Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN KOMPENSASI KERJA Dengan pemberian kompensasi maka

DENGAN PRESTASI DAN KEPUASAN terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan
dan buruh, dimana karyawan (buruh) harus
KERJA mengerjakan tugas-tugas dengan baik sedangkan
A. PENGERTIAN KOMPENSASI pengusaha wajib membayar kompensasi yang
disepakati.
Kompensasi merupakan semua pendapatan yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang 5. Kepuasan kerja
diberikan kepada perusahaan (PriyonodanMarnis,
Dengan balas jasa karyawan akan dapat
2008). Kompensasi merupakan cara yang paling
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga akan
efektif untuk meningkatkan prestasi kerja dan
diperoleh kepuasan kerja dari jabatan yang
kepuasan kerja (MasramdanMu’ah, 2015).
diembannya.
Jika kompensasi tersebut tidak memadai, maka
6. Motivasi
akan berdampak pada turunnya prestasi kerja dan
kepuasan kerja. Jika balas jasa yang diberikan memadai
maka manajer akan lebih mudah memotivasi
B. JENIS-JENIS KOMPENSASI
karyawan, yang pada gilirannya akan berdampak
Kompensasi kerja menyangkut 2 hal yaitu pada peningkatan produktivitas.
kompensasi financial dan kompensasi non
7. Stabilitas karyawan
finansial. Kompensasi financial terdiri dari
kompensasi langsung yang meliputi gaji, upah dan Dengan program kompensasi yang
upah insentif serta kompensasi tidak langsung yang berdasarkan prinsip adil dan layak maka stabilitas
berupa kesejahteraan karyawan (seperti asuransi, karyawan lebih terjamin karena turnover relatif
tunjangan, cuti). Sedangkan kompensasi non kecil.
financial terdiri dari pekerjaan (Tugas yg menarik,
tanggung jawab, pengakuan) dan lingkungan 8. Peningkatan disiplin
pekerjaan (kebijakan yg sehat, supevisi yg Pemberian kompensasi yang sesuai
kompeten, rekan yg menyenangkan). dengan prosedur akan berdampak pada peningkatan
C. TUJUAN KOMPENSASI disiplin karyawan.

Tujuan kompensasi meliputi: D. SISTEM DAN STRUKTUR UPAH

1. Memperoleh personalia yang memenuhi Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor


syarat perusahaan 1 tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah
ditetapkan beberapa peraturan baru terkait struktur
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi dan skala upah perusahaan. Pemerintah membuat
untuk menarik para pelamar tersebut. Selain itu peraturan Struktur dan Skala Upah untuk
untuk karyawan yang sudah bekerja maka memastikan bahwa tidak ada pekerja yang
kompensasi tinggi akan mendorong karyawan mendapatkan upah dibawah Upah Minimum
untuk bekerja lebih baik. Propinsi (UMP) dan dibawah minimum skala upah.
Pengusaha/perusahaan akan dikenakan sanksi
2. Mempertahankan para karyawan yang ada
administratif apabila tidak menyusun Struktur dan
sekarang
Skala Upah serta tidak memberitahukan kepada
Apabila kita menginginkan kayawan baik seluruh Pekerja/Buruh. Sanksi administratif
kita tidak keluar atau berpindah ke perusahaan lain tersebut berupa: teguran tertulis; pembatasan
maka tingkat kompensasi harus dijaga agar tetap kegiatan usaha; penghentian sementara sebagian
kompetitif. atau seluruh alat produksi; dan pembekuan
kegiatan usaha.
3. Menghargai perilaku yang diinginkan
a. Fungsi yang Terkait dengan System
Prestasi kerja yang baik, pengalaman, Penggajian dan Pengupahan
kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-
perilaku lain dapat dihargai melalui rencana 1. Fungsi Kepegawaian
kompensasi yang efektif.
Bertanggung jawab untuk mencari
4. Ikatan kerja sama karyawan baru, membuat surat calon karyawan,
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat kerja langsung pada perusahaan yang
surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, diproduksinya berdasarkan pesanan.
kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi serta
pemberhantian karyawan. 4. Daftar gaji dan daftar upah.

2. Fungsi Pencatat Waktu Merupakan dokumen yang berjumlah gaji


dan upah bruto tiap karyawan, dikurangi potongon-
Bertanggung jawab untuk potongon berupa PPh pasal 21, utang karyawan,
menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua iuran untuk organisasi karyawan, dan lain
karyawan perusahaan. sebagainya

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji 5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk Merupakan ringkasan gaji dan upah per
membuat daftar gaji dan upah yang berisi depertemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji
penghasilan bruto yang menjadi hak dan potongan dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya
yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat
waktu pembayaran gaji. untuk membebankan upah langsung dalam
hubungannya dengan produk kepada pesanan yang
4. Fungsi Akuntansi berangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini
Bertanggung jawab untuk memcatat dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan dan Kartu
kewajiban yang timbul dalam hubungan dengan Biaya dengan dasar rekap daftar gaji dan upah.
pembayaran gaji karyawan. 6. Surat pernyataan gaji dun upah.
5. Fungsi Keuangan Dokumen ini dibuat oleh Bagian gaji dan
Bertanggung jawab untuk mengisi cek Upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan
guna pembayaran gaji dan upah, dan menguangkan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari
cek tersebut ke Bank. pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini
dibuat sebagai catatan bagi tiap karyawan
b. Dokumen yang Digunakan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima tiap
karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan
beban tiap kargawan.
upah.
7. Amplop gaji dan upah.
Dokumen-dokumen ini umumnya
dikeluarkan oleh Bagian Kepegawaian berupa Di halaman, muka amplop gaji dan upah
surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan tiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama
karyawan, seperti misalnya Surat keputusan karyawan, nomor identifikasi karyawan, jumlah
pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan
perubahan tarif upah, penurunan pangkat, tertentu.
pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing),
pemindahan, dan lain sebagainya. Tembusan 8. Bukti kas keluar.
dokumen-dokumen ini dikirimkan ke Bagian Gaji Merupakan perintah pengeluaran uang
Upah untuk kepentingan pembuatan daftar gaji dan yang dibuat oleh Bagian utang kepada Bagian
upah. Kasa, berdasarkan infomasi dalam daftar gaji dan
2. Kartu jam hadir. upah yang diterima dari Bagian Gaji dan Upah.

Merupakan dokumen yang digunakan c. Catatan Akuntansi yang Digunakan


oleh Bagian Pencatat waktu untuk mencatat jam Catatan akuntansi yang digunakan dalam
hadir tiap karyawan di perusahaan. Catatan jam pencatatan gaji dan upah meliputi:
hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa,
dapat pula berbentuk kartu hadir yang dicap dengan 1. Jurnal Umum
mesin pencatat waktu.
jurnal umum digunakan untuk mencatat
3. Kartu jam kerja. distribusi biaya tenaga kerja kedalam setiap
departemen dalam perusahaan.
Merupakan dokumen yang digunakan
untuk mencatat waktu yang dikonsumsi tenaga 2. Kartu harga pokok produk
Kartu ini digunakan untuk mencatat upah departmen, maka laporan ini dapat dihasilkan
tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk dengan menyediakan rekening biaya berkolom
pesanan tertentu. untuk setiap departmen dalam buku pembantu
biaya. Pada akhir bulan, setiap kolom rupiah dalam
3. Kartu biaya rekening berkolom dijumlah, dan hasilnya
Catatan ini digunakan untuk mencatat disajikan dalam laporan biaya tenaga kerja per
biaya tenaga kerja tiap departemen dalam departmen. Media yang dipakai sebagai sumber
perusahaan, Sumber informasi untuk pencatatan informasi untuk posting kedalam rekening
dalam kartu, biaya ini adalah jurnal umum atau berkolom ini adalah rekap daftar gaji dan upah atau
rekap daftar gaji dan upah. jurnal umum.

4. Kartu penghasilan karyawan 2. Metode Summary Strip : tiket tunggal

Informasi dalam kartu penghasilan ini Distribusi biaya upah langsung dapat
dipakai sebagai dasar, penghitungan PPh pasal 21 dilakukan dengan membuat kartu jam kerja untuk
yang menjadi beban tiap karyawan. Di samping itu, setiap order produksi. Kartu jam kerja ini kemudian
kartu penghasilan karyawan ini digunakan sebagai diisi dengan tarif upah karyawan yang bekerja
tanda terima gaji dan upah karyawan dengan untuk order produksi tersebu tdan dikalikan jumlah
ditandatanganinya kartu tersebut oleh karyawan jam kerja, serta disimpan dalam arsip sementara
yang bersangkutan. menurut order produksi. Lihat contoh 1 Secara
periodik kartu jam kerja ini ditotal jumlah
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk rupiahnya, dan dicatat dalam kartu harga pokok
Sistem produk. Untuk tenaga kerja tak langsung, kartu jam
kerjanya diisi dengan tarif upahnya kemudian
Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur
disortasi menurut klasifikasi biaya tenaga kerja
berikut ini:
menurut jenis dan departmen. Jumlah rupiah biaya
1. Prosedur pencatatan waktu hadir tenaga kerja tak langsung menurut klasifikasi jenis
2. Prosedur pembuatan daftar gaji dan deprtmen tersebut diringkas dan diposting
3. Prosedur pembayaran gaji. kedalam summary strip, yang sekaligus berfungsi
4. Prosedur distribusi gaji. sebagai laporan biaya tenaga kerja.

