Anda di halaman 1dari 11

REVIEW ARTIKEL DAN IDE RISET

SEMINAR AKUNTANSI

Dosen Pengampu : Dr. Nurul Hasanah Uswati Dewi., SE., MSi. CTA
Kelas : G

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6:

1. Risma Puspitasari 2017310052


2. Prima Hessty L. 2017310103
3. Nella Septian 2017310118
4. Ayu Nilam L. 2017310650

STIE PERBANAS SURABAYA


2020
Review Artikel
Judul Tata kelola perusahaan, modal intelektual, dan
kinerja perusahaan publik di Indonesia
Teori yang Digunakan Penelitian ini menggunakan dua teori yaitu :
1. Teori Keagenan.
Teori Keagenanmenjelaskan bahwa dewan
direksi perusahaan sebagai agen bekerja atas
nama kepentingan pemegang saham sebagai
prinsipal untuk meningkatkan nilai perusahaan
(Jensen & Meckling 1976).Dalam rangka
mencapai nilai perusahaan, agen harus
mengadopsi beberapa kebijakan wajib seperti
baik perusahaan governance. Sebuah tata kelola
perusahaan yang baik dapat mengarahkan
perusahaan untuk mengembangkan nilai
perusahaan dalam jangka panjang seperti dengan
berinvestasi di Intellectual Capital (Nadeem et
al. 2017).
2. Teori berbasis Sumber Daya
Teori Sumber Daya menjelaskan bahwa
perbedaan kinerja perusahaan dalam industri
disebabkan oleh perbedaan kualitas sumber daya
input (Marzo 2014).
Motivasi Riset Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan
hubungan antara tata kelola perusahaan, modal
intelektual, dan kinerja perusahaan
Tujuan Riset Penulis dalam penelitian ini menetapkan tujuan
untuk untuk menguji hubungan antara tata kelola
perusahaan, modal intelektual, dan kinerja
perusahaan. Sehingga dapat dikemukakan
hipotesis dari penelitian ini antara lain :
H1: Tata kelola perusahaan memiliki efek pada
modal intelektual perusahaan
H2: Tata kelola perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
H3: Modal intelektual berpengaruh pada kinerja
perusahaan
H4: Modal intelektual memiliki dampak dari
hubungan antara tata kelola dan kinerja
perusahaan

Rancangan Riset Variabel yang digunakan :


1. Variabel Exogent dalam penelitian ini
adalah Corporate governance (CG). Tata
Kelola Perusahaan memiliki dua indikator.
Pertama, proporsi gender perempuan (jumlah
direksi perempuan / jumlah dewan direktur)
yang diambil dari Perryman et al. (2017).
Kedua, kepemilikan publik (% Saham Umum /
Jumlah Saham yang Beredar) seperti dalam
Utama et al. (2017).
2. Variabel Endogen dalam penelitian ini
seperti Intellectual Capital (IC) dan Badan
Performance. modal intelektual
menggunakan dua unsur MVAIC sebagai
indikator. MVAIC (Modified Value Added
Intellectual Coefficient) (Nimtakoon 2015).
MVAIC terdiri dari CEE (Capital Employed
Efficiency) dan ICE (Intellectual Capital
Efficient). Rumus utama dalam MVAIC
adalah VA (Value Added) yang sama
dengan OUT dikurang dengan IN. OUT
adalah total pendapatan, sedangkan IN
adalah jumlah beban. Rumus CEE adalah
CE (Capital Employed) dibagi dengan VA.
CE sama dengan Total Asset dikurang
dengan Intangible Asset. ICE adalah jumlah
dari HCE (Human Capital Efficiency), SCE
(Structural Capital Efficiency), dan RCE
(Relational Capital Efficiency). HCE adalah
sama dengan VA dibagi dengan HC
(Human Capital). HC diukur dengan jumlah
gaji dan upah karyawan. SCE sama dengan
SC (Structural Capital) dibagi dengan VA.
SC adalah VA dikurang dengan HC. rumus
RCE adalah RC (Relational Capital) dibagi
dengan VA. RC adalah Biaya Pemasaran.

Sampel Riset :
Penelitian ini adalah kuantitatif dengan
menggunakan pengujian hipotesis. Sampel yang
dipakai adalah arsip perusahaan karena
penggunaan data sekunder historis dari laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan
publik Indonesia. Populasi terdiri dari semua
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 2011-2016.Ada 3102 pool data
dari 517 perusahaan yang terdaftar selama 6
tahun
Teknik Analisis Data
Dalam analisis data dan untuk menguji hipotesis
penelitian, teknik analisis data yang digunakan
peneliti yaitu Teknik Analisis Partial Least
Square.

Hasil Riset Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan


bahwa hubungan antara tata kelola perusahaan,
modal intelektual, dan biaya – biaya perusahaan
diperoleh sebagaiberikut:
- Hipotesis 1 (Diterima), artinya tata kelola
perusahaan menggunakan keragaman
gender dan kepemilikan publik sebagai
proksi yang berpengaruh pada modal
intelektual. Dengan demikian, masih
konsisten dengan penelitian sebelumnya
oleh Appuhami dan Bhuyan (2015), dengan
alas an bahwa mekanisme tata kelola
perusahaan yang baik, modal intelektual
perusahaan yang lebih tinggi..
- Hipotesis 2 menyatakan bahwa tata kelola
perusahaan telah berpengaruh pada kinerja
juga (Diterima). Pada bertentangan dengan
prediksi, proporsi perempuan lebih tinggi
dalam manajemen perusahaan dan
kepemilikan publik yang lebih tinggi akan
membuat menurunkan kinerja karena sifat
perempuan untuk memilih proyek kurang
berisiko. Ini adalah melawan aturan umum
di bidang keuangan yang berarti risiko yang
lebih tinggi return yang lebih tinggi dan
kinerja yang lebih baik diharapkan.
Penelitian oleh faccio et al. ( 2016) juga
menyatakan bahwa CEO perempuan
memiliki efek negative pada kinerja
perusahaan. Penelitian oleh Alipour (2013)
hasil dapat menjelaskan bahwa karena
kurangnya kekuatan untuk mengendalikan
manajemen, kepemilikan non institusional
perusahaan memiliki efek negative pada
kinerja perusahaan.
- Hipotesis 3 yang menguji pengaruh modal
intelektual terhadap kinerja (Ditolak). Hal
ini bertentangan dengan pengembangan
hipotesis awal. Oleh karena itu hasil ini
dapat dijelaskan oleh Hamdan (2018) bahwa
modal intelektual jauh lebih terkait dengan
kinerja berbasis akuntansi daripada
pengukuran kinerja market based seperti
Tobins Q dalam penelitian ini.
- Sejak hipotesis 3 ditolak, hipotesis 4 yang
upaya untuk mengkonfirmasi efek mediasi
dari modal intelektual pada hubungan antara
proporsi corporate governance terhadap
kinerja perusahaan juga (Ditolak). Dalam
Baron dan Kenny (1986) logika, ada
kemungkinan bahwa modal intelektual telah
memberikan efek pada hubungan antara tata
kelola perusahaan dan kinerja perusahaan
dapat diuji jika tata kelola perusahaan
memiliki efek pada modal intelektual dan
kinerja dan modal juga intelektual
berpengaruh pada kinerja . Hasil
menunjukkan bahwa ada efek negatif dari
corporate governance pada kinerja. tata
kelola perusahaan juga memiliki efek positif
pada Intellectual Capital, maka modal
intelektual tidak selalu menciptakan kinerja
perusahaan yang baik. Hal ini sesuai dengan
teori agensi daripada Resources Based
View. Kadang-kadang, menjadi
menguntungkan berbeda dari menjadi etis.
Sebuah perusahaan yang beragam dewan
direktur gender dan menjual saham kepada
masyarakat hanya untuk memberikan
minimumpersyaratan untuk tata kelola
perusahaan yang baik (GCG). GCG ini juga
dipaksa untuk meningkatkan modal
intelektual perusahaan pada menciptakan
persepsi yang baik kepada publik. Oleh
karena itu, tidak implementasi GCG maupun
modal intelektual benar-benar dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.

Keterbatasan Riset Penelitian ini ada pada tingkat yang lebih rendah
dari R Square. R Square adalah nilai penting
untuk menentukan seberapa besar dampak dari
variabel Exogent untuk Variabel Endogent.
Peluang Riset yang Akan Untuk penelitian selanjutnya perlu menggali
Datang lebih dalam tentang variabel dan indikator lain
dalam model untuk meningkatkan nilai R.
IDE RISET
Judul Pengaruh Lingkungan Kerja dan Insentif
karyawan Terhadap Kinerja “Aboe Amar
Catering”
Teori yang Digunakan Teori yang digunakan yaitu Teori Pendekatan
Dyadic dan Teori Kebutuhan MCCLELLAND.
Teori Pendekatan Dyadic menyatakan bahwa
ada dua pihak yang berperan dalam evaluasi
kinerja, yaitu atasan (superior) dan bawahan
(subordinate). Hubungan teori yang dikaitkan
dengan penelitian yaitu lingkungan kerja atau
hubungan kerja antara atasan dan bawahan
dinilai dapat mempengaruhi kinerja usaha bisnis.
Jika lingkungan kerja yang dihasilkan baik, maka
karyawan yang bekerja akan melakukan usaha
yang maksimal dan menghasilkan kinerja usaha
bisnis yang baik.
Teori Kebutuhan MCCLELLAND
menyatakan bahwa dalam usaha karyawan akan
mempunyai faktor hierari yang memotivasi
perilakunya. Terdapat tiga faktor, yaitu prestasi,
kekuatan, dan afiliasi. Hubungan teori yang
dikaitkan dengan penelitian yaitu dorongan
pemilik usaha dalam pemberian insentif kepada
karyawan karena prestasi, kekuatan dan afiliasi
akan memberikan mereka motivasi untuk
menghasilkan perilaku yang diinginkan oleh
pemilik usaha, dimana motivasi karyawan untuk
menjadi lebih baik ini akan memberikan dampak
pada kinerja usaha bisnis menjadi lebih baik lagi.
Motivasi Riset Adanya wawasan dan pengetahuan baru tentang
cara bagaimana meningkatkan kinerja karyawan
yang bermanfaat guna perkembangan “Aboe
Amar Catering”, hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan budaya lingkungan
kerja dan memberikan insentif terhadap
karyawan. Dengan demikian peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian terhadap
peningkatan kinerja pada “Aboe Amar Catering”
yang dipengaruhi lingkungan kerja dan insentif
karyawan.

Tujuan Riset Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan


menganalisis pengaruh lingkungan pekerjaan dan
insentif karyawan. Dengan demikian peneliti
menyampaikan beberapa hipotesis yang
digunakan guna memperjelas tujuan penelitian
ini, hipotesis tersebut antara lain:
H1 : Pengaruh lingkungan pekerjaan terhadap
kinerja karyawan.
H2 : Pengaruh insentif karyawan terhadap kinerja
karyawan.

Rancangan Riset Variabel yang digunakan :


Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:
Variabel dependen: Kinerja Karyawan
Variabel independen : Lingkungan Pekerjaan dan
Insentif Karyawan

Sampel Riset :
Populasi dalam penelitian ini menurut jenisnya
merupakan populasi yang terbatas dan menurut
sifatnya merupakan populasi yang homogen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan “Aboe Amar Catering”di gresik .
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menarik sampel dengan
menggunakan metode atau teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara,
kuesioner dan Forum Grup Discussion (FGD).

Anda mungkin juga menyukai