Kelas: C
NIM: N011181511
DALIL SEJARAH
Kandungan surah : Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kekalahan dalam perang
Uhud (Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah) artinya cara-cara
Allah menghadapi orang-orang kafir yaitu menangguhkan kebinasaan mereka, lalu
menghancurkan mereka secara tiba-tiba (maka berjalanlah kamu) hai orang-orang
beriman (di muka bumi, dan lihatlah betapa akibat orang-orang yang mendustakan)
para rasul, artinya kesudahan nasib mereka berupa kebinasaan. Maka janganlah kamu
bersedih hati atas kemenangan mereka, karena Aku hanyalah menangguhkan
kebinasaan mereka itu hingga pada saatnya nanti.
Analisa : bahwa sunatullah adalah ketentuan yg berlaku bahwa yang hak akhirnya
akan menang dan yang batil akan kalah.
Analisa : Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan sekiranya Allah berkehendak
meningkatkan laki-laki itu dengan ilmu yang telah diberikan kepadanya ke martabat
yang lebih tinggi, tentulah Dia berkuasa berbuat demikian. Tetapi laki-laki itu telah
menentukan pilihannya ke jalan yang sesat. Dia menempuh jalan yang berlawanan
dengan fitrahnya, berpaling dari ilmunya sendiri karena didorong oleh keingkaran
pribadi, yakni kemewahan hidup duniawi. Dia mengikuti hawa nafsunya dan tergoda
oleh setan. Segala petunjuk dari Allah dilupakannya, suara hati nuraninya tidak
didengarnya lagi.
DALIL NAQIL
An- Nisa : 82
Analisa : Sesungguhnya mentadabburi kitab Allah merupakan kunci bagi semua ilmu,
dengannya diperoleh semua kebaikan dan daripadanya digali berbagai macam ilmu,
dan dengannya bertambah keimanan di hati. Semakin bertambahnya tadabbur
seseorang terhadap Al Qur'an, maka semakin bertambah pula ilmu, amal dan bashirah
(ketajaman pandangan)nya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita mentadabburi
firman-Nya dan memberitahukan bahwa untuk itulah Al Qur'an diturunkan, Allah
berfirman, "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.
Surah Al-Isra : 88
Terjemahan : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain".
Analisa : ayat tersebut merupakan pernyataan Allah, bahwa Al-Qur'an itu benar" dari
Allah, dan tidak ada yang dapat membuat tandingan yang serupa dengan Al-Qur'an
dalam hal kefasihan dan ketinggian bahasa sastranya. ayat ini diturunkan sebagai
sanggaan bahwa Al-Qur'an ini adalah ciptaan Nabi muhammad SAW.’
Muhammad : 4
Terjemahan : Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang)
maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan
mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka
atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah
menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji
sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada
jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.
Jika mereka telah ditawan, maka kaum muslimin dapat menjadi tenang dari kejahatan
mereka dan larinya mereka.
Yaitu dengan tidak melepaskan mereka sampai mereka membeli diri mereka atau
dibeli oleh kawan-kawan mereka dengan harta, atau mengganti dengan seorang
muslim yang tertawan.
Yaitu dengan masuknya mereka ke dalam Islam atau masuk ke dalam perjanjian.
Atau maksudnya sampai tidak ada lagi peperangan. Oleh karena itu, apabila dalam
sebagian waktu tidak ada peperangan karena suatu sebab, maka tidak ada
pembunuhan dan penawanan.
Tanpa perlu mengadakan peperangan karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, Dia
berkuasa agar orang-orang kafir tidak bisa menang di satu medan pertempuran pun.
Agar tegak pasar jihad, dan agar jelas keadaan hamba, yang benar dari yang dusta,
dan agar beriman orang yang beriman di atas bashirah (ilmu), bukan iman atas dasar
ikut-ikutan, karena hal itu adalah iman yang lemah, dimana hampir saja tidak
langgeng pada seseorang saat menghadapi ujian dan cobaan.
Yakni Allah tidak akan menghapuskannya dan membatalkannya, bahkan Dia akan
menerimanya dan menumbuhkannya untuk mereka serta memperlihatkan hasil amal
mereka di dunia dan akhirat.
DALIL INDERA
Al – Isra : 111
Terjemahan : Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak
dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang
memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-
besarnya.
Kandungan surah : (Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai
anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak mempunyai
penolong) untuk menjaga-Nya (dari) sebab (kehinaan) artinya Dia tidak dapat dihina
karenanya Dia tidak membutuhkan penolong (dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya) artinya besarkanlah Dia dengan pengagungan
yang sempurna daripada sifat memiliki anak, mempunyai sekutu, hina dan hal-hal
lain yang tidak layak bagi keagungan dan kebesaran-Nya. Urutan pujian dalam
bentuk demikian untuk menunjukkan bahwa Dialah yang berhak untuk mendapatkan
semua pujian mengingat kesempurnaan Zat-Nya dan kesendirian-Nya di dalam sifat-
sifat-Nya. Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya meriwayatkan sebuah hadis melalui
Muaz Al-Juhani dari Rasulullah saw. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Tanda
kemuliaan ialah (kalimat): Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan
tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya," sampai dengan akhir surat. Wallahu
a`lam.
Analisa : Yang memiliki kesempurnaan, pujian, kemuliaan dari segala sisi, dan bersih
dari semua cela dan kekurangan.