Sistem pengupahan terdiri dari jaringan 3. Metode Distribusi dengan Komputer


prosedur berikut ini:
Metode distribusi pendebitan yang timbul
1. Pencatatan waktu hadir dari transaksi penggajian dan pengupahan dengan
2. Prosedur Prosedur pencatatan waktu menggunakan komputer dilakukan dengan
kerja memberi kode transaksi yang terjadi sesuai dengan
3. Prosedur pembuatan daftar upah. klasifikasi yang diinginkan. Jika transaksi sudah
4. Prosedur pembayaran upah. diberi kode dengan benar, proses sortasi akan
5. Prosedur distribusi upah. dilakukan oleh komputer melalui program. Oleh
karena itu, titik berat kegiatan distribusi biaya gaji
*Gaji adalah upah dari kerja yang dibayar dalam dan upah terletak pada kerangka pemberian kode
waktu yang tetap. Dibayarkan setiap bulannya. terhadap transaksi gaji dan upah.
Pegawai tetap
E. HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN
*Upah adalah uang dan sebagainya yang PENILAIAN PRESTASI KERJA
dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai
pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk a. Pengertian Penilaian Prestasi kerja
mengerjakan sesuatu. Kontrak.
Setiap perusahaan perlu melakukan
e. Distribusi Gaji dan Upah penilaian prestasi kerja para karyawannya,untuk
mengetahui prestasi yang dapat dicapai oleh setiap
Distribusi biaya gaji dan upah umumnya dilakukan karyawan,apakah prestasinya termasuk kategori
dengan metode berikut : baik,cukup,atau kurang.
1. Metode Rekening Berkolom Penilaian kerja (perfomance appraisal) berbeda
dengan penilaian pekerjaan (job evalution).
Jika misalnya manajemen menginginkan
Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik
laporan biaya tenaga kerja menurut jenisnya per
seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya,sedangkan penilaian pekerjaan Cara penilaian ini dilakukan secara kebutulan ,
menentukan seberapa besar sebuah pekerjaan sering berbahaya di dalam penerapannya. Misalkan
berguna (berharga) bagi organisasi. ada suatu jabatan yang kosong pada suatu
organisasi,baru kemudian diadakan penilaian
Penilaian Prestasi Kerja memiliki beberapa seketika terhadap para karyawan untuk
indikator yaitu: kemungkinan pengisian jabatan tersebut.
1. Merupakan Evaluasi Terhadap b. Penilaian sistematis yang tradisional
Perilaku,Prestasi kerja,dan potensi
pengembangan yang telah dilakukan Penilaian yang sistematis dan dilakukan secara
2. Merupakan suatu proses estimasi dan berkala mempunyai banyak manfaat bagi
menentukan nilai keberhasilan pelaksanaan organisasi. Sistem penilaian prestasi kerja
tugas para karyawan. tradisional ini diantaranya adalah:
3. Membandingkan realisasi nyata dengan
standar yang dicapai karyawan - Rangking
4. Dilaksanakan oleh pimpinan kepada - perbandingan karyawan
bawahan dengan karyawan
5. Hasilnya untuk menentukan kebijakan - Grading
selanjutnya. - Skala Grafis
- Check list
b. Manfaat dan Tujuan Penilaian Prestasi
Kerja c. Penilaian dengan menggunakan
manajemen berdasarkan tujuan Management By
Sistem penilaian prestasi kerja dapat dilakukan Objektives (MBO) adalah suatu gaya yang dewasa
dengan melihat cepat atau lambatnya seorang ini banyak digunakan untuk berbagai kepentingan
karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan,atau dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Salah satu
dengan melihat kinerja serta semangat dalam bentuk penggunaanya ialah melibatkan para
bekerja. Tetapi tidak hanya itu saja banyak lagi anggota organisasi dalam menentukan berbagai
yang dapat perusahaan nilai dari seorang sasaran yang ingin dicapai oleh para pegawai.
karyawan . Penilaian prestasi kerja sangat penting Instrumen ini mengkombinasikan antara
bagi karyawan dan juga bagi perusahaan itu pengembangan dan evaluasi.
sendiri. Karena kompensasi dapat diberikan sesuai
dengan prestasi kerja karyawan tersebut. F. HUBUNGAN KOMPENSASI
DENGAN KEPUASAN KERJA
Bagi pegawai penilaian berguna untuk memberikan
umpan balik tentang berbagai hal seperti Pemberian kompensasi yang dilakukan perusahaan
kemampuan,kekurangan,potensi yang pada akan sangat berdampak pada kepuasan kerja
akhirnya berguna untuk menentukan jalur,rencana karyawan. Saat perusahaan memberikan
dalam pengembangan karir. kompensasi yang memadai pada karyawan, hal
tersebut akan menimbulkan kepuasan kerja bagi
Pelaksanaan penilaian kinerja ini sangat diperlukan karyawan yang bersangkutan.
paling tidak akan bermanfaat sebagai:
Tidak ada tolak ukur yang mutlak bagi kepuasan
1. Sebagai dasar pengambilan keputusan kerja, hal itu dikarenakan setiap orang mempunyai
2. Untuk mengukur prestasi kerja standar kepuasan yang berbeda.
3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi
efektivitas seluruh kegiatan di dalam Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
perusahaan. kepuasan kerja karyawan :
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi 1. Balas jasa yang adil dan layak
program latihan dan keefektivan jadwal 2. Penempatan yang tepat sesuai dengan
5. Sebagai indikator untuk menentukan keahlian
kebutuhan akan latihan untuk karyawan 3. Berat ringannya pekerjaan
c. Metode Penilaian Kinerja Karyawan 4. Suasana dan lingkungan pekerjaan
5. Peralatan yang menunjang
a. Penilaian secara “kebetulan” tidak pelaksanaan pekerjaan
sistematis 6. Sikap pemimpin dan
kepemimpinannya
7. Sifat pekerjaan
INTENSIF INDIVIDU DAN INTENSIF based pay ini, pekerjaan-pekerjaan dikelompokkan
KELOMPOK dalam keluarga pekerjaan menurut tipe keahlian
yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.
Menurut Simamora (2010:89), “Insentif individu
adalah Penghargaan dalam bentuk uang yang Model-model Skill Based Pay :
diberikan kepada karyawan yang dapat bekerja a. Stair-step model, dimana mengasumsikan
melampaui standar yang ditetapkan”. Atau, dengan bahwa syarat pengetahuan dan keahlian
kata lain, insentif individu ini memberikan dapat ditata secara hierarkis. Bayaran akan
kompensasi menurut penjualan, produktivitas, atau meningkat jika keahlian terdapat
penghematan biaya yang dihubungkan dengan kemajuan.
karyawan tertentu. b. Building block model, menganggap
menurut Hasibuan (2013:118) insentif individu bahwa beraneka keahlian dan pengetahuan
adalah tambahan bala jasa yang diberikan kepada mempunyai ciri tersendiri dan dapat
karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi dikuasai dalam urutan apapun.
standar”. c. Job point accrual model, serupa dengan
building block model. Model ini
Insentif individu lebih sering diterapkan di diterapkan pada saat terdapat bermacam–
beberapa industri (garmen, baja dan tekstil) dan macam pekerjaan dan pekerjaan–
pekerjaan lainnya (penjualan dan produksi). Sistem pekerjaan itu diberi nilai point relatif
ini hanya akan berhasil dalam situasi dimana berdasarkan nilai tambah atau kesulitan
kinerja dapat dispesifikasi dalam bentuk keluaran pengetahuannya, dan point–point untuk
(nilai penjualan yang dihasilkan, jumlah produk setiap pekerjaan yang dikuasai selanjutnya
yang berhasil dibuat). akan menentukan kelas bayaran karyawan.
5. Meritpay
Program insentif individu ini meliputi beberapa
macam, antara lain (Siagain 2010:268) : Suatu sistem pembayaran berdasarkan kinerja.
Disini karyawan yang mencapai tingkat kinerja
1. Piece Rate incentive tertentu relatif terhadap standart yang ditetapkan
Piece Rate incentive adalah suatu sistem atau relatif terhadap kinerja karyawan lainnya akan
pembayaran berdasarkan pada jumlah benda yang menerima kenaikan gaji. Merit pay didasarkan pada
diproses oleh setiap pekerja perorangan dalam sistem penilaian kinerja yang menjabarkan nilai
ukuran unit waktu, seperti jumlah benda perjam kinerja kedalam kenaikan gaji.
atau jumlah benda perhari (Dessler, 2005). Dengan Sistem ini berbeda dengan bonus, karena merit pay
kata lain, individu karyawan dibayar untuk setiap ini merupakan tambahan berkelanjutan, sedangkan
barang yang dihasilkannya. system bonus merupakan pembayaran sekali
2. Komisi waktu.\

Suatu progam kompensasi berupa insentif yang B. Insentif Kelompok


didasarkan pada presentase unit atau nilai Menurut Siagian (2010:268) Insentif Kelompok
penjualan. Pembayaran komisi menawarkan suatu adalah penghargaan yang diberikan atas
relasi yang jelas antara bayaran dan kinerja keberhasilan kolektif dan merupakan kenyataan
karyawan, dan merupakan insentif yang efektif. bahwa dalam banyak organisasi, prestasi kerja
3. Bonus bukan karena keberhasilan individual melainkan
karena keberhasilan suatu kelompok kerja yang
suatu jenis pembayaran sekaligus yang diberikan mampu bekerja sebagai suatu tim. Pembayaran
karena memenuhi sasaran kinerja. Bonus insentif individu seringkali sulit dilakukan karena
didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau untuk menghasilkan sesuatu produk dibutuhkan
penilaian subyektif. Bonus dapat berupa uang tunai kerjasama atau ketergantungan dari seseorang
ataupun bentuk lainnya. dengan orang lain. Oleh sebab itu insentif akan
diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja
4. Skill Based pay mereka melebihi standar yang telah ditetapkan.
Adalah suatu sistem yang memberikan imbalan Kemudian para anggotanya dibayar dengan
kepada karyawan berdasarkan keahlian yang menggunakan tiga cara, yaitu:
dimiliki oleh para karyawan dibandingkan dengan
tingkat kinerja atau senioritas. Dalam program skill
1) Seluruh anggota menerima pembayaran tertentu, hasil penghematan itu dibagikan kepada
yang sama dengan pembayaran yang para karyawan sebagai insentif financial.
diterima oleh mereka yang paling tinggi
prestasi kerjanya. C. Pengertian Insentif Pelengkap
2) Semua anggota kelompok menerima Sedangkan menurut Rivai (2013:767), “Insentif
pembayaran yang sama dengan pelengkap adalah balas jasa pelengkap atau
pembayaran yang diterima oleh karyawan tunjangan yang diberikan pada karyawan
yang paling rendah prestasinya. berdasarkan kemampuan perusahaan”. Jadi
3) Semua anggota menerima pembayaran kompensasi tidak langsung merupakan balas jasa
yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diberikan dalam bentuk pelayanan karyawan,
yang diterima oleh kelompoknya. karena diperlakukan sebagai upaya penciptaan
Penghargaan atas keberhasilan kolektif itulah yang kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
di maksud dengan rencana insentif kelompok yang D. Bentuk Insentif Pelengkap
bentuknya dapat berupa:
kompensasi pelengkap ke dalam empat kategori
1. Rencana Insentif Produksi. yaitu:
Rencana ini biasanya bersifat jangka pendek, 1. Pembayaran upah untuk waktu tidak
seperti dalam hal suatu perusahaan menghadapi bekerja (Time Off Benefit).
persaingan ketat pada suatu kurun waktu tertentu.
Para karyawan secara kelompok didorong untuk Berbagai bentuk waktu tidak bekerja dimana
meningkatkan produktivitas kerjanya dengan karyawan tetap menerima pembayaran upah
iming-iming bahwa jika kelompok kerja mampu mencakup :
melampaui target produksi normal, kepada mereka
a. Istirahat on the job
akan diberikan bonus.
b. Hari-hari sakit
2. Rencana Bagi Keuntungan. c. Liburan dan cuti
d. Alasan-alasan kerja
Membagikan keuntungan yang diperolah
perusahaan kepada para pekerjanya. Dua manfaat 2. Perlindungan ekonomis terhadap bahaya
besar dari sistem ini ialah bahwa: a) Para karyawan
Bentuk perlindungan pertama terhadap bahaya
terdorong bekerja secara produktif karena apabila
yang umum diperhatikan perusahaan adalah
produktivitas kerja mereka berakibat pada
asuransi. Program asuransi ini bisa berbentuk
keuntungan perusahaan, mereka akan memperoleh
asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi
penghasilan tambahan; b) Secara psikologis timbul
kecelakaan.
rasa sepenanggungan dan seperasaan dengan pihak
manajemen karena para karyawan diikusertakan 3. Program-program pelayanan karyawan
secara langsung dalam menikmati keberhasilan
perusahaan meraih keuntungan. Kegiatan pelayanan perusahaan dapat berupa :

3. Rencana Pengurangan Biaya. a. Program Rekreasi


b. Cafetaria
Bentuk insentif lain yang banyak diterapkan ialah c. Banyak perusahaan menyediakan cafetaria
pembagian hasil pengehematan yang dapat di d. Perumahan
wujudkan oleh para karyawan. Artinya, dalam e. Fasilitas pembelian
praktek banyak organisasi yang mendorong para f. Konseling financial
anggotanya untuk mencari dan menemukan cara- g. Aneka ragam pelayanan lain
cara yang dapat digunakan untuk menghemat
berbagai jenis biaya yang dikeluarkan, baik untung 4. Pembayaran kompensasi yang
kepentingan produksi, pemasaran maupun dalam diisyaratkan secara legal
menyelenggarakan berbagai kegiatan perkantoran.
Sebagai contoh UU tentang keselamatan kerja
Untuk menilai bahwa penghematan benar-benar
peraturan-peraturan lainnya mencakup pemberian
terjadi, organisasi biasanya membentuk panitia
kompensasi bagi karyawan yang menderita cacat
penilai. Jika oleh panitia penilai dicapai
(dan tidak dapat bekerja lagi) karena kecelakaan
kesepakatan bahwa berbagai usul karyawan
kerja ditempat kerja, pemberian pesangon bagi
memang benar-benar berakibat pada penghematan
karyawan yang diputus hubungan kerjanya,
pembayaran asuransi tenaga kerja dan perawatan karyawan baru, penyedia langsung, dan program
kesehatan secara periodik. orientasi formal. Hal-hal yang biasanya dipelajari
karyawan baru pada tahap orientasi, sebagai
E. Kebutuhan Kompensasi Pelengkap berikut:
Alasan – alasan pentingnya pengembangan • Sejarah organisasi
kompensasi pelengkap ini, antara lain: • Deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan
a. Adanya organisasi karyawan yang semakin organisasi
krisis untuk menunjukkan hak mereka sebagai • Struktur, orientasi, dan hubungan tanggung
pekerja atau karyawan. jawab di dalam organisasi
• Hukum, peraturan, dan kebijakan menyangkut
b. Persaingan yang ketat diantara para keselamatan kerja, jam makan siang, dan
organisasi, sehingga untuk mempertahankan metode komunikasi formal
keryawan yang berprestasi menurut adanya • Kebijakan sumber daya manusia yang
kompensasi pelengkap. meliputi kompensasi, tunjangan, dan jasa
kiaryawan lainnya
c. Kenaikan biaya hidup sebagai akibat dari
• Menjumpai rekan-rekan karyawan lain
perkembanagan lingkungan ekonomi akan menurut
secepatnya
adanya pemberian kompensasi perlengkapan.
2) Sosialisasi
d. Dikeluarkan peraturan – peraturan atau
perundang – undangan oleh pemerintah yang Departemen sumber daya manusia berupaya
mengatur kesejahteraan buruh atau karyawan akan membantu mengintegrasikan pendatang-pendatang
menuntut organisasi itu untuk menyesuaikan diri. baru kedalam organisasi dan memungkinkan
sosialisasi berlangsung. Sosialisasi adalah proses
ORIENTASI, PELATIHAN berkesinambung dimana para karyawan mulai
memahami dan menerima nilai-nilai, norma, dan
DAN PENEMPATAN keyakinan yang dianut oleh orang-orang lainnya
didalam organisasi. Tujuan umum sosialisasi
1. PENGERTIAN ORIENTASI
meliputi tiga aspek: penguasaan keahlian dan
Orientasi adalah aktivitas pengenalan individu kemampuan kerja, penerapan perilaku peran yang
terhadap organisasi, penyediaan landasan bagi tepat, dan penyesuaian terhadap norma dan nilai-
kryawan baru agar mulai berfungsi secara efektif nilai kelompok kerja.
dan menyenangkan di lingkungan pekerjaan baru.
Karyawan baru menjumpai anggota-anggota
Orientasi ini meliputi pengenalan karyawan baru organisasi yang lain, mempelajari kebijakan yang
terhadap fungsi, tugas, dan orang-orang berhubungan dengan kehadiran dan keterlambatan,
perusahaan. Bisanya perusahaan besar memilki dan mendengarkan filosofi dan tujuan organisasi.
program orientasi formal yang mana menjelaskan
1.1 Program Orientasi
karakteristik perusahaan, melipui: sejarah, produk
• Isu Organisional
dan jasa, kebijakan dan praktik umum,
• Tunjangan Karyawan
organisasinya, tunjangan, dan peraturan lainnya.
• Perkenalan
Tujuan utama orientasi ini adalah membahas • Tugas Kerja
bagaimana program orientasi mengintegrasikan
1.2 Manfaat Orientasi
para karyawan baru ke dalam organisasi dan
membuat mereka lebih produktif melelui latihan. Manfaat orientasi menurut Werther & davis (1996)
Kemudian akan diuraikan berbgai tipe latihan dan adalah sebagai berikut:
pengembangan.
1) Mengurangi kecemasan karyawan
Dua tipe Orientasi sebagai berikut: 2) Karyawan baru bisa memperlajari
tugasnya dengan lebih baik
1) Induksi
3) Karyawan memiliki ekspektasi yang lebih
Induksi yaitu tahap awal karyawan baru realsitis mengenai pekerjaanya
mempelajari apa yang akan dilakukan, dimana 4) Mencegah pengaruh buruk dari rekan
tempat meminta bantuan, apa peraturan, kebijakan, kerja atau atasan yang kurang
dan prosedur yang penting, dan seterusnya. Tahap mendukung
induksi dari orientasi melibatkan interaksi antara 5) Karyawan baru menjadi lebih mandiri
6) Karyawan baru menjadi lebih baik perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan
7) Mengurangi kecenderungan karyawan tersebut.
baru untuk mengundurkan diri dari
pekerjaan 1.4 Keuntungan Orientasi

1.3 Tahap Orientasi Beberapa studi penelitian dan survey atas pemberi
kerja melaporkan bahwa sosialisasi dari karyawan-
1) Perkenalan karyawan baru dan komitmen awal mereka pada
perusahaan secara positif dipengaruhi oleh
Memperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit orientasi. Sosialisasi ini meningkatkan kecocokan
kerjanya sendiri sampai unit kerja besarnya dan antara orang organisasi, yang juga menguatkan
sampai unit-unit kerja terkait lainya, akan pandangan-pandangan positif terhadap pekerjaan,
memberikan ketenangan dan kenyamanan rekan kerja, dan organisasi, para pemberi kerja
sipegawai, karena mereka merasa diterima telah menemukan nilai dari orientasi bahwa tingkat
dilingkunganya dan hal tersebut akan retensi karyawan akan lebih tinggi jika karyawan-
mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal karyawan baru menerima orientasi yang efektif.
yang kurang jelas, bahkan dapat membina kerja
sama dengan yang lain dalam rangka menjalankan 1.5 Kelemahan Orientasi
tugasnya.
Menurut Handoko (2012) kelemahan umum dari
2) Penjelasan tujuan perusahaan program orientasi adalah pada level supervisor.
Untuk dapat menghindarkan kesalahan umum yang
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara dilakukan oleh para supervisor, sebaliknya bagian
lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai, budaya kepegawaian menyediakan satu pedoman yang
perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat berisikan tentang apa-apa yang seharusnya
pegawai baru lebih mengenal perusahaan tersebut, dilakukan oleh supervisor dalam program orientasi
sehingga akan membangkitkan motivasi dan tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan adalah
kemampuan dia untuk mendukung tujuan buddy system, yaitu dengan menetapkan satu orang
perusahaan. pekerja yang telah berpengalaman dan meminta
3) Sosialisasi kebijakan kepadanya mengajak pegawai baru tersebut.

Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan 2. PENGERTIAN PELATIHAN


perusahaan yang berlaku, mulai dari kebijakan baik Pelatihan merupakan proses belajar seorang
yang terkait dengan SDM seperti Reward, career, karyawan dengan menggunakan prosedur yang
training, hubungan kepegawaian, penilaian sistematis dan terorganisir guna memperoleh
pegawai, sampai termination, juga yang terkait pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
dengan unit kerja tempat dia bekrja, demikian juga dengan tujuan agar dapat melakukan pekerjaannya
dengan kode etik dan peraturan perusahaan. secara lebih efektif.
4) Jalur komunikasi 2.1 Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Membuka jalur komunikasi akan mempermudah Menurut Sunarto dan Sahedhy (2003) dalam
pegawai baru menyampaikan aspirasinya maupun Sunyoto (2012:139), kegiatan pelatihan sumber
pertanyaan-pertanyaanya. Untuk itu perlu daya manusia memiliki tujuan, antara lain:
dibukanya ruang komunikasi bagi pegawai baru,
baik melalui komunikasi rutin melalui tatap muka 1) Memperbaiki kinerja para karyawan
seperti meeting ruting, Friday session dll, juga 2) Memperbarui keahlian para karyawan
dibukanya jalur media komunikasi seperti email 3) Mengisi celah antara kinerja karyawan
maupun telephon. yang diprediksikan dengan kinerja
aktualnya
5) Proses monitoring 4) Menangani permasalahan operasional
Tentunya pada awal bekerja, si pegawai baru sudah 5) Promosi karyawaN
disosialisasikan target kerja yang harus dicapai. 6) Pemahaman karyawan terhadap organisasi
perlu adanya monitoring rutin akan hasil kerjanya, 7) Memenuhi kebutuhan perkembangan
sehingga akan membantu pegawai tersebut lebih pribadi.
lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada Kegiatan pelatihan memiliki manfaat dan tujuan
kekurangan, maka dapat disampaikan hal-hal yang utama, yaitu untuk meningkatkan kinerja maupun
produktivitas setiap karyawan pada setiap tingkat Berfokus pada cara memahami berbagai elemen
divisi atau departemen dalam organisasi. yang terlibat dalam pengembangan proses
pelatihan, seperti jumlah pelatihan, tipe,
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan diperuntukkan untuk siapa, kapan, dan bagaimana,
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ditentukan dan diorganisasikan dalam usaha
keberlangsungan kegiatan pelatihan sumber daya menjamin seluruh kebutuhan dapat berjalan efisien.
manusia (Marwansyah (2012:158)), antara lain: 2) Pendekatan kedua
1) Dukungan dari manajemen puncaK Proses orientasi fungsi pelatihan ke dalam
2) Komitmen para speialis dan generalis perusahaan, hubungan dengan filosofi terutama
3) Kemajuan teknologi yang digunakan pada fokus strateginya.
4) Kompleksitas pada struktur organisasi
5) Gaya Belajar setiap individu 2.5 Tahap Perencanaan Pelatihan

2.3 Evaluasi Pelatihan Pada tahap pertama organisasi memerlukan fase


penilaian yang ditandai dengan satu kegiatan
Menurut Yusuf dan Sarwono dalam Nurbiyati utama, yaitu analisis kebutuhan pelatihan. Analisis
(2011) terdapat beberapa model evaluasi dimana kebutuhan pelatihan merupakan analisis work place
salah satu dari model model evaluasi yaitu model secara spesifik guna menentukan apa sebetulnya
CIPP (Context, input, Process, Product/Output). kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas.
Evaluasi dengan model CIPP terdapat 4 komponen,
yaitu sebagai berikut: dengan tujuan mengidentifikasikan secara tepat
beberapa dimensi persoalan, sehingga organisasi
1) Evaluasi Konteks dapat mengetahui masalah tersebut perlu
Evaluasi konteks dilakukan untuk menggambarkan dipecahkan melalui program pelatihan atau tidak.
serta merinci lingkungan, kebutuhan dan tujuan Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan melalui
organisasi maupun individu yang belum terpenuhi. proses tanya jawab. Pertanyaan diajukan kepada
Evaluasi ini memberikan informasi kepada setiap karyawan kemudian membuat verifikasi
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu serta dokumentasi mengenai berbagai masalah
program yang akan datang. sehingga pada akhirnya kebutuhan pelatihan dapat
diketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
2) Evaluasi Input
3. FAKTOR PENEMPATAN TENAGA
Evaluasi input berguna untuk membantu mengatur KERJA
keputusan, menentukan sumber-sumber yang
dibutuhkan, menentukan alternatif, rencana, dan Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
strategi untuk mencapai tujuan yang belum tercapai dalam menempatkan tenaga kerja yaitu :
serta menetukan prosedur kerja untuk mencapai 1) Pendidikan / Prestasi Akademik
tujuan. 2) Pengalaman
3) Evaluasi Proses 3) Kesehatan Fisik dan Mental
4) Status Perkawinan
Evaluasi proses berguna untuk mengetahui hingga 5) Usia
sejauh mana rencana telah diterapkan dan
komponen apa yang perlu diperbaiki. Pelatihan dimaksudkan untuk :

4) Evaluasi Output Evaluasi output 1) Memenuhi tuntutan pekerjaan sekarang


merupakan penilaian yang dilakukan untuk melihat Kebutuhan ini biasanya diketahui apabila terjadi
ketercapaian atau keberhasilan suatu program kesenjangan atara prestasi seorang karyawan yang
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan menduduki jabatan tertentu dengan persyaratan
sebelumnya. Pada tahap ini seorang evaluator dapat jabatan yang diperlukan oleh jabatan tertentu.
menentukan dan memberikan rekomendasi kepada
evaluan apakah program yang pernah dilakukan 2) Memenuhi tuntutan jabatan lain
dapat dilanjutkan, dikembangkan, atau bahkan
dihentikan. Dalam rangka untuk memenuhi jabatan yang lebih
tinggi, karena promosi, diharapkan seorang
2.4 Proses Pelatihan karyawan harus lebih generalis, yaitu mengetahui
cara kerja bagian lainnya.
1) Pendekatan Pertama
3) Memenuhi tuntutan perubahan j. Catatan kerja

4) Perubahan-perubahan baik intern meupun 3) Analisis Personalia


ekstern, akan membawa dampak terhadap perlunya
pengetahuan baru. a. Data penilaian kinerja
b. Penarikan sample kerja
4. ANALISIS KEBUTUHAN c. Wawancara
PELATIHAN KERJA d. Kuesioner
e. Tes kemampuan,keahlian,pengetahuan dll
Semua pelatihan yang direncanakan harus dimulai f. Survai sikap karyawan atau pelanggan
dengan sebuah analisis mengenai kebutuhan g. Kemajuan pelatihan
pelatihan-keahlian serta kompetensi yang harus h. Skala penilaian
dikembangkan serta kesenjangan dalam i. Teknik kejadian kritis
pengetahuan atau keahlian yang perlu diisi. j. Pusat penilaian
dasar analisis ini memutuskan kebutuhan pelatihan 4.2 Acuan Dasar Pelatihan dan
mana yang harus dikerjakan untuk membawa Pengembangan
peningkatan atau untuk mempersiapkan individu
mengelola perubahan di masa depan. 1) Acuan filosofis

Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelatihan a. Mampu mengembangkan kreativitas


yang berkaitan dengan kinerja adalah dengan on kebudayaan dan peradapan.
the job training dan pengembangan, dengan para b. Mendukung desiminasi nilai keunggulan
individu diberi dorongan, bantuan dan bimbingan (siap bersaing)
untuk belajar dengan melakukan secara maksimal. c. Mengembangkan nilai-nilai
demokrasi,kemanusiaan, keadilan dan
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan keagamaan.
di mana kalangan karyawan dapat memperoleh dan d. Mengembangkan secara berkelanjutan
mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, kreatif kinerja
pengetahuan danperilaku spesifik yang berkaitan
dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan
serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalamaan 2) Acuan nilai kultural :
ataupaun perubahan sikap seorang individu. Pada tingkat nilai inti ideal acuan pendidikan nilai
4.1 Data yang Dipakai dalam Penilaian pemberdayaan untuk kemandirian dan keunggulan
Kebutuhan Pelatihan pada tingkat instrumental, otonomi, kecakapan,
kesadaran berdemokrasi, kreativitas, daya saing,
1) Analisis Organisasional : estetika, kearifan, moral, harkat, martabat dan
a. Tujuan dan sasaran organisasional kebanggaan pada tingkat operasional pentingnya
b. Persediaan manajemen kerja keras, sportivitas, kesiapan persaingan,
c. Persediaan keahlian bekerjasama dan disiplin diri.
d. Perubahan dalam sistem atau subsistem
e. Permintaan manajemen 3) Acuan lingkungan strategis :
f. Wawancara keluar Masih berlangsungnya krisis multi dimensi dan
g. Sistem perencanaan kerja reformasi ekonomi, politik, hukum, budaya,
h. Survai kepuasan pelanggan administrasi serta kehidupan beragam.
2) Analisis Operasional 4. PRINSIP PRINSIP PELATIHAN
a. Deskripsi pekerjaan KARYAWAN
b. Spesifikasi pekerjaan Prinsip-prinsip pelatihan menurut Heidjrachman
c. Standar kinerja dan Husnan (2002:82) adalah :
d. Pelaksanaan pekerjaan
e. Penarikan sample kerja 1) Motivasi
f. Telah literature tentang pekerjaan
semakin tinggi motivasi peserta pelatihan, semakin
g. Mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan
cepat ia akan mempelajari keterampilan atau
h. Komite pelatihan
pengetahuan baru tersebut.
i. Analisis masalah operasi
2) Laporan kemajuan 5) Seleksi Pengikut Latihan (Selection of
Trainess)
diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh
seorang peserta telah memahami pengetahuan yang Agar tidak terjadi perbedaan yang terlalu jauh
baru. antara para peserta yang satu dengan yang lainnya,
baik dalam latar belakang maupun pengalaman,
3) Praktek maka sebaiknya peserta diseleksi lebih dahulu.
sedapat mungkin peserta pelatihan yang dilatih bisa Latihan akan lebih baik bila diberikan kepada para
mempraktekkan keterampilan tersebut pada peserta yang mempunyai persamaan-persamaan
suasana pekerjaan yang sebenarnya. dasar pendidikan, bakat, minat dan pengalaman.

4) Perbedaan Individual 6) Seleksi para Pelatih (Selection of


Trainers)
pada hakekatnya para peserta pelatihan itu berbeda
antara satu dengan lainya. Karenanya latihan yang Tenaga pengajar dalam pendidikan dan pelatihan
efektif hendaknya menyesuaikan kecepatan dan juga harus diseleksi terlebih dahulu. Hal ini akan
kerumitan dengan kemampuan masing-masing menyebabkan efektif tidaknya dari suatu
individu. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.

Ada sembilan prinsip yang berlaku dalam kegiatan 7) Latihan bagi para Pelatih (Trainer of
pelatihan yaitu sebagai berikut: Training)

1) Perbedaan Individu (Individual Seringkali terjadi anggapan yang salah, bahwa


Differences) setiap orang yang pandai secara teoritis dan praktis,
dapat pula menyampaikan pengetahuan dan
Dalam merencanakan suatu pendidikan dan latihan pengalamannya kepada orang lain. Anggapan
harus disadari adanya perbedaan potensi dari setiap tersebut tidak sepenuhnya benar, oleh karena itu
peserta, karena perbedaan dalam pendidikan, para pelatih masih perlu mendapatkan pelatihan
pengalaman, bakat-bakat dan minat-minat khusus.
merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk
merencanakan program pelatihan. 8) Metode Pelatihan (Training Methods)

2) Hubungan dengan Analisis Jabatan Keberhasilan suatu program pelatihan tidak hanya
(Relation to Job Analysis) tergantung pada kemampuan pelatih, kemampuan
pesertanya dan fasilitas pelatihan, tetapi juga oleh
Setiap jawaban atau pekerjaan perlu dijelaskan metode yang dipakai. OLeh karena itu, metode
pengetahuan dan kecakapan apa saja yang pelatihan yang ditetapkan harus sesuai dengan
diperlukan oleh seorang pekerja agara dapat pelatihan yang diberikan.
mengerjakan tugasnya dengan baik. Oleh karena
itu, materi yang akan diberikan dalam pendidikan 9) Prinsip Belajar (Principle of Learning)
dan pelatihan harus sesuai dengan apa yang Azas belajar yang perlu ditetapkan dal pelatihan,
dibutuhkan. yakni dalam pembahasan masalahnya dimulai dari
3) Motivasi (Motivation) hal yang sederhana ke hal yang sulit. Apabila
pembahasan dimulai dari hal yang sulit maka
Suatu rencana pendidikan dan pelatihan harus peserta sulit untuk memahami masalah yang
didasari oleh semangat dari para pesertanya. Untuk diberikan.
itu perlu adanya pemberian motivasi terhadap para
peserta pelatihan agar mereka giat dalam belajar. TEORI KEBUTUHAN MANUSIA,
4) Partisipasi yang Aktif (Active MOTIVASI, DAN KEPUASAN
Participation) KERJA
Dalam pelatihan, para peserta harus diberikan 2.1 Definisi Kebutuhan Dasar Manusia
dorongan agar aktif dalam pembicaraan-
pembicaraan seperti mengemukakan pendapatnya, Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti
saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan agar terjadi makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan
komunikasi dua arah. hal yang penting untuk bertahan hidup.
Maslow dalam teorinya tingkatan kebutuhan, 1. Motif adalah majemuk
dalam tingkatan ini akan berbeda kekuatannya
dalam memotivasi seseorang dalam melakukan Suatu perbuatan tidak hanyak memiliki satu tujuan
suatu kegiatan, dalam kata lain kebutuhan ini tapi memiliki beberapa tujuan. Misalnya, seorang
bersifat bertingkat yaitu: karyawan yang melakukan kerja dengan giat,
dalam hal ini tidak hanya karena ingin lekas naik
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis pangkat namun juga disisilain ia ingin
(Fa’ali/Phsyologic Needs) mendapatkan gaji yang lebih banyak agar dapat
2. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan memenuhi kebutuhan kelurganya.
( Safety & Security Needs)
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki 2. Motif dapat berubah-ubah
( Love and Belonging Needs) Motif seseorang dapat berubah, dikarenakan
4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteen Need) keinginan manusia selalu berubah sesuai dengan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( Self kebutuhan dan kepentingannya. Mislnya, seorang
Actualization Need) karyawan pada suatu ketika mengingikan gaji yang
Maslow juga mengatakan beberapa asumsi dari tinggi, pada waktu yang lain menginginkan
urutan atau tingkatan kebutuhan yang berbeda pemimpin yang baikm, tau kondisi kerja yang
kekuatannya dalam memotivasi pekerja dalam menyenangkan.
melakukan pekerjaannya, asumsi itu sebagai 3. Motif berbeda-beda bagi individu
berikut (Nawawi, Hadar, Manajemen Sumberdaya
Manusia, Gadjah Mada University Press, 2016) : Dua orang yang memiliki pekerjaan yang sama
namun memiliki perbedaan motif. Misalnya, dua
a. Kebutuhan terkuat adalah kebutuhan yang orang karyawan bekerja pada suatu mesin yang
paling rendah, yang harus dipenuhi terlebih dahulu sama pada ruangan yang sama pula. Namun salah
sebelum memenuhi kebutuhan lain, yaitu seorang dari mereka menginginkan teman kerja
kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian, yang baik, sedangkan satunya menginginkan
perumahan dll. Oleh karna itu kebutuhan terkuat pemimpin yang menyenangkan.
yang memotivasi seseorang bekerja adalah untuk
memperoleh penghasilan untuk memenuhi 4. Beberapa motif tidak disadari oleh
kebutuhan fisiknya individu

b. Kekuatan kebutuhan dalam motivasi tidak Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari
bisa bertahan lama oleh karna itu harus diulang- oleh pelakunya. Sehingga beberapa dorongan
ulang apabila kekuatan mulai melemah untuk muncul sering kali karena berhadapan dengan
mendorong para pekerja melakukan tugas- situasi yang kurang mengutungkan lalu ditekan di
tugasnya. bawah sadarnya. Dengan demikian, sering kali
kalau ada dorongbdari dalam yang kuat sekali
c. Cara untuk memenuhi kebutuhan yang menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa
lebih tinggi ternyata lebih banyak dan rumit memahami motifnya sendiri.
dibandingkan memenuhi kebutuhan paling rendah,
misalnya untuk memenuhi kebutuhan fisik cara Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
yang dpaat digunakan adalah dengan memperoleh
a. Faktor Intern
penghasilan sedangkan untuk kebutuhan aktualisasi
diri dapat menggunakan banyak cara yang 1. Keinginan untuk dapat hidup
memerlukan kreativitas dan inisiatif.
Misalnya, untuk mempertahankan hidup manusia
2.4 Definisi Motivasi perlu makan dan untuk memperoleh makanan ini,
menusia mengerjakan apa saja asal hasilnya dapat
Hasibuan (1999), mengemukakan bahwa motif
memenuhi kebutuhan untuk makan.
adalah suatu perangsang keinginan dan daya
penggerak kemauan bekerja seseorang karena 2. Keinginan untuk dapat memiliki
setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Misalnya keinginan untuk memiliki mobil dapat
mendorong seseorang untuk mau melakukan
2.5 Ciri-ciri dan Faktor-faktor yang pekerjaan.
Mempengaruhi Motivasi
3. Keinginan untuk memperoleh
Adapun ciri-ciri motif individu adalah: penghargaan
Disebabkan adanya keinginan untuk dihormati, F.W. Taylor memfokuskan teorinya pada anggapan
dihargai, dan diterima oleh orang lain. Untuk bahwa keinginan untuk kebutuhannya yang
memperoleh uang itupun ia harus bekerja keras. menyebabkan orang mau bekerja keras. Orang akan
bertindak atau tidak didorong oleh ada tidaknya
4. Keinginan untuk memperoleh pengakuan imbalan yang didapatkan.
5. Penghargaan terhadap prestasi, hubungan b. Abraham H. Maslow dengan Teori
kerja yang harmonis, pimpinan yang adil, dan Hierarki
dihargai masyarakat.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow
6. Keinginan untuk berkuasa (dalam Greenberg dan Baron, 1997),
Dapat mendorong seseorang untuk bekerja. Hal ini mengemukakan bahwa kebuthan manusia itu dapat
dapat memungkinkan seseorang menjadi pemimpin diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan:
atau penguasa dalam organisasi. 1) Kebutuhan fisiologis
b. Faktor Ekstern Kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari
1. Kondisi lingkungan kerja meliputi kematian.
keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada 2) Kebutuhan rasa aman
disekitar lingkungan kerja karyawan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan akan
dirasakan mendesak setelah kebutuhan pertama
2. Kompensasi yang memadai merupakan terpenuhi.
alat motivasi yang paling ampuh untuk mendorong
para karyawan dapat bekerja dengan baik. 3) Kebutuhan hubungan sosial

3. Supervisi yang baik Fungsi supervisi Kebutuhan untuk hidup dengan orang lain yang
adalah memberikan pengarahan, dan membimbing hanya dapat terpenuhi dengan masyarakat, karena
dalam bekerja. Dengan hubungan yang baik antara memang orang lainlah yang dapat memenuhinya,
supervisi dan para karyawan, maka akan dapat bukan diri sendiri.
menghadapi segala masalah dengan baik.
4) Kebutuhan pengakuan
4. Adanya jaminan pekerjaan hal ini bisa
membuat para karyawan akan mau bekerja keras Setiap orang membutuhkan adanya penghargaan
untuk perusahaan. Para karyawan memiliki diri dan penghargaan prestise diri dari
keinginan kalau jaminan karier yang jelas untuk lingkungannya. Semakin tinggi status dan
masa depan mereka dapat dijamin oleh perusahaan. kedudukan seseorang dalam perusahaan, maka
akan semakin tinggi pula kebutuhan akan prestise
5. Status dan tanggung jawab merupakan diri yang bersangkutan.
dorongan untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan akan rasa sebuah pencapaian. 5) Kebutuhan aktualisasi diri

6. Peraturan yang fleksibel Biasanya dalam Untuk memenuhi kebutuhan puncakini, seseorang
suatu perusahaan memiliki sistem dan prosedur bertindak bukan atas dorong orang lain, tetapi
yang harus dipatuhi oleh para karyawan, yang karena kesadaran dan keinginan diri sendiri.
bersifat untuk mengatur dan melindungi para Menurut Maslow (dalam Stoner dan Freeman,
karyawan. Semua peraturan yang berlaku 1994), menjelaskan apabila kebutuhan lainnya
diperusahaan harus dikomunikasikan sejelas- telah terpenuhi secara memadai, karyawan akan
jelasnya kepada para karyawan. termotivasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri.
2.6 Teori – Teori Motivasi c. David McClelland dengan Teori Motivasi
Teori kepuasan tersebut dipelopori oleh F.W. Prestasi
Taylor; Abraham H. Maslow; David McClelland; Menurut teori ini, ada tiga komponen dasar yang
Frederick Herzberg; Clayton P. Alderfer; dan dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja,
Douglas McGregor (dalam Hasibuan, 1999) yaitu kebutuhan akan:
a. F.W. Taylor dengan Teori Motivasi 1) Need for achievement
Konvensional
Kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur Kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan
berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri potensi diri seseorang seperti kreatifitas dan
seseorang. pribadi. Bila kebutuhan ini terpenuhi maka akan
dapat mendorong pribadinya untuk secara penuh
2) Need for affiliation mengembangkan kaasitas pribadinya sendiri.
Kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam f. Douglas McGregor dengan Teori X dan Y
hubungan dengan orang lain.
Teori X didasarkan pada pola pikir konvensional
3) Need for power yang ortodoks, dan menyorot sosok negatif
Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi perilaku manusia. Teori ini menganggap manusia
terhadap orang lain. itu:

d. Frederick Herzberg dengan Teori Model • Malas dan tidak suka bekerja
dan Faktor • Kurang bisa bekerja keras, menghindar
dari tanggung jawab
Meurut teori pemeliharaan motivasi ini memiliki • Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau
dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan peduli pada orang lain karna itu bekerja
seseorang: lebih suka dittuntun dan diawasi
• Kurang suka menerima perubahan dan
1) Faktor pemeliharaan
ingin tetap seperti yang dahulu
Faktor yang berkaitan dengan pemenuhan
Sedankan teori Y merupakan suatu revolusi pola
kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan
pikir dalam memandang manusia secara optimis,
sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman, dan
karena itu diesbut teori potensial. Teori Y
kesehatan.
memandang manusia itu pada dasarnya:
2) Faktor motivasi
• Rajin, aktif, dan mau mencapai prestasi
Faktor pemuas disebut dengan motivator, bila kondisi konduktif
merupakan faktor pendorong seseorang untuk • Sebenarnya mereka produktif, perl diberi
berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang motivasi
yang bersangkutan • Selalu ingin perunbahan dan merasa jemu
pada hal-hal yang monoton
e. Clayton P. Alderfer dengan Teori ERG • Dapat berkembang bila diberi kesempatan
lebih besar
Clayton P. Alderfer mengemukakan teorinya
dengan anma teri ERG (Existence, Relatedness, 2. Teori Motivasi Proses
Growth) teori modifikasi untuk memperbaiki teori
Maslow dari 5 tingkat kebutuahn menjadi 3 Teori proses memusatkan perhatiannya pada
kebutuhan, yaitu: bagaimana motivasi terjadi. Dengan kata lain, teori
proses pada dasarnya berusaha menjawab
1) Existence (keberadaan) pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan,
memelihara, dan menghentikan perilaku individu
Kebutuhan untuk dapat terpenuhi dan
agar setiap indvidu bekerja giat sesuai dengan
terpeliharanya keberadaan yang bersangkutan
keinginan manajer. Ada tiag teori motivasi proses
sebagai seorang manusia di tengah-tengah
yang lazim dikenal, yaitu teori harapan, keadilan,
masyarakat atau perusahaan. Meliputi kebutuhan
dan pengukuhan.
psikologis dan rasa aman.
1) Teori harapan (expectacy theory)
2) Relatedness (kekerabatan)
Teori harapan, menyatakan bahwa kekuatan yang
Keterkaitan antara seseorang dengan lingkungan
memotivasi seseorang bekerja dengan giat dalam
sosial sekitarnya. Dimana seorang pemimpin yang
melaksakan pekerjaannya bergantung pada
mempunyai bawahan haruslah memerhatikan
hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan
kebutuhan kekebrabatan ini yang terdapat pada diri
dengan kebutuhan dari hasil pekerjaan itu.
setiap orang, dan berupaya untuk memenuhinya
dengan semampunya. Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu daya
tarik, hubungan antara prestasi kerja dengan
3) Growth (pertumbuhan)
imbalan, serta hubungan antara usaha dengan • Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan
prestasi kerja. emosional seseorang terhadap situasi dan
kondisi kerja.
2) Teori keadlian (equity theory) • Tanggapan emosional bisa berupa perasaan
Teori ini menekankan bahwa ego manusia selalu puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila
mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah secara emosional puas berarti kepuasan kerja
maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti
relatif sama. Keadlian merupakan daya penggerak karyawan tidak puas.
yang memotivasi semangat kerja seseorang. • Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah
karyawan tersebut membandingkan antara apa
Stoner dan Freeman (1994), menjelaskan bahwa yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasil
kebanyakan pembahasan dan penelitian mengenai kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia
teori keadilan berpusat pada uang sebagai imbalan peroleh dari hasil kerjanya.
yang dianggap paling penting di tempat kerja. • Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap
Sebagai contoh, seorang karyawan yang merasa yang berhubungan.
bahwa mereka dibayar lebih rendah daripada
seharusnya, mungkin berusaha mengurangi 2.9 Teori Kepuasan Kerja
ketidakadilan itu dengan bekerja sepenuh hati. Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja yaitu :
Sebaliknya, karyawan yang dibayar lebih daripada
seharusnya, mungkin bekerja lebih keras. 1. Two Factor Theory

3) Teori pengukuhan (reinforcement theory) Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan
ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok
Teori pengukuhan didasarkan atas hubungan sebab variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene
akibat perilaku dengan pemberian kompensasi. factors. Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan
Misalnya, promoi bergantung pada prestasi yang dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi
selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan
bergantung pada tingkat produksi kelompok itu. hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan
Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah
hubungan antar perilaku dan kejadian yang reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau
mengikuti perilaku itu. maintainance factors.
2.7 Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam 2. Value Theory
Pemberian Motivasi
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi
Seorang pemimpin wajib memberi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima
motivasi pada para karyawannya dengan individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang
memerhatikan hal-hal berikut agar sesuai dengan menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya.
yang diharapkan: Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah
1. Memahami perilaku bawahan perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki
2. Harus berbuat dan berperilaku realistis dengan yang diinginkan seseorang. Semakin besar
3. Tingkat kebtuuhan setiap orang berbeda perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
4. Mampu menggunakan keahlian 2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi
5. Pemberian motivasi harus mengacu pada kepuasan kerja
orang
6. Harus dapat memberi keteladanan Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepuasan
kerja, antara lain:
2.8 Definisi dan Fungsi Kepuasan Kerja
a. Pekerjaan itu sendiri
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah b. Upah/gaji
keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak c. Promosi
menyenangkan dengan mana para karyawan d. Supervisi
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja e. Kelompok kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap f. Kondisi kerja/lingkungan kerja
pekerjaannya.
2.11 Aspek-aspek dan Pengukuran Kepuasan
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat Kerja
disimpulkan bahwa :
1. Kerja yang secara mental menantang • Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-
over karyawan.
Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan- • Memberikan ketenangan, keamanan, dan
pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk kesehatan karyawan.
menggunakan keterampilan dan kemampuan • Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan keluarganya.
umpan balik mengenai betapa baik mereka • Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap
mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja karyawan,
secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu • Mengurangi konflik serta menciptakan
kurang menantang menciptakan kebosanan. Pada suasana yang harmonis.
kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan • Mengefektifkan pengadaan karyawan.
karyawan akan mengalamai kesenangan dan
kepuasan C. Asas-Asas Pemiliharaan SDM

2. Ganjaran yang pantas 1. Asas Manfaat dan Efesiensi

Para karyawan menginginkan sistem upah Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan
dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan memberikanmanfaat yang optimal bagi perusahaan
sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan dan karyawan.Pemeliharaan inihendaknya
mereka. Oleh karena itu individu-individu yang meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan,
mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat danloyalitas karyawan dalam mencapai tujuan.Asas
dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan ini harus deprogramdengan baik supaya tidak sia-
besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan sia.
mereka (Sopiah, Perilaku Organisasi, Penerbit Andi
Yogyakarta, 2008).. 2. Asas Kebutuhan dan Kepuasan

3. Kondisi kerja yang mendukung Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menja
didasar program pemeliharaan karyawan.Asas ini
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk penting supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan,
kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan dan sikap karyawan baik, sehingga merekamau
mengerjakan tugas. bekerja secara efektif dan efesien menunjuang
tercapainya tujuan perusahaan.
4. Rekan kerja yang mendukung
3. Asas Keadilan dan Kelayakan
Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang
ramah dan menyenagkan dapat menciptakan Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas
kepuasan kerja yang meningkat.. program pemeliharaan karyawan. Karena keadilan
dan kelayakan akanmenciptakan ketenangan dan
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan konsentrasi karyawan terhadap tugas-tugasnya,
sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat
PEMELIHARAAN SUMBER kerjanya meningkat. Dengan asa sini diharapkan
DAYA MANUSIA tujuan pemberian pemeliharaan akan tercapai.

4. Asas Peraturan Legal


A. Pentingnya Pemeliharaan SDM
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari
Menurut Hasibuan. Pemeliharaan adalah usaha
undang-undang,Keppres, keputusan mentri harus
mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi
dijadikan asas program pemeliharaan karyawan.
fisik, mental, dan sikap karyawan agar mereka
Hal ini penting untuk menghindari konflikdan
tetap loyal dan bekerja secara produktif untuk
intervensi serikat buruh dan pemerintah.
menunujang tercapainya tujuan perusahaan.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
B. Tujuan Pemeliharaan SDM
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan
Berikut ini adalah beberapa tujuan pemeliharaan
asas program pemeliharaan kesejahteraan
sumber dayamanusia pada perusahaan.
karyawan. Jangan sampai terjadi pelaksanaan
• Untuk meningkatkan produktivitas kerja pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan
karyawan. hancurnya perusahaan.
• Meningkatkan disiplin dan menurunkan
D. Bentuk Program K3
absensi karyawan.
Program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) F. Penanggung Jawab Kegiatan K3
menurut Canadian Centre for Occupational Health
and Safety (CCOHS) merupakan rencana tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
yang pasti dan dirancang untuk mencegah proteksi bagi setiap karyawan agar terjaga ketika
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sebagai berangkat sampai pulang bekerja. Keselamatan dan
profesional di bidang Keselamatan dan Kerja, kita Kesehatan Kerja (K3) wajib ditaati setiap karyawan
pastinya harus memiliki kemampuan untuk khususnya dengan tempat kerja dengan resiko
membuat program K3. tinggi. Kebijakan ini tidak hanya diperuntukkan
karyawan, pengusaha ( pemilik perusahaan ) dan
E. Penanganan Kecelakaan Kerja subkontraktor pun tanpa terkecuali harus mematuhi
ketika masuk area Keselamatan dan Kesehatan
Suatu pelayanan kesehatan perusahaan dapat Kerja (K3).
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan-
persyaratan berikut: Berikut rincian Tanggung Jawab Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) :
1. Tersedia (available); perusahaan harus
menyediakan pelayanan kesehatan untuk Semua Karyawan
pegawainya dengan cara mempunyai poliklinik
atau rumah sakit,bila tidak menyerahkannya • Bekerja sesuai dengan semua prosedur
kepada pihak ketiga. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
• Mengenakan alat perlindungan diri yang
2. Wajar (appropriate): pelayanan harus sesuai benar dan dengan cara yang benar, seperti
dengan kebutuhan, misalnya suatu Perusahaan yang diperintahkan oleh pengawas, atau
Tambang haruslah menyediakan pelayanan bedah, sesuai pedoman Keselamatan dan Kesehatan
karena kemungkinan akan sering terjadi kcelakaan Kerja (K3) dan rekomendasi serta petunjuk
akibat bekerja dengan alat-alat berat (dozer, crane, dari pabrik pembuatnya
shhovel, excavator). • Memberi contoh yang baik bagi seluruh
karyawan
3. Berkesinambungan (continue): Pemeriksaan • Segera melapor dan menghentikan perilaku
kesehatan berkala harus dilakukan secara periodik atau kondisi yang tidak aman kepada
sehingga keadaan kesehatan pegawai bisa dipantau supervisor
secara terus menerus. • Segera melaporkan semua pelanggaran-
4. Dapat Diterima (acceptable): suatu pelanggaran keamanan, insiden, kerusakan
perusahaan besar dengan laba yang besar tentu saja terhadap harta benda dan lingkungan, nyaris
tidak layak bila memberikan fasilitas kesehatan celaka, cedera atau sakit kepada supervisor
yang minimal. Pegawai tidak akan ikhlas atau foreman
menerimanya. Itu berarti pelayanan tidak • Menjaga tingkat housekeeping tempat kerja
acceptable. pada tingkat yang dapat diterima

