Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Jiwa

PEMBIMBING
CT : Anwari, Ns., M.Kep.
CI : Abdul Habib, S.Kep., Ns.

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 7
1. Esti Meilinda 1914901210109
2. Fenny Rahmanoor 1914901210111
3. Astuti 1914901210119
4. Maidatul Shalehah 1914901210163
Yulinda Purwanti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
TUTORIAAL KLINIK

Hari/Tanggal : Rabu, 30 September 2020


Jam : 12.00 WITA

Kasus :
Tn. M umur 20 tahun, klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang lihum
sebelumnya. orang tua klien mengatakan bahwa klien pada tahun 2013 saat usia klien 13
tahun sering mengalami kesurupan dan sering mengamuk. Orang tua klien mengatakan
bahwa mereka mengurung klien karena takut klien menyakiti orang lain. orang tua klien
mengatakan bahwa klien dikurung dirumah kurang lebih selama 2 bulan dan diberikan
pengobatan. Kini klien tinggal di rumah singgah bagi pasien yang mengalami gangguan
jiwa.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 september 2020, klien hanya mengelengkan
kepala kita perawat menanyakan apakah klien ada bercakap-cakap dengan teman
sekamarnya. Pengurus Rumah singgah mengatakan bahwa klien hanya memberikan
respon ketika ditanya/di ajak bicara saja dan klien tidak bisa memulai pembicaraan
terlebih dahulu. Klien hanya menunduk dan diam saat ditanya. Klien menghindari kontak
mata dengan perawat. Klien tampak tegang dan gelisah saat didekati oleh perawat.
Tangan klien tampak tremor dan Klien sering menunduk kebawah saat dilakukan
pengkajian. pandangan mata klien tajam dan sambil mengepalkan tangan. Saat
menjawab pertanyaan klien hanya mengangguk dan menggeleng. Klien tidak berinisiatif
berinteraksi dengan lingkungannya bila tidak di rangsang terlebih dahulu. TD: 110/ 70
mmHg, HR: 95 x/menit, RR: 24 x/menit, T: 37 0C, TB: 160 cm, BB: 60 Kg (IMT= 23, 43
Ideal)

Keadan umum
Pemeriksaan fisik didapatkan : N : 90x/mnt
TD : 130/90 mmHg T : 38,5 o C,
R : 28 x/mnt.
TUTORIAL KLINIK SESI I & II

Tanggal Pengkajian                :  23 September 2020


Jam :
1. Data Pasien
Identitas Penanggung Jawab
1. Nama Klien : Tn.M Nama : Tn. M
2. Umur : 20 Tahun Umur : 52 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Suku Bangsa : Dayak Pekerjaan : Swasta
5. Agama : Islam Hub. Dengan klien :Ayah kandung
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Tidak bekerja
8. Alamat : Jl. Trans Kalimantan
9. Status Perkawinan : Belum menikah

2. Keluhan Utama:
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 september 2020, klien hanya
mengelengkan kepala kita perawat menanyakan apakah klien ada bercakap-cakap
dengan teman sekamarnya. Pengurus Rumah singgah mengatakan bahwa klien hanya
memberikan respon ketika ditanya/di ajak bicara saja dan klien tidak bisa memulai
pembicaraan terlebih dahulu. Klien hanya menunduk dan diam saat ditanya. Klien
menghindari kontak mata dengan perawat.
Problem Hypotesis Mechanism More info Don’t know Learning Issue
DS: Isolasi Resiko perilaku - Obat yang 1. Apakah ada terapi Respon maladptif yang bisa
Pengurus rumah singgah Sosial kekerasan dikonsumsi klien komplementer untuk membuat seseorang dari
mengatakan bahwa klien - Riwayat pasien RPK ? isolasi sosial menjadi RPK
hanya memberikan sebelumnya yang dari kasus ini karena klien
respon ketika ditanya/di Isolasi sosial: menyebabkan 2. Tolong jelaskan kenapa merasa kecewa dengan
ajak bicara menarik diri klien menarik diri pasien dengan gangguan keluarga yang sudah
jiwa isolasi sosial bisa mengurungnya dikamar
DO: menyebabkan perilaku selama 2 bulan. Secara umum
- Klien hanya Koping keluarga kekerasan ? respon maladaptif isolasi
menggangguk dan tidak efektif sosial adalah sebagai
mengelengkan berikut:
kepala apabila - Kesepian : individu sulit
ditanya merasa intim, merasa
- Klien tidak bisa takut dan cemas.
memulai - Menarik diri : individu
pembicaraan terlebih mengalami kesulitan
dahulu. dalam membina hubungan
- Klien hanya dengan orang lain.
menunduk dan diam - Ketergantungan akan
saat ditanya. terjadi apabila individu
- Klien menghindari gagal mengembangkan
kontak mata dengan rasa percaya diri akan
perawat. kemampuannnya.
- Klien tidak - Manipulasi : individu
berinisiatif memperlakukan orang
berinteraksi dengan lain sebagai objek,
lingkungannya hubungan terpusat pada
TTV : masalah pengendalian
- TD: 110/ 70 mmHg orang lain dan individu
- HR: 95 x/menit, cenderung berorientasi
- RR: 24 x/menit, pada diri sendiri.
- T: 370C, - Impulsif : individu tidak
- TB: 160 cm, mampu merencanakan
- BB: 60 Kg sesuatu, tidak mampu
- (IMT= 23, 43 Ideal) belajar dari pengalaman
dan tidak dapat
diandalkan.
- Narcisisme : individu
mempunyai harga diri
yang rapuh, selalu
berusaha untuk
mendapatkan penghargaan
dan pujian yang terus
menerus, sikapnya
egosentris, pencemburu
dan marah jika orang lain
tidak mendukungnya
DS : Resiko Perilaku Didukung oleh jurnal
Orang tua klien Kekerasan Penerapan Terapi Musik,
mengatakan bahwa Dzikir dan Rational Emotive
mereka mengurung klien Cognitive Behavior Therapy
karena takut klien pada Pasien dengan Resiko
menyakiti orang lain. Perilaku Kekerasan oleh Nur
Cahyo Sasongko dan Eni
DO : Hidayati, dengan
- Klien tampak tegang menggunakan terapi music,
dan gelisah dzikir, dan RECBT. Evaluasi
- Tangan klien tampak dilakukan menggunakan
tremor dan Klien kuesioner.
sering menunduk
kebawah saat Hasil penelitian menunjukan
dilakukan pengkajian. adanya penurunan nilai
pandangan mata ambang marah sebelum dan
klien tajam dan sesudah terapi yaitu nilai
sambil mengepalkan ambang marah sebelum
tangan. terapi adalah 8 untuk kasus I
dan 10 untuk kasus II,
sesudah terapi ambang marah
TTV : turun menjadi 2 pada kasus I
- TD: 110/ 70 mmHg dan 3 pada kasus II.
- HR: 95 x/menit,
- RR: 24 x/menit, Semakin rendah ambang
- T: 370C, marah maka semakin bagus
- TB: 160 cm, pasien dalam mengontrol
- BB: 60 Kg marah. Terapi musik, dzikir
(IMT= 23, 43 Ideal) dan rational emotive
cognitive behaviour terbukti
menurunkan ambang marah,
memberikan ketenangan dan
meningkatkan berfikir positif
klien.
DS : Koping Menurut Bilon dan Maglaya
Orang tua klien keluarga tidak (1998, dalam Efendi &
mengatakan bahwa klien efektif Makhfudli 2013) tugas dan
dikurung dirumah kurang fungsi keluarga adalah :
lebih selama 2 bulan Tugas Keluarga :
- Mengenal masalah
DO : kesehatan
- Keluarga tampak - Membuat keputusan
takut saat masalah kesehatan yang
menceritakan keadaan tepat.
klien - Memberi perawatan pada
anggota kelurga yang
sakit.
- Memodifikasi lingkungan
atau menciptakan suasana
rumah yang sehat.
- Merujuk pada fasilitas
kesehatan masyarakat.

