Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KEUANGAN DI LEMBAGA

PENDIDIKAN

MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan
Dengan dosen pengampu:
Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag.

Disusunoleh :

KELAS : B
JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MEI 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami
sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen
dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan
beliau kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada :
1.    Rektor Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag,
yang telah membina lembaga (tempat) kami menimba ilmu pengetahuan selama
ini.
2.    Dosen pengampu, Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag.yang telah memberikan
pengarahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
3.    Teman-teman sekelompok dan sekelas yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih
mengenal tentang ciri-ciri masyarat madani yang kami sajikan berdasarkan
informasi dari berbagai sumber. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari sempurna, baik dari penyusunan, bahasan, maupun
penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

                        
Tulungagung, 6 April 2015

Penulis,
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................ i
  KATA PENGANTAR................................................................................... ii
  DAFTAR ISI................................................................................................. iii
  BAB   I  PENDAHULUAN
                    A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
                    B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
                    C. Tujuan Pembahasan Masalah.................................................... 2
                    D. Batasan Masalah...................................................................... 2
BAB  IIPEMBAHASAN
A.  Pengertian Manjemen Keuangan.............................................. 3

B.  Prinsip Pengelolaan Keuangan di Sekolah................................ 4

C.  Sumber Keuangan di Lembaga Pendidikan............................. 6

D.  Fungsi Dasar Manjemen Keuangan di Sekolah........................ 6


  BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................... 16

B.     Saran......................................................................................... 18
  DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian
pula dilembaga pendidikan. Peningkatan kesejahteraan pendidikan bukanlah hal
yang ringan karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi
mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik yang berkaitan
dengan perencanaan, pendanaan, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan sistem
persekolahan.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya
pengelolaan secara menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya yang ada
dalam lembaga pendidikan. Salah satu sumberdaya yang perlu dikelola dengan
baik dalam lembaga pendidikan adalah masalah keuangan. Dalam konteks ini
keuangan merupakan sumber dana yang sangat diperlukan sekolah sebagai alat
untuk melengkapi perlengkapan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran
disekolah.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah yang dapat
penulis sampaikan antara lain :
1.      Bagaimana pengertian manajemen keuangan ?
2.      Bagaimana prinsip pengelolaan keuangan disekolah  ?
3.      Bagaimanasumber keuangan di lembaga pendidikan ?
4.      Bagaimana fungsi dasar manajemen keuangan disekolah ?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan yaitu:
1.      Untuk menjelaskanpengertian manajemen keuangan.
2.      Untuk menjelaskan prinsip pengelolaan keuangan disekolah.
3.      Untuk menjelaskan sumber keuangan di lembaga pendidikan.
4.      Untuk menjelaskan fungsi dasar manajemen keuangan disekolah.
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang ”pengertian manajemen keuangan, prinsip
pengelolaan, sumber keuangan di lembaga pendidikan, dan fungsi dasar
manajemen pendidikan”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan,
sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggungjawaban dalam
menggunakan keuangan baik pemerintah pusat mauun daerah. Kegiatan ini dapat
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan
pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah tersebut dimulai dengan
perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan.[1]
Sumber keuangan pada suatu sekolah secara garis besar dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
1.      Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, maupun keduanya
diperuntukkan bagi keperluan pendidikan.
2.      Orangtua atau peserta didik.
3.      Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Adapun pengeluarannya meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya
rutin adalah biaya yang dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti gaji pegawai (guru
dan  non-guru), biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-
alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Sedangkan biaya pembangunan
misalnya, biaya pembangunan atau rehabilitasi gedung.
B.     PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DISEKOLAH
                        Penggunaan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1.      Hemat tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
diisyaratkan.
