(Isos, DPD) Versi Online
(Isos, DPD) Versi Online
SKILLS LAB 5
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
ISOLASI SOSIAL DAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)
Skenario 1
Nn. E, gadis berusia 18 thn, dibawa ke RSJ untuk pertama kalinya. karena sudah 1 bulan ini
mengurung diri di kamar, tidak mau bicara, menghindar bila ditemui. Kakak pasien mengatakan
perilaku terjadi sejak Nn. E tidak lulus SNMPTN dan sejak itu Nn. E selalu mengatakan bahwa
dirinya bodoh. Nn. E mengatakan tidak tahu nama dan tidak mengenal perawat di ruangan dan
teman satu kamarnya.
Skenario 2
Tn. Boy (25 th) dirawat di RSJ Tampan sejak seminggu yang lalu. Keluarga mengatakan bahwa
selama di rumah klien selalu bercakap – cakap sendiri, asyik dengan dirinya sendiri, tidak mau di
ganggu, klien terlihat tersenyum sendiri. Saat ini di RSJ klien dirawat oleh Ners Girly. Saat Ners
Girly mendekati klien Tn. Boy untuk melakukan interaksi di bangsalnya, Ners Girly malah
menjauh karena Ners Girly tidak tahan terhadap bau Tn. Boy yang ternyata sudah 1 minggu tidak
mandi, selain itu rambut dan janggut Tn. Boy panjang dan kotor, kuku hitam dan panjang serta
kalau makan selalu berserakan selain itu juga tampak Tn. Boy kalau BAK dan BAB tidak pada
tempatnya.
Pertanyaan:
1. Apakah masalah keperawatan yang dialami sesuai skenario?
2. Bagaimanakah tindakan keperawatan yang dapat diberikan sesuai skenario?
3. Bagaimanakah pendokumentasian keperawatan sesuai skenario?
2
A. PENDAHULUAN
Keperawatan jiwa adalah area spesialistik dalam praktek keperawatan, menggunakan teori
prilaku sebagai ilmunya dan menggunakan diri sebagai alatnya. Pemberian asuhan keperawatan
merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antar perawat dengan klien
keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
Merupakan suatu metoda sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi
kebutuhan klien dalam mencapai mempertahankan keadaan biologi, psikologi, sosial dan spiritual
yang optimal Manfat menggunakan proses keperawatan. Perawat dapat terhindar dari tindakan
keperawatan yang Meningkatkan otonomi bersifat rutin Manfaat lainnya dan Sebagai percaya
diri sarana diseminasi iptek keperawatan untuk pengembangan karir melalui pola pikir penelitian
Manfaat bagi klien :
1) Asuhan keperawatan yang diterima bermutu dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
2) Partisipasi klien meningkat dalam menuju keperawatan mandiri
3) Terhindar dari mal praktek Mandiri
Proses keperawatan merupakan sarana kerja sama antara perawat, klien dan keluarga. Dengan
menyertakan klien dan keluarga maka pemulihan kemampuan pasien dalam mengendalikan
kehidupan lebih mungkin tercapai. Adapun tahap-tahap proses keperawatan. : Pengkajian,
Diagnosa kep., Perencanaan,. Implementasi dan Evaluasi
B. STANDAR KOMPETENSI
Tujuan pembelajaran
1. Tujuan instruksional umum
Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan dan pendokumentasian sesuai
kasus gangguan jiwa
2. Tujuan instruksional khusus
1) Mahasiswa mampu merumuskan masalah keperawatan
2) Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai masalah keperawatan
3) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian sesuai implementasi yang
dilakukan
C. TINJAUAN TEORI
1. Masalah Kerperawatan
A. ISOLASI SOSIAL
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa
3
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat digunakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan
data subyektif:
1. Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
2. Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
3. Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
4. Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
5. Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
6. Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
7. Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
8. Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan observasi :
1. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara
2. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
3. Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
4. Kontak mata kurang
Tindakan keperawatan
Tujuan :
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
2. Klien mampu menyadari penyebab isolasi sosial
3. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
Tindakan keperawatan :
1. Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya, adalah :
a. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b. Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai, serta
tanyakan nama dan nama panggilan pasien
c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4
d. Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan, dan tempatnya di mana
e. Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
terapi
f. Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-kadang perlu waktu
yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya
pada orang lain. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada
pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang
konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara program asuhan
keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagaiberikut:
a. Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
b. Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
c. Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
di hadapan Saudara
5
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda dan gejala
dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku
panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak
berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan
sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
Tindakan keperawatan
Tujuan :
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan :
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, dapat melakukan tanapan tindakan yang
meliputi :
a. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
6
a) Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respons klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi 2, yaitu evaluasi proses atau
formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif
dilakukan dengan membandingkan respons klien pada tujuan khusus dan umum yang telah
ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir :
S = respons subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
O = respons objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
A = analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada
P = perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respons klien
Rencana tindak lanjut (RTL) dapat berupa :
1. Rencana teruskan, jika masalah tidak berubah
2. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi hasil belum
memuaskan
3. Rencana dibatalkan jika ditemuakn masalah baru dan bertolak belakang dengsn masalah
yang ada serta diagnose yang lama dibatalkan
4. Rencana atau masalah selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah
memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru
7
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan dan berupaya
mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi sangat diperlukan reinforcement untuk
menguatkan perubahan yang positif. Klien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self-
reinforcement.
Format Evaluasi
Hari/tgl/jam S: ................
Data (subjektif & objektif)
O : .................
Diagnosis
A : .................
8
Tindakan
RTL P : .................
TTD & NAMA PERAWAT
Contoh:
Pasien
Selasa, 31 Maret 2019 Jam 13.00 wib S: Klien mengatakan senang berkenalan dengan
Data: perawat, menjawab salam.
Klien tampak tenang, bingung (+) Klien mengatakan namanya Pi
Klien tampak menyendiri, mengalihkan
pandangan saat dipanggil latihan berkenalan, O:
kontak mata kurang, lebih banyak diam Klien mulai mau berkenalan
Nada suara kecil, bicara lambat
Klien mampu memperkenalkan diri, menyebut
Diagnosa/ Masalh: Isolasi Sosial kan nama, alamat, dan hobi klien
Tindakan keperawatan: Klien dibimbing untuk menanya kan nama,
Membina BHSP alamat dan hobi perawat
Mengarahkan ADL Kontak mata masih kurang
Mengukur tekanan darah 110/70 mmHg Bicara lambat dan nada suara kecil
Melatih sp 1 isolasi sosial (berkenalan dengan Tampak klien masih sering menyendiri
satu orang) Komunikasi dengan teman sekamar tidak ada
RTL:
A:
Ulangi latihan berkenalan dengan orang lain
Latihan SP 1 isolasi sosial belum tercapai
P:
Review BHSP dan latih SP 1 isolasi sosial dan
lanjutkan SP 2 (berkenalan dengan dengan orang
pertama)
Prosedur
1. Mahasiswa membaca dan memahami prosedur materi serta skenario
2. Mahasiswa diharapkan sudah membuat Strategi Pelaksanaan (SP) tindakan keperawatan sesuai
dengan skenario
3. Mahasiswa secara berpasangan melakukan Role Play (Peran perawat dan pasien) seperti contoh
yang diberikan pada video pembelajaran melalui youtube, dan kemudian saling memberikan
feedback
4. Prosedur 3 dilakukan kembali untuk mahasiswa yang lain (bergantian).
Daftar Pustaka
Keliat, dkk. (2006). Modul IC CMHN; Manajemen kasus gangguan jiwa dalam keperawatan
kesehatan jiwa komunitas. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan World
Health Organization
Keliat, B.A, Akemat, Daulima, N.H.C, & Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC