Anda di halaman 1dari 6

Virus corona: Apa yang terjadi pada tubuh jika terinfeksi Covid-19?

James Gallagher

Koresponden BBC bidang kesehatan dan sains

19 Maret 2020

Bagikan artikel ini dengan Facebook Bagikan artikel ini dengan WhatsApp Bagikan artikel ini dengan Line
Bagikan artikel ini dengan Twitter Kirim

Hak atas fotoGETTY IMAGES

Virus corona baru muncul pada Desember tahun lalu, tetapi dunia sudah berhadapan dengan pandemi
virus dan penyakit yang ditimbulkannya - Covid-19.

Bagi sebagian besar orang, penyakit ini ringan, tetapi sejumlah orang yang terinfeksi meninggal dunia.

Jadi, bagaimana virus menyerang tubuh, mengapa beberapa orang bisa meninggal dunia, dan
bagaimana cara perawatannya?

Pemerintah perpanjang masa darurat, Jokowi larang pemda tetapkan status 'lockdown'

Ilmuwan ungkap cara sistem kekebalan tubuh perangi Covid-19

Apakah masyarakat bisa bekerja dari rumah alias WFH?

Masa inkubasi

Ini adalah saat virus memantapkan dirinya.

Virus ini bekerja dengan masuk ke dalam sel-sel tubuh Anda dan kemudian membajaknya.

Virus corona, yang secara resmi disebut Sars-CoV-2, dapat menyerang tubuh Anda ketika Anda
menghirupnya (setelah seseorang batuk di dekat Anda) atau ketika Anda menyentuh permukaan yang
terkontaminasi virus dan kemudian mengusap wajah Anda.
Pertama, virus menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran udara, dan paru-paru Anda, lalu
mengubahnya menjadi "pabrik virus corona" yang memuntahkan sejumlah besar virus baru dan terus
menginfeksi lebih banyak sel.

Pada tahap awal ini, Anda tidak akan sakit dan beberapa orang mungkin tidak pernah mengalami gejala.

Masa inkubasi—waktu antara infeksi dan gejala pertama muncul—sangat bervariasi. Tetapi rata-rata
lima hari.

Penyakit ringan

Ini yang akan dialami kebanyakan orang.

Covid-19 adalah infeksi ringan untuk delapan dari 10 orang yang terpapar. Gejala utamanya adalah
demam dan batuk.

Nyeri tubuh, sakit tenggorokan, dan sakit kepala semuanya mungkin terjadi, tetapi tidak selalu.

Demam, dan umumnya merasa tak enak badan, adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh Anda merespons infeksi.

Tubuh Anda telah mengenali virus itu sebagai penyerang yang tidak bersahabat dan memberi isyarat ke
seluruh tubuh bahwa ada sesuatu yang salah dengan melepaskan bahan kimia yang disebut sitokin.

Bahan kimia ini menggalang sistem kekebalan tubuh, tetapi juga menyebabkan tubuh nyeri, sakit, dan
demam.

Batuk akibat virus corona, pada mulanya adalah batuk yang kering dan ini mungkin disebabkan oleh
iritasi sel ketika sel itu terinfeksi oleh virus.
Beberapa orang akhirnya akan mulai batuk berdahak - lendir tebal yang mengandung sel-sel paru-paru
mati, yang terbunuh oleh virus.

Gejala-gejala ini diobati dengan beristirahat, mengonsumsi banyak cairan dan parasetamol. Anda tidak
akan memerlukan perawatan di rumah sakit.

Tahap ini berlangsung sekitar satu minggu - kebanyakan orang pulih pada titik ini karena sistem
kekebalan tubuh telah memerangi virus.

Namun, beberapa akan menderita penyakit yang lebih serius.

Ini adalah informasi terbaik yang kita pahami saat ini mengenai tahap ini.

Namun, ada penelitian yang menunjukkan penyakit ini dapat menyebabkan lebih banyak gejala, seperti
pilek.

Penyakit parah

Jika penyakit ini berkembang, itu terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap
virus.

Sinyal-sinyal kimiawi itu tersebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan peradangan. Tetapi keadaan
ini perlu diseimbangkan.

Terlalu banyak peradangan dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

"Virus ini memicu ketidakseimbangan dalam respon kekebalan tubuh, ada terlalu banyak peradangan.
Bagaimana virus itu melakukan ini, kami tidak tahu," kata Dr Nathalie MacDermott, dari King's College
London.
Hak atas fotoSPL

Image caption

Pemindaian paru-paru yang terinfeksi virus corona menunjukkan area pneumonia

Peradangan paru-paru disebut pneumonia.

Jika Anda mencermati alur pernapasan, di paru-paru terdapat kantong-kantong udara berukuran kecil.

Di sinilah oksigen bergerak ke dalam darah dan karbon dioksida bergerak keluar.

Tetapi dalam kasus pneumonia, kantung-kantung kecil mulai terisi dengan air dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kesulitan bernapas.

Beberapa orang membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernafas.

Tahap ini diperkirakan terjadi pada sekitar 14% orang, berdasarkan data dari China.

Penyakit kritis

Diperkirakan sekitar 6% pasien dari kasus-kasus virus corona, menjadi sakit kritis.

Pada titik ini tubuh mulai gagal dan ada peluang nyata kematian.

Masalahnya adalah sistem kekebalan tubuh sekarang di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di
seluruh tubuh.

Ini dapat menyebabkan syok septik, keadaan di mana tekanan darah turun ke tingkat rendah yang
berbahaya dan organ-organ berhenti bekerja atau dengan kata lain gagal total.
Sindrom gangguan pernapasan akut yang disebabkan oleh peradangan di paru-paru, membuat tubuh
tidak mendapatkan oksigen yang cukup, yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Ini dapat menghentikan fungsi ginjal yang bekerja untuk membersihkan darah. Keadaan itu juga bisa
merusak lapisan usus Anda.

"Virus ini membuat tingkat peradangan yang sangat tinggi sehingga Anda meninggal ... itu terjadi karena
kegagalan multi-organ," kata Dr. Bharat Pankhania.

Dan jika sistem kekebalan tidak bisa mencapai puncak virus, maka pada akhirnya dia akan menyebar ke
setiap sudut tubuh di mana ia dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Hak atas fotoGETTY IMAGES

Image caption

Pasien yang dirawat dengan menggunakan mesin ECMO.

Perawatan pada tahap ini akan melibatkan banyak alat kesehatan, dan dapat mencakup Extracorporeal
Membrane Oxygenation (ECMO) untuk membantu pernapasan.

Pada dasarnya ECMO adalah paru-paru buatan yang mengeluarkan darah dari tubuh melalui tabung
tebal, mengoksigenasi dan memompanya kembali.

Tetapi pada akhirnya kerusakan dapat mencapai tingkat fatal di mana organ tidak lagi dapat menjaga
tubuh tetap hidup.

Kematian pertama

Dokter telah menggambarkan bagaimana beberapa pasien meninggal meskipun para dokter sudah
berusaha keras menyelamatkan mereka.
Dua pasien pertama yang meninggal di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, Cina, yang dirinci dalam jurnal
Lancet Medical, tampaknya sehat, meskipun mereka perokok jangka panjang, dan itu mungkin
melemahkan paru-paru mereka.

Yang pertama, seorang pria berusia 61 tahun, menderita pneumonia berat pada saat dia tiba di rumah
sakit.

Dia menderita kesulitan pernapasan akut, dan meskipun memakai ventilator, paru-parunya gagal dan
jantungnya berhenti berdetak.

Dia meninggal 11 hari setelah dia dirawat.

Pasien kedua, seorang pria berusia 69 tahun, juga menderita sindrom gangguan pernapasan akut.

Dia sudah dirawat dengan mesin ECMO tetapi upaya itu tidak cukup.

Dia meninggal karena pneumonia parah dan syok septik ketika tekanan darahnya 'kolaps'.

Topik terkait

Anda mungkin juga menyukai