Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGARUH CAHAYA terhadap PERTUMBUHAN TUMBUHAN

Nama : Fatimah Az Zahro


No. absen : 12
Kelas : XII MIPA 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SURAKARTA


AGUSTUS
2020
A. Judul Praktikum
Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan

B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan tumbuhan yang diletakkan di tempat yang
memiliki intensitas cahaya berbeda – beda.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pertumbuhan?
2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan?
3. Bagaimana hasil pertumbuhan tumbuhan yang diletakkan di tempat yang memiliki
intensitas cahaya yang berbeda – beda?

D. Kajian Teori
Pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji makin tinggi. Masuknya air ke
biji melalui proses imbibisi. Air yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk
melepaskan hormon giberelin. Hormon giberelin mendorong pelepasan enzim yang berfungsi
menghidrolisis makanan cadangan sehingga terbentuk energi. Energi ini digunakan untuk
proses awal pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam biji. Struktur yang pertama
muncul dan menyobek selaput biji adalah radikula. Radikula merupakan calon akar primer.
Radikula adalah bagian dari hipokotil. Selanjutnya, pada bagian ujung sebelah atas tumbuh
epikotil (calon batang). Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, ada dua
tipe perkecambahan yaitu perkecambahan epigeal dan hipogeal. Ciri utama tipe
perkecambahan epigeal ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas permukaan
tanah. Adapun pada perkecambahan hipogeal ditandai dengan tertinggalnya kotiledon
dalam tanah.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, oksigen, nutrien, dan nilai
pH. Faktor internal terdiri dari faktor intraseluler (gen) dan faktor interseluler
(fitohormon).
Pada faktor eksternal, cahaya berfungsi untuk proses fotosintesis agar tumbuhan
menghasilkan makanan. Pada faktor internal, terdapat hormon auksin. Hormon auksin
merupakan fitohormon yang diproduksi di bagian koleoptil (titik tumbuh), ujung batang, ujung
akar, serta jaringan lain yang bersifat meristematis. Fungsi auksin adalah merangsang
pemanjangan ujung batang, merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar, memacu
pembentangan dan pembelahan sel, merangsang aktivitas kambium, dll.

E. Alat dan Bahan


1. Wadah plastik/ pot
2. Penggaris
3. Alat tulis
4. Kamera smartphone
5. Air
6. Biji kacang hijau
7. Media tanam
F. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membuat lubang pada wadah plastik, setiap wadah memiliki ukuran dan jumlah
lubang yang sama.
3. Merendam biji kacang hijau di dalam wadah selama 1 – 24 jam.
4. Meniriskan dan memilih biji kacang hijau yang baik.
5. Membuat empat media dengan memasukkan media secukupnya ke dalam wadah
plastik yang akan digunakan.
6. Memberi tulisan keempat wadah plastik tersebut dengan huruf A, B, C, dan D.
7. Menanam biji kacang hijau yang sudah direndam ke dalam media yang dibuat
dengan hati – hati. Menanam 5 biji kacang hijau setiap media.
8. Meletakkan keempat media pada ruangan dengan intensitas cahaya yang
berbeda – beda.
9. Menyiram tanaman secara rutin dengan jumlah air yang sama dan secukupnya.
10. Melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan yang terdiri dari
perubahan tinggi dan warna batang, jumlah, warna, dan lebar daun selama 7 hari.

G. Data Hasil Pengamatan


Tumbuhan di Pot A (Ruang Cahaya Langsung)
Hari ke - Tinggi (cm) Warna Jumlah Warna Lebar Daun
… Batang Daun (pot) Daun (cm)
1 0,5 putih - - -
2 1,5 merah - - -
3 2 merah 2 hijau 0,5
4 4 merah 4 hijau 1
merah
5 5,2 7 hijau tua 1,3
kehijauan
merah
6 6,3 8 hijau tua 1,6
kehijauan
merah
7 7,5 8 hijau tua 1,8
kehijauan

Tumbuhan di Pot B (Ruang Cahaya Tidak Langsung)


Hari ke - Tinggi (cm) Warna Jumlah Warna Lebar Daun
… Batang Daun (pot) Daun
1 1 putih - - -
2 1,7 hijau - - -
3 5 hijau 6 hijau muda 0,3
4 9,6 hijau 10 hijau muda 0,8
5 16,6 hijau 10 hijau muda 1,2
6 18,3 hijau 10 hijau muda 1,5
7 20,9 hijau 10 hijau muda 1,5

Tumbuhan di Pot C (Ruang Agak Gelap)


Hari ke - Tinggi (cm) Warna Jumlah Warna Lebar Daun
… Batang Daun (pot) Daun
1 1 putih - - -
2 2,3 putih - - -
putih
3 8,2 6 kuning 0,3
kekuningan
putih
4 11,2 6 kuning 0,5
kekuningan
putih
5 21 6 kuning 0,9
kekuningan
putih
6 24,8 6 kuning 0,9
kekuningan
putih
7 27 6 kuning 0,9
kekuningan

Tumbuhan di Pot D (Ruang Gelap)


Hari ke - Tinggi (cm) Warna Jumlah Warna Lebar Daun
… Batang Daun (pot) Daun
1 1,4 putih - - -
2 2,5 putih - - -
3 8,8 putih 4 kuning pekat 0,5
4 14,6 putih 4 kuning pekat 0,8
5 21,5 putih 4 kuning pekat 1,1
6 25,2 putih 4 kuning pekat 1,2
7 27,3 putih 4 kuning pekat 1,2

H. Grafik pertumbuhan

Pengaruh Cahaya terhadap Tinggi


Tumbuhan Kacang Hijau
30
Tinggi Batang (cm)

25
20
Pot A
15
Pot B
10
Pot C
5
Pot D
0
1 2 3 4 5 6 7
Hari ke -

Pengaruh Cahaya terhadap Lebar Daun


Tumbuhan Kacang Hijau
2

1.5
Lebar Daun (cm)

Pot A
1
Pot B
0.5 Pot C
Pot D
0
1 2 3 4 5 6 7
Hari ke -
I. Analisis Data
Tumbuhan di Pot A (Ruang Cahaya Langsung)
Dilihat dari data hasil pengamatan dan grafik, tumbuhan A yang diletakkan di
halaman mengalami pertumbuhan yang lambat. Hal itu dikarenakan hormon auksin
yang diuraikan oleh cahaya matahari, sehingga aktivitas auksin terhambat.
Penguraian hormon auksin oleh matahari menyebabkan pertumbuhan batang
melambat tetapi warna batang merah kehijauan, warna dan lebar daun menghasilkan
warna hijau tua yang subur. Tumbuhan A mengalami pertambahan lebar daun yang
lebih cepat dibanding tumbuhan B, C, dan D karena tumbuhan A memiliki klorofil.
Tumbuhan A juga menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut sehat.

Tumbuhan di Pot B (Ruang Cahaya Tidak Langsung)


Tumbuhan B yang diletakkan di halaman yang terang namun tidak terkena
cahaya matahari langsung, bila dilihat dari data hasil pengamatan dan grafik
menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat daripada tumbuhan yang terkena cahaya
langsung (tumbuhan A). Hal ini dikarenakan hormon auksin yang diuraikan oleh
cahaya matahari lebih sedikit. Penempatan tumbuhan di ruang cahaya tidak langsung
mengakibatkan pertumbuhan batang yang cepat, warna batang, warna daun, dan lebar
daun menghasilkan warna hijau muda. Namun, pertambahan lebar daun tumbuhan B
lebih lambat dibanding tumbuhan A.

Tumbuhan di Pot C (Ruang Agak Gelap)


Dilihat dari data hasil pengamatan dan grafik, tumbuhan C yang diletakkan di
cahaya remang – remang, menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
tumbuhan A dan B. Peristiwa tersebut dikarenakan hormon auksin yang diuraikan
oleh cahaya matahari atau lampu sangatlah sedikit (dibanding tumbuhan B) sehingga
tumbuhan mengalami etiolasi. Oleh karena itu, tumbuhan C mengalami pertumbuhan
batang yang cepat, memiliki warna batang putih kekuningan, warna daun kuning
muda, dan lebar daun yang bertambah sedikit dibanding tumbuhan A karena
tumbuhan C kekurangan klorofil.

Tumbuhan di Pot D (Ruang Gelap)


Dilihat dari data hasil pengamatan dan grafik, tumbuhan D yang diletakkan di
ruang yang tidak terdapat cahaya sama sekali mengakibatkan tumbuhan D mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat. Hal ini dikarenakan hormon auksin tidak diuraikan
oleh cahaya matahari atau lampu. Hormon auksin merangsang pertumbuhan batang
sehingga tumbuhan mengalami etiolasi. Tumbuhan D memiliki ciri – ciri
pertambahan batang yang lebih cepat dibanding tumbuhan A, B, dan C. Selain itu,
tumbuhan D memiliki warna batang putih, warna daun kuning pekat, juga lebar daun
menunjukkan kekurangan klorofil. Kondisi tanaman menunjukkan bahwa batang pada
tumbuhan D lemah dan kurus.

J. Simpulan
Tumbuhan membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Tanpa adanya
cahaya, tumbuhan tidak dapat menghasilkan makanan. Dalam peraktikum “Pengaruh
Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan” kita dapat mengetahui bahwa cahaya
(faktor eksternal) dan hormon auksin (faktor internal) memiliki keterkaitan. Cahaya
dapat menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya menguraikan hormon
auksin. Meskipun demikian, intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan tidak
boleh berlebihan atau pun kurang. Jika cahaya yang diterima berlebihan, dapat
merusak auksin dan klorofil sehingga menghambat pertumbuhan pada tanaman.
Sebaliknya, jika tanaman kekurangan cahaya dapat mengalami etiolasi sehingga
tumbuhan mengalami pertumbuhan batang yang lebih cepat tetapi memiliki kondisi
batang berwarna pucat, lemah dan kurus, serta daun yang tidak berkembang akibat
kekurangan klorofil.

K. Daftar Pustaka
• PR Biologi SMA Kelas XII, Intan Pariwara.
• https://prihantini.blogs.uny.ac.id/2015/0/28/penelitian-mengenai-pengaruh-
intensitas-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kecambah/
• https://portal-ilmu.com/pertumbuhan-dan-perkecambahan/
Lampiran
Lampiran

TumbuhanAA(Ruang
Tumbuhan (Ruang Cahaya
Cahaya Langsung)
Langsung)

Harike
Hari ke––11 Hari ke
Hari ke –– 22 Hari k e – 3

Harike
Hari ke––44 Hari ke
Hari ke –– 55 Hari ke – 6

Harike
Hari ke––77

TumbuhanBB(Ruang
Tumbuhan (RuangCahaya
Cahaya Tidak
Tidak Langsung)
Langsung)

Harike
Hari ke––11 Hari ke
Hari ke –– 22 Hari k e – 3
Harike
Hari ke––44 Hari ke
Hari ke –– 55 Hari ke – 6

Harike
Hari ke––77

TumbuhanCC(Ruang
Tumbuhan (Ruang Agak
Agak Gelap)
Gelap)

Harike
Hari ke––11 Hari ke
Hari ke –– 22 Hari k e – 3

Harike
Hari ke––44 Hari ke
Hari ke –– 55 Hari ke – 6
Hari ke – 7

Tumbuhan D (Ruang Gelap)

Hari ke – 1 Hari ke – 2 Hari ke – 3

Hari ke – 4 Hari ke – 5 Hari ke– 6

Hari ke – 7

Anda mungkin juga menyukai