Anda di halaman 1dari 12

B.

HASIL KEGIATAN

1. Mengidentifikasi progam-program terkait dengan malaria


a. Kesehatan lingkungan/kesling
Bentuk pelayanan yang dilakukan
 Konseling
Pada konseling dilakukan terhadap pasien yang menderita
penyakit atau ganguan kesehatan yang idakibatkan oleh faktor
lingkungan yng kurang bersih yang dilaksanakan oleh petugas
kesehatan lingkungan (perawat kesling), jika konseling ini tidak
dimungkinkan dilakukan terhadap pasien ma konseling dapat
dilakukan pada keluarga atau orang yang mendampingi pasien.
 Kegiatan konseling juga dapat dilakukan dengan cara:
pengamatan fisik pada media ligkungan
 Kegiatan konseling juga harus dilakukan untuk perbaikan
dan pembangunan sarana, memberikan informasi dan
edukasi penggerakan pada mayarakat untuk sadar tentang
lingkungan.

b. Promkes

 Kegiatan promkes biasanya dilakukan penyuluhan tentang


masalah yag terkait dengan malaria.
 Biasanya dilakukan pengunjugan rumah atu tempat
endemis mengenai penyakit malaria,dilakukan
pemberdayaan orang lain agar orang lain itu bisa membantu
pasien dan melakuakn pengenalan masalah kesehatan dan
mencari solusinya.
c. Program p2m

 Pelayanan p2M
 Program malaria
 Program surveillance
 Program kematian
d. Pengobatan
Deteksi dini pemeriksaan laboratorium
pengobatan
2. Mengidentifikasi progra-programyang terkait dengan KIA dan imunisasi
Program-program terkait KIA dan imunisasi yang ada di puskesmas
kota yakni:

a. program pokok
 ANC ( K1 dan K2)
 Pertolongan persalinan
 Pertolongan bayi baru lahir
 PNC
 Penanganan gadar obstetnic dan neonates
 KB (keluarga berencana)
b. Program penunjang
 Posyandu bayi / balita
 Posyandu lansia
 Kunjungn rumah (ibu hamil yang yang hilang
muncul dan bekerja sama dengan kader dan
dukun)
 Kespro (sekolah kelompok ) minimal dalam 1
tahun 2 kali kunjungan
 Pendataan saran dan pemetaan
 Pertemuan bidan dilaksanakan tiap bulan
 Pertemuan tingkat puskesmas (minilok)
 Pencatatan dan pelaporan
 Pengobatan dasar-dasar (dilakukan pemeriksaan
ibu hamil)

3. Melaksanakan berbagai kegiatan terkait dengan malaria KIA dan


imunisasi
Keterkaitan anatara malaria KIA dan imunisasi ini dilakukan selama
praktek yakni:
 Melakukan pemeriksaan ibu hamil pada Ny.D.A
 Umur : 29 tahun
 Jenis kelamin: P
 Pekerjaan: IRT
 Agama : Katolik
 Alamat : Jl.Eltari
 HPHT:13/05/2017
 HTP: 20/02/2018
 TB: 154 cm
 BB :67 kg
 LILA: 26cm
 TFU: 32 cm
 Teraba punggung kiri, DJJ= 140 x/menit
 Hasil Lab : HB: 10,3, protein urin : negatif, Gol.Darah: B, DDT: negatif

4. Tatalaksana dan pengobatan malaria pada bumil


 Penyuluhan malaria pada BUMIL
 Pengobatan malaria (primalgun,artesunat,combain)
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan malaria
1. Penyuluhan malaria
2. Kelambunasi yaitu pembagian kelambu yang sudah di berikan insektisida
kepada tiap-tiap RT terutama keluarga yang terdapat ibu hamil
3. Larva silding: diberikan untuk menabur pada tempat hidup jentik
4. PSN ( Pemberantasan sarang nyamuk )
5. Kegiatan MBS, MVS, MDT

6. Survey- survey malaria seperti kegiatan mass blood survey(MBS)


 MBS adalah suatu upaya pencarian dan penemuan penyakit yang
dilakukan melalui survey malaria di daerah endemis malaria tinggi yang
penduduknya tidak lagi menunjukan gejala spesifik malaria
 Tujuan dan MBS untuk mencari penderita malaria pada suatu wilayah
terutama didaerah endemis tinggi yang sudah tidak lagi menunjukan
adanya gejala klinis yang spesifik pada masyarakat, selain itu
menurunkan sumber penularan dengan melakukan pengobatan terhadap
penderita positif malaria.

