Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN

MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Disusun Oleh :
M A C H F U D, S.Ag

Copyright @ 2015

JL.PENDIDIKAN N0. 43 BERATKULON KEMLAGI MOJOKERTO


NO. TELP. (0321) 362242
KATA PENGANTAR

     Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh,

Alhamdulillahirabbil alamin, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pengelola Perpustakaan MA “
ROUDLOTUN NASYIIN” dapat menyelesaikan Laporan dan Penyusunan Rencana Kerja
Perpustakaan tahun 2013-2014.

     Laporan Program Kerja Perpustakaan ini disusun  untuk memaparkan tujuan pengelolaan
perpustakaan itu sendiri. Salah satu tujuan umum perpustakaan adalah menyediakan bahan
pustaka untuk memenuhi kebutuhan anak didik dan pendidik dalam kegiatan belajar sehari-hari.
Kemudian tidak kalah penting adalah tujuan perpustakaan adalah sebagai sumber tempat
pengembangan kemampuan berpikir intelektual yang mandiri dan berwawasan global untuk
membentuk sikap kreatif, inovatif, dan mengembangkan minat dan bakat siswa, baik  dalam
kegiatan intrakulikuler maupun kegiatan ekstrakulikuler. Oleh karena itu sangat penting sekali
perpustakaan sekolah perlu perhatian dari pihak warga sekolah dan memerlukan
pengembangan khusus demi terbentuk sebuah perpustakaan ideal di MA Roudlotun
Nasyiinyang merupakan jantung sebuah sekolah.

            Guna meningkatkan mutu pendidikan serta pemanfaatan sarana penunjang yang
terdapat dalam perpustakaan. Maka laporan dan penyusunan rencana kerja kami buat seefisien
dan sesederhananya, walaupun dalam laporan  dan penyusunan rencana kerja perpustakaan 
ini kurang sempurna  kami telah berusaha dengan maksimal tetapi kami menyadari
keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran yang dapat
membantu dan menambah wawasan kami dalam pengelolaan manajemen perpustakaan di MA
Roudlotun Nasyiin
Mojokerto, 05 Juli 2014
Ttd.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan
perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi
informasi.Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada "pengelompokkan"
perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi
informasi tadi.Istilah-istilah perpustakaan "membengkak" menjadi sangat luas namun cenderung
mempunyai sebuah spesifikasi tertentu.Dilihat dari perkembangan teknologi informasinya
perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional, semi-tradisional, elektronik, digital
hingga perpustakaan "virtual".Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat berkembang
mulai perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling,
dan sebagainya.Kemudian juga dilihat dari perkembangan kebutuhan dan pengetahuan
sekarang ini banyak bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus,
perpustakaan anak-anak, perpustakaan sekolah, perpustakaan akademik (perguruan tinggi),
perpustakaan perusahaan, dan lain sebagainya.

Pengertian perpustakaanpun  berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke-19


perpustakaan didefinisikan sebagai " suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi
koleksi buku yanng dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan
masyarakat tertentu. Kemudian ALA (The American Library Association) menggunakan istilah
perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian " pusat media, pusat
belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan ".
Sedangkan menurut Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa " perpustakaan
merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai
fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

Kemudian perpustakan jika tinjau secara umum adalah sebuah bangunan yang berisi
kumpulan koleksi buku dari berbagai kategori didalamnya dan koleksi penunjang pustaka
lainnya.  Sedangkan Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah
sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu
sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya (Sulistyo
Basuki, 1993).

Di samping itu dalam penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, di sebutkan


bahwa salah satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya
adalah perpustakaan.Sebagai salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu
tercapainya misi dan visi sekolah tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah
maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat  dan cepat sehingga fungsi
perpustakaan sekolah benar-benar terwujud. Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit
perpustakaan sekolah yang pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik,
bagaimana perpustakaan sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai 
pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan
suatu sistem informasi managemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan
komputer. Akan tetapi mampukah para pengelola perpustakaan terutama kepala sekolah
sebagai stake holder di sekolah mewujudkan perpustakaan sekolah yang berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dengan menggunakan SIM Perpustakaan?. Jawabannya
sebenarnya tidak terlalu rumit karena rata-rata sebuah sekolah hanya memiliki ratusan koleksi
buku tidak seperti perpustakaan daerah atau provinsi yang mempunyai ribuan atau ratusan ribu
koleksi buku. Dengan kemampuan sederhana dan pengelolaan sederhana, InsyaAllah
manajemen perpustakaan sekolah akan tertata dengan benar sesuai dengan yang diharapkan
banyak pihak.
Karena pentingnya keberadaan perpustakaan sekolah maka ada sebuah pepatah
mengatakan "Perpustakaan sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan".Oleh karena itu
sudah selayaknya mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan
misi sekolah. Semua pihak, khususnya kepala sekolah harus memberi perhatian lebih akan
eksistensi perpustakaan di sekolah, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat menyimpan buku
bekas, barang-barang tidak terpakai, bahkan hanya sebagai tempat bermain anak-anak murid
saat tidak ada KBM. Itulah yang kebanyakan terjadi disekolah-sekolah yang ada dinegri ini.Hal
ini tentu sangat ironis dan tidak mendidik.

Dari berbagai sudut pemikiran diatas, Pengelola Perpustakaan MA “ ROUDLOTUN


NASYIIN” berupaya melakukan terobosan dan revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan
sekolah untuk mendukung program dan visi-misi sekolah. Berbagai program dan terobosan
yang direncanakan, diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar agar perpustakaan
sekolah sebagai center of knowledge (pusat ilmu pengetahuan) dapat terealisasi secara optimal.

B. VISI DAN MISI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

VISI
   Menjadikan perpustakaan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN” sebagai pusat layanan informasi dan
ilmu pengetahuan dengan standar pengelolaan yang berlaku.
   Sebagai sumber belajar warga sekolah guna mendukung kegitan belajar mengajar  yang
terdepan sebagai investasi sumber daya pengetahuan yang cukup lengkap.
   Memberikan layanan kepada civitas akademika dan pengguna perpustakaan secara luas, dan
ikut merealisasikan visi misi serta suksesnya program utama perpustakaan sekolah yaitu
sebagai pusat belajar ilmu pengetahuan seluruh warga sekolah.

MISI
  Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia;
  Pengembangkan Sumber Daya Informasi Tercetak dan Elektronik;
  Pengembangan Layanan layanan prima berbasis internet;
  Melaksanakan layanan perpustakaan berbasis ICT;
  Mengelola informasi serta menyebarluaskan informasi
  Mewujudkan qualitas dan quanitas buku bacaan dan referensi;
  Melayani semua warga sekolah dengan layanan prima;
  Menerapkan administrasi pustaka yang professional dan akuntabel;

C.    LANDASAN PROGAM KEGIATAN


Terwujudnya perpustakaaan sekolah yang berdaya guna dan berhasil guna disetiap
sekolah menjadi pusat kegiatan belajar mengajar, terbinanya anak didik menjadi gemar
membaca, bisa membaca untuk pembinaan dan pengembangan tersebut dapat dipetik
beberapa langkah sebagai landasan antara lain :
1.   Keputusan Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan No.0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981.
Mengenai pokok-pokok kebijakan Pembinaan   dan pengembangan perpustakaan sekolah
di Indonesia
2.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem  pendidikan
Nasional;
3.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan;

D.    MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan melihat latar belakang maka maksud dan tujuan perpustakaan sekolah
diselenggarakan untuk :

 Menyediakan buku-buku pengetahuan sebagai bahan ajar bagi guru dan sumber bacaan
bagi siswa
 Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta
mendayagunakan budaya tulisan, dalam berbagai sector kehidupan;
 Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi;
 Mendidik siswa agar memelihara dan memanfaatkan bahan pustakan secara tepat guna
dan berhasil guna;
 Meletakkan dasar kearah proses pembelajaran mandiri;
 Memupuk dan mengembangkan minat dan bakat siswa;
 Menumbukan penghargaan siswa terhadap pengalaman imajinatif;
 Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi atas
tanggungjawab dan usaha sendiri;
 Mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan inovatif dalam
memecahkan masalah
 Membantu siswa, guru, dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
 Sumber pengembangan kebudayaan dan peradaban ilmu sekolah terkait.

E.     FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi, pusat
penelitian sederhana dan rekreasi sehat melalui bacaan hiburan. Dalam kaitan dengan
kurikulum yang diterapkan di MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”, perpustakaan sekolah berfungsi:
  Wadah atau wahana pengetahuan, administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga
memudahkan  penggunaannya;
  Sumber rujukan (reference centre) siswa, guru, tenaga bimbingan, tenaga administrasi dan
pegawai yang berada dibawah naungan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”
  Sarana pendukung dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan pendidikan
nasional;
  Pusat informasi bagi kegiatan belajar mengajar;
  Sumber yang menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan penunjang kegiatan
belajar mengajar, seperti kegiatan yang berkaitan dengan budaya, seni, kreasi dan budaya.

F.     RUANG LINGKUP


Untuk memperjelas program pengembangan perpustakaan sekolah khususnya
Perpustakaan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”, ruang lingkup sekolah antara lain :
1.   Administrasi
2.    Pengadaan Sarana / Prasarana
3.   Operasional
4.   Laporan

G.    SUMBER DANA

Untuk mengembangkan perpustakaan perlu adanya sumber dana. Adapun sumber dana
untuk pengembangan perpustakaan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN” antara lain :
   RAPBS tahun 2015-2016
   Peminjaman buku dari Siswa baru tahun 2015-2016
   Bantuan alumni 2014-2015
   Pemerintah, lembaga swasta, penerbit dll.yang tidak mengikat;
H.    PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH ROUDLOTUN NASYIIN
Rencana kerja perpustakaan sekolah yang tertuang dalam program kerja perpustakaan
secara umum akan mengacu pada tugas pokok perpustakaan sekolah, tujuan institusi, visi dan
misi sekolah. Hal ini didasari oleh kepentingan bersama untuk menciptakan suasana kegiatan
belajar mengajar yang efektif dan efisien.
1. Program jangka Pendek

1. Menyediakan dan menghimpun bahan pustaka, informasi, sesuai kurikulum sekolah;


2. Menyediakan dan melengkapi fasilitas perpustakaan sesuai kebutuhan;
3. Mengolah dan mengorganisasikan bahan pustaka dengan system tertentu sehingga
memudahkan penggunaannya;
4. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik;
5. Meningkatkan minat baca murid, guru, dan staf tata laksana; 
6.  Menambahkan koleksi bahan pustaka secara berkala untuk memenuhi kebutuhan
pegguna layanan perpustakaan;
7. Pembuatan proposal permintaan buku/majalah/jurnal pada beberapa
lembaga/instansi/penerbit tertentu;
8. Memelihara bahan pustaka agar tahan lama dan tidak cepat rusak.
9. Menerbitkan kartu perpustakaan bagi siswa, guru dan staf tata laksana;
10. Menerbitkan berbagai administrasi perpustakaan (kartu buku, kantong, lebeling, catalog
OPAC, katalog buku, dll;
11. Inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka;
12. Entry data anggota perpustakaan pada Sistim Informasi Perpustakaan (SIP);
13.  Pelayanan peminjaman buku perpustakaan;
14. Penerbitan Surat Tandan Bebas Perpustakaan (STBP) bagi siswa kelas XII sebagai
syarat pengambilan Ijazah;
15. Mengikuti beberapa lomba perpustakaan sekolah, baik tingkat kabupaten, provinsi atau
nasional.

 2. Program Jangka Panjang

1. Menerapkan system layanan perpustakaan berbasis ICT;


2. Menerapkan E-Library learning;
3. Merealisasikan qualitas dan quantitas buku minimal 2000 Judul buku
4. Terciptanya ruangan perpustakaan yang memadai, kondusif dan menyenangkan.
BAB II
PENGORGANISASIAN

A.   STRUKTUR ORGANISASI


Stuktur Organisasi
Perpustakaan MA Roudlotun Nasyiin

 KEPALA SEKOLAH                  :  Drs. NUR KHOLIS, M.PdI


 KEPALA PERPUSTAKAAN      :  M A C H F U D, S.Ag
 STAF BAG.TEKNIS & ADM       :  Drs. ROIHANUL FUAD
 STAF BAG.PELAYANAN           :  M. TAUFIQ AKBAR, S.PdI

B.      TUGAS MASING-MASING BAGIAN DALAM SISTEM


ORGANISASI PERPUSTAKAAN
I.    KEPALA  SEKOLAH
  Bertugas dan bertanggungjawab utama segala penyelenggaraan kegiatan dibidang
perpustakaan sekolah.
  Membina dan membimbing pengembangan organisasi perpustakaan sekolah

II.   KEPALA BAGIAN PERPUSTAKAAN :


   Bertugas dan bertanggungjawab tentang penyelenggaraan dan pengelolaan seluruh unit
perpustakaan sekolah.
   Mengorganisir dan mengkoordinir tata kerja dan tata hubungan seluruh staf perpustakaan
sekolah.
   Menetapkan kebijakan intern yang khusus dalam bidangnya.
   Pembuatan program / perencanaan bulanan.
   Merancang program kerja dan rencana pengembangan perpustakaan setahun kedepan
   Membuat laporan dsb.

III.   BAGIAN TEKNIS & ADMINISTRASI


Bertugas mengadakan pengadaan  bahan pustaka dan pengolahannya :
   Administrasi Surat-Menyurat
   Menginventaris Koleksi dan Sarana Perpustakaan
   Membuat Katalogisasi deskriptif.
  Mengklasifikasi Koleksi Perpustakaan
  Menginput data di Komputer
  Penyelesaian koleksi
  Perencanaan dana dan penggunaannya.
  Penyusunan koleksi dan kartu katalog/OPAC
IV.   BAGIAN PELAYANAN
Bertugas mengadakan pekerjaan pelayanan sirkulasi :
  Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
  Pelayanan referensi.
  Pelayanan jam perpustakaan.
  Menyiapkan buku  tamu, buku penunjang, dan buku induk dll.

Mojokerto, Juli 2017

Kepela Madrasah, Kepala Perpustakaan,

Drs. NUR KHOLIS, M.PdI M A C H F U D, S.Ag


BAB III
 MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

A.           Fungsi Perpustakaan Sekolah


Perpustakaan Sekolah dalam perannya di dunia pendidikan mempunyai fungsi sebagai :
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan
imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku
hiburan)
d. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa
Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa sudah semestinya perpustakaan
menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan lagi menjadi 'pelengkap' saja bagi
keberadaan sebuah sekolah.

B.           Konsep Dasar Manajemen Perpustakaan


Manajemen dalam perpustakaan sekolah bukan sekedar kegiatan menempatkan buku-
buku di rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks, berkelanjutan, dan selalu berubah. Jadi
manajemen merupakan sebuah proses yang memfokuskan pada memperhatikan kegiatan dari
hari ke hari, menghadapi permasalahan isi dan integrasi dengan tujuan-tujuan sekolah.
Kegiatan manajemen adalah kegiatan yang mencerminkan adanya sebuah sistem, terkait dan
terdiri dari beberapa aspek atau factor untuk mendukungnya. Beberapa faktor yang dapat
ditemui dalam sebuah proses manajemen perpustakaan diantaranya adalah:
  Kebijakan dan prosedur
  Manajemen Koleksi
  Pendanaan dan Pengadaan
  Manajemen Fasilitas
  Sumber Daya Manusia
  Perencanaan

Bagi pengelola perpustakaan (guru-pustakawan), kegiatan manajemen merupakan bagian


atau peran serta dalam pendidikan di sekolah.Secara efektif perpustakaan harus mampu
mendukung kurikulum dan program-program sekolah. Untuk mewujudkan manajemen
perpustakaan yang baik, maka pengelola perpustakaan perlu:
  Mengembangkan kemampuan professional sebagai guru-pustakawan.
  Memperhatikan kemampuan yang diperlukan dan prosedur yang dibutuhkan untuk dapat
mengelola perpustakaan secara efektif – dari perpustakaan yang sekedar bertahan hidup
menjadi perpustakaan yang benar-benar berjalan secara baik.
  Mengembangkan kebijakan dan prosedur dengan prinsip-prinsip yang mengaktualisasikan visi
dari perpustakaan sekolah.
  Memperlihatkan keterkaitan antara sumber-sumber informasi dan tujuan dan prioritas sekolah,
serta program perpustakaan.
  Menunjukkan peran guru-pustakawan melalui rencana manajemen.

C. Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Sekolah


1. Prosedur dan Kebijakan
Prosedur merupakan 'CARA' atau 'BAGAIMANA' kegiatan dan aksi-aksi akan dapat
mengimplementasikan sebuah rencana spesifik atau menjalankan sebuah kebijakan. Kebijakan
sendiri mengarah pada 'MENGAPA' atau "APA' prinsip-prinsip dari organisasi
(sekolah/perpustakaan). Kadang kala sebuah kebijakan terhadap perpustakaan sekolah sangat
dipengaruhi oleh kondisi kebijakan di lingkungannya, baik dari sekolah atau pemilik sekolah,
dinas pendidikan, pemerintah atau mungkin departemen pendidikan. Sebagai pengelola
perpustakaan (guru-pustakawan), maka kita perlu secara jelas memahami bagaimana
mengelola perpustakaan secara efektif, dimana kebijakan sekolah, yayasan, pemerintah dan
kebijakan lainnya harus dijalankan, dan prosedur harus dapat merefleksikan kebutuhan-
kebutuhan sekolah itu sendiri.Kebijakan disini termasuk didalamnya pendanaan, pengelola,
dukungan untuk guru-pustakawan dan factor-faktor lain yang berhubungan. Hal-hal yang perlu
dilakukan Guru-pustakawan atau pengelola kaitannya dengan prosedur dan kebijakan adalah:
  Melihat kembali sumber-sumber yang dimiliki dan mendefinisikannya sesuai kebutuhan dan
perkembangan kebijakan sekolah
  Melihat, memperhatikan dan memperbaharui prosedur-prosedur lokal – Sirkulasi, Pemesanan
pustaka, dll
  Membuat sebuah pernyataan visi dari perpustakaan sekolah yang sesuai dengan kebijakan
yang ada.
  Memperhatikan kebijakan-kebijakan baru dari sekolah mengenai perpustakaan sekolah.
  Perpustaakaan juga perlu melakukan perencanaan strategis dalam menentukan prosedur dan
kebijakan dari perpustakaan itu sendiri, caranya:
o  Mulailah dari sebuah visi,
o  Kemudian lakukan 'assessment ' kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
o  Terakhir, buat sebuah kebijakan dan prosedur untuk berbagai macam wilayah manajemen
dimana anda bertanggungjawab di dalamnya.

Yakinkan dalam proses ini memperhatikan prinsip-prinsip dalam kelompok yang


mempunyai minat berbeda di sekolah. Selalu lakukan cek pada kebijakan yang telah kita buat,
apakah ada permasalahan atau complain? Yang terpenting bahwa setiap membuat sebuah
kebijakan atau prosedur harus selalu mempertimbangkan visi, kebutuhan, dan keadaan dari
sekolah atau lembaga induknya.Karena pada prinsipnya perpustakaan sekolah harus dapat
mencerminkan visi dan misi sebuah lembaga pendidikan sekolah.
                         
2. Manajemen Koleksi
Manajemen koleksi merupakan area kunci dari tangungjawab seorang guru-
pustakawan.Koleksi sendiri dapat didefiniskan sebagai sebuah bahan pustaka atau sejenisnya
yang dikumpulkan, dikelola, dan diolah dengan criteria tertentu. Pengelolaan koleksi yang baik
akan menentukan sukses tidaknya sebuah program perpustakaan sekolah. Karena tanpa
dikelola dengan baik, maka koleksi akan tetap menjadi kumpulan atau tumpukan buku yang
tidak bermakna. Salah satu karakteristik dari sebuah koleksi perpustakaan sekolah adalah
beragamnya jenis sumber atau bahan pustaka tergantung pada kebutuhan pengajar, ukuran
atau jumlah koleksi, bagaimana cara mengaksesnya dan keterbaruan. Banyak hal sebetulnya
yang dapat dilakukan untuk mengelola koleksi, mulai dari pengadaan, pengolahan teknis
(seperti inventarisasi, klasifikasi, pelabelan, penempatan, pemilihan), dan memang tentunya itu
membutuhkan perhatian yang serius dari guru-pustakawan. Dalam manajemen koleksi
sebetulnya jumlah bukan suatu hal yang menjadi sangat prinsip, akan tetapi lebih penting
bagaimana koleksi itu dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak.
"It does not matter how many books you may have, but whether they are good or not." -
Lucius Annaeus Seneca (3 B.C.-65 A.D.), Epistolae Morale
Beberapa hal yang masuk dalam manajemen koleksi diantaranya adalah:
  Pemetaan koleksi dan kurikulum
  Seleksi: Kebijakan dan Prosedur
  Kegiatan Katalogisasi
  Pemilahan / Weeding
  Rencana Pengembangan Koleksi

3. Pendanaan dan Pengadaan


Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi 'momok' bagi sebagian pengelola
perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya.Untuk itu masalah pendanaan ini harus
direncanakan sedini mungkin.Melalui sebuah 'assesment' terhadap koleksi dan tujuan
pengembangan program-program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan
dalam sebuah dokumen perencanaan bagi perpustakaan sekolah. Sebuah rencana pendanaan
akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui
dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-program perpustakaan. Rencana pendanaan
harus menjadi bagian 'integral' dari pendanaan rutin sekolah. Langkah selanjutnya apabila
sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk merancang dan mengawal
penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai
dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya.Kegiatan pendanaan ini sangat erat
hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan.Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi
pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rencana pendanaan:
  Pertimbangkan biaya untuk pengiriman, biaya repackaging, biaya untuk pajak, dan
sebagainya.
  Usahakan agar pengadaan bahan pustaka 30% fiksi dan 70% non-fiksi – namun perlu juga
dipikirkan atau disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Misal untuk anak-anak SD mungkin
juga proporsi tersebut akan berbeda dengan anak-anak SMP, karena biasanya untuk anak-anak
SD seringkali membutuhkan buku-buku yang mudah untuk dipahami.
  Rencana pendanaan harus berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Tiap sekolah atau institusi mungkin mempunyai format perbedaan dalam hal pendanaan,
yakinkan bahwa hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada.
  Masukan pendanaan untuk buku atau koleksi yang rusak atau hilang.
  Yakinkan bahwa setiap pengeluaran dana tercatat dengan baik untuk keperluan akuntabilitas.
  Dokumen pendanaan akan sangat membantu kita dalam merancang pengeluaran operasional
perpustakaan.
  Yakinkan bahwa proses seleksi bahan pustaka memperhatikan rencana pendanaan yang ada.
  Buatlah Diagram Alur Pendanaan yang menggambarkan semua proses selama 1 tahun
misalnya.
  Buatlah sebuah keterangan yang menunjukkan implikasi rencana pendanaan dengan tujuan
kurikulum dan program sekolah.
4. Fasilitas
Fasilitas perpustakaan menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan. Seringkali yang terjadi masalah perpustakaan adalah masalah 'ketiadaan' atau
'ketidakberdayaan' fasilitas.Mulai dari ketiadaan tempat, ketiadaan koleksi, ketiadaan sarana
pendukung, dan sarana prasarana lainnya. Biasanya tiap level sekolah mempunyai karakteristik
masing-masing dalam perencanan fasilitas. Namun yang penting dalam pengelolaan fasilitas
harus diperhatikan 3 hal yakni:
  Nyaman (Comfort)
  Terbuka (Welcome)
  Kemudahan bagi pengguna (User-friendly)

Ketika kita merancang sebuah fasilitas untuk perpustakaan sekolah, setidaknya ada beberapa
prinsip yang harus dipenuhi:
Tata letak harus dapat menunjukkan bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik.
   Desain harus memperhatikan aspek estetika dan ergonomis.
   Akses ke bahan pustaka ruang, dan informasi harus mudah bagi semua pengguna.
   Harus diperhatikan masalah arus 'lalu-lintas' pengguna, keselamatan dan keamanan.
   Ruangan sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna, juga tentunya untuk
keperluan penyimpanan dan pengolahan.
Namun demikian guru-pustakawan dapat mengeksplorasi sendiri kebutuhan dan juga hal-
hal lain menyangkut fasilitas ini.Ya mungkin dengan terlebih dahulu melihat kemampuan dan
kemauan sekolah dalam pengembangan perpustakaan sekolahnya.

5. Manajemen SDM
Faktor lain yang penting dalam pengelolaan perpustakaan sekolah adalah masalah sumber
daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Kita sering menemui bahwa pekerjaan yang
berhubungan dengan perpustakaan 'hanya' menjadi kerjaan 'sampingan' sehingga tidak dikelola
secara baik. Bahkan dalam beberapa kasus ketiadaan SDM ini membuat sekolah sama sekali
tidak memperdulikan adanya perpustakaan sebagai bagian integral dari sistem pendidikannya.
SDM atau staf pengelola perpustakaan merupakan kunci utama dalam kesuksesan sebuah
perpustakaan. Inovasi dan ide-ide kreatifnya akan membawa perpustakaan menjadi
perpustakaan yang berdayaguna dan juga nyaman digunakan oleh murid maupun guru. Untuk
itu, pengelolaan perpustakaan memang membutuhkan guru atau pengelola yang cukup tahu
masalah manajemen, mempunyai ide-ide segar dan bekerja secara professional di
perpustakaan. Setidaknya ada beberapa SDM dalam perpustakaan sekolah:
  Guru Pustakawan: guru pustakawan merupakan orang yang bertanggungjawab secara penuh
terhadap perpustakaan. Guru pustakawan harus mempunyai kemampuan untuk mengelola
perpustakaan, memahami visi dan misi sekolah, dan juga memahami kurikulum yang diterapkan
di perpustakaan.
  Staf Pendukung: Biasanya diambilkan dari staf yang mempunyai kemampuan teknis dalam
bidang perpustakaan, yang akan membantu guru-pustakawan dalam mengelola perpustakaan
dalam keseharian.
  Staf Divisi: Biasanya seorang staf yang mempunyai kemampuan khusus dalam pengelolaan
perpustakaan, seperti dalam pembuatan OPAC, Katalogisasi, Pengelolaan koleksi referensi,
Pengelolaan Koleksi Multimedia, Rancangan Program Khusus seperti "kemampuan membaca",
dan sebagainya.
  Murid Pustakawan: Murid atau siswa juga dapat dijadikan pengelola perpustakaan terutama
apabila adanya keterbatasan SDM di sekolah. Murid Pustakawan ini dengan diberikan pelatihan
singkat dapat membantu paling tidak pelayanan di perpustakaan.

6. Perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah manajemen
perpustakaan.Untuk itu mulailah selalu dengan perencanaan dalam pengelolaan perpustakaan
sekolah. Perencanaan akan menentukan sejauh mana perpustakaan sekolah dapat berjalan
dengan baik dan mendukung proses pembelajaran yang inovatif di sekolah.
BAB IV

PENUTUP

Dalam manajemen perpustakaan sebetulnya ada banyak faktor yang mempengaruhi


kesuksesannya. Akan tetapi hal yang paling penting sebetulnya adalah sejauh mana pengelola
dapat mensinergikan  program-program perpustakaan dengan visi-misi sekolah serta kebutuhan
kurikulum yang diterapkan. Proses manajemen perpustakaan adalah sebuah proses kreatif dan
inovatif yang mestinya menjadi bagian penting dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Akhir kata penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah program kerja
perpustakaan ini oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Terima Kasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh


Daftar Pustaka

Anonim. 2006. School Library Management. Canada: Saskatchewan schools.


http://www.saskschools.ca/curr_content/teachlib/management/manmain.htmdiakses tanggal 26
Juni 2007.
Sulistyo, Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surahman, Arif. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : UGM.
Zulaikha, Nanik .2009. Laporan Kerja Perpustakaan. Mojokerto   http://learn.wordpress.com.

Manajemen Perpustakaan Sekolah


Pengantar Ilmu Perpustakaan

Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya
dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara
interaksi pengetahuan.

Pustakawan adalah seseorang yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan yang ditujukan untuk memberikan layanan kepada
masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan
informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang
merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan dan tujuan pendidikan umumnya.

Tujuan Perpustakaan
Tujuan keberadaan perpustakaan adalah:
1. Mengumpulkan bahan pustaka, yaitu secara terus menerus menghimpun atau mengumpulkan sumber
informasi yang relevan untuk dikoleksi.
2. Mengolah atau memproses bahan pustaka berdasarkan suatu sistem tertentu.
3. Menyimpan dan memelihara, yaitu mengatur, menyusun, dan memelihara, agar koleksi rapi, bersih,
awet, utuh, lengkap dan mudah diakses.
4. Menjadi pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi, rekreasi dan kegiatan ilmiah lain.
5. Menjadi agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, masa sekarang dan masa datang.

Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya, fungsi perpustakaan meliputi pendidikan, penelitian, informasi, pembudayaan,
pelestarian, dan rekreasi.

Fungsi Perpustakaan Sekolah


Fungsi perpustakaan sekolah adalah:
1. Pusat kegiatan belajar mengajar.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan untuk mendukung proses belajar
mengajar.
2. Pusat penelitian sederhana.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang bermanfaat untuk melaksanakan
penelitian sederhana bagi peserta didik.
3. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk menambah wawasan
dan memperdalam ilmu pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga kependidikan.

Komponen Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah


Sekolah wajib memiliki perpustakaan seperti yang diamanatkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 42 yang menyebutkan bahwa, sekolah wajib memiliki perpustakaan.

Perpustakaan dalam sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting yang memungkinkan
para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan
memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang ada.

Terdapat beberapa komponen terkait dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, yaitu: organisasi
penyelenggaraan perpustakaan, gedung dan perabot, sumber daya manusia, koleksi, layanan, program
kegiatan dan promosi serta anggaran.

Organisasi Penyelenggaraan Perpustakaan


Kepala sekolah menetapkan keputusan tentang penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Dalam sebuah
penyelenggaraan sebuah institusi perpustakaan, diperlukan kelengkapan organisasi, antara lain adalah:
struktur organisasi, tata cara penyelenggaraan (berisi kebijakan standar pelaksanaan perpustakaan), serta
tempat dan waktu penyelenggaraan.

Kepala sekolah menunjuk tenaga pengelola perpustakaan sekolah yaitu guru atau tenaga lain yang
disetujui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Untuk menjalankan Tujuan dan Fungsinya, perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan yang
ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan dari Kepala Sekolah.

Kepala Perpustakaan dalam pelaksanaannya dibantu oleh tenaga yang bertugas melaksanakan fungsi
layanan teknis, layanan pengguna dan promosi perpustakaan.Tenaga perpustakaan dapat disebut juga
sebagai Pustakawan dan tenaga tersebut bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan.

Layanan teknis adalah jenis kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan hingga pengolahan bahan
perpustakaan.

Layanan pengguna adalah kegiatan yang memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan seperti
layanan sirkulasi (peminjaman), layanan rujukan (referensi), layanan membaca, dan program kegiatan
lainnya.

Promosi adalah kegiatan untuk meningkatkan tujuan dan fungsi perpustakaan.

Kepala Perpustakaan dan tenaga pustakawan bersama dengan Kepala Sekolah, merencanakan/merancang
kebutuhan pengembangan perpustakaan dan menentukan hasil terukur yang hendak dicapai dalam kurun
waktu tertentu serta pelaporannya.Hal ini tentu berhubungan dengan kebutuhan gedung dan perabot,
sumber daya manusia, koleksi, layanan, program kegiatan dan promosi serta anggaran.

Contoh Bagan Organisasi Perpustakaan Sekolah


Perpustakaan sebagai bagian integral dari sekolah berada di bawah tanggung jawab kapala
sekolah.Sebagai sumber balajar, kedudukannya sejajar dengan laboratorium, bengkel kerja, dll.

Contoh Unit Perpustakaan Sekolah dalam Struktur Organisasi Sekolah

Contoh Kebijakan Peraturan Tata Tertib Perpustakaan


Peraturan Tata Tertib Perpustakaan Sekolah

I. JAM BUKA
Senin s/d Jumat : Pk. 08:00-13:00 WIB
Sabtu : Pk. 08:00-15:00 WIB

II. KEANGGOTAAN
1. Yang dapat menjadi anggota adalah seluruh masyarakat sekolah.
2. Kepada anggota diberikan kartu anggota perpustakaan yang berlaku selama 1 (satu) tahun ajaran.

III. SYARAT-SYARAT MENJADI ANGGOTA


1. Calon anggota mengisi formulir yang disediakan.
2. Calon anggota membayar biaya pendaftaran sebesar Rp.10.000,- per satu tahun keanggotaan.
3. Calon anggota menyerahkan fotocopy tanda siswa dan 2 (dua) buah pasfoto berwarna ukuran 2×3.

IV. SYARAT-SYARAT PEMINJAMAN


1. Hanya anggota yang bisa meminjam koleksi perpustakaan.
2. Anggota menunjukkan kartu anggotanya.
3. Setiap anggota dapat meminjam sebanyak 2 (dua) buku pelajaran dan 2 (dua) buku non pelajaran atau
majalah untuk satu masa pinjam.
4. Lama waktu peminjaman adalah 2 (dua) minggu dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali masa pinjam,
apabila buku/majalah yang dipinjam tidak dipesan anggota lain.
5. Terlambat mengembalikan dikenakan denda Rp.500,- / hari.

V. KOLEKSI YANG TIDAK DAPAT DIPINJAM KELUAR


1. Bahan-bahan referens (Ensiklopedi, Kamus,dll).
2. Surat Kabar.
3. Majalah-majalah nomor baru.
4. Koleksi audiovisual.

VI. TATA TERTIB PERPUSTAKAAN


1. Setiap pengunjung perpustakaan diminta untuk menjaga ketenangan, ketertiban, dan kebersihan ruang
perpustakaan dengan:
- Tidak membuat keributan, bercanda yang dapat menggangu sesama pemakai.
- Tidak makan, minum dan merokok dalam ruang perpustakaan.
- Tidak mencoret-coret, merusak bahan pustaka, perabot dan peralatan perpustakaan.

Fasilitas: Gedung dan Perabot


Perpustakaan dengan perencanaan gedung yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, dapat membuat
penyelenggaraan perpustakaan berfungsi secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan perpustakaan juga
mampu memudahkan pengguna dan petugas/pustakawan serta menyediakan lingkungan yang kondusif,
nyaman, menyenangkan dan menarik sebagai tempat belajar.

Perencanaan gedung yang baik tentunya meliputi perencanaan bentuk bangunan, tata ruang, disain bagian
dalam gedung (disain interior), dekorasi serta kebutuhan perabot perpustakaan.

Pertimbangan dalam proses perencanaan gedung perpustakaan:


• Struktur Organisasi
Struktur organisasi perpustakaan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan gedung perpustakaan.
Termasuk disini adalah rencana jenis layanan program yang akan diselenggarakan di perpustakaan.
Hal-hal tersebut dapat membantu penentuan jenis, fungsi, lokasi, jumlah, ukuran dan ciri lain dari
berbagai unsur ruang/gedung perpustakaan yang dibutuhkan.
• Sistem Perpustakaan untuk Tata Ruang
Dalam penataan ruang dapat dipilih beberapa alternatif konsep:
- Tata Sekat
Cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dengan ruang baca dan terdapat
pemisah/sekat ruangan (sistem tertutup).
- Tata Parak
Cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi dan ruang baca terpisah, namun tanpa
sekat.Pengguna dapat mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan (sistem terbuka).
- Tata Baur
Cara pengaturan ruangan yang mencampur antara koleksi dan ruang baca sehingga pengguna dapat lebih
mudah mengambil koleksi yang dibutuhkan (sistem terbuka).

MARI MEMPERTIMBANGKAN…..!!

GEDUNG dan RUANG


Lokasi
Persyaratan lokasi adalah mudah dicapai dan lokasi yang tenang.Jika kedua syarat tersebut tidak tercapai
bersamaan, maka lokasi yang mudah dicapai adalah pertimbangan utama.
Ruang Pengelola/Pustakawan
Ruangan harus berada di bagian yang memungkinkan pengelola/pustakawan dapat melihat orang keluar
atau masuk perpustakaan.
Suhu Ruangan
Suhu ruangan perpustakaan diusahakan sejuk, sirkulasi udara harus baik.Kelembaban terlalu tinggi/rendah
dapat merusak koleksi.
Penerangan
Penerangan alami dari sinar matahari cukup baik, namun jika menggunakan penerangan lampu listrik,
pergunakan jenis lampu yang tidak menghasilkan sinar menyilaukan.
Hati-hati Sinar Matahari
Pemanfaatan sinar matahari juga harus diperhatikan.Tata letak rak koleksi jangan berdekatan dengan
jendela sumber sinar matahari, jika sinar matahari langsung kena koleksi dapat mengakibatkan kerusakan.
Dekorasi
Cat ruangan sebaiknya bukan warna terang/menyilaukan atau juga gelap/buram, pilihlah warna yang
nyaman.
Denah Tata Ruang Perpustakaan

Sumber Daya Manusia


Secara umum pengelola perpustakaan harus mempunyai minat dibidang perpustakaan, kemampuan
pendekatan pribadi yang baik, kemampuan komunikasi yang baik, serta memiliki sifat menyenangkan,
sabar, gembira, bermotivasi, pandai mengatur diri dan suka membantu orang lain.

Seorang kepala perpustakaan memiliki banyak tanggung jawab. Diantaranya adalah:


1. Menyusun program kerja, termasuk petunjuk pelaksanaan dan rencana anggaran keuangan.
2. Mengorganisasi tugas-tugas tenaga perpustakaan, menyiapkan rencana dan sarana yang diperlukan.
3. Membimbing, menggerakkan dan memotivasi tenaga perpustakaan agar menyelesaikan tugasnya.
4. Memantau dan mengawasi pelaksanaan tugas, penggunaan anggaran, perlengkapan dan peralatan
perpustakaan.
5. Melakukan evaluasi program serta proses pelaksanaan, penggunaan sarana dan prasarana perpustakaan.
6. Menyiapkan laporan hasil kerja serta pertanggung jawaban penggunaan angaran dan semua sarana
prasarana.

Sedangkan tenaga perpustakaan, bertugas melaksanakan layanan teknis, layanan pengguna serta kegiatan
lain sesuai dengan program kegiatan perpustakaan dan promosi perpustakaan.
1. Layanan teknis perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan operasional rutin perpustakaan yang
meliputi seleksi, pengadaan, inventarisasi, pengolahan bahan pustaka, penyelesaian fisik bahan pustaka,
penempatan bahan pustaka dalam rak hingga perawatan bahan pustaka.
2. Layanan pengguna antara lain adalah melayani keanggotaan, peminjaman dan pengembalian buku di
rak, pengaturan koleksi, memberi jasa rujukan/referensi, menyusun program perpustakaan.

Dalam keadaan tertentu, kepala perpustakaan bisa melaksanakan tugas tenaga perpustakaan.Dalam
keadaan tertentu, kepala perpustakaan bisa merangkap/menjabat sebagai tenaga perpustakaan.

Koleksi
Koleksi perpustakaan terdiri atas:
1. Buku Pelajaran Pokok
Buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan
disusun secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis
pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan dan diadakan oleh pemerintah dan isinya sesuai
kurikulum yang berlaku.

2. Buku Pelajaran Pelengkap


Buku yang sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh
siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3. Buku Bacaan Fiksi
Buku ini merupakan buku yang ditulis berdasarkan khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk
cerita.Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan yang sehat.
Salah satu jenisnya adalah buku bacaan fiksi ilmiah, yang dapat mempengaruhi pengembangan daya
berfikir ilmiah pengguna.

4. Buku Bacaan Non Fiksi


Buku ini adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan. Buku bacaan non fiksi berisi
pengetahuan yang bersifat umum.

5. Buku Rujukan/Referensi
Buku yang digunakan sebagai rumber informasi, untuk mengetahui pengetahuan dasar suatu subyek
maupun memperluas pengetahuan tentang subyek tertentu. Termasuk dalam jenis buku rujukan adalah:
kamus, ensiklopedi, buku tahunan, buku pegangan/ handbook, buku petunjuk/manual, direktori, atlas,
biografi.

6. Terbitan Berkala
Koleksi ini adalah jenis terbitan yang disusun dan dicetak secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu. Jenis terbitan ini antara lain adalah: surat kabar, majalah, dan buletin.

7. Pamflet atau Brosur


Bahan pustaka yang memuat keterangan tentang keadaan atau kegiatan lembaga/orang yang
menerbitkannya, yang biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik.

8. Alat Peraga
Bola dunia, artefak, tiruan kerangka manusia adalah alat peraga yang dimaksud. Ini adalah suatu
bentuk/bahan yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan media/alat bantu, dapat diraba, dan dapat
dipergunakan untuk memperjelas /memperlihatkan subyek/informasi yang dibahas.

9. Peta
Bahan pustaka yang merupakan sumber informasi geografi dengan bentuk yang membutuhkan perlakuan
khusus.

10. Bahan Pustaka Non-cetak


Jenis bahan pustaka yang dibedakan perlakuannya dengan bahan pustaka tercetak lain seperti buku. Jenis
bahan pustaka ini diantaranya adalah koleksi audio visual (VCD, DVD), audio tape (kaset, CD), slide, dan
koleksi multimedia (permainan pendidikan komputer).

11. Kliping
Guntingan artikel atau berita/informasi lain dari surat kabar, majalah dan sumber lain yang dianggap
penting untuk disimpan dan didokumentasikan.

12. Dokumentasi Penting


Rekaman kegiatan dalam berbagai bentuk.

Koleksi dasar adalah koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun
koleksi perpustakaan.Minimal jumlah koleksi adalah 2000 buku.

Koleksi dasar perpustakaan sekolah adalah:


- Buku teks semua mata pelajaran sekolah.
- Buku pengayaan/pelengkap pelajaran.
- Buku rujukan (minimal adalah Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Ensiklopedi Berbahasa
Indonesia, Biografi tokoh di Indonesia)
- Buku Bacaan yang mendukung semua mata pelajaran, dan bacaan yang dapat memberikan hiburan

Pengadaan koleksi, tidak hanya memperhatikan kuantitas tetapi juga memperhatikan segi kualitas.

Kuantitas mencakup banyaknya judul dan eksemplar yang diadakan sebuah perpustakaan.Sedangkan
kualitas mencakup tingkat baik buruknya koleksi ditinjau dari segi fisik, isi, dan kesesuaian dengan
kebutuhan pengguna.

Perpustakaan perlu memiliki sebuah kebijakan pengembangan koleksi, yaitu kegiatan memperluas koleksi
yang berkaitan dengan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.
MARI MEMPERTIMBANGKAN LAGI…!!

tentang KOLEKSI

Koleksi Dasar Perpustakaan Sekolah


Koleksi dasar perpustakaan sekolah yang dimiliki harus selalu dikembangkan/ditambah, khususnya buku
bacaan yang mengarah kepada rasio 1 siswa 10 judul untuk Sekolah Dasar dan 1 siswa 12 judul untuk
Sekolah Menengah Pertama.

Pengembangan Koleksi
Pengembangan/penambahan koleksi ini dilakukan secara bertahap dan paling lama harus dapat dipenuhi
selama 5 (lima) tahun sejak berdirinya perpustakaan sekolah.

INGAT !
Walau rasio telah terpenuhi, koleksi perpustakaan harus selalu dikembangkan untuk menjaga
kemutakhiran dan menyesuaikan dengan perkembangan iptek.
Pengembangan koleksi selanjutnya adalah dengan memperhatikan kebijakan pemilihan koleksi.

Pemilihan Koleksi
Untuk mendukung pemilihan bahan pustaka, perlu ditetapkan alat bantu seleksi, seperti: daftar judul buku,
katalog, brosur penerbit, resensi buku, serta usulan dari pengguna.

Jika diperlukan, untuk memperoleh koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan, tim seleksi yang
berasal dari Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, Pustakawan guru dan pengguna (siswa) yang diketuai
oleh Kepala Perpustakaan Sekolah melakukan pemilihan bahan pustaka.

Tim seleksi ini dibentuk oleh Kepala Sekolah.

Ada beberapa prinsip dasar pemilihan koleksi agar dapat lebih objektif dan efektif:
- Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas, azas manfaat dan efisiensi.
- Bahan pustaka adalah yang mutakhir.
- Komposisi cakupan subyek dan jenis koleksi hendaknya proporsional diupayakan memenuhi kebutuhan
dan memuaskan pengguna.

Sebagai bahan pertimbangan, data selama penyelenggaraan perpustakaan juga dapat dijadikan masukan
untuk pengadaan bahan pustaka.Data mengenai koleksi yang banyak digunakan, hingga adanya
permintaan/usulan dari pengguna.Data tersebut bisa diperoleh dari diadakannya buku pengunjung dan
penggunaan layanan perpustakaan.

Pengadaan Koleksi
Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan berbagai cara:
- Pembelian
- Hadiah
- Tukar menukar
- Titipan Lembaga/Perorangan
- Terbitan Sendiri
- Dokumen siswa/guru

Evaluasi dan Penyiangan


Evaluasi koleksi dilakukan untuk mengetahui seberapa bagus koleksi perpustakaan, meliputi jenis koleksi,
jenis pengguna yang dilayani dan tujuan koleksi.Seberapa besar tingkat pemanfaatan koleksi dapat
memenuhi kebutuhan pengguna sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Dapat dilakukan melalui survey
wawancara, kuesioner dan data perpustakaan.

Penyiangan merupakan pemindahan koleksi aktif menjadi pasif (disingkirkan atau disimpan).Dilakukan
untuk menjaga keseimbangan tempat dan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Anda mungkin juga menyukai