5. Dapat Dicapai (accessible): pelayanan Pengusaha ( Perusahaan ) dan Pemimpin


kesehatan yang diupayakan harus mudah dicapai. • Pengusaha ( Perusahaan ) mempunyai
6. Terjangkau (affordable): Perusahaan memilih tanggung jawab untuk menjamin kesehatan,
layanan kesehatan yang sesuai standar dan keselamatan dan kesejahteraan karyawan dan
harganya terjangkau oleh perusahaan. melindungi harta benda dan lingkungan
melalui program promosi, pencegahan,
Penerapan keselamatan kerja di dalam industri perlindungan, partisipasi karyawan dan
bertujuan : pelatihan-pelatihan secara terus menerus dan
dalam bentuk peningkatan yang berkelanjutan
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan
• Membentuk bagian keamana
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
• Menunjuk /menentukan instruktur
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
• Memberikan pelatihan baik kepada bagian
dan produktivitas.
keamanan maupun kepada instruktur agar
2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada dapat menaggani K3 di instansinya sesuai
di tempat kerja. dengan prosedur
• Meminta karyawan agar menaati dan instruksi
3. Memeriksa dan mempergunakan sumber
produksi secara aman dan efisien. Subkontraktor ( Pihak ke Tiga )
• Mempunyai tanggung jawab untuk aturan-aturan dan mencoba untuk
memenuhi dan mengaplikasikan semua kebijakan- menghindari pelanggaran lebih lanjut.
kebijakan dan prosedur-prosedur Keselamatan dan • Aturan Kompor Panas, yaitu aturan yang pada
Kesehatan Kerja (K3) Perusahaan dalam lingkup hakekatnya menyatakan bahwa tindakan
kerja mereka selama kontrak kerja mereka dengan pendisiplinan hendaknya memiliki ciri-ciri
Pengusaha ( Perusahaan ) yang sama dengan hukuman yang diterima
seseorang karena menyentuh sebuah kompor
Bagian Keamanan panas.
• memberi petunjuk dan mengarahkan ke • Disiplin Progresif, yaitu memberikan
jalan yang aman hukuman yang lebih berat terhadap
• mempelajari dan menyelidiki sebab-sebab pelanggaran yang berulang.
terjadinya kecelakaan ditempat kerja. H. Faktor Pendisiplinan Kerja
• Instruktur
• membekali karyawan dengan pengetahuan Menurut Singodimedjo (dalam Sutrisno, 2014:89)
mengenai K3 ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin
• memberikan pelatihan penagganan terhadap kerja pegawai yaitu:
bahaya kepada karyawan
• memberikan instruksi dengan benar,tepat 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
dan aman mengenai pemakaian alat dan 2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam
teknis bekarja perusahaan.
• melaporkan dengan segera kepada pimpinan 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat
apabila kecelakaan kerusakan alat,maupun dijadikan pegangan.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil
Pengurus/Pengawas tindakan.
5. Ada Pengawasan
Yang perlu diketahui pertama adalah 6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai.
Pengurus/Pengawas merupakan orang yang
mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN,
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. SERIKAT PEKERJA, DAN
F. Disiplin Organisasi PERUNDINGAN KERJA BERSAMA
Secara umum, pengertian disiplin kerja adalah A. Hubungan Ketenagakerjaan atau
suatu sikap dan perilaku seseorang yang Hubungan Industrial
menunjukkan ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK
keteraturan dan ketertiban pada peraturan
2003), Hubungan Industrial adalah suatu sistem
perusahaan atau organisasi dan normal sosial yang
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
berlaku.
proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri
Jenis-Jenis Disiplin Kerja dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan
pemerintah.
Menurut Moekizat (2002), ada 2 (dua) jenis
disiplin kerja, diantaranya yaitu: Dalam melaksanakan hubungan industrial menurut
Pasal 102 UUK, masing-masing pihak mempunyai
• Self imposed discipline, yaitu disiplin yang fungsi sebagai berikut:
dipaksakan diri sendiri.
• Command discipline, yaitu disiplin yang 1) Perusahaan
diperintahkan.
Mempunyai fungsi menerapkan kebijakan,
Menurut Handoko (2001), ada 4 (empat) bentuk memberikan pelayanan, melaksanakan
disiplin kerja, diantaranya yaitu: pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap
pelanggaranperaturan perundang-undangan
• Disiplin Preventif, yaitu kegiatan yang ketenagakerjaan.
dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai standar 2) Pekerja/buruh
dan aturan, sehingga penyelewengan-
Berfungsi melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
penyelewengan dapat dicegah.
kewajibannya, menjaga ketertiban demi
• Disiplin Korektif, yaitu kegiatan yang diambil
kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi
untuk menangani pelanggaran terhadap
secara demokratis, mengembangkan keterampilan, (c) Perangkat Pemerintah Desa atau nama lain
dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dari desa.
dan memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya. Seperti Tentara Nasional Indonesia dan Polisi
Negara Republik Indonesia, KORPRI dilarang
3) Pengusaha memberntuk serikat pekerja/serikat buruh dab
dilarang melakukan pemogokan.
Pengusaha dan organisasi pengusahanya
mempunyai fungsi menciptakan kemitraan, 3. Organisasi Pengusaha
mengembangkan usaha, memperluas lapangan
kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh a) Asosiasi Pengusaha Indonesia
secara terbuka, demokratis dan berkeadilan. Di Indonesia organisasi pengusaha dibetnuk pada
B. Sarana Hubungan Industrial taggal 7 Juni 1970, mula-mula organisasinya dalam
bentuk yayasan. Pada tahun 1985 diubah menjadi
Hubungan industrial dilaksanakan melalui sarana Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Tujuan
sebagai berikut: Serikat Pekerja/Buruh; Organisasi asosiasi ini adalah:
Pengusaha; Lembaga Kerja Sama Bipartit; dan
Lembaga Kerja Sama Tripartit (Pasal 103 UUK) (1) Mempersatukan dan membina para
pengusaha serta memberikan pelayanan
1. Serikat Pekerja/Buruh kepentingan dalam hubungan industrial.

Ketentuan mengenai serikat pekerja/buruh diatur (2) Menciptakan dan memelihara


oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 keseimbangan, ketenangan dan kegirahan kerja
tentang Serikat Pekerja/Serikat Burh (UUSPB) jo serta usaha dalam pembinaan hubungan industrial
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang ketenagakerjaan.
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(UUPHI) yang dimaksud dengan serikat b) Kamar Dagang dan Industri Indonesia
pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)
dibentuk dari, oleh, dan untuk di perushaan tidak ada hubungannya secara langsung dengan
maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, hubungan industrial. Organisasi ini membina dan
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung mengembangkan perusahaan-perusahaan dagang
jawab guna memperjuangkan, membela serta dan indutri tempat para tenaga kerja/buruh bekerja.
melingdungi hak dan kepentingan pekerja/butuh KADIN adalah wadah bagi para pengusaha
dan keluarganya. Indonesia yang bergerak dalam bidang
2. Korps Pegawai Republik Indonesia perekonomian yang berasaskan Pancasila. KADIN
merupakan organisasi yang bersifat mandiri, bukan
Di Indonesia Pegawai Negeri Sipil dianggap organisasi pemerintah dan bukan organisasi politik
sebagai profesi bukan pekerja, oleh karena itu dan dalam melaksanakan tugasnya tidak mencari
dilarang membentuk serikat pekerja/buruh. Untuk keuntungan.
para pegawai negeri diberntuk Korps Pegawai
Republik Indonesia (KORPRI) pada tahun 1971 c) Asosiasi Perusahaan Sejenis (Sektoral)
melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Asosiasi Perusahaan Sejenis (Sektoral) juga tak ada
Nomor 82 Tahun 1971 tentang Korps Pegawai hubungannnya secara langsung dengan hubungan
Republik Indonesia juncto Keputusan Presiden industrial. Akan tetapi, di perusahaan para
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang anggotanya berkembang serikat pekerja/buruh
Pengesahan Perubahan Anggaran Dana Korps sektoral yang dapat membentuk Federasi Serikat
Pegawai Republik Indonesia/ KORPRI merupakan Pekerja Sektoral dan Konfederasi Serikat
organisasi pegawai negeri yang terdiri dari: Pekerja/Buruh Sektoral. Anggota Asosiasi
(a) Pegawai Negeri Sipil di semua lembaga Perusahaan Sejenis terdiri dari :
pemerintah kementrian, lembaga pemerintah non- (1) Sektor perdagangan yang beranggotakan
kemetrian dan pegawai pemerintah daerah. 20 asosiasi dab gabungan pegusaha.
(b) Pegawai Badan Usaha Milik Negara, (2) Sektor peternakan terdiri dari 8 asosiasi
Badan Hukul Milik Negara, Badan Layanan dan gabungan pengusaha.
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, serta semua
anak perusahaannya.
(3) Sektor kehutanan beranggotakan 7 (6) Lembaga Kerja Sama Tripartit Sektoral
asosiasi dan gabungan pengusaha. Kabupaten/Kota

(4) Sektor pertambangan dan energi 6. Peraturan Perusahaan


beranggotakan 6 asosiasi dan gabungan pengusaha.
Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang
(5) Sektor industri logam dasar dan mesin dibuat oleh pengusaha secara tertulis yang memuat
terdiri dari 11 asosiasi dan gabungan pengusaha. syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
(6) Sektor industri kimia dasar yang terdiri sekurang-kurang 10 orang wajib membuat PP yang
dari 8 asosiasi gabungan perusahaan. berisi syarat—yarat kerja yang belum diatur dalam
(7) Sektor aneka industri terdiri dari 11 peraturan perundang-undangan dan rincian
asosiasi dan gabungan perusahaan. pelaksanaan ketentun dalam peraturan perundang-
undangan.
(8) Sektor pariwisata pos dan telekomnuikasi
terdiri dari 8 asosiasi dan gabungan perusahaan. C. Serikat Pekerja

(9) Sektor jasa keuangan, perbankan dan a. Pro dan Kontra Serikat Pekerja
asuransi beranggotakan 11 asosiasi dan gabungan Orang-orang yang pro terhadap serikat pekerja
perusahaan. mengklaim bahwa serikat pekerja diperlukan guna
(10) Sektor jasa, industri telekomunikasi masa melindungi kalangan karyawan dari keputusan
penerbitan dan jasa-jasa lain terdiri dari 3 asosiasi manajemen yang sewenang-wenang. Orang-orang
dan gabungan usaha. yang anti terhadap serikat pekerja menuding bahwa
serikat pekerja menyalahgunakan kekuatan mereka
(11) Sektor jasa kontruksi dan real estate terdiri dengan mengabaikan efisiensi produktif, dan
dari 8 asosiasi dan gabungan usaha. bahwa serikat pekerja lebih mengancam ketimbang
melindungi hak individu pekerja untuk memiliki
(12) Sektor tenaga kerja yang terdiri dari 9
pekerjaan yang aman.
asosiasi dan gabungan usaha.
b. Peran Manajer dalam Hubungan Kerja
4. Lembaga Kerja Sama Bipartit
Manajer berada di garis depan dalam seluruh
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 50 orang
hubungan manajemen-pekerja. Manajer memikul
pekerja atau lebih wajib membentuk Lembaga
tanggung jawab utama atas hubungan harian
Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit). LKS Bipartit
manajemen-serikat pekerja, sehingga penting bagi
befungsi sebagai forum komunikasi, dan konsultasi
manajer untuk mencermati isu-isu lingkungan kerja
mengenai hal ketenagakerjaan di satu perushaan.
yang terkait dengan serikat pekerja.
5. Lembaga Kerja Sama Tripartit
(1) Manajer perlu menyimak bagaimana sikap
Lembaga Kerja Sama Tripartit (LKS Tripartit) para karyawan terhadap lingkungan kerja mereka
adalah forum komunikasi, konsultasi dan
(2) Apabila terdapat serikat pekerja, para
musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang
manajer bertanggung jawab atas penerapan harian
anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha,
ketentuan yang ada dalam perjanjian perundingan
serikat pekerja dan pemerintah. Lembaga Kerja
kerja bersama.
Sama Tripartit terdiri dari:
(3) Manajer perlu memiliki pemahaman dasar
(1) Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional
tentang undang-undang ketenagakerjaan
(2) Lembaga Kerja Sama Tripartit Provinsi
(4) Manajer acapkali diminta untuk bertindak
(3) Lembaga Kerja Sama Tripartit sebagai anggota komite untuk mendengar keluhan
Kabupaten/Kota yang dibawa oleh serikat pekerja kepada
perusahaan.
(4) Lembaga Kerja Sama Tripartit Sektoral
Nasional c. Bentuk dan Karakter Tentang Serikat
Pekerja dan Tanggapan Manajemen
(5) Lembaga Kerja Sama Tripartit Sektoral
Provinsi Serikat pekerja harus membentuk mekanisme
tantangan-tanggapan institusional di dalam sebuah
organisasi. Walaupun mekanisme ini pada dasarnya (a) Favoritisme dan ketidakpastian mengenai
merupakan jalur dua arah, tantangan perdana dan bayaran, jam kerja, dan kondisi kerja akan
langsung adalah khas serikat pekerja. Serikat berkurang.
pekerja menantang manajemen dengan dua cara
yaitu, tantangan negoisasi dan tantangan keluhan (b) Para karyawan sangan mungkin menerima
dari hari ke hari. proses pembelaan diri dan proteksi yang sama di
tempat kerja.
d. Dampak Serikat Pekerja
(c) Serikat pekerja mempunyai kekuatan
Para karyawan bergabung dengan serikat pekerja jumlah yang menjadi alat dari kalangan karyawan
dalam upaya meningkatkan upah, kondisi kerja, untuk dapat menyatukan kekuatan individu mereka
dan keselamatan kerja mereka. Terdapat dua ke dalam kekuatan kelompok yang sangat besar.
perspektif perihal dampak serikat pekerja yaitu,
perspektif monopoli dan perspektif suara kolektif. (d) Serikat pekerja mungkin mempersulit
beberapa karyawan untuk melakukan inisiatif
1) Dampak Monopoli perorangan dan mendemonstrasikan kinerja yang
sangat menonjol.
Perspektif monopoli atas serikat pekerja berangkat
dari premis bahwa serikat pekerja menaikkan upah E. Teori-Teori Perundingan dalam
di atas tingkat upah kompetitif. Serikat pekerja Hubungan Ketenagakerjaan
tampaknya berpengaruh positif pula terhadap
tunjangan pelengkap (fringe benefits). Apabila 1. Teori Perilaku Negosiasi
serikat pekerja menaikkan gaji terlalu tinggi di Walton dan McKersie mengakui fungsi lainnya
suatu pasar kompetitif, maka mereka mengancam dari perlindungan kerja bersama, attitudinal
jelangsungan hidup perusahaan dan dirinya sendiri. structuring, yang menggambarkan bagaimana
Upah dapat dibawa keluar dari kompetisi melalui serikat pekerja dan manajemen saling
beberapa cara. Pertama, tuntutan serikat pekerja mempengaruhi satu sama lain dan membina suatu
mungkin relatif tidak sensitive terhadap perubahan hubungan. Attitudinal structuring merupakan
upah. Kedua, tingkat organisasi serikat pekerja di situasi perundingan dimana pihak yang berunding
dalam suatu pasar tertntu dapat pula mempengaruhi memperat persahabatan, kepercayaan, respek, dan
kekuatan monopoli serikat pekerja. kerja sama.
2) Dampak Suara Kolektif 2. Teori Rentang Perundingan Pigou
Para karyawan mempunyai beberapa pilihan Teori Rentang Perundingan Pigou dikembangkan
manakala mereka tidak puas dengan pekerjaan oleh A.C Pigou yang menyusun sebuah model
yaitu, mereka tidak berbuat apa-apa, mereka dapat penentuan gaji berjangka pendek selama tahun
berhenti dari pekerjaan, atau mereka mengeluh dan 1920-an. Teori tentang perundingan Pigou
mencoba memperbaiki kondisi di seputar mereka. menjelaskan bagaimana proses manajemen dan
Sebagian besar karyawan merasa lebih mudah buruh mematok batas gaji atas dan bawah dimana
bertarung demi perbaikan kerja melalui serikat penyelesaian terakhir dibuat. Batas atas serikat
pekerja. Penggabungan diri dan penggalangan pekerja menunjukkan gaji ideal menurut serikat
suara kolektif menawarkan perlindungan dari pekerja.
ketakutan ancaman manajemen.
3. Model Perundingan Hicks
3) Dampak Terhadap Manajemen dan
Produktivitas Model perundingan Hicks terfokus pada biaya dan
lamanya kemacetan kerja. Hicks mengusulkan agar
Serikat pekerja memiliki sumber kekuatan dan juru runding serikat pekerja dan juru runding
pengaruh yang luar biasa terhadap praktik-praktik manajemen menyeimbangkan biaya dan manfaat
manajerial, perilaku pekerja, dan kondisi dasar suatu kemacetan kerja tatkala membuat konsesi di
pekerjaan.Serikat pekerja mengakibatkan erosi meja perundingan.
signifikan atas otoritas pengambilan keputusan
manajerial untuk mengendalikan kalangan G. Perundingan Kerja Bersama
karyawan.
Isu perundingan terbagi dalam tiga kategori, yaitu
4) Dampak Terhadap para Karyawan wajib (mandatory), permisif, dan terlarang
(prohibited).
1. Isu Mandatori serikat pekerja yang berunding dengan satu
perusahaan.
Isu yang harus dirundingkan berdasarkan undang –
undang ketenagakerjaan yang meliputi penentuan d) Perundingan nasional atau lokal
gaji, jam kerja, dan persyaratan serta kondisi (national/local bargaining) terdiri atas sebuah
kepegawaian lainnya. Isu ini berpengaruh langsung kesepahaman yang dingeosiaikan pada tingkat
dan segera terhadap pekerjaan karyawan. nasional seputar persoalan-persoalan konomik dan
Penolakan berunding merupakan dasar dari pada tingkat local mengenai kondisi kerja atau
tuntutan praktik ketenagakerjaan yang tidak adil. pokok bahasan kontrak lainnya.

2. Isu Permisif Proses Perundingan

Isu permisif dibahas hanya ketika kedua belah Proses perundingan terdiri atas empat fase:
pihak bersepakat membahasnya, biasanya meliputi
hal – hal menyangkutkepentingan kedua belah 1) Penyajian tuntutan. Kedua belah pihak
pihak, termasuk kebijakan penentuan harga, menyajikan tuntutan mereka dimulai dari serikat
pensiun dan tunjangan yang diterima oleh para pekerja dan tim manajemen mengajukan
karyawan, atau peraturan keselamatan kerja. pertanyaan atas isu-isu dan menilai pentingnya
tuntutan. Hal ini membentuk iklim negosiasi dan
3. Isu Illegal atau Terlarang aturan prosedur yang akan diikuti biasanya
diputuskan dalam pertemuan pertama.
Isu terlarang merupakan pokok bahasan yang
dilarang oleh undang-undang. Isu-isu ini tidak 2) Analisis tuntutan. Tuntutan akan diajukan
dapat dirundingkan jika kedua belah pihak oleh kedua pihak, termasuk hal yang harus
menghendakinya. Isu ini meliputi closed-shop dipenuhi sebelum persetujuan. Negosiator
agreements, diskriminasi golongan individu yang memeriksa daftar dari pihak lain dan menentukan
terlindungi, dan bot-cargo agreements. isu yang benar. Wilayah di mana kedua belah pihak
bernegosiasi membentuk zona perundingan
Negosiator (barganing zone) yang masing – masing pihak
Negosiator adalah anggota tim perunding dari memiliki batas tolerasi dan menolak ketika
kedua belah pihak dan lazimnya mewakili bidang melewati batasan.
tertentu dalam kontak atau kecakapan dalam 3) Kompromi. Kompromi berlaku ketika
bidang khusus yang akan dirundingkan. kepentingan kedua pihak tidak sejalan. Kompromi
Negoisator-negosiator dari kedua belah pihak dapat berjalan di meja perundingan yang mana
biasanya diketuai oleh ketua negosiator. subkomite perwakilan kedua belah pihak
Struktur Perundingan menyelidiki isu dan menyodorkan alternatif
sehingga kompromi dapat dicapai dengan membuat
Struktur formal terdiri atas perusahaan dan usulan tandingan sampai kata sepakat.
kalangan karyawan yang secara formal terikat
kontrak negoisasi. Struktur informal terdiri atas 4) Penyelesaian informal dan ratifikasi.
pihak-pihak yang secara signifikan terpengaruh Kedua belah pihak kembali ke kelompok pemandu
oleh negoisasi. Terdapat empat jenis struktur untuk persetujuan yang bersifat sementara yang
perundingan: diperiksa oleh manajemen puncak setelah mencapai
keputusan kompromi.
a) Perundingan satu serikat pekerja-satu
perusahaan (single union-single employer Strategi Perundingan
bargaining) merupakan struktur perundingan Terdapat 3 strategi perundingan yang digunakan
khusus dan lebih diminati oleh sebagian besar untuk meningkatkan barganing power, yaitu:
perusahaan.
1) Perundingan Distributif
b) Perundingan multiperusahaan
(multiemployer-bargaining) terdiri atas satu serikat Perundingan ini berhubungan dengan situasi
pekerja yang berunding dengan leboh dari satu konflik yang masing-masing pihak berjuang secara
perusahaan. agresif untuk mendapatkan upah yang lebih besar
dan perundingan dapat lancar ketika kedua belah
c) Perundingan terkoorinasi (coordinated pihak bersaing memperebutkan sumber daya yang
bargaining) kadang juga disebut perundingan terbatas.
koalisi (coalition bargaining) terdiri atas beberapa
Serikat pekerja mengawali perundingan dengan Mogok kerja adalah penolakan karyawan untuk
memaparkan tuntutan tertulis yang memberikan bekerja. Menurut pasal 1 ayat 23 2003 UU
keterbukaan diri terhadap konsensi selama proses ketenagakerjaan, mogok kerja adalah tindakan
berlangsung sehingga usulan tersebut dapat pekerja/ buruh yang direncanakan dan dilaksanakan
dipercaya. Karyawan menggunakan perundingan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat kerja/
ini untuk menyakinkan manajemen atas serikat buruh untuk menghentikan atau
ketersediaan mogok keja yang dapat mengganggu memperlambat pekerjaan.
perusahaan dan manajemen menyakinkan serikat
pekerja dalam menanggung pemogokan. Biaya Mogok Kerja

2) Perundingan Integratif Pemogokan membebani perusahaan karena


pemogokan memaksa penutupan seluruh atau
Perundingan integratif merupakan bentuk negosiasi sebagian operasi perusahaan dan disertai lenyapnya
pemecahan masalah yang kooperatif. Kedua belah penjualan dan pelanggan. Keputusan perusahaan
pihak akan mencermati bidang permasalahan dan untuk menanggung mogok kerja meliputi
mencoba mencapai solusi yang akan diterima oleh pengkalkulasian biaya menyetujui versus biaya
kedua belah pihak. Pembahasan yang biasa dalam tidak menyetujui pihak lawan.
perundingan ini adalah hubungan kepercayaan,
respect, dan pengakuan legitimasi yang dilakukan Kesediaan Manajemen Untuk Menghadapi Mogok
dengan terbuka dan sering berlangsung. Kerja

3) Perundingan intraorganisasional Dalam kondisi bagaimana manajemen paling


mampu menghadapi suatu pemogokan, faktor-
Proses penyelsaian pencarian bidang yang berbeda faktor berikut perlu dicermati :
dalam mencapai kepentingan bersama diantara
anggota kelompok yang sama. Partisipan kedua 1) Permintaan produk : manajemen kurang
belah pihak mengambil keputusan di kalangan mampu menghadapi mogok kerja tatkala
mereka saat berlangsung dan sebelumnya. permintaan produknya tinggi karena hal itu
menyebabkan raibnya pendapatan dan laba usaha.
H. Kebuntuan Perundingan
2) Kerapuhan : suatu mogok kerja yang
Ketika kedua belah pihak mencapai sebuah dilakukan oleh karyawan-karyawan tertentu akan
kepahaman dan ingin berkompromi, proses berdampak pada kehilangan pendapatan permanen,
perundingan biasanya menghasilkan penyelesaian dengan demikian meningkatkan biaya pemogokan
damai. bagi manajemen. Seperti : buruh pabrik gula pada
waktu musim panen tebu.
Perundingan yang baik ialah:
3) Teknologi : sebuah organisasi yang
1) Kedua belah pihak hendaknya bersedia intensif modal tidak akan begitu bergantung kepada
mematuhi tenggat waktu normal, ditempat yang para karyawan dan lebih mampu memakai penyelia
masuk akal, untuk membahas beragam isu atau karyawan lainnya sebagai pengganti karyawan
perundingan dari kedua belah pihak. Upaya serius yang mogok.
harus dikerahkan untuk menjembatani perbedaaan
dan mencapai dasar-dasar mufakat yang dapat 4) Tersedianya karyawan-karyawan
diterima. pengganti : penggunaan karyawan-karyawan
pengganti untuk beroperasi selama pemogokan
2) Sebuah usulan tandingan seyogyanya meningkatkan risiko bagi para pemogok.
ditawarkan bilamana usulan pihak lainnya ditolak.
5) Beberapa tempat produksi dan kontrak
3) Posisi pada ketentuan kontrak tidak boleh yang membingungkan : beberapa tempat produksi
berubah secara konsisten. dan kontrak yang membingungkan memungkinkan
4) Perilaku yang mengelak-elak selama perusahaan untuk menggeser produksi dari fasilitas
negosiasi harus dijauhkan. yang dilanda pemogokan.