Tahap –tahapnya:

 Persiapan alat dan bahan


 Pengambilan sampel darah
 Pencatatan slide
 Pemeriksaan slide
 Pencatatan dan pelaporan hasil
 Mengetahui survey-survey malaria
 MBS
 Klambunisasi
 Pemberabtasan jentik
 Survey kasus
7. melaksanakan pelayanan imunisasi
memberikan imunisasi pada anak:

a) Teknik pemberian imunisasi TT pada Ny.F.D


 Persiapan alat
 Spuit 0,5 cc
 Vaksin TT
 Kapas alkohol
 Pelaksanaan
 Menjelaskan bahwa akan dilakukan tindakan imunisasi TT
untuk mencegah penyakit tetanus
 Hisap vaksin yang tutupnya sudah didesifektan kedalam
spuit 0,5 cc
 Tentukan lokasi penyuntikan yaitu 3 jari dibawah tulang
deltoid pada lengan kanan
 Tusuk jarum dengan posisi 900 kemudian masukkan obat
pelan-pelan
 Cabut jarum dan tahan lokasi suntukan dengan kapas
alkohol
 Terminasi
 Rapikan pasien
 Bereskan alat
 Dokumentasi tindakan yang dilakukan

b) Teknik pemberian imunisasi DPT 1 pada bayi G.A


 Persiapan alat
 Spuit 0,5 cc
 Vaksin DPT dalam suhu flakon
 Termos es
 Kapas alkohol
 Pelksanaan
 Orangtua dijelaksan tujuan pemberian imunisasi pada
anaknya
 Siapkan vaksin DPT
 Siapkan spuit o,5 cc
 Desiinfektan tutup flakon vaksin dengan kapas alkohol
 Masukkan vaksin sebanyak 0,5 cc
 Pastikan tidak ada udara dalam spuit
 Tentukan lokasi penyuntikan ( hitung 1/3 dari lutut pada
paha kanan)
 Desiinfektan lokasi yang akan dilakukan penyuntikan
 Tusuk jarum dengan sudut 900 dan aspirasi
 Jika tak ada darah masukkan vaksin sampai habis
 Cabut spuit dan tahan lokasi suntikan dengan kapas alkohol
 Terminasi
 Rapikan pasien
 Buang spuit pada tempat sampah khusu spuit
 Bereskan alat-alat
 Lakukan dokumentas
8. Mengidentifikasi waktu pemberian imunisasi
a. BCG
 Umur : 0-11 bulan
 Dosis : 0,05 cc
 Cara : intrakutan lengan kanan
 Jumlah suntikan : 1 kali
 Efek samping :
 Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat.
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah
di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah
2-3 minggu kemudian pembengakan menjadi abses kecil
yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm.
Jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka
atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut
akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut dengan 3-7
um.
 Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan tempat yang agak berat atau
abses lebih dalam, kadang juga pembengkakan di kelejar
limfe pada leher/ketiak. Hal ini disebabkan kesalahan
penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalui
tinggi
 Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC,
proses pembengakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2
minggu .ini berarti anak tersebut sudah mendapatkan
imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah
terinfeksi BCG.
b. DPT
 Umur : 2-11 bulan
 Dosis : 0,05 cc
 Cara : IM/SC jumlah suntikan 3 x
 Selang pemberian : minimla 4 minggu
 Efek samping :
 Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah
mendapatkan imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1-2
hari .ajurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan
dimandikan dengan cara melap dengan air hangat
 Rasa sakit didaerah didaerah suntikan, sebagai anak merasa
nyeri,kemerahan , bengkak , dan perdangan.
Bila pembengakakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini
mungki disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh
jarum suntikan yang tidak steril, karena jumlah tersentu
sebelum dipakai menyuntik jarum diatas tempat yang telah
steril , sterilisasi kurang lama, pencemaran oleh kuman.
 Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya , diketahui petugas reaksi
disebabkan oleh kmponen dari vaksin DPT
c. Polio
 Umur : 0-11 bulan
 Dosis : 2 tetes
 Cara : teteskan dalam mulut atau secara sublingual
 Selang waktu : berikan 4 X dengan jarak minimal 4 minggu
 Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja
dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usu
akibat diare berat.

d. Hepatitis B

 Umur : mulai 0 bulan


 Dosis : 0,5 cc/pemberian
 Cara : suntikan IM pada lengan bagian luar
 Jumlah suntikan : 3 x
 Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5
bulan
 Efek samping : tidak ada
e. Campak

 Umur : 9 bulan
 Dosis : 0,5 cc
 Cara : IM lengan kanan atas
 Jumlah suntikan : 1 x diberikan bersama dengan pemberian
vaksin lain tapi tidak dicampurkan dalam 1 spuit
 Efek samping : panas dan kemerahan
Anak-anak mungkin panas selama 1-3 hari setelah 1 mingg
penyuntikan , kadang disertai kemerahan seperti penderita
campak ringan

f. TT

 Jumlah suntikan : 5 x
 Dosis : 0,5 ml
 Umur diberikan : 15-45 tahun
 Cara pemberian : IM/SC
 Lokasi : lengan atas
 Sasaran : WUS,PUS,Cantin dan anak SD kelas 6
 Pencegahan penyakit tetanus

g. TD

 Umur diberikan : kelas II-III SD


 Dosis : 0,5 ml
 Cara pemberian : IM/SC
 Lokasi : lengan atas
 Pencegahan penyakit : tetanus
 Jumlah pemberian : 1 X
h. DT