2.      Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan.
3.      Keharusan penggunaan kemampuan.
Dalam mengelola keuangan ini, kepala sekolah berfungsi
sebagai“otorisator”  dan“ordonator”. Sebagai otorisator kepala sekolah diberi
wewenang untuk mengambil tindakan yang berkaitan dengan penerimaan atau
pengeluaran anggaran. Sedangkan fungsi sebagai ordonator, kepala sekolah
sebagai pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembayaran atas segala tindakan berdasarkan otorisasi yang telah  ditetapkan.[2]
C.     SUMBER KEUANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Sumber keuangan pada suatu sekolah/ sekolah Islam secara garis besar
dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:
1.      Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun kedua-duanya yang bersifat
umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
2.      Orang tua atau peserta didik.
3.      Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.[3]
Mujamil mengemukakan, untuk menggerakkan sumber-sumber keuangan
agar mudah dikeluarkan untuk pembiayaan lembaga pendidikan Islam swasta, ada
beberapa cara yang dapat ditempuh, antara lain:
1.      Mengajukan proposal bantuan finansial ke Departemen Agama maupun
Departemen Pendidikan Nasional.
2.      Mengajukan proposal bantuan finansial ke pemerintah daerah.
3.      Mengedarkan surat permohonan bantuan kepada wali siswa.
4.      Mengundang alumni yang sukses untuk dimintai bantuan.
5.      Mengajukan proposal bantuan finansial kepada para pengusaha.
6.      Mengadakan kegiatan- kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan uang.
7.      Memberdayakan waqaf, hibah, atau infaq.
8.      Memberdayakan solidaritas anggota organisasi keagamaan yang menaungi
lembaga pendidikan Islam untuk membantu pencarian dana.[4]
Adapun dimensi pengeluaran meliputi: biaya rutin dan biaya
pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan setiap tahun,
seperti gaji pegawai, biaya operasional, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-
barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan misalnya, biaya pembelian
atau rehab gedung, atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis
pakai.
D.    FUNGSI DASAR MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
Fokus manajemen keuangan sekolah memungsikan dan mengoptimalkan
kemampuan menyusun rencana anggaran sekolah, mengelola sekolah berdasarkan
rencana dan anggaran tersebut dan memungsikan masyarakat untuk berpartisipasi
mengelola sekolah.[5]
Jadi fungsi manajemen keuangan pada prinsipnya dimulai dari proses
sebagai berikut:
1.      Perencanaan Anggaran Sekolah
Kepala sekolah diharuskan mampu menyusun Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). Untuk itu kepala sekolah mengetahui
sumber-sumber dana yang merupakan sumber daya sekolah. Sumber dana tersebut
antara lain meliputi anggaran rutin, Dana Penunjang Pendidikan (DPD), Subsidi
Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan (SBPP), Bantuan Operasional dan
Perawatan (BOP), Bantuan Operasional Sekolah (BOS),(BP3), donatur, badan
usaha, serta sumbangan lain-lain. Untuk sekolah-sekolah swasta sumber dana
berasal dari SPP, subsidi pemerintah, donatur, yayasan, dan masyarakat secara
luas.
2.      Pelaksanaan Anggaran Belanja Sekolah
Dalam mempergunakan anggaran, ada azas yang lazim dijadikan
pedoman, yaitu azas umum pengeluaran negara, bahwa manfaat
penggunaan uang negara minimal harus sama apabila uang tersebut
dipergunakan sendiri oleh masyarakat. Azas ini tercermin dalam prinsip-
prinsip yang dianut dalam pelaksanaan APBN seperti prinsip efisiensi,
pola hidup sederhana, hemat, dan sebagainya.[6]
Tugas manajemen keuangan dibagi tiga fase, yaitu financial planning,
implementation, and evaluation. Menurut Jones (1985) yang dikutip oleh
Sulistyorini dalam bukunya, ia mengemukakan bahwa perencanaan finansial
disebut budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang
tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa
menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementation
accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Evaluation
involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.[7]
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1.      Prosedur anggaran.
2.      Prosedur akuntansi keuangan.
3.      Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian.
4.      Prosedur investasi.
5.      Prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas
pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Diatas
telah kami sebutkan bahwa otorisator adalah diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran anggaran.
Sedangkan ordonator yaitu pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan berdasarkan otorisasi
yangtelahditetapkan.adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang
melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat
berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat
perhitungan dan pertanggungjawaban.[8]
Kepala sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator dan
ordonator, dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban
melaksanakan pengawasan. Bendaharawan disamping mempunyai fungsi-fungsi
bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas
pembayaran.Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan sekolah
hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Hemat dan sesuai dengan  kebutuhan.
2.      Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana.
3.      Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar
mengajar, seperti ucapan selamat, hadiah, pesta.
Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diterapkan panca tertib, yaitu :
1.      Tertib program.
2.      Tertib anggaran.
3.      Tertib administrasi.
4.      Tertib pelaksanaan.
5.      Tertib pengendalian atau pengawasan.
3.      Penyelenggaraan Pembukaan dan Penyampaian Laporan
Pembukuan anggaran, baik penerimaan maupun pengeluaran harus
dilakukan secara tertib, teratur, dan benar. Hal ini dilakukan supaya dapat
membuat suatu laporan keungan dan penggunaannya yang jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Adapun
untuk menunjang pengelolaan keuangan yang baik, kepala sekolah hendaknya
memperhatikan :
1.      Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu sekolah memiliki tempat khusus untuk
menyimpan perlengkapan administrasi keuangan, memiliki alat hitung, dan
memiliki buku-buku yang dibutuhkan.
2.      Sekolah memiliki RAPBS (Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah)
yang telah disyahkan oleh yang berwenang, serta memiliki program
penjabarannya.
3.      Pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki logistik (uang dan barang)
sesuai dengan mata anggaran dan sumber dananya masing-masing, sekolah
memiliki buku setoran ke Bank / yayasan, memiliki daftar penerimaan gaji / honor
guru dan tenaga lainnya, dan sekolah juga memiliki laporan keuangan triwulan
dan tahunan.[9]
4.      Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Pengawasan juga bisa disebut dengan kontrol manajerial merupakan salah
atu fungsi manajemen dalam organisasi. Fungsi tersebut mutlak harus dilakukan
dalam setiap organisasi karena ketidakmampuan atau kelalaian untuk melakukan
fungsi tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.[10]
Pelaksaaananggaran sekolah harus dikontrol oleh kepala sekolah sebagai
manajer sekolah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan dalam
penggunaan anggaran sekolah, sehingga bisa mencapai tujuan dan bisa
dipertanggungjawabkan. Agar pengawasan bisa berjalan secara efektif ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu :
1.      Berkaitan erat dengan hasil yang diinginkan.
2.      Objektif.
3.      Lengkap.
4.      Tepat pada waktunya.
5.       Dapat diterima.
Sedangkan menurut Likert yang dikutip oleh Sulistyorini dalam bukunya,
suatu pengawasan akan berfungsi  secara efektif, jika:
1.      Pengawasan harus memungkinkan manajer dan para pegawainya merencanakan
dan mengukur prestasi kerjanya, sehingga keputusannya dapat dijadikan sebagai
dasar pengetahuan dan perkiraan yang dapat diinformasikan.
2.      Suatu pengawasan harus memungkinkan para manajer mendeteksi deviasi dari
standar yang ada pada waktu mengerjakan kontrol tersebut.
3.      Pengawasan harus memungkinkan sebagai alat untuk menetapkan penghargaan,
penyeleksian, dan kompensasi berdasarkan suatu prestasi kerja yang sebenarnya,
daripada berdasarkan perkiraan.
4.      Pengawasan harus dapat menjadi motivasi yang merangsang untuk mencapai
prestasi yang baik.Pengawasan mampu sebagai media komunikasi yang mencakup
konsep-konsep umum untuk membicarakan kemajuan organ.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan,
sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggungjawaban dalam
menggunakan keuangan baik pemerintah pusat mauun daerahFaktor penyebab
kesulitan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
2.      Prinsip pengelolaan keuangan disekolah, antara lain hemat tidak mewah, efisien,
dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan, terarah dan terkendali
sesuai dengan rencana, program atau kegiatan, serta keharusan penggunaan
kemampuan
3.      Sumber keuangan pada suatu sekolah/ sekolah Islam secara garis besar dapat
dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu: pemerintah (baik pemerintah pusat,
daerah, maupun kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan), orang tua atau peserta didik, dan
masyarakat (baik mengikat maupun tidak mengikat).
4.      Fungsi manajemen keuangan pada prinsipnya dimulai dari proses sebagai berikut:
a.       Perencanaan Anggaran Sekolah
b.      Pelaksanaan Anggaran Belanja Sekolah
c.       Penyelenggaraan Pembukaan dan Penyampaian Laporan
d.      Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Sekolah
B.     Saran
1.      Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran
bagi pembaca.Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi
penyusun dan pembaca
2.      Masalah keuangan harus dipecahkan secara bersama jika kita ingin mendapatkan
peluang yang maksimal bagi semua sekolah agar dapat berkembang. Usaha dan
pendanaan mandiri merupakan cara pemecahan yang sangat hakiki bagi sekolah
yang benar-benar ingin berkembang. Jika berkaitan dengan masalah keuangan,
maka sebaiknya digunakan sistem manajemen terbuka. Dengan manajemen
terbuka, maka semua keadaan sekolah baik atau buruk bisa diketahui oleh siapa
saja.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Diknas. 2002. Pendekatan Kontekstual  Contextual Teaching and Learning /


CTL.Jakarta: Dikdasmen
E. Mulyasa. 2005.Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi,
Implementasi.Bandung: Remaja Rosdakarya
Sagala, Syaiful .2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, Bandung:Alfabeta
Sulistyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam.Surabaya : Elkaf
Sulistiyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, strategi, dan
Aplikasi.Yogyakarta: Teras
Qomar, Mujamil. 2008. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai