Perubahan iklim memicu kenaikan temperatur permukaan bumi yang membuat
tumpukkan es di kutub mencair. Kondisi ini membuat spesies beruang kutub terdesak karena mereka harus berenang lebih jauh dengan durasi yang panjang untuk menemukan tempat berpijak dan menemukan sumber makanan. Perubahan iklim yang mengakibatkan lapisan es menjadi tipis hingga es di Laut Arktik tidak tahan lama disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah saat kita menggunakan bahan bakar fosil seperti gas batu bara dan gas minyak bumi, udara udara tersebut menumpuk di atmosfer dan itu menciptakan planet bumi menjadi lebih hangat dan itu mengancam habitat beruang kutub di Laut Arktik. Untuk mengurangi pemanasan tersebut, kita dapat meminimalkannya dengan mengurangi jumlah emisi karbon yang dikeluarkan. Yorkshire Wild Park mengambil aksi melawan perubahan iklim untuk memastikan lingkungan alami dilestarikan dan dilindungi. Dengan menerapkan “green policies”, Yorkshire Wild Park berharap agar meminimalkan dampak lingkungan dan menjadi organisasi netral karbon. Yorkshire Wild Park juga mempunyai skema penanaman pohon yang membantu melindungi lingkungan. Yorkshire Wild Park mengajak kita juga untuk melakukan “18̊ C or below”. Dengan menghemat penggunaan karbon, maka kita juga membantu menyelamatkan populasi beruang kutub dan lingkungan. Kita juga dapat melakukannya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Semua ini bertujuan agar planet kita lebuh sehat di masa depan. Rattan for Life Indonesia adalah negara penghasil rotan terbesar di dunia. Ratusan tahun yang lalu, leluhur sudah menggunakan rotan sebagai bahan untuk membuat barang barang dan peralatan rumah seperti kerangjang, dan perabotan perabotan. Sayangnya pengembangan tekonologi membuat kita menjadi menggunakan produk modern dan lupa dengan produk alami seperti rotan yang diwarisi dari leluhur kita. Pembuatan produk rotan dilakukan dalam proses yang panjang dengan beberapa langkah. Selain itu produksi rotan melibatkan ratusan pekerja dengan peran berbeda, seperti petani rotan, penjual rotan, pekerja industri rotan, pemilik perusahaan rotan, pemilik took furnitur eksportir rotan, dan lain lain. Produk rotan adalah produk yang ramah lingkungan, karena prosesnya tidak menggunakan metode dan bahan yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Ada rotan yang dipanen dan dibudidaya, tetapi ada juga yang diambil langsung dari hutan. Para petani yang tinggal di hutan mengambil rotan yang alami. Proses pucak pembuatan rptan tidak berbahaya, karena rotan adalah sejenis pohon palem yang membutuhkan pohon besar untuk mendukung pokoknya. Saat rotan memperkaya masa panen, pohon rotan akan ditebang sedangkan pohon kayu yang menjadi penopangnya tidak akan ditebang, rotan akan berkumpul dan tumbuh lagi setelah ditebang. Jika pengembalian akan tumbuh tunggal tanpa dukungan pohon kayu, perlu ditanam kembali bibit ketika rotan ditebang. Rotan dari petani akan dijual ke kolektor di desa tersebut, kolektor akan membersihkan lalu mengeringkan rotan. Rotan yang kering akan dijual ke penjual besar yang akan dijual ke perusahaan rotan di Jakarta danSurabaya. Selanjutnya rotan akan diproses lebih lanjut menjadi siap pakai atau tenun rotan. Sedangkan rotan yang besar biasanya digunakan untuk rotan frame furniture. Industri rotan bersifat industry label intensif karena proses produksi sangat bergantung pada keterampilan pekerja yang menggunakan alat produksi yang sederhana. Furnitur rotan dimulai dari persiapan dari produk desain oleh designer. Gambar desain yang akan disiapkan pekerja bingkai yang kemudian siap untuk dianyam untuk membuat lebih bagus, dibutuhkan beberapalangkah seperti pemanasan, pengamplasan, dam pewarnaan. Setelah melewati langkah ”kontrol kualitas”, produk rotan yang ramah lingkungan siap dipasarkan di pasar furitur domestik dan juga diekspor ke luar negeri. Menggunakan peralatan yang ramah lingkungan dapat membantu melestarikan budidaya warisan Indonesia dan pada saat yang sama juga melestarikan hutan Indonesia yang berkurang dari tahun ke tahun.