Anda di halaman 1dari 11

1.

Nevirapine
adalah obat jenis antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk
mengatasi penyakit human immunodeficiency virus (HIV). Obat ini
tidak mengobati infeksi HIV, tetapi hanya menurunkan tingkat
serangan HIV yang menggerogoti tubuh seseorang, sehingga
sistem kekebalan tubuh atau imun tetap bekerja dengan normal.
Selain itu, nevirapine juga mengurangi risiko mengalami sejumlah
komplikasi, seperti infeksi baru atau kanker, serta membantu
memperpanjang usia hidup penderita HIV.
Nevirapine bekerja dengan cara menurunkan kadar virus HIV yang
beredar di dalam darah. Obat ini tersedia dalam bentuk kaplet,
yang diberikan bersama dengan obat-obat ARV lainnya sebagai
terapi kombinasi HIV.

Interaksi Obat
Konsultasikan kepada dokter jika sedang menggunakan obat-obat
berikut ini bersama dengan nevirapine, karena dapat menimbulkan
interaksi obat yang tidak diinginkan:

 Antibiotik:

- Clarithromycin

Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan klaritromisin bersama dengan

nevirapine. Menggunakan obat-obatan ini bersama-sama dapat menyebabkan klaritromisin

menjadi kurang efektif.

- Rifampicin

Kombinasi ini dapat menurunkan tingkat nevirapine dalam darah.

 Antivirus:
- Adefovir
- Entecavir
- Interferon
- Ribavirin
- Telbivudine

 Antiretroviral:
 - Zidovudine

- Efavirenz
- Etravirine
- Lopinavir/ritonavir
- Rilpivirine
- Ritonavir
- Stavudine
- Tenofovir

 Antijamur:

- Fluconazole
- Itraconazole
- Ketoconazole

 Cimetidine
 Methadone
 Warfarin
 Pil KB, seperti ethinylestradiol

Zidovudin

merupakan obat antiretroviral (ARV) golongan Nucleoside Analogue


Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI) yang digunakan sebagai terapi
HIV, profilaksis transmisi maternal-fetal selama kehamilan dan persalinan,
serta profilaksis infeksi HIV pada neonatus.[1,2]

Efek samping zidovudin yang perlu diwaspadai adalah risiko neutropenia


dan anemia berat pada pasien infeksi HIV lanjut, risiko miopati
simtomatik pada pemakaian obat zidovudin jangka panjang dan risiko
asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis pada pasien dengan
terapi analog nukleosida tunggal/ dalam kombinasi. Interaksi obat
zidovudin dengan stavudine atau doxorubicin harus dihindari karena dapat
meningkatkan toksisitas hematologi.

Efavirenz

diindikasikan untuk infeksi HIV tipe 1 pada pasien dewasa dan anak.


Kombinasi efavirenz, tenofovir, dan emtricitabin atau lamivudin adalah
lini pertama pengobatan HIV tipe 1 yang direkomendasikan. [1-8,13]

Efek samping efavirenz yang tersering adalah ruam kulit, pusing, mual,
nyeri kepala, kelelahan, insomnia, dan muntah. Efavirenz memiliki
interaksi dengan obat-obatan yang berkaitan dengan CYP3A dan CYP2B6.

Etravirine

digunakan dengan obat HIV lain untuk membantu


mengendalikan HIV. Obat Ini membantu untuk mengurangi
jumlah virus HIV dalam tubuh Anda sehingga sistem kekebalan
tubuh dapat bekerja lebih baik. Obat ini akan menurunkan
peluang Anda untuk mendapatkan komplikasi HIV (seperti
infeksi baru, kanker) dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Obat ini biasanya diresepkan untuk orang-orang yang telah
mmenggunakan obat HIV lainnya (misalnya, efavirenz,
nevirapine, delavirdine) yang tidak bekerja cukup baik untuk
mengendalikan HIV mereka. Etravirine dikenal sebagai non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Obat ini
mencegah pertumbuhan virus dan menginfeksi sel-sel lebih.

Interaksi obat

Meskipun obat-obat tertentu tidak boleh digunakan bersama-


sama sekali, dalam kasus lain dua obat yang berbeda dapat
digunakan bersama-sama bahkan jika interaksi mungkin terjadi.
Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin ingin mengubah dosis,
atau tindakan pencegahan lainnya mungkin diperlukan. Ketika
Anda menggunakan obat ini, adalah sangat penting bahwa ahli
kesehatan profesional Anda tahu jika Anda sedang
mengonsumsi obat-obatan yang tercantum di bawah. Interaksi
berikut ini dipilih atas dasar signifikansi potensi mereka dan
bukan berarti berlaku untuk semua

Mengonsumsi obat ini dengan obat-obatan berikut tidak


direkomendasikan. Dokter Anda mungkin tak akan meresepkan
obat ini kepada Anda atau akan mengganti beberapa obat yang
sudah Anda konsumsi

 Karbamazepin
Mengonsumsi obat ini dengan obat-obatan berikut tidak
direkomendasikan. Dokter Anda mungkin tak akan meresepkan
obat ini kepada Anda atau akan mengganti beberapa obat yang
sudah Anda konsumsi

 Amiodarone
 Aripiprazole
 Artemether
 Atazanavir
 Avanafil
 Axitinib
 Bepridil
 Bosutinib
 Clarithromycin
 Clopidogrel
 Clozapine
 Cobicistat
 Cyclosporine
 Daclatasvir
 Delavirdine
 Dexamethasone
 Diazepam
 Disopyramide
 Dolutegravir
 Doxorubicin
 Doxorubicin Hydrochloride Liposome
 Efavirenz
 Eliglustat
 Elvitegravir
 Enzalutamide
 Flecainide
 Fosamprenavir
 Fosphenytoin
 Hydrocodone
 Ifosfamide
 Indinavir
 Itraconazole
 Ivabradine
 Ketoconazole
 Lidocaine
 Lumefantrine
 Maraviroc
 Mexiletine
 Nelfinavir
 Nevirapine
 Nifedipine
 Nilotinib
 Nintedanib
 Phenobarbital
 Phenytoin
 Piperaquine
 Posaconazole
 Propafenone
 Quinidine
 Rifabutin
 Rifampin
 Rifapentine
 Rilpivirine
 Ritonavir
 Simeprevir
 Sirolimus
 St John’s Wort
 Tacrolimus
 Tipranavir
 Warfarin
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut
dapat menyebabkan peningkatan risiko efek samping tertentu,
tetapi menggunakan kedua obat mungkin merupakan
pengobatan terbaik untuk Anda. Jika kedua obat yang
diresepkan bersama-sama, dokter Anda dapat mengubah dosis
atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua
obat.

 Atorvastatin
 Boceprevir
 Buprenorphine
 Clobazam
 Desogestrel
 Dienogest
 Digoxin
 Drospirenone
 Estradiol Cypionate
 Estradiol Valerate
 Ethinyl Estradiol
 Ethynodiol Diacetate
 Etonogestrel
 Fluconazole
 Levonorgestrel
 Medroxyprogesterone Acetate
 Mestranol
 Methadone
 Norelgestromin
 Norethindrone
 Norgestimate
 Norgestrel
 Ospemifene
 Raltegravir
 Sildenafil
 Voriconazole

Refrensi:

https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/etraverine/#h-
etraverine-obat-apa

Lopinavir-ritonavir

adalah kombinasi obat antivirus yang digunakan sebagai obat


pendukung untuk menangani infeksi HIV. Lopinavir-
ritonavir merupakan antivirus golongan penghambat protease.
Kombinasi kedua obat bisa digunakan bersama obat ARV
untuk mengurangi jumlah virus HIV di dalam darah.
Interaksi Lopinavir-Ritonavir dengan Obat dan Bahan Lain

Jika digunakan bersama dengan obat-obat tertentu, lopinavir-


ritonavir dapat menimbulkan beberapa interaksi, antara lain:

 Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat yang


dimetabolisme oleh enzim CYP3A, seperti CCB (calcium
channal blockers), rosuvastatin, dan imunosupresan
 Peningkatan kadar obat pimozide, quetiapine, cisapride,
ranolazine, amiodarone, dronedarone, alfuzosin, colchicine,
astemizole, terfenadine, dan lurasidone di dalam darah
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping serius akibat obat
lovastatin, simvastatin, sildenafil, tadalafil, midazolam oral,
triazolam, asam fusidat, elbasvir/grazoprevir, serta obat
golongan ergot alkaloid
 Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama obat
penghambat enzim CYP3A, seperti rifampicin
Rilpivirin
adalah obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ART).
Obat ini dibuat oleh Janssen Pharmaceuticals, dan dipasarkan dengan
nama merek Edurant.
Rilpivirin termasuk golongan non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI). Obat golongan ini meng- hambat enzim reverse transcriptase.
Enzim ini mengubah bahan genetik (RNA) HIV menjadikannya bentuk
DNA. Perubahan ini harus terjadi sebe- lum kode genetik HIV dapat
dimasukkan ke kode genetik sel yang terinfeksi HIV.
Bagaimana Rilpivirin Berinteraksi dengan Obat Lain?
Rilpivirin dapat berinteraksi dengan obat lain, suplemen atau jamu yang
kita pakai – lihat LI 407. Interaksi ini dapat mengubah jumlah masing-
masing obat yang masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis
atau dosis rendah. Interaksi baru terus- menerus diketahui.
Obat yang harus dihindari termasuk obat antiasam. Obat yang harus diper-
hatikan termasuk ARV lain, termasuk semua protease inhibitor. Pastikan
dokter tahu SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai.
Rilpivirin dapat mengurangi tingkat metadon dalam darah. Namun takaran
metadon umumnya tidak harus dise- suaikan. Rilpivirin belum diuji coba
dengan buprenorfin.
Belum ada informasi mengenai dampak rilpivirin pada KB oral.
Ramuan St. John’s Wort (lihat LI 729) mengurangi tingkat beberapa NNRTI
dalam darah. Jangan memakai ramuan ini bersamaan dengan rilpivirin.
 Refrensi
berdasarkan FS 435 TheAIDS InfoNet 14 Februari 2014
stafudin (d4T)
d4T (Zerit) adalah obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi
antiretroviral (ART). Obat ini pertama kali dibuat oleh Bristol-Myers Squibb
(BMS), tetapi sekarang tersedia dari beberapa produsen, terutama di India.
d4T dikenal sebagai stavudin atau didehydrodeoxythymidine.
d4T adalah obat antiretroviral (ARV) yang paling sering dipakai di seluruh
dunia. Namun pada 2009, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO)
mengusulkan agar ARV tidak dipakai lagi karena menimbulkan berbagai
efek samping yang berat (lihat di bawah).
d4T termasuk golongan analog nukleosida atau nucleoside reverse
transcriptase inhibitor (NRTI). Obat golongan ini menghambat enzim
reverse transcriptase. Enzim ini mengubah bahan genetik (RNA) HIV
menjadikannya bentuk DNA. Ini harus terjadi sebelum kode genetik HIV
dapat dimasukkan ke kode genetik sel yang terinfeksi HIV.
d4T dapat berinteraksi dengan obat lain, suplemen atau jamu yang kita
pakai – lihat LI 407. Interaksi ini dapat mengubah jumlah masing-masing
obat yang masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis atau
dosis rendah. Interaksi baru terus-menerus diketahui. Pastikan dokter tahu
SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai.
d4T tidak boleh dipakai dengan AZT.
Sebaiknya d4T tidak dipakai bersamaan dengan ddI, karena dua-duanya
dapat menyebabkan PN.
Perempuan hamil sebaiknya tidak memakai d4T dan ddI bersamaan
karena ini meningkatkan risiko asidosis laktik.
Efek samping d4T mungkin lebih berat jika dipakai
dengan gansiklovir atau pentamidin.
Sebaiknya kita menghindari penggunaan d4T selama lebih dari enam
bulan.
referensi
berdasarkan FS 414 The AIDS InfoNet 4 Februari 2014
Tenofovir
adalah sediaan obat generik yang digunakan untuk mengobati hepatitis B
kronis dan infeksi HIV. Tenofovir bekerja dengan cara mengganggu
sintesis DNA HIV melalui penghambatan kompetitif reverse transcriptase
dan penggabungan ke dalam DNA virus. Selain itu, Tenofovir juga
menghambat virus hepatitis B polimerase, menghasilkan penghambatan
replikasi virus.

InteraksiObat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat
penggunaan Tenofovir:

 Peningkatan risiko nefrotoksisitas jika diberikan bersamaan dengan


obat yang mengurangi fungsi ginjal (misalnya: Cidofovir, asiklovir,
valasiklovir, aminoglikosida, NSAID dosis tinggi atau multipel).
 Penurunan konsentrasi atazanavir dalam plasma dan peningkatan
konsentrasi tenofovir dalam plasma bila diberikan secara bersamaan.
 Peningkatan konsentrasi plasma dengan lopinavir yang dikuatkan
dengan ritonavir.
 Tenofovir meningkatkan konsentrasi plasma ddI.
 Penurunan efek terapi jika diberikan bersamaan dengan adefovir.

Anda mungkin juga menyukai