Fungsi Keluarga :
- Keluarga perlu
memperlakukan penderita
gangguan jiwa dengan
sikap yang bisa
membubuhkan dan
mendukung tumbuhnya
harapan dan optimisme.
- Menentukan cara atau
perawatan yang
diperlukan klien,
keberhasilan perawat di
rumah sakit akan sia-sia
jika tidak diteruskan di
rumah yang kemudian
mengakibatkan klien
harus di rawat kembali
(kambuh)
- Mengontrol expresi emosi
keluarga, seperti
mengkritik, bermusuhan
dapat mengakibatkan
tekanan pada klien
- Sebagai upaya
pencegahan kekambuhan,
kepedulian ini diwujudkan
cara meningkatkan fungsi
efektif yang dilakukan
dengan memotivasi,
menjadi pendengar yang
baik dan membuat klien
senang.
PROBLEM SOLVING
1) Isolasi Sosial
Kriteria Hasil : Intervensi :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya - Membantu klien mengenal halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang - Melatih klien mengontrol halusinasi
dimiliki - Menghardik halusinasi
- Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki - Bercakap-cakap dengan orang lain
- Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan - Melakukan aktivitas yang terjadwal
kemampuan yang dimiliki - Minum obat secara teratur
- Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.

2) Resiko Perilaku Kekerasan


Kriteria Hasil : Intervensi :
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. - Bina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan. - Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di masa
- Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah lalu dan saat ini.
dilakukannya. - Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya. - Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekersan, baik
- Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang kekerasan fisik, psikologis, sosial, sosial, spiritual maupun intelektual.
dilakukannya. - Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan pada
- Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
sosial, dan terapi psikofarmaka. - Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku marahnya.

3) Koping Keluarga Tidak Efektif


Kriteria Hasil : Intervensi :
- Normalisasi keluarga : kapasitas system keluarga dalam - Bantu ketuarga dalam mengenal masalah (misalnya penatalaksanaan konflik
mempertahankan rutintas dan mengembangkan strategi untuk kekerasan, kekerasan seksual)
mengoptimalkan fungsi jika ada anggota keluarga yang sakit. - Dorong keluarga untuk memperlihatkan kekhawatiran dan untuk membantu
- Mampu mengatasi masalah keluarga merencanakan perawatan
- Mencari bantuan keluarga jika perlu - Bantu memotivasi keluarga untuk berubah
- Mencapai stabilitas finansial untuk memenuhi kebutuhan anggota - Membantu pasien beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan, atau
keluarga ancaman yang menggangu pemenuhan tuntutan dan peran hidup
- Mampu menyelesaikan konflik tanpa kekerasan - Dukungan emosi : memberikan penenangan, penerimaan, dan dorongan
- Memperlihatkan fleksibilitas peran selama periode stress
- Mengungkapkan peningkatan kemampuan untuk melakukan koping - Memfasilitasi partisipasi keluarga dalam perawatan emosi dan fisik pasien
terhadap perubahan dalam struktur dan dinamika keluarga - Dukungan keluarga : meningkatkan nilai, minat, dan tujuan keluarga
- Mengungkapkan perasaan yang tidak terselesaikan - Panduan Sistem Kesehatan : memfasilitasi Iokal pasien dan penggunaan
- Identifikasi gaya koping yang bertentangan pelayanan kesehatan yang sesuai
- Partisipasi dalam pengembangan dan implementasi rencana - Mendorong pasien ikut dalam aktivitas social dan komunitas
perawatan - Mendorong pasien mencari dorongan spiritual, jika diperlukan
- Bantu anggota keluarga dalam mengklarifikasi apa yang mereka harapkan
dan butuhkan satu sama lain

Caregiver Support
- Menyediakan informasi penting, advokasi , dan dukungan yang dibutuhkan
untuk memfasilitasi perawatan primer pasien selain dari pofesional kesehatan
Family Support
Banjarmasin, 30 September 2020

Preseptor Akademik

M.Anwari, Ns.,M.Kep

Anda mungkin juga menyukai