 Umur diberikan : kelas 1 SD


 Lokasi : lengan atas
 Cara pemberian : IM/SC
 Dosis : 0,5 cc
 Pencegahan penyakit: Difteri, Tetanus
9. Mengidentifikasi jenis dan sifat vaksin
Sifat vaksin:
Dapat digolongkan sensivitasnya terhadap suhu:
 Vaksin yang sensitive terhadap beku(free sensitive) yaitu golongan
vaksin yang akan rusak bila terpapar atau terkena dengan suhu
dingin/pembekuan
Jenis vaksin tersebut: Hepatitis B,DPT,/Hb,DT,dan TT
 Vaksin yang sensitive terhadap panas (hot sensitive): yaitu
golongan vaksin yang akan merusak bila terpapar atau terkena
suhu panas berlebihan,jenis vaksin tersebut : polio,BCG dan
campak.

10. Mempraktekkan pengelolaan system rantai dingin


 System manajemen vaksin untuk menjaga akurasi
vaksin
 Vaksin harus disimpan dalam kedaan dingin
mulai dari pabrik sampai ke sasaran
 Simpan vaksin dilemari es pada suhu yang
tepat
 Pintu lemari selalu tertutup dan terkunci
 Simpan thermometer untuk monitor lemari es
 Tempat vaksin polio,campak,pada rak 1 dekat
freezer
 Untuk membawa vaksin ke posyandu harus
menggunakan vaksin karter atau termos yang
berisi es
 Cara menyusun vaksin dalam lemari es
 Penyimpanan vaksin dilemari es buka atas
 Suhu yang ada di lemari es antara 20c sampai
dengan 80c

Bagian bawah lemari es diletakan coolpack sebagai penahan dingin dan


kestabilan suhu peletakan dus vaksin mempunyai jarak minimal 1-2 cm atau
satu jari tangan.
 RAK 1 : vaksin H5 [ BCG,campak polio ] diletakan pada dekat
evaporator
 RAK 2 : vaksin F5 [DPT,TT,DT,Hepatitis B,DPT-Hb]
 RAK 3 : vaksin DT,TT dan pelarut [pelarut didinginkan minimal
12 jam sebelum dipakai ]
Catatan penyusunan :
 Letakan vaksin polio,campak,BCG,berdekatan dengan evaporator
 Berilah jarak antara dus vaksin yang satu dengan dus vaksi yang lainnya
agar ada sirkulasi udara
 Susunlah vaksin DPT/Hb,Hepatitis,DT,dan TT berdekatan dengan dinding
lemari es jauh dari evaporator

Sistem rantai dingin :


Dinas puskesmas polindes posyandu

11. mengenal kegiatan mass blood survey (MBS)


 MBS adalah suatu upaya pencarian dan penemuan penyakit yang
dilakukan oleh survey malaria di daerah endemis malaria tinggi
yang penduduknya tidak lagi menunjukan gejala spesifik malaria.
 Tujuan dan MBS untuk mencari penderita malaria pada suatu
wilaya terutama didaerah endemis tinggi yang sudah tidak lagi
menunjukan adanya gejala klinis yang spesifik pada
masyarakat,selain itu menurunkan sumber penularan dengan
melakukan pengobtan terhadap penderita positif malaria.
Tahap – tahapnya :
o Persiapan alat dan bahan
o Pengambilan sampel darah
o Pencatatan slide
o Pemeriksaan slide
o Pencatatan dan pelaporan hasil
12. Mempraktekan kegitan ANC Terintegrasi
Dimulai dari pasien datang,arahkan pasien keloket untuk melakukan
pendaftaran,pasien datang ke poli KIA di poli KIA 10 T ANC yakni :
 Timbangan berat badan
 Pengukuran tinggi badan
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran status gizi (LILA)
 Pengukuran tinggi findus uteri
 Tentukan presentase jenis dan DJJ
 Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
 Tes lab (rutin dan khusus)
 Tatalaksana kasus
 Konseling tentang perencanaan persalinan
 Pencegahan komplikasi dan KB pasca persalinan
Kedua jika di anjurkan untuk dilakukan pemeriksaan lab arahkan pasien keruang
lab,di lab petugas lab yang melakukan pengambilan darah sebagai sampel
pemeriksaan Hbs Ag,DDT,urin,untuk mendapatkan imunisasi TT,awal masuk
ruangan P2M membuat surat persetujuan.
Untuk mendapatkan imunisasi TT dan menyerahkan KIA, untuk mengetahui
status gizi arahkan pasien ke poli gizi di poli gizi di lakukan penimbangan berat
badan dan pengukuran LILA,lalu arahkan pasien ke poli gig untuk melakukan
pemeriksaan gigi oleh dokter gigi yang bertugas di ruangan tersebut setelah
selesai pemeriksaan gigi arahkan ke apotek untuk pengambilan obat terkait
dengan kehamilan lalu pasien pulang.
13. PWS imunisasi
PWS imunisasi mencakup :
 BCG
 DPT/Hb/Hib I
 DPT /Hb /Hib II
 DPT /Hb /Hib III
 Polio I
 Polio II
 Polio III
 DPT ulangan
 Campak
 Campak ulangan
 Hb unigect
 TT I – TT V BUMIL
 TT I –TT V WUS
11. Mempraktekan pengelolan sistem rantai dingin

 Sistem manajemen vaksin untuk menjaga akurasi vaksin


 Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari pabrik
sampai ke sasaran
 Simpan vaksin dilemari es pada suatu suhu tertentu
 Pintu lemari selalu tertutup dan terkunci
 Tempatkan vaksin polio campak dekat freezer
 Untuk membawa vaksin ke posyandu harus menggunakan vaksin
karier/ termos yang berisi es
 Pemeliharan rutin
 Periksa dan perhatikan suhu yang tertera pada thermometer .jika
suhu tidak menunjukkan ukuran yang seharusnya. Lakukan
perbaikkan dengan menggunakan tombol thermostat. Apanila hal
ini tidak berhasil maka buka instruksi manual sub-sub “ deteksi
kesalahan”
 Simpan vaksin dengan urutan yang benar
 Berikan jarak antara vaksin untuk sirkulasi udara
 Hilangkan genangan air yang ada di dalam kulkas dengan segerah.
 Mempraktekkan pengelolan sistem rantai dingin antara lain
 Letakkan vaksin polio, campak,BCG berdekatan dengan
evaporator
 Berilah jarak anatar dus vaksin yang satu dengan dus vaksin yang
lain agar ada sirkulasi udara
 Susunlah vaksin DPT/HB , DT,TT berdekatan dengan dinding
depan es jaugh dari evaporator
 Letakkan dus vaksin mempunyai jarak minimal 1-2 / satu jari
tanggan.

12. Mengidentifikasi jenis- jenis dan sifat vaksin

 Vaksin yang sensitif terhadap beku ( free sensitive) yaitu golongan vaksin
yang akan rusak golongan vaksinyang akan yang akan rusak bila terpapar
atau terkena dengan suhu dingin/pembekuan
Jenis vaksin : hepatitis B, DPT/HB, DPT, TD,TT
 Vaksin yang sensitive terhadap panas ( hot sensitive) yaitu golongan
vaksin yang akan merusak bila terpapar atau terkena suhu panas
berlebihan.
Jenis vaksin: Polio, BCG, Campak.

13.Mempraktekan kegiatan ANC Terintegrasi

ANC terintegrasi dimulai dari pasien datang, arahkan pasien ke loket


untuk mengambil nomor pendaftaran dan melakukan pendaftaran, pasien
datang ke poli KIA , di poli KIA akan dilakukan pemeriksaan 10 T ANC
yakni timbang BB, ukur TB ,Ukur TD , ukur status Gizi ( lila) , TFU ,
tentukan presentase janin, dan DJJ, Pemberian tablet besi minimal 90
tablet selama kehamilan, lalu tes lab (rutin dan khusus), tata laksana kasus,
konseling tentang perencanan persalinan, pencegahan komplikasi (P3K)
dan KB pasca persalinan.

Jika dianjurkan untukdilakukan pemeriksaan laoratorium arahkan pasien


ke ruangan laboratorium.Di laboratorium petugas lab yang melakukan
pengambilan darahsebagai sampel pemeriksaan Hb, Ag, DDT dan urine
untuk pemeriksaan protein urine. Kemudian arahkan pasien ke ruangan
P2M untuk mendapatkan imunisasi TT, awal masuk ruangan P2M
membuat surat persetujuan untuk dilakukan imunisasi TT dan
menyerahkan buku KIA, lalu diberikan imunisasi TT pada lengan atas
secara IM, untuk mengetahui status gizi arahkan pasien ke poli gizi, di poli
gizi dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran LILA.
Kemudian arahkan pasien ke poli gigi untuk melakukan pemeriksaan gigi
oleh dokter gigi yang bertugas di ruangan tersebut.Setelah selesai
pemeriksan gigi arahkan pasien ke ruangan apotik untuk pengambilan obat
yang telah diresepkan oleh petugas KIA, kemudian pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai