Budaya duduk merupakan hubungan yang sangat komplek antara manusia dan kursi karena memiliki interaksi secara fisikal maupun psiklogis yang sangat erat. Transformasi desain kursi hingga saat ini merupakan catatan penting semangat zaman (zeitgeist) atas perubahan sosial-ekonomi dunia, revolusi ilmu dan teknologi, simbol status dan kekuasaan, serta lahirnya gerakan maupun ideology berkesenian (art & craft movement, memphis, De Stijl ). Kursi dan semacamnya muncul belakangan ketika pedagang asing dan juga colonial Eropa datang. Mereka memperkenalkan kursi yang hanya boleh dipakai oleh para tuan dan bangsawan. Kalangan rakyat tetap harus bersila di lantai. Dan mengikuti sesuai yang tertera. Dunia terbagi menjadi orang-orang yang duduk dilantai dan mereka yang duduk di kursi. Dalam sebuah studi klasik tentang postur manusia di seluruh dunia, antropolog Gordon W. Hewes mengidentifikasi tidak kurang dari serratus posisi duduk yang umum. “setidaknya seperempat umat manusia biasanya mengambil beban dari kakinya dengan berjongkok dalam, baik saat istriahat dan di tempat kerja,” katanya,berjongkok sangat disukai oleh orang-orang di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin, Tetapi duduk bersila di lantai dengan kaki direntangkan lurus atau disilangkan di pergelangan kaki, digambarkan Hewes sebagai postur yang dominan dilakukan wanita banyak dalam masyarakat. Keberagaman postur yang berbeda di seluruh dunia dapat disebabkan oleh perbedaan iklim, pakaian, atau gaya hidup di berbagai daerah. Lantai yang dingin atau lembab akan mencegah orang untuk berlutut dan berjongkok dan mungkin membuat orang mencari alternative lain ; pakaian ketat cenderung menghambat orang untuk berjongkok dan duduk bersila ; orang-orang nomaden lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan furniture daipada masyarakat kota dan seterusnya. Tetapi sebab akibat tidak menjelaskan mengapa bangku lipat berasal dari mesir kuno, daerah dengan iklim kering dan hangat, atau mengapa jepang dan korea , yang memiliki musim dingin, secara tradisional duduk diatas tikar. Atau mengapa orang nomaden mongol berpergian dengan perabotan yang bisa dilipat, sedangkan orang badui yang sama nomadennya tidak melakukan hal tersebut. Pada bukunya, Hewes menjelaskan bahwa dia tidak memasukan posisi berbaring dalam penelitiannya karena dia tidak menemukan bukti fotografis yang memadai. Orang mesir kuno menggunakan tempat tidur, dan mungkin berbaring di sofa ( meskipun hal ini tidak muncul dalam lukisan dinding) adegan perjamuan menunjukan orang duduk di kursi atau duduk di tanah. Pada ukiran puing-puing yang kadang di sebut The Garden Party menunjukan seorang raja Asiria dan istrinya disajikan makanan dan minuman diluar ruangan . Raja berbaring di sofa yang menyerupai kursi malas, sementara ratu duduk di dekatnya di kursi. Apa yang tidak biasa dari furniture itu adalah bentuknya yang sangat tinggi; sofa itu sekitar lima kaki dari lantai, dan kursi ratu yang terlihat seperti kuri penjaga pantai, yakni setinggi pinggang dan memerlukan tumpuan kaki. Memilih salah satu posisi duduk yang lain memiliki konsekuensi yang luas. Jika kita duduk di diatas tikar, maka cenderung mengembangkan etiket yang mengharuskan kita untuk melepas kaus kaki sebelum memasuki rumah. Dan mengenakan pakaian berlonggar yang memungkinkan kita untuk berjongkok atau duduk bersila. .masyarakat yang duduk di kursi mengembangkan berbagai furnitur seperti meja makan, meja rias, meja kopi, meja dan buffet. Duduk di lantai juga mempengaruhi bentuk arsitektur seperti, berjalan disekitar rumah dengan kaki telanjang atau kaus kaki lebih disukai tempat yang memiliki lantai yang terbuat dari material kayu daripada batu; tempat duduk cenderung di alasi dengan tikar lembut atau karpet tenun; ambang tinggi jendela yang tinggi dan langit-langit yang tinggi kurang di sukai dan sangat tidak menarik. Setiap budaya yang memutuskan untuk duduk di kursi harus menerima kenyataan tentang postur tubuh manusia. Karena sikap duduk mempengaruhi setiap postur tubuh manusia.
Sumber literature Now I Sit Me Down : Klismos to Plastic Chair : A Natural History by Witold Rybczynski. Published by Farar, Straus and Giroux, LLC.
Modern Chairs by Fiell (1993)
Sitting Up : A Brief History of Chair Http://www.theparisreview.org/blog/2016/08/23/sitting-