Anda di halaman 1dari 37

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tantangan Keuangan Daerah


di Masa Pandemi

Pangkalpinang, 22 Agustus 2020


OUTLINE

A. Konsep Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah


B. Kondisi Saat Ini
C. Dampak Pandemi terhadap Ekonomi dan Fiskal
D. Dukungan Fiskal untuk Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
E. Rekomendasi
Hubungan Keuangan
Pusat dan Daerah
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

• Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan


nasional untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.
• Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan tersebut, NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi terdiri atas daerah-daerah kabupaten dan kota yang mempunyai hak dan kewajiban
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
• Pasal 18A ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan agar
hubungan keuangan, pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan Undang-Undang.
• Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem pembagian
keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan Desentralisasi, dengan memper-timbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah,
serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

(UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Daerah)
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
Money Follow Function
 Perimbangan keuangan
pusat dan
daerah merupakan
konsekuensi dari Dana Dekonsentrasi
desentralisasi Belanja Dana Tugas
penyerahan Pemerintah Pembantuan
urusan pusat dan Bansos, Jamkesmas
Pusat
daerah.
 Prinsip money follow Subsidi
function bermakna
bahwa pendanaan harus
mengikuti pembagian
urusan dan tanggung
jawab dari masing-
masing tingkat
Pemerintahan.
TKDD DAU DAK
DBH Dana Desa
DID
KONDISI SAAT INI
PERKEMBANGAN EKONOMI BABEL

Pertumbuhan Ekonomi Kemiskinan Pengangguran


Triwulan II 2020 (Tingkat Kemiskinan Maret 2020) (TPT Februari 2020)

4,53% 3,41%
PDRB ADHB PDRB ADHK
Naik sebesar 0,3 poin Turun sebesar 0,21 poin
17,84 12,85 persen dibandingkan persen dibandingkan
Triliun Rupiah Triliun Rupiah September 2019 yang agustus 2019 yang
tercatat 4,50 persen tercatat 3,62 persen
-4,98% -2,38%
(y-on-y) (q-to-q)

369 orang diPHK


3.232 dirumahkan

6.174 orang terdaftar


Inflasi Kartu Prakerja
(Juli 2020)

Inflasi tahun kalender


Januari-Juli 2020
sebesar 0,35% dan
Inflasi (y o y)
deflasi sebesar 0,05%
DAMPAK PANDEMI TERHADAP EKONOMI

Korporasi
Ketimpangan arus kas
Rumah Tangga Ancaman gagal bayar
hutang dan/atau dividen
Ancaman gangguan
Berhenti beroperasi
kesehatan/jiwa
PHK Karyawan
Ancaman kehilangan
pendapatan
Turunnya daya beli

Keuangan
UMKM
Ancaman likuiditas dan
Berhenti beroperasi Insolvency
Ancaman kredit macet NPL tinggi
PHK Karyawan Depresiasi rupiah
Volatilitas pasar uang
1. Masuk ke Indonesia pada akhir Maret 2020 Capital outflow
2. Menimbulkan krisis kesehatan
3. Dilakukan pembatasan wilayah dan pembatasan
aktivitas masyarakat
4. Berdampak negatif pada kondisi perekonomian
5. Diperlukan tindakan penanganan kesehatan
sekaligus penanganan perekonomian
DAMPAK PANDEMI TERHADAP FISKAL

Pendapatan Belanja
Target turun 21,1% dari Rp 2.233 T  Rp Skala  Belanja K/L naik 10% dari Rp 1.683  Rp
01T, sebagai dampak dari penurunan
1.760
Nasional 1.851 T, termasuk 255 T untuk penanganan
kegiatan ekonomi akibat dan pembatasan COVID-19
kegiatan masyarakat  TKDD turun 11,9% dari Rp 865 T Rp 762 T

Risiko Fiskal Daerah Meningkat

Pendapatan turun Belanja meningkat Defisit APBD melebar


 Rendahnya daya beli,  Bidang kesehatan COVID,  Pemanfaatan SILPA,
 Pinjaman Daerah
 Turunnya kegiatan ekonomi,  Jaring pengaman sosial dan
penyelamatan UMKM,
 Relaksasi pajak dan retribusi daerah
 Pemulihan Ekonomi

9
KINERJA BELANJA APBN DI BANGKA BELITUNG
• Terdapat 41 K/L yang terdiri dari 275 satuan kerja. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja per 13 Agustus 2020
• Realisasi APBN periode Semester I berada dibawah target 40%.
• Realisasi s.d. Triwulan III harus melampaui target 60%, atau Jenis Belanja Pagu (M) Realisasi (M) %
bahkan jauh diatasnya. Tren Realisasi Belanja K/L
60,0% Pegawai 971,1 647,0 66,6%
52,2%
Barang 1.037,0 488,0 47,1%
LONJAKAN % REALISASI
50,0%
(Mei 2020) 46,2% 51,5% Modal 391,4 118,6 30,3%
Akibat penyesuaian pagu Bantuan Sosial 4,9 2,1 42,7%
terpusat untuk penanganan 38,8%
40,0% 43,0%
COVID di bulan Mei 2020 Total 2.404,4 1.255,7 52,2%
32,0%
sebesar Rp 365 M (turun
13,1% dari total pagu Rp
30,0%
34,4% Realisasi Blj. Barang dan Modal sangat rendah:
2.806 M). 27,9%
1. Perlambatan terjadi di bulan Mei-Juni akibat:
19,5% - proses penyesuaian program kegiatan K/L.
20,0% Catatan:
TA 2020 per 13 Agt - proses realokasi anggaran terpusat.
13,6% 19,0%
TA 2017-2019 per 31 Agt - pembatasan wilayah dan transportasi.
10,0% 7,7% 12,6% 2. Hal tersebut berdampak pada menurunnya aktivitas
2,6% perekonomian masyarakat.
6,7%
0,0%
2,2%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Langkah K/L untuk mempercepat realisasi anggaran:
1. K/L melakukan penyederhanaan birokrasi dan juknis kegiatan.
Rata2 2017-2019 2020
2. Percepatan proses pembayaran ke yang berhak (optimalisasi
Sumber: diolah dari OMSPAN tanggal 13 Agustus 2020 penggunaan TUP)
Detail Belanja KL 10
REALISASI DAN EVALUASI PENYALURAN TKDD

s.d. 13 Agustus 2020 (dalam miliar Rupiah)

4.062,38

Realisasi TKDD s.d.


2.768,10 13 Agustus 2020 sebesar
Rp4,19 triliun

67,40%
Dari total pagu yang
554,36
676,12
464,04 dialokasikan
318,40
425,26 145,74 473,37
173,48 118,44 234,37
Realisasi terendah yaitu
DAK Fisik sebesar 25,66%
DBH DAU DAK Fisik DID DAK Nonfisik Dana Desa
REALISASI DAN EVALUASI PENYALURAN TKDD

s.d. 13 Agustus 2020

Dari total alokasi Rp 6,22 Triliun, telah disalurkan sebesar Rp4,19 Triliun atau 67,40%
(dalam Miliar Rupiah)
DBH DAU DAK Fisik*) DID DAK Nonfisik Dana Desa TOTAL
PEMDA
Pagu Real Pagu Real Pagu Real Pagu Real Pagu Real Pagu Real Pagu Real
Prov 140,91 104,74 943,98 645,74 174,54 56,94 40,62 32,36 65,82 243,60 1.365,87 1.083,38
Bangka 79,16 84,46 500,68 340,47 86,81 27,35 36,81 43,90 78,80 51,35 61,49 49,54 843,75 597,07
Babar 62,95 40,55 428,00 291,78 63,71 15,29 53,59 29,05 58,43 35,45 666,68 412,12
Bateng 50,63 36,73 426,22 289,94 99,40 29,08 52,26 26,13 56,59 32,38 54,59 43,91 739,69 458,16
Basel 63,49 47,31 442,50 302,23 77,89 16,38 56,34 32,11 51,61 31,29 691,82 429,32
PKP 46,31 34,29 434,57 293,10 49,41 5,27 16,06 16,06 44,71 26,06 591,06 374,78
Belitung 52,51 36,65 463,00 315,78 68,56 8,39 55,16 30,10 47,58 38,25 686,81 429,16
Beltim 58,41 40,53 423,43 289,06 55,80 14,78 53,03 28,73 44,70 35,93 635,36 409,02
TOTAL 554,36 425,26 4.062,38 2.768,10 676,12 173,48 145,74 118,44 464,04 473,37 318,40 234,37 6.221,04 4.193,01
PERSENTASE 76,71 68,14 25,66 81,26 102,01 73,61 67,40

*) Gabungan DAK Fisik dan Cadangan DAK Fisik


EVALUASI PENYALURAN DAK FISIK

Kendala penyaluran DAK Fisik :


• Penurunan Pagu DAK Fisik sebesar 35,68% dari 1. Proses pengadaan melalui e-katalog yaitu menunggu
858,37 M menjadi 552,07 M. tayang e-katalog di LKPP yang membutuhkan waktu
• Pengurangan dari 164 bidang/subbidang menjadi lebih lama.
88 bidang/subbidang. (Bidang Pendidikan dan 2. Belum dimungkinkan untuk mengganti metode
Kesehatan selain Perpustakaan Daerah dan GOR pelaksanaan pengadaan selain yang telah ditentukan
tetap dilaksanakan sesuai pagu awal) dengan dalam Rencana Kegiatan.
penambahan menu kegiatan penanganan dan
3. Pemprov Babel mengeluhkan adanya harga beli di e-
pencegahan Covid-19 pada bidang kesehatan
subbidang Pelayanan Rujukan (R), Pengendalian katalog yang tidak include dengan biaya instalasi,
Penyakit, dan Penguatan RS rujukan. sementara biaya tersebut tidak dianggarkan tersendiri
4. Kab. Basel kegiatan penguatan intervensi stunting
• Cadangan DAK Fisik terealisasi 9,87 M atau 7,95% sedang menunggu kelengkapan BAST sebagai syarat
dari pagu (124,04M)
penyaluran,
• Realisasi DAK Fisik untuk penanganan dan 5. Terdapat kekeliruan penginputan data kontrak pada
pencegahan Covid-19 yaitu 23,48 M (2,43% dari Aplikasi OMSPAN oleh Pemda sehingga harus
Pagu Total) dilakukan pembukaan trigger aplikasi OMSPAN agar
dapat diperbaiki.
EVALUASI PENYALURAN DANA DESA per 13 Agustus 2020

NO. PEMDA PAGU DD TAHAP I TAHAP II TAHAP III TOTAL %


1 KAB. BELITUNG 47.580.353.000 19.213.698.800 19.032.141.200 - 38.245.840.000 80,38%
2 KAB. BANGKA 61.490.333.000 24.864.146.800 24.677.185.700 - 49.541.332.500 80,57%
3 KAB. BANGKA BARAT 58.433.325.000 35.449.047.000 - - 35.449.047.000 60,67%
4 KAB. BANGKA TENGAH 54.587.594.000 22.077.114.400 21.835.037.600 - 43.912.152.000 80,44%
5 KAB. BANGKA SELATAN 51.610.695.000 31.290.627.000 - - 31.290.627.000 60,63%
6 KAB. BELITUNG TIMUR 44.699.097.000 18.048.228.000 17.879.588.790 - 35.927.816.790 80,38%
TOTAL 318.401.397.000 150.942.862.000 83.423.953.290 - 234.366.815.290 73,61%

Penyaluran Dana Desa Pemkab. Bangka Barat dan Pemkab. Bangka Selatan masih 60%.  menggunakan skema
penyaluran Desa Mandiri, penyaluran tahap II baru bisa dilaksanakan mulai bulan Juli.
Prioritas Penggunaan termasuk kegiatan dalam rangka menanggulangi dampak ekonomi atas pandemi COVID19 :
- Kegiatan penanganan pandemi
- Jaringan pengaman sosial  BLT Desa
Kendala penyaluran Dana Desa :
1. SDM Aparatur Desa masih belum seragam, sehingga berpengaruh terhadap kecepatan penyerapan dan capaian
output Dana Desa
2. Belum diimplementasikan integrasi Siskeudes dengan OMSPAN
PENANGANAN COVID-19 DAN PEN DI BANGKA BELITUNG

Dukungan APBN Pagu (miliar) Realisasi (miliar) Keterangan


Refocussing pada tusi satker n/a 13,30 Realokasi anggaran untuk protokol COVID-19
pada satker
Program Keluarga Harapan terpusat 51,90 132.279 KPM
(PKH)
Program Sembako (BPNT) terpusat 50,30 272.453 KPM
Bansos Tunai terpusat 82,60 137.727 KPM
Bansos PIP Kemenag terpusat 4,80
BLT Desa 111,44 67,76
Cadangan DAK Fisik 124,04 9,87 Penyaluran pada semester II
Kartu Pra Kerja 21,8 6,148 peserta per 10 Juni 2020 dengan
asumsi alokasi per peserta Rp. 3.550.000
Jumlah 252,09

*) Baru program di atas yang dapat teridentifikasi, sementara program lainnya penyalurannya dilakukan secara terpusat oleh K/L
REKOMENDASI
Meminimalkan Risiko Fiskal

Refocussing anggaran (efisiensi dan relokasi)


Optimalisasi penyerapan cadangan DAK Fisik
Optimalisasi penyerapan DID tambahan
Pemanfaatan SILPA

Pemulihan Ekonomi Daerah


Penguatan dan Digitalisasi UMKM
Jaring Pengaman Sosial tepat sasaran
Sumber pertumbuhan baru
Mendukung Program PEN Pemerintah Pusat
Sinergi dan Komitmen
TERIMAKASIH
PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

PENANGANAN COVID-19

Kesehatan Perlindungan Sosial Insentif Usaha


1. Belanja Penanganan Covid-19; 1. PKH;
2. Insentif Tenaga Medis; 1. PPh 21 DTP;
2. Sembako;
3. Santunan Kematian; 2. Pembebasan PPh 22 Impor;
3. Bansos Jabodetabek;
4. Bantuan Iuran JKN; 3. Pengurangan Angsuran PPh 25;
4. Bansos Non-Jabodetabek;
5. Gugus Tugas Covid-19; & 4. Pengembalian Pendahuluan PPN;
5. Pra Kerja;
6. Insentif perpajakan di Bidang Kesehatan 5. Penurunan Tarif PPh Badan; &
6. Diskon Listrik;
6. Stimulus Lainnya
7. Logistik / Pangan / Sembako; &
8. BLT Dana Desa
UMKM Sektoral K/L & Pemda
1. Subsidi bunga; Pembiayaan Korporasi 1. Program Padat Karya K/L;
2. Penempatan Dana untuk Restrukturisasi; 2. Insentif Perumahan;
3. Belanja IJP; 1. Penempatan Dana untuk Restru Padat 3. Pariwisata;
4. Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss); Karya; 4. DID Pemulihan Ekonomi;
5. PPh Final UMKM DTP; & 2. PMN; & 5. Cadangan DAK Fisik;
6. Pembiayaan Investasi kepada Koperasi 3. Talangan (Investasi) untuk Modal Kerja 6. Fasilitas Pinjaman Daerah; &
melalui LPDB KUMKM 7. Cadangan Perluasan
34
3. Skema Penyaluran Bantuan Sosial dalam Bentuk Uang
(PMK 254/PMK.05/2015 jo PMK 228/PMK.05/2016 ttg Pelaksanaan Anggaran Bansos pada K/L)
BENTUK BANSOS
a. Uang
b. Jasa
Rp.
c. Barang
Pemberian
TRANSFER KE
UANG TUNAI
REK PENERIMA
misal : Bansos Tunai
BANSOS DALAM
BENTUK UANG RKUN TRANSFER KE
KPPN
BANK/POS REKENING
PENERIMA
PENYALUR misal : Bansos PKH, PIP

Pengisian
(TOP UP)
UANG
ELEKTRONIK

misal : Bansos Sembako

• Dalam rangka percepatan penyaluran Bansos Uang di masa pandemi COVID-19, dilakukan relaksasi proses penyaluran bansos, yaitu
terkait: (a) batas waktu penyelesaian hasil penelitian oleh PPK dan (b) penyetoran belanja bantuan sosial oleh bank/pos penyalur.
• Pada Prov. Babel, Bansos yang dialokasikan pada KL hanya disalurkan melalui Kementerian Agama sebesar Rp 4,8 M (berupa
Beasiswa Bidik Misi PTIKN dan PIP (Program Indonesia Pintar)

37

Anda mungkin juga menyukai