5) Harus ada kemauan untuk menjabarkan 6) Fasilitas terpadu : ketika fasilitas


kesepahaman lisan ke dalam kontrak tertulis. menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan fasilitas
lain untuk produksinya maka perusahaan kurang
1. Mogok Kerja (Strike) begitu siap untuk menghadapi pemogokan karena
gangguan produksi akan berdampak tidak hanya ke Proses mediasi biasanya meminta pihak ketiga
fasilitas itu saja. untuk mendengarkan kedua belah pihak,
menjembatani perbedaan, mengusulkan kompromi
7) Tidak adanya produk subtitusi : sebuah baru, dan menentuka dasar-dasar kesepakatan
pemogokan akan menjadi lebih mahal bagi untuk negosiasi lebih lanjut. Tujuan mediasi adalah
perusahaan apabila para pelanggan mempunyai untuk membujuk kedua belah pihak supaya
sumber alternatif yang langsung tersedia. memulai kembali negosiasi dan mencapai
2. Penutupan Perusahaan (Lockout) penyelesaian. Mediator merupakan pihak ketiga
yang tidak mempunyai otoritas mengikat yang
Penutupan perusahaan (lockout) adalah penolakan membantu manajemen dan serikat pekerja dalam
manajemen untuk membolehkan para karyawan mencapai kesepahaman.
masuk kerja. Pasal 1 ayat 23 UU ketenagakerjaan
2003, penutupan perusahaan sebagai tindakan 6. Arbitrasi
pengusaha untuk menolak pekerja/buruh seluruh Arbitrasi adalah penyerahan perselisihan kepada
nya atau sebagaian untuk menjalankan tugasnya. pihak ketiga yang netral. Abitrasi advisori, opini
Lockout merupakan senjata tandingan manajemen arbitrator dimaksudkan untuk mengarahkan pihak-
untuk menghantam pemogokan serikat kerja. pihak yang bersitegang menuju solusi yang adil
Lockout akan berjalan efektif tatkala manajemen tanpa harus memaksa mereka menerima
menghadapi serikat pekerja yang lemah, pada saat rekomendasi arbitrator. Arbitrasi tawaran akhir,
perbendaharaan dana serikat pekerja sudah habis. biasanya mengikat dan mensyaratkan arbitrator
Lockout dilancarkan demi dua tujuan proteksi bagi untuk memilih posisi manajemen ataupun
perusahaan. Pertama, lockout dapat diberlakukan karyawan, yang mana yang lebih masuk akal.
untuk mencegah kesulitan ekonomi yang Ratifikasi Perjanjian
diakibatkan oleh perlambatan kerja, perusakan,
atau ketidakpastian seputar penghentian pekerjaan. Kesepahaman sementara atas semua ketentuan
Kedua, hal ini terjadi manakala perusahaan dalam kontrak. Manajemen puncak umumnya diberi
sebuah unit multiperundingan melihat serikat penjelasan ringkas mengenai kemajuan yang
pekerja mencoba memakai strategi gergaji dicapai disetiap perundingan. Proses perundingan
melawan manajemen. Strategi gergaji adalah lebih rumit bagi serikat pekerja, karena point point
pemogokan berturut-turut terhadap anggota- yang diusulkan belum tuntas tetapi perundingan
anggota dari unit perundingan multiperusahaan. harus segera dilaksanakan kembali.
Lockout diperbolehkan setelah terpojok kebuntuan
pada butir-butir perundingan. PEMUTUSAN HUBUNGAN
3. Picketing KERJA
Petugas serikat pekerja yang mengkoordinasikan 1 Alasan-alasan Pemutusan Hubungan Kerja
pemogokan dan menghalangi perusahaan dari
melanjutkan aktivitas bisnisnya. Supaya efektif, Pemutusan hubungan kerja tidak boleh dilakukan
barisan piket tidak harus selalu membutuhkan secara sepihak dan sewenang-wenang, PHK hanya
banyak massa pemogok. Sekelompok kecil barisan dapat dilakukan dengan alasan-alasan tertentu
piket dapat memaksa penghentian aktivitas setelah diupayakan bahwa PHK tidak perlu terjadi.
perusahaan sekiranya mereka mendapat sambutan
Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan
dari karyawan-karyawan lain atau serikat pekerja
Kerja (PHK) atas dasar UU No. 13 tahun 2003
lainnya.
mengenai Ketenagakerjaan, pihak perusahaan dapat
4. Boycott saja melakukan PHK dalam berbagai kondisi
seperti di bawah ini:
Tatkala sekelompok pelanggan secara bersama-
sama menolak melakukan transaksi-transaksi bisnis a. Pengunduran diri secara baik-baik atas
dengan sebuah perusahaan. Boikot merupakan kemauan sendiri
senjata ekonomi yang ampuh untuk menuntut b. Pengunduran diri secara tertulis atas
perubahan didalam organisasi. kemauan sendiri karena berakhirnya
hubungan kerja
5. Mediasi c. Pengunduran diri karena mencapai usia
pensiun.
d. Pekerja melakukan kesalahan berat
e. Pekerja ditahan pihak yang berwajib. hanya bicara tentang keburukan karyawan yang
f. Perusahaan/perusahaan mengalami menyebabkan pemberhentian tersebut, tapi juga
kerugian bicara tentang kebaikannya.
g. Pekerja mangkir terus menerus
h. Pekerja meninggal dunia 5. Tutup Meeting dengan Mood Positif
i. Pekerja melakukan pelanggaran Tutuplah meeting ini dengan mood yang positif.
j. Perubahan status, penggabungan, Berterima kasih lah karyawan tersebut atas semua
pelemburan atau perubahan kepemilikan kontribusi nya sampai hari ini dan doakanlah yang
k. Pemutusan Hubungan Kerja karena terbaik untuk masa depan mereka.
alasan Efisiensi
l. Karena perusahaan tutup atau Karena Mem-PHK karyawan bukanlah sebuah
keadaan memaksa (Force Majeur) pengalaman yang enak, tetapi kadang-kadang
sangat diperlukan demi kebaikan perusahaan.
Untuk mengundurkan diri, pekerja harus memenuhi Terutama di kasus-kasus dimana karyawan sudah
syarat : bukan cuma tidak prestasi, tetapi juga mulai
• Pekerja wajib mengajukan permohonan merusak kinerja perusahaan dan orang
selambatnya 30 hari sebelumnya sekelilingnya (meracuni sumur), aksi cepat dari
sang manajer di dalam proses pemecatan ini sangat
• Pekerja tidak memiliki ikatan dinas penting bagi perusahaan dan orang-orang di
dalamnya.
• Pekerja tetap melaksanakan kewajiban
sampai mengundurkan diri. Menurut UU No. 2/2004, jika terjadi perselisihan
PHK berikut dengan akibat hukumnya, maka
Selain itu ada faktor pekerja yang habis masa penyelesaiannya dapat diupayakan melalui
kontraknya adalah pekerja yang hubungan kerjanya mekanisme seperti tersebut di bawah ini, serta
telah berakhir seperti yang tertera dalam Perjanjian masing-masing penjelasannya:
Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Apabila pekerja
tidak melanggar peraturan perusahaan dalam 1. Bipartit
pelaksanaan PKWT ini, maka PHK yang terjadi
termasuk kategori putus demi hukum. PHK Penyelesaian perselisihan dengan cara lain, seperti
semacam ini tidak mewajibkan perusahaan untuk mediasi, konsiliasi, arbitrase dan Pengadilan
memberikan uang pesangon, uang penghargaan Hubungan Industrial, hanya dapat dilakukan jika
maupun uang penggantian hak. sebelumnya telah melalui tahap penyelesaian
secara bipartit. Bahkan permohonan penyelesaian
2.2 Teknik (cara dan proses) Pemutusan perselisihan hubungan industrial boleh ditolak oleh
Hubungan Kerja instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan, jika ternyata upaya penyelesaian
- Cara cara mem PHK karyawan perselisihan melalui bipartit belum dilakukan oleh
1. Memberikan Peringatan Sebelumnya pihak-pihak yang berselisih.

Satu cara untuk melancarkan proses PHK secara Pada prakteknya, adakalanya perundingan
adil adalah untuk memberikan mereka sebuah secara bipartit tidak dapal dilakukan oleh pihak
peringatan atau ultimatum. Panggil karyawan pengusaha dan pekerja, kendalanya dapat terletak
tersebut ke kantormu dan beritahu mereka bahwa pada pekerja itu sendiri, misalnya kekhawatiran
performa/sikap mereka tidak bagus, dan kalau tidak akan mendapatkan tekanan, atau intimidasi dari
membaik, Anda tidak ada punya pilihan lain selain pihak pengusaha, sehingga pekerja lebih memilih
mem-PHK kan mereka. tidak melakukan perundingan secara bipartit
dengan pengusaha yang akan merugikan
2. Lakukan Pembicaraan di Akhir Hari, Bertatap kepentingan pekerja. Namun dapat juga terjadi
Muka sebaliknya, pengusaha kesulitan untuk mengadakan
perundingan secara bipartit dengan pekerja karena
3. Langsung Bicara Intinya
secara kebetulan melibatkan pekerja dalam jumlah
4. Sandwich Method besar, misalnya dalam kasus mogok kerja.

Sandwich method intinya adalah membungkus Cara lain yang sering digunakan adalah dengan
sebuah peristiwa negatif ditengah peristiwa baik. langsung mengajukan permohonan kepada instansi
Dalam konteks ini, artinya adalah untuk tidak yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan. Umumnya permohonan ini akan
ditindaklanjuti dengan menyampaikan surat Hubungan Industrial, yang selanjutnya disebut
panggilan ke masing-masing pihak yang berselisih. arbiter adalah “Seorang atau lebih yang dipilih oleh
Apabila para pihak hadir memenuhi panggilan para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang
tersebut, maka instansi terkait akan menyarankan ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan putusan
agar pihak-pihak yang berselisih terlebih dahulu mengenai perselisihan kepentingan, dan
melakukan perundingan bipartit di tempat dan perselisihan antar serikat pekerja hanya dalam satu
waktu tersebut juga. Perundingan bipartit dilakukan perusahaan yang diserahkan penyelesaiannya
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang melalui arbitrase yang putusannya mengikat para
mengatur tentang perundingan bipartit. pihak dan bersifat final”.

2. Mediasi 5. Pengadilan Hubungan Industrial

Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat Berdasarkan Pasal 55 UU No. 2/2004,


diselesaikan melalui perundingan bipartit, maka Pengadilan Hubungan Industrial merupakan
tahapan selanjutnya adalah dengan mengupayakan pengadilan khusus yang berada pada lingkungan
penyelesaian melalui mediasi. Penyelesaian peradilan umum. Keberadaan Pengadilan
perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh Hubungan Industrial ini adalah sebuah terobosan
mediator yang berada disetiap kantor instansi yang penting di dalam menjawab kebutuhan atas
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. penyelesaian setiap perselisihan hubungan
Pasal 10 UU No. 2/2004 disebutkan bahwa dalam industrial yang sederhana, cepat, dan efisien.
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja Pengadilan Hubungan Industrial adalah akhir dari
setelah menerima pelimpahan penyelesaian rangkaian proses PPH1 dan menjadi upaya
perselisihan, mediator telah mengadakan penelitian terakhirjika cara-cara PPHI yang disediakan,
tentang duduk perkara dan segera mengadakan seperti bipartit, mediasi, konsiliasi, arbitrase, belum
sidang mediasi. juga menghasilkan penyelesaian yang dapat
diterima oleh para pihak yang berselisih.
3. Konsiliasi
2.3 Akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Apabila penyelesaian melalui mediasi ternyata
gagal, maka pihak-pihak yang berselisih memiliki 2 1. Dampak bagi Karyawan
(dua) opsi untuk penyelesaian selanjutnya, yaitu
mekasnisme konsiliasi atau Pengadilan Hubungan Dengan adanya pemberhentian karyawan
Industrial. Penyelesaian perselisihan PHK dapat tersebut tentu sangat berpengaruh sekali terhadap
diupayakan penyelesaiannya melalui konsiliasi karyawan itu sendiri. Dengan diberhentikan dari
oleh pihak-pihak yang berselisih, dilakukan setelah pekerjaannya maka berarti karyawan tersebut tidak
terlebih dahulu ditawarkan oleh instansi yang dapat lagi memenuhi kebutuhan secara maksimal
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, untuk karyawan dan keluarganya. Sehingga
yaitu pada saat permohonan penyelesaian penghasilan untuk mencukupi kebutuhan
perselisihan didaftarkan/dicatatkan. Penyelesaian perekonomian keluarga karyawan pun akan
perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh berkurang. Dapat meningkatkan pengangguran di
konsiliator yang terdaftar pada kantor instansi yang masyarakat,dan tingkat kriminal akan meningkat
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. 2. Dampak Bagi Perusahaan
Konsiliator adalah seseorang yang dipandang
memiliki kompetensi dan berpengalaman di bidang Selain dampak bagi karyawan itu sendiri,
ketenagakerjaan yang kemudian diangkat menjadi proses pemutusan hubungan kerja itu akan
konsiliator. memberikan dampak positif dan negatif bagi
perusahaan. Dampak positif bagi perusahaan
4. Arbitrase dengan adanya proses pemutusan hubungan kerja
Arbitrase Hubungan Industrial, yang karyawan adalah memungkinkan perusahaan untuk
selanjutnya disebut arbitrase adalah “Penyelesaian mendapatkan karyawan yang lebih baik dari
suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan karyawan yang sebelumnya, dan mengurangi biaya
antar serikat pekerja hanya dalam satu perusahaan, pengeluaran gaji/efisiensi. Sedangkan dampak
di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui negatif bagi perusahaan yaitu image perusahaan
kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih akan berkurang di mata investor dan masyarakat,
untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan perusahaan akan kehilangan pekerjanya dan
kepada arbiter yang putusannya mengikat para perusahaan akan membutuhkan biaya yang cukup
pihak dan bersifat final”. Sedangkan Arbiter besar untuk mendapatkan (merekrut) pekerja baru,
dan kuantitas produksi perusahaan menjadi
menurun.

Anda mungkin juga menyukai