vektor akan menghasilkan sebuah vektor baru,
sehingga perkalian silang dua buah vektor juga disebut dengan perkalian vektor.
Hasil perkalian silang vektor A dan vektor B (dibaca A cross B) menghasilkan
vektor C. Vektor C yang dihasilkan ini selalu tegak lurus dengan bidang yang
dibentuk oleh vektor A dan vektor B

C = A X B

Adapun arah vektor C akan mengikuti aturan putaran skrup, seperti tampak
pada gambar berikut

Gambar. 2.14 Perkalian Silang Vektor

Berikut adalah simulasi perkalian silang dua buah vektor

Gambar. 2.15 Perkalian Silang Vektor


2.5       Penggunaan Vektor Dalam Kehidupan Sehari – Hari

Berikut adalah beberapa contoh dari kehidupan manusia yang berhubungan

dengan vektor.

1.      Ketika penerjun menjatuhkan diri dari pesawat, tempat ia jatuh tidak


tepat di bawah pesawat, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya
yaitu gaya gravitasi dan gaya dorong angin.

Gambar 2.16 penerjun payung

2.      Saat perahu menyebrangi sebuah sungai, makan kecepatan gerak


perahu yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air

Gambar 2.17 perahu menyebrangi sungai

3.   Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busunya
sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik
tali dari kedua ujung busur tersebut.
Gambar 2.18  Pengaplikasian Vektor

3.      Pesawat terbang yang ingin terbang dan tinggal landas menggunakan


metode vektor, sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi
melalui arah vektor yang disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada
didalamnya pun tidak jatuh atau terombang-ambing.

Gambar 2.19 pesawat

4.   Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain


layang-layang. Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak lurus
terhadap orang yang memegang tali layangan. Dengan demikian orang tersebut
dapat melihat layangan lebih jelas karena ada pengaruh vektor.

Gambar 2.20  Pengaplikasian Vektor


6.   Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring
menggunakan gaya vektor, sehingga anaak tersebut tidak jatuh dari bidang
miring itu.

Gambar 2.21  Pengaplikasian Vektor

7.   Seorang pilotpada pesawat terbang menggunakan komputer navigasi yang


dihubungkan dengan cara vektor, sehingga seorang pilot yang mengemudi tidak
salah arah atau berpindah di tempat yang tidak diinginkan.

Gambar 2.22 Pengaplikasian Vektor

BAB III

PENUTUPAN

3.1   Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1.  Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor memiliki
arah  sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.

2.  Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan merupakan vektor
yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen adalah
vektor uraian atau proyeksi tegak lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang untuk 2 vektor, dan
metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.

4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika hasil kali titik dari dua
buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang
akan menghasilkan sebuah vektor baru.

5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari,
seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun payung, perahu
menyebrangi sungai berarus.

3.2. Saran

Perlunya pengaplikasian dari pengetahuan tentang vektor ini di


masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan masyarakat, sehingga
secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa dan
negara.

Anda mungkin juga menyukai