Alam semesta ini seluruhnya milik Allah, tidak ada seorang pun yang ikut serta
dalam kerajaan-Nya.
Karena Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji, akan tetapi Dia mengambil wali-wali-Nya
hanyalah karena ihsan-Nya kepada mereka dan rahmat-Nya.
Dari mempunyai anak, sekutu, dan dari kehinaan serta dari segala yang tidak layak
bagi-Nya. Atau maksudnya, agungkanlah Dia dengan memberitahukan sifat-sifat-Nya
yang agung, dengan memuji-Nya, dengan nama-nama-Nya yang indah, memuliakan-
Nya karena perbuatan-perbuatan-Nya yang suci, mengagungkan dan membesarkan-
Nya dengan beribadah kepada-Nya saja serta mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.
An – Anfal : 9
Analisa : menceritakan sifat Allah yang maha perkasa dan bijaksana.Allah akan
mengutus malaikat untuk para manusia agar diberi pertanda kabar gembira seperti
sebuah kabar kemenangan.Dan manusia akan merasa tentram Dan tenang.
Kandungan surah : (Ya) itu cukup bagi kamu. Dalam surah Al-Anfal disebutkan
seribu yakni sebagai bantuan pertama kemudian menjadi tiga ribu lalu lima ribu
sebagaimana firman Allah swt.: (Jika kamu bersabar) dalam menghadapi musuh (dan
bertakwa) kepada Allah dalam menghindari pertikaian (dan mereka datang) yakni
orang-orang musyrikin (pada ketika itu juga) buat menyerang kamu (maka Tuhanmu
akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda) ada yang
membaca musawwimiina dan ada pula musawwamiina keduanya berarti memakai
tanda. Sungguh mereka itu telah menunjukkan kesabaran sehingga Allah pun
menepati janji-Nya yaitu dengan ikut sertanya pasukan malaikat di atas kuda-kuda
belang dengan memakai serban berwarna kuning atau putih yang mereka lepaskan
teruntai di atas bahu.
Analisa : Dalam surat Al Anfal disebutkan, bahwa Allah memberikan bantuan dengan
1.000 malaikat. Bantuan dengan 1.000 malaikat adalah bantuan yang pertama,
kemudian bertambah menjadi 3.000 malaikat. Saat bertempur dengan musuh.
DALIL AQLI
Fushilat : 53
Analisa : Yakni jika mereka masih meragukan kebenarannya. Seperti yang ada di
langit dan di bumi, serta segala kejadian yang besar yang menunjukkan kepada
kebenaran. Berupa indahnya ayat-ayat Allah dan keajaiban penciptaan-Nya, dan besar
kekuasaan-Nya. Demikian pula dengan ditimpanya hukuman kepada orang-orang
yang mendustakan dan ditolong-Nya kaum mukmin.
An- naml : 88
Terjemahan : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah
yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kandungan surah : (Dan kamu lihat gunung-gunung itu) yakni kamu saksikan
gunung-gunung itu sewaktu terjadinya tiupan malaikat Israfil (kamu sangka dia)
(tetap) diam di tempatnya karena besarnya (padahal ia berjalan sebagai jalannya
awan) bagaikan hujan yang tertiup angin, maksudnya gunung-gunung itu tampak
seolah-olah tetap, padahal berjalan lambat saking besarnya, kemudian jatuh ke bumi
lalu hancur lebur kemudian menjadi abu bagaikan bulu-bulu yang beterbangan.
(Begitulah perbuatan Allah) lafal Shun'a merupakan Mashdar yang mengukuhkan
jumlah sebelumnya yang kemudian di-mudhaf-kan kepada Fa'il-nya Sesudah 'Amil-
nya dibuang, bentuk asalnya ialah Shana'allahu Dzalika Shun'an. Selanjutnya hanya
disebutkan lafal Shun'a yang kemudian dimudhaf-kan kepada Fa'il-nya yaitu lafal
Allah, sehingga jadilah Shun'allahi; artinya begitulah perbuatan Allah (yang membuat
dengan kokoh) rapih dan kokoh (tiap-tiap sesuatu) yang dibuat-Nya (sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan) lafal Taf'aluna dapat dibaca
Yaf'aluna, yakni perbuatan maksiat yang dilakukan oleh musuh-musuh-Nya dan
perbuatan taat yang dilakukan oleh kekasih-kekasih-Nya.
Analisa : Termasuk huru-haranya adalah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.
Yakni pada saat malaikat Israfil meniup sangkakala. Maksudnya, seperti awan
mendung yang didorong oleh angin. Oleh karena itu, gunung nanti sama seperti itu,
dijalankan, lalu dihancurkan sehigga seperti bulu yang dihamburkan kemudian
menjadi debu yang berhamburan.
Terjemahan :
1. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Tafsir Juz ‘Amma berkata, “Khithab (arah
pembicaraan) di sini untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan khithab
kepada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Al Qur’anul Karim terbagi menjadi
tiga bagian:
(1) Adanya dalil bahwa khithab itu khusus tertuju kepada Beliau, sehingga menjadi
khusus untuk Beliau,
(2) Adanya dalil bahwa khithab itu umum sehingga menjadi umum,
(3) Tidak adanya dalil terhadap ini (khusus untuk Beliau) dan itu (khusus untuk
umatnya), maka hal ini menjadi khusus lafaznya saja (kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam), namun secara hukumnya buat umat juga.”
- Analisa :