• Gejala
• Mata merah
• Visus turun mendadak
• Injeksi silier
• Nyeri fotofobia
Jawaban lainnya
• B. ulkus kornea disebabkan oleh infeksi sebelumnya/keratitis,
penyakit sistemik, idiopatik; terdapatnya ulkus di kornea, gejala :
mirip gejala keratitis, tes fluorescein (+)
• C. endoftalmitis peradangan bola mata yang melibatkan vitreous dan
segmen anterior, dapat juga melibatkan koroid dan retina, gejala :
visus turun mendadak, nyeri, edema palpebral, konjungtiva
hiperemis, edema kornea, hipopion, vitritis
• D. uveitis anterior peradangan pada iris, gejala : nyeri, nrocos,
injeksi silier, flare, KP, hipopion, sinekia posterior
• E. konjungtivitis peradangan pada konjungtiva, gejala : mata
merah, nrocos, keluar kotoran, visus tetap
78. KORTIKOSTEROID
• wanita 29 tahun mata kiri berair, merah, dan silau terkena cahaya
matahari
• Lima hari sebelumnya pasien mengaku matanya terkena bubuk
deterjen dan sudah dibilas dengan air bersih dan tidak pernah diberi
• obat tetes mata
• mata berair, merah, dan penurunan penglihatan
• visus OS 20/40 tidak maju dengan pinhole, OD visus 20/20
konjungitva hiperemis, berair, KP +, sinekia posterior, kornea sedikit
• keruh dengan kedalaman COA dangkal, secret +
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami uveitis anterior
• Gejala
• Mata merah
• Visus turun
• Fotofobia
Etiologi Anamnesis Klinis Tatalaksana
• Lyme
• Si'ilis
Posterior • Nyeri • Sol Hazy(+) Sesuai penyebab
(Koroid): "'Sensasi benda apung (+) •KoroioJtis
• Toxoplasrnosis i- lnflamasi COA , Retinitis
•CMV ,Vas�
• Histoplasmosis \N\N'l,VOTAKUKOI C
O M
• Tata laksana pada kasus uveitis anterior kortikosteroid
79. OTITIS MEDIA EFUSI
• anak laki-laki 7 tahun telinga terasa penuh selama 1 minggu
• Selama 1 tahun ini, pasien sering bersin-bersin dan hidung meler
• pemeriksaan otoskopi di dapatkan secret yang kental pada cavum
timpani
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami otitis media efusi
• HEIMLICH MANUEVER
HEIMLICH MANUEVER
• Letakkan kepalan tangan di atas
pusar
• Berikan tekanan ke atas sebanyak 5x
PEMBAHASA N O TAK U K D I
. '
HEIMLICH MANUEVER PADA BAYI
• Posisikan bayi telungkup di atas pangkuan
• Posisi kepala ke arah bawah
• Berikan 5x pukulan di punggung dengan telapak tangan
• Posisi bayi terlentang
• Berikan 5x dorongan pada tulang dada dengan menggunakan 2 ujung
jari
HEIMLICH MANUEVER PADA BAYI
• Sudah dilakukan pertolongan pertama untuk mencoba mengambil
dan tidak bisa BAWA KE IGD
81. MIRINGOTOMI
• anak laki-laki 4 tahun keluar cairan dari telinga kiri, cairan berwarna
bening kekuningan
• 3 hari yang lalu anak mengeluhkan nyeri di telinga kirinya disertai dengan
demam hingga 39OC dan anak sangat kesakitan
• Awalnya anak mengalami batuk dan nyeri tenggorokan sebelum telinganya
sakit
• Namun saat ini anak sudah tenang dan tidak lagi mengeluhkan telinga
nyeri, namun saat ini telinga mengeluarkan cairan bening kekuningan
• tindakan yang seharusnya dilakukan saat pasien mengalami nyeri hebat di
telinga dan demam tinggi serta cairan belum keluar dari telinga?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami otitis media akut stadium
perforasi
80 24
82 16
85 8
88 4
91 2
94 1
97 ½
100 ¼
Noise Induced Hearing Loss
• NIHL mengenai kedua telinga
• Tahap awal hanya dapat diketahui dengan tes pendengaran. Pekerja
yang terkena bisa tidak menyadarinya ( walaupun audiogram ada dip
di 4000Hz)
• Keluhan lain bisa menyertai yaitu mendenging (Tinnitus), recruitment,
vertigo
• Tahap berat timbul kesulitan menangkap pembicaraan dan terganggu
komunikasinya berpengaruh pada kehidupan sosialnya.
Pekerja berisiko :
Intensitas kebisingan tinggi dengan akitivitas menggunakan peralatan
kecepatan tinggi :
• Grinding
• Sawing
• Drilling
Biasanya pada tempat produksi :
• Metal
• Pengolahan perkayuan
• Konstruksi
Kerusakan organ :
Organ Corti ,
membrane, stereocilia,
haircell,
Subceluler organ ,
stria vascularis
✓ sel rambut koklea normal ✓ Sel rambut koklea yang rusak
Diagnosa NIHL
• Anamnesis :
- Usia
- Lama bekerja
- Riwayat penyakit .
- Onset Penurunan pendengaran
mendadak, berangsur-angsur
- Riwayat Keluarga
FAKTOR YANG BERPENGARUH
Riwayat penyakit
• Masalah telinga dan gejalanya
• Riwayat trauma kepala atau telinga
• Pemakaian obat-obatan
• Pekerjaan sebelumnya, militer
• Paparan bahan beracun / toxic (toluene, styrene, CO, Pb, Mercury)
• Aktivitas diluar pekerjaan
FAKTOR YANG BERPENGARUH
Riwayat paparan kebisingan
• Intensitas bising
• Tipe bising ( spektrum frekwensi )
• Sifat bising
• Jarak dengan sumber bunyi
• Posisi telinga
• Lama bekerja ( paparan kumulatif )
• Kerentanan individu
• Pemeriksaan Fisik :
• a. Keadaan Umum.
• b. Pemeriksaan telinga.
• c. Otoskopi.
• d. Tes Audiometri.
Penanganan NIHL
• Fase akut dengan terapi vasodilatator
• Ketulian berakibat gangguan komunikasi
• diperlukan konseling
• rehabilitatif :
• latihan mendengar
• latihan membaca gerak bibir
• Alat Bantu Dengar
Jawaban lainnya
• A. presbiakusis gangguan pendengaran sensorineural pada usia
lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi
secara perlahan dan simetris pada kedua sisi telinga
• B. tuli kongenital ketulian yang terjadi pada seorang bayi
disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan maupun
pada saat lahir. Ketulian ini dapat berupa tuli sebagian (hearing
impaired) atau tuli total (deaf)
• C. sudden sensory hearing lost kehilangan pendengaran tiba-tiba
• E. idiopatik tidak diketahui penyebabnya
83. STROKE INFARK
• wanita 67 tahun kelemahan anggota gerak kiri setelah bangun
tidur pagi hari
• TD 160/100, lain-lain dalam batas normal
• pemeriksaan neurologi didapatkan paresis N. cranialis VII dan XII
UMN sinistra dan paresis anggota gerak sinistra
• GDS 140 mg/dl, kolesterol total 312 mg/dl, LDL 208 mg/dl, HDL 48
mg/dl, trigliserida 300 mg/dl
• Gambaran CT scan didapatkan lesi hipodens di capsula interna
• dextra
Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami stroke infark
• manuver
• dix-hallpike
terapi
• komunikasi dan informasi
• penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu yg berbahaya dan
prognosisnya baik serta hilang spontan
Antihipertensi
• apabila TDS > 180 mmHg atau • Obat antihipertensi yang dapat dipakai adalah
antihipertensi parenteral dengan dosis titrasi.
mean Arterial Pressure (MAP) > Pilihan obat nicardipin atau diltiazem
130 mmHg, tekanan darah
diturunkan dengan menggunakan
• Untuk menjaga TDS jangan meurun (di bawah
antihipertensi intravena secara 120 mmHg) dapat diberikan vasopressors,
continue dengan pemantauan dimana hal ini untuk melindungi jaringan
iskemik penumbra yang mungkin terjadi
• tekanan darah setiap 5 menit. akibat vasospasme.
Penurunan tekanan darah
hendaknya perlahan (maksimal
25% dalam 2 jam pertama pada
stroke hemoragik).
Tindakan operatif
• bell’s palsy Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
• Gejala mata tidak dapat menutup sebelah, tidak bisa angkat alis,tidak
bisa menggembungkan pipi, dll
Bell’s palsy
•Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
•Etiologi masih kontroversial. Diduga neuritis akibat virus (reaktivasi HSV-
1 & herpes zoster), inflamasi, autoimun, iskemik.
•Kemungkinan infeksi HSV-1 dan reaktivasi herpes zoster dari ganglia
nervus cranialis
• Sering ditemukan pada orang dewasa, dg DM, wanita hamil
Manifestasi klinis
Tata laksana
• Prognosis baik
• Terapi steroid (dalam 72 jam pasca onset) prednisone 1
mg/kgBB/hari atau 60mg/hari selama 6 hari diikuti tapering off 10
mg/hari, dengan durasi total pemberian steroid adalah 10 hari
• Terapi antiviral asiklovir, valasiklovir
• Asiklovir (PO) 5x400 mg, selama 10 hari (HSV-1) atau 5x800 mg (varicella
zoster)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Lindungi mata
• Lubrikasi ocular topical (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah
corneal exposure
• Fisioterapi mempercepat perbaikan dan menurunkan sekuele
Jawaban lainnya
• A. stroke non hemoragik deficit neurologis yang disebabkan oleh adanya
sumbatan thrombus atau emboli di pembuluh darah otak, gejala : deficit
• neurologis (hemiparesis), biasanya setelah bangun tidur pagi
B. tics facialis kejang saraf muka. Gejalanya antara lain; gerakan otot
• incolunter yang berupa kontraksi otot setempat, sejenak, namun berkali
D. lagoftalmos kelainan di mata karena kelopak mata tidak dapat
menutup bola mata. Disebabkan oleh bola mata yang menonjol keluar,
• kelumpuhan kelopak mata, kelopak mata ditarik jaringan parut
E. spasme hemifacialis kedutan separuh wajah yang sifatnya periodik,
sehingga kadang-kadang kedutan ini berhenti. Kedutan biasanya terjadi
pada mata, pipi, dan bibir.
89. Prednisone
• wanita 28 tahun mata kiri tiba-tiba tidak dapat menutup dengan
rapat sejak 3 jam yang lalu
• tidak dapat menaikkan alis kirinya, tidak dapat menggembungkan
pipi, dan mulut mencong ke kanan
• sebelumnya berpergian jauh dengan menggunakan motor pada
malam hari
• Tata laksana?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami bell’s palsy
• bell’s palsy Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
• Gejala mata tidak dapat menutup sebelah, tidak bisa angkat alis,tidak
bisa menggembungkan pipi, dll
Bell’s palsy
•Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
•Etiologi masih kontroversial. Diduga neuritis akibat virus (reaktivasi HSV-
1 & herpes zoster), inflamasi, autoimun, iskemik.
•Kemungkinan infeksi HSV-1 dan reaktivasi herpes zoster dari ganglia
nervus cranialis
• Sering ditemukan pada orang dewasa, dg DM, wanita hamil
Manifestasi klinis
Tata laksana
• Prognosis baik
• Terapi steroid (dalam 72 jam pasca onset) prednisone 1
mg/kgBB/hari atau 60mg/hari selama 6 hari diikuti tapering off 10
mg/hari, dengan durasi total pemberian steroid adalah 10 hari
• Terapi antiviral asiklovir, valasiklovir
• Asiklovir (PO) 5x400 mg, selama 10 hari (HSV-1) atau 5x800 mg (varicella
zoster)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Lindungi mata
• Lubrikasi ocular topical (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah
corneal exposure
• Fisioterapi mempercepat perbaikan dan menurunkan sekuele
• Tata laksana yang tepat untuk kasus bell’s palsy prednisone
90. N. MEDIANUS
• wanita 42 tahun
• bekerja sebagai buruh cuci
• tangan kanannya terasa nyeri dan kesemutan terutama pada jari 1,
2, dan 3
• Nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk mencuci dan
beraktivitas lainnya
• Sering kali nyeri hilang dengan tangan kanan dikibas-kibaskan
• pemeriksaan fisik didpaatkan tinel test (+)
• Letak kelainan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami CTS (carpal tunnel
syndrome)
• Tahap lanjut jari-jarinya menjadi kurang terampil ex: saat menyulam atau
memungut benda-benda kecil; atrofi otot-otot thenar dan otot lainnya yang
diinervasi oleh nervus medianus
O TAK U K D I
Median
nerve --,;.,.:;..;:;.."""TTr'
Transverse
carpal
ligament
Pemeriksaan fisik
Flick’s sign Thenar wasting Wrist extention test
Characteristics of cluster
headache
Temporal artery bulging and pulsating
T A K U K D I _ C O M
446
Kriteria diagnosis
• Setidaknya serangan terjadi 5 kali dan memenuhi daftar B_D di bawah ini.
• Sakit kepala berat terjadi 15-180 menit jika tidak diobati. Sakit kepala terjadi unilateral di
area orbital, supraorbital, dan atau temporal.
• Sakit kepala berkaitan dengan sedikitnya satu dari tanda-tanda berikut ini, tanda-tanda
yang didapatkan muncul pada sisi kepala yang sakit:
• Injeksi konjungtiva
• Lakrimasi
• Kongesti hidung.
• Rinorea
• Keringat di area wajah dan dahi.
• Miosis
• Ptosis
• Edema palpebra
• Frekuensi serangan: mulai dari 2 hari sekali hingga 8 kali / hari.
Tata laksana
• Tidak ada terapi definitive untuk cluster headache
• Tujuan terapi mengurangi keparahan, mengurangi waktu serangan,
mencegah serangan
• Terapi simtomatik
• Oksigen 10% 7-10 L/menit selama 10-15 menit awal
• Sumatripan 10 mg subkutan, intranasal
• Ergotamin 1 mg spray
• Litium sirup 300mg PO 1-3 x/hari
• Verapamil 80 mg
• Terapi pencegahan
• Antikonvulsan fenobarbital
• Kortikosteroid prednison 30-100mg/hari tappering of
• Endometasin 300mgx3/hari untuk CH kronis
• CCB : verapamil, diltiazem
• Lithium
• Amitriptilin
• Tata laksana awal untuk kasus cluster migraine OKSIGEN
93. Melebarkan bronkus
Reaksi Anafilaktoid
Bila terjadi reaksi serupa tetapi tidak melalui
jalur interaksi antigen antibodi
Contoh : reaksi akibat radiografi kontras
Mekanisme & Pencetus Anafilaksis
Antibiotik Hormon
Analgetik Zat kontras
NSAID Venom & saliva
Zat warna Enzim
Zat pengawet Produk darah
Serum Anestesi lokal
Antibodi monoklonal Makanan
Sitokin Produk lateks
Reaksi Anafilaktik
1. Reaksi lokal
- Urtikaria & angioedema.
- Jarang menimbulkan kematian
2. Reaksi sistemik
- Melibatkan berbagai organ.
- Biasanya terjadi dalam 30 menit setelah paparan.
- Dapat fatal
Gejala Klinis Anafilaksis (1)
* Reaksi ringan dapat dibagi lagi, disertai atau tidak ada angiodema
Kriteria klinik diagnosis anafilaksis
• Terjadinya gejala penyakit segera (beberapa menit sampai jam), yang
melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya (urtikaria yang
merata, pruritus,atau kemerahan, edema bibir-lidah-uvula), paling
sedikit satu dari gejala berikut :
• Gangguan pernapasan (sesak, mengi, bronkospasme, stridor, penurunanarus
puncak ekspirasi (APE), hipoksemia.
• Penurunan tekanan darah atau berhubungan dengan disfungsi organ
(hipotonia atau kolaps, pingsan, inkontinens)
Kriteria klinik diagnosis anafilaksis
• 2. Dua atau lebih dari petanda berikut ini yang terjadi segera setelah
terpapar serupa alergen pada penderita (beberapa menit sampai
jam):
• Keterlibatan kulit-jaringan mukosa (urtikaria yang merata, pruritus-
kemerahan, edema pada bibir-lidah-uvula)
• Gangguan pernapasan (sesak, mengi, bronkospasme, stidor, penurunan APE,
hipoksemia)
• Penurunan tekanan darah atau gejala yang berhubungan (hipotonia-kolaps,
pingsan, inkontinens)
• Gejala gastrointestinal yang menetap (kram perut, sakit, muntah)
Kriteria klinik diagnosis anafilaksis
• Penurunan tekanan darah segera setelah terpapar alergen (beberapa
menit sampai jam)
• Bayi dan anak : tekanan darah sistolik rendah (tgt umur), ataupenurunan
lebih dari 30% tekanan darah sistolik.
• Dewasa : tekanan darah sistolik kurang dari 90 mm Hg atau penurunanlebih
dari 30% nilai basal pasi
Pasang infus
BILA HIPOTENSI
Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa) utk infus NaCl fisiologis.
NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg diberikan secepatnya bila perlu dengan
tekanan
Penatalaksanaan anafilaksis
2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:
Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit
ATAU
1-adrenergic 2-adrenergic
1-receptor 2-receptor
receptor receptor
Px Penunjang :
KOH Hifa panjang bersekat dan artospora
Px Penunjang :
KOH Hifa panjang bersekat dan artospora
• Herpes zoster infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus
Varisela-zoster.
• Gejala Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi, Dapat
disertai demam, pusing, dan malaise, Setelah itu timbul gejala kulit
kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok
dengan dasar eritem dan edema
HERPES ZOSTER
• Herpes Zoster infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster.
• Jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali pada pasien muda
dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi dan pada pasien
yang menerima transplantasi sumsum tulang atau ginjal.
Keluhan
• Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi
• Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.
Faktor Risiko
1. Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua.
2. Imunodefisiensi
MANIFESTASI
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf
spinal atau kranial.
Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi pada dermatom di
dekatnya
TERAPI
• Tata laksana yang tepat pada kasus herpes zoster anti virus
acyclovir
98. Ramsay hunt syndrome
• laki-laki 30 tahun nyeri pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu
• adanya mulut yang perot, tinnitus (+)
• pemeriksaan liang telinga ditemukan vesikel yang bergerombol
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami ramsay hunt syndrome
• wanita 48 tahun sangat gatal dan rasa terbakar pada punggung kaki
kanan sejak 2 hari yang lalu
• sering berkebun tanpa alas kaki, bekerja sebagai buruh pemetik the
• pemeriksaan lokalis tampak lesi berbentuk vesikuler berkelok-kelok,
merah, dan didapatkan ekskoriasi dengan lesi serpigenous
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami creeping eruption (CLM)
Eiologi :
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum
Cara penularan :
Kontak langsung dengan larva
Faktor Risiko :
• Jarang menggunakan alas kaki
• Sering berkontak dengan tanah atau pasir
Predileksi :
• Kaki, bokong, tangan, dan genital
PEMBAHASA N O TAK U K DI
• Bentukinfektif:larva
filariform
- Cutaneous
Larva
Migrans
• Cutaneouslarvamigransis e
self-limiting;migrating Rhabditiformlarva
develop, Into
larvae usuallydieafter5-6 flarifonn larva
Intheenwonment
weeks. Albendazo/e is the r
treatment of choice. Llfe Cycle of � · .•.1 ,
Animal Hookworms ' , : •· '_ ...,,..
lvermectin is effective but Rhabd1tilonnlalVa
not approved for this laCCleS
indication.
Egg,infeces
MANIFESTASI KLINIS
• Saat masuknya, larva terasa gatal dan panas
• Muncul papul, lalu lesi linier atau berkelok-kelok, kemerahan. Lesi
serpiginosa
• Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari
PEMERIKSAAN
Anamnesis :
• Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi
• Awalnya lesi berbentuk papul lesi berbentuk linier atau berkelok-kelok
yang terus memanjang
• Ada riwayat kontak dengan tanah, pasir / jarang menggunakan alas kaki
Px fisik :
• Terdapat papul, kemudian lesi linier atau berkelok-kelok kemerahan
TATA LAKSANA
DRUG ADULT DOSE PEDIATRIC DOSE
Albendazole 400 mg per day PO for 3 to Children aged >2 years : 400 mg per
7 days day PO for 3 days.
This drug is contraindicated in
children younger than 2 years age
Ivermectin 200 mcg/kg PO as a single Children over 15 kg weight : 200
dose mcg/kg PO as a single dose
• wanita 48 tahun sangat gatal dan rasa terbakar pada punggung kaki
kanan sejak 2 hari yang lalu
• sering berkebun tanpa alas kaki, bekerja sebagai buruh pemetik the
• pemeriksaan lokalis tampak lesi berbentuk vesikuler berkelok-kelok,
merah, dan didapatkan ekskoriasi dengan lesi serpigenous
• Terapi ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami creeping eruption (CLM)
Eiologi :
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum
Cara penularan :
Kontak langsung dengan larva
Faktor Risiko :
• Jarang menggunakan alas kaki
• Sering berkontak dengan tanah atau pasir
Predileksi :
• Kaki, bokong, tangan, dan genital
PEMBAHASA N O TAK U K DI
• Bentukinfektif:larva
filariform
- Cutaneous
Larva
Migrans
• Cutaneouslarvamigransis e
self-limiting;migrating Rhabditiformlarva
develop, Into
larvae usuallydieafter5-6 flarifonn larva
Intheenwonment
weeks. Albendazo/e is the r
treatment of choice. Llfe Cycle of � · .•.1 ,
Animal Hookworms ' , : •· '_ ...,,..
lvermectin is effective but Rhabd1tilonnlalVa
not approved for this laCCleS
indication.
Egg,infeces
MANIFESTASI KLINIS
• Saat masuknya, larva terasa gatal dan panas
• Muncul papul, lalu lesi linier atau berkelok-kelok, kemerahan. Lesi
serpiginosa
• Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari
PEMERIKSAAN
Anamnesis :
• Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi
• Awalnya lesi berbentuk papul lesi berbentuk linier atau berkelok-kelok
yang terus memanjang
• Ada riwayat kontak dengan tanah, pasir / jarang menggunakan alas kaki
Px fisik :
• Terdapat papul, kemudian lesi linier atau berkelok-kelok kemerahan
TATALAKSANA
DRUG ADULT DOSE PEDIATRIC DOSE
Albendazole 400 mg per day PO for 3 to Children aged >2 years : 400 mg per
7 days day PO for 3 days.
This drug is contraindicated in
children younger than 2 years age
Ivermectin 200 mcg/kg PO as a single Children over 15 kg weight : 200
dose mcg/kg PO as a single dose
• Skabies Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit oleh
Sarcoptes scabiei
• Gejala Terdapat lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli), warna putih
atau abu-abu, panjang rata-rata 1 cm, Ujung terowongan
papul, vesikel (jika infeksi sekunder : pustul, ekskoriasi, dsb)
Skabies
Definisi :
Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit oleh
Sarcoptes scabiei
Sinonim :
Gudik
Budukan
Gatal agogo
Penularan :
• Kontak langsung kulit jabat tangan
• Kontak tidak langsung penggunaan alat tidur, pakaian,
handuk bersama
FAKTOR RISIKO
• Durasi gejala
>= 1 bulan
PEMBAHASAN OTAKUKD I
Skizofrenia paranoid 7
• halusinasi, waham yang mengancam penderita (dikejar, dibicarakan, dikendalikan, dll)
• Disorganisasi, perilaku tak bertanggung jawab, afek dangkal disertai cekikikan atau menyeringai (grimace), serta
unngkapan yang diu'lang-ulang
• Onset usia muda (15-25 tahun)
Skizofrenia tak terinci 7
• Memenuhi kriteria skizofrenia namun tidak memenuhi kriteria ketiga tipe skizofrenia di alas
Skizofenia residual 7
• gejala negatif setelah 1 tahun menderita skizofrenia, dimana intensitas gejala nyata waham dan halusinasi telah sangat
berkurang
Skizofrenia simpleks 7
• gejala negatif seperti pada residual namun tidak didahului diagnosis skizofrenia sebelumnya (tanpa riwayat waham
dan halusinasi yang jelas)
Gambaran klinis
• Tidak memiliki simtom
esensial: manifestasi
gangguan dapat berbeda dari
orang ke orang
• Tidak memiliki gejala yang
“patognomonik” (gejala khas
yang membedakan dengan
gangguan lain)
Misalnya : halusinasi, salah
satu simptom utama
skizofrenia, mungkin saja
dialami seseorang yang
mengalami demam tinggi
atau pasien demensia
-gejala positif-
Tanda-tanda yang berkelebihan, yang biasanya tidak ada pada kebanyakan orang:
c. Untuk pasien psikotik kronis yang tidak taat berobat, dapat dipertimbangkan
untuk pemberian injeksi depo (janqka panjang) antipsikotik seperti haloperidol
decanoas 50 mg atau fluphenazine decanoas 25 mg. Berikan injeksi I.M Yi
ampul terlebih dulu untuk 2 minggu, selanjutnya injeksi 1 ampul untuk 1 bulan.
Obat oral jangan diberhentikan dahulu selama 1-2 bulan, sambil dimonitor
efek samping, lalu obat oral turunkan perlahan.
d. Jika timbul efek samping ekstrapiramidal seperti tremor, kekakuan, akinesia,
dapat diberikan triheksifenidil 2-4 x 2 mg; jika timbul distonia akut berikan
injeksi diazepam atau difenhidramin, jika timbul akatisia (gelisah, mondar
mandir tidak bisa berhenti bukan akibat gejala) turunkan dosis antipsikotik
dan berikan beta-blocker orooranolol 2-3 x 10-20 ma
antipsikotik
-terapi psikologis-
Intervensi psikososial sebagai pendamping pengobatan medis:
• Pelatihan keterampilan sosial:
• Membantu penderita mengatasi masalah interpersonal melalui bermain peran dan
latihan-latihan
• Bisa dalam kelompok maupun secara individual
• Terapi keluarga untuk mengurangi ekspresi emosi:
• Mengajarkan pada keluarga mengenai skizofrenia
• Menekankan pentingnya pengobatan medis
• Membantu keluarga agar tidak menyalahkan pasien
• Meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah dalam keluarga
• Mendorong pengembangan dukungan sosial: support group
• Menumbuhkan harapan
• Cognitive behavioral therapy
• Mengenali dan men-challenge keyakinan yang sifatnya delusional
• Mengenali dan men-challenge harapan terkait dengan simtom negatif
• Misal: ”saya toh tidak bisa sembuh, jadi buat apa berobat?”
• Gangguan
• Halusinasi
• Ilusi
• Halusinasi pencerapan tanpa adanya suatu rangsangan (objek)
yang jelas dari luar diri klien terhadap panca indera pada saat klien
dalam keadaan sadar atau bangun (kesan/pengalaman sensori yang
salah)
• Ada bermacam-macam visual, auditorik, olfatorik, gustatorik,
kinestetik (phantom limb), visceral, dll
• Ilusi pencerapan yang sungguh-sungguh terjadi dengan adanya
suatu rangsangan (objek) yang jelas/nyata dari luar diri klien pada
panca indera pada saat klien dalam keadaan sadar atau bangun,
karena adanya gangguan pada panca indera maka
interprestasi/penilaiannya yang salah terhadap rangsangan/objek
tersebut
Jawaban lainnya
• A. derealisasi perasaan aneh pada lingkungan, tidak sesuai dengan kenyataan
dan semuanya sebagai suatu mimpi
• B. depersonalisasi perasaan yang aneh/terasing terhadap dirinya sendiri, oranglain
atau lingkungan, dirinya sudah tidak seperti biasanya, bagian tubuhnyasudah
• bukan miliknya lagi atau sudah di luar dirinya (out of bodyexperience)
C. ilusi auditorik pencerapan yang sungguh-sungguh terjadi dengan adanya
suatu rangsangan (objek) yang jelas/nyata dari luar diri klien pada panca indera
pada saat klien dalam keadaan sadar atau bangun, karena adanya gangguanpada
panca indera maka interprestasi/penilaiannya yang salah terhadap
• rangsangan/objek tersebut, yang didapatkan lewat pendengaran
E. sisip pikir ada pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikiran yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
108. GANGGUAN KLAUSTRAFOBIK
• Kondisi lain yang berasal dari individu itu sendiri, seperti takut akan
adanya penyakit (nosofobia), dan takut perubahan bentuk badan
(dismorfofobia) dimasukkan dalam klasifikasi gangguan hipokondrik
AGORAFOBIA FOBIA SOSIAL FOBIA KHAS
• Kecemasan timbul ketika berada • Rasa takut yang berlebihan akan • Rasa takut yang kuat dan
di tempat atau situasi di mana dipermalukan atau melakukan persisten terhadap suatu objek
meyelamatkan diri sulit hal yang memalukan pada atau situasi, antara lain: hewan,
dilakukan (atau memalukan) berbagai situasi sosial, seperti bencana, ketinggian, penyakit,
atau tidak tersedia pertolongan bicara di depan umum, berkemih cedera, dan kematian.
pada saat terjadi serangan panik. di toilet umum, atau makan di • Acrophobia fear of heights
• Situasi tersebut mencakup berada tempat umum. • Agoraphobia fear of open places
di luar rumah seorang diri, di • Ailurophobia fear of cats
keramaian, atau bepergian • Hydrophobia fear of water
dengan bus, kereta, atau mobil. • Claustrophobia fear of closed
spaces
• Cynophobia fear of dogs
• Mysophobia fear of dirt and
germs
• Pyrophobia fear of fire
• Xenophobia fear of strangers
Tata laksana
• Cognitive behavior therapy
• Insight oriented psychotherapy
• Hypnosis
• Family therapy
• Exposure therapy/desensitisasi
• Farmakoterapi
Jawaban lainnya
• B. gangguan depresi salah satu jenis gangguan jiwa dimana pasien
mengalami mod depresif, hilangnya minat atau rasa senang,
menurunnya atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan, sulit
atau banyak tidur, ada ide bunuh diri, dll
• C. gangguan cemas/ansietas gangguan cemas secara umum,
biasanya tidak terbatas pada situasis atau objek tertentu
• D. psikosis akut gejala mirip skizofrenia, waktu < 2 minggu
• E. gangguan waham hanya ada gejala waham yang menonjol,
sistematik, khas pribadi, menetap dalam waktu > 3 bulan, tidak ada
halusinasi
109 . G A N G G U A N O B S E S I F KO M P U L S I F
DUA
DUA KATA
KATA
KATA GORI SKOR.
GORI.
GORI ATAU
LEBIH
BINO CHI
K.S.
UJI. MIAL. SQUARE
Dua Variabel tidak berkaitan.
VARIABEL VARIABEL SATU.
DUA. NOMINAL. ORDINAL. INTERVAL.
2 KEL > 3 KEL KEL. SKOR SKOR DIST NORM
N 2 CHI MANN
FISHER SQUARE
O KELOMPOK
WHIT
ANOVAR 1
M = / > DARI CHI FAKTOR.
KRUSK
I 3 KELOM SQUARE
WALLIS
ANOVAR
O KELOMPOK. KENDALL’ S
TREND.
R
D
KEN
I SKOR. DALL
SKOR
DISTRIBUSI PEARSON r.
NORMAL.
Dua Variabel berkaitan.
VARIABEL II VARIABEL I
2 KEL. 3 > KEL KEL. SCORE
I 2 t BERKAITAN
Mc. COECH SIGN WILCOX
T KELOM ATAU
NEMAR RAN Q. TEST. -
E POK ANOVAR.
R
V =>3
A ANOVAR
KELOM
L 2 FACTOR.
POK
O
R
KELOM PAGE’ ANOVAR
D
POK. sL
I
N
• Pada kasus akan membandingkan sebelum dan setelah perlakuan
uji T berpasangan
Jawaban lainnya
• A. uji chi square untuk variable dg skala kategorik
• B. uji T independen untuk variable dengan skala numeric dengandata
tidak berpasangan
• D. uji korelasi relative salah satu teknik analisis dalam statistik yang
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat
kuantitatif, Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena
adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena
kebetulan saja
• E. uji ANOVA satu arah untuk lebih dari 2 kelompok dengan datatidak
berpasangan
102. Ratio odd
• studi observasional menguji tentang peningkatan kejadian tumor otak
dengan penggunakan telepon genggam/seluler. 30 orang penderita
glioblastoma multiformis dan 30 subjek sehat sebagai kelompok
pembanding dengan jenis kelamin dan umur yang sebanding antara
kedua kelompok
• Kedua kelompok tersebut kemudian diwawancarai tentang riwayat
penggunaan telepon seluler dan akan dilakukan pengukuran untuk
kejadian tumor otak
• Metode pengambilan resiko ?
• Metode pengambilan resiko ratio odd
Cohort
(prospective)
Rancangan Cross Sectional
• Suatu Penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko (penyebab) dan
efek
(penyakit) dengan pendekatan transversal (sesaat)
• Pendekatan transversal ; variabel penelitian (FR dan Efek) diobservasi dalam waktu yang sama
tanpa follow up
• Studi Prevalensi
Agens Individu Efek /Penyakit
FR Eksternal FR Internal
POPULASI
SAMPEL
E+D-
E+ = terpapar
E-D- E- = tak terpapar
D+ = berpenyakit
D- = tak berpenyakit
Studi Kasus Kontrol
E+ Exposed
D+
E- Desease
E+ = terpapar
E+
D- E- = tak terpapar
D+ = berpenyakit
E- D- = tak berpenyakit
.
Studi Kohort
D+
E+
D-
E+ = terpapar
E- = tak terpapar
D+ D+ = berpenyakit
E-
D- = tak berpenyakit
D-
Studi Eksperimental
T+
Sampel (Variabel hasil
terukur dalam skala
T-
kontinu)
(a)
D-
T+
Sampel D+ (Variabel hasil
terukur dalam skala
D- dikotomi)
T-
D+
(b)
T+= mendapat intervensi D+= berpenyakit
T- = tidak mendapat intervensi D- = tidak berpenyakit
.
Perbandingan Tiga Desain Studi Observasional
Kriteria Studi potong-lintang Studi kasus-kontrol Studi kohor
Desain pencuplikan Sampel random atau sampel Sampel terpisah untuk Sampel terpisah untuk terpapar dan
(sampling design) terpisah kasus dan kontrol tak terpapar (fixed-exposure
(fixed-disease sampling)
sampling)
Arah pengusutan Non-directional, satu titik Retrospektif Prospektif / followup selama periode
waktu waktu tertentu
Kronologi pengumpulan Data historis maupun data Data historis maupun data Data historis maupun data sewaktu
data sewaktu sewaktu
Tingkat kausalitas Hubungan (asosiasi) antara Faktor kausal awal Faktor kausal dengan bukti
penyakit dan faktor risiko sekuensi temporal
Ukuran risiko Prevalensi (P) sebagai Odds sebagai pengganti Insidensi (R), Incidence Rate (IR)
pengganti “risiko” “risiko”
Perbandingan risiko Prevalence (Rate) Ratio, Odds Ratio RR, IRR, Odds Ratio
(relatif) Prevalence Odds Ratio
• Pada kasus merupakan studi case control, sehingga menggunakan
odd ratio
Jawaban lainnya
• B. resiko relative digunakan pada studi dengan cohort
• C. ratio prevalensi digunakan pada studi cross sectional
• D. koefisien kontingensi uji korelasi antara dua variabel yang
berskala data nominal. Fungsinya adalah untuk mengetahui asosiasi
atau relasi antara dua perangkat atribut
• E. population abilitable risk mengukur kejadian penyakit pada
populasi beresiko
103. Case control
• Di suatu daerah dilakukan suatu penelitian analitik mengenai hubungan
antara Diabetes Mellitus pada remaja dengan perilaku pemberian
makanan
• Variabel penelitian pada penelitian ini adalah remaja yang menderita DM
(Juvenille diabetes mellitus), perilaku ibu dalam memberikan makanan,
pendidikan ibu, pendapatan keluarga serta informasi mengenai komposisi
gula dalam makanan
• Kemudian dilakukan identifikasi kasus berdasarkan standar kadar gula
dalam darah dan kontrol pada penelitian ini adalah remaja yang tidak
• menderita DM
Selanjutnya dilakukan pengukuran secara retrospektif dengan metode
• recall terhadap kasus dan kontrol
• Desain penelitian case control
Cohort
(prospective)
Rancangan Cross Sectional
• Suatu Penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko (penyebab) dan
efek
(penyakit) dengan pendekatan transversal (sesaat)
• Pendekatan transversal ; variabel penelitian (FR dan Efek) diobservasi dalam waktu yang sama
tanpa follow up
• Studi Prevalensi
Agens Individu Efek /Penyakit
FR Eksternal FR Internal
POPULASI
SAMPEL
E+D-
E+ = terpapar
E-D- E- = tak terpapar
D+ = berpenyakit
D- = tak berpenyakit
Studi Kasus Kontrol
E+ Exposed
D+
E- Desease
E+ = terpapar
E+
D- E- = tak terpapar
D+ = berpenyakit
E- D- = tak berpenyakit
.
Studi Kohort
D+
E+
D-
E+ = terpapar
E- = tak terpapar
D+ D+ = berpenyakit
E-
D- = tak berpenyakit
D-
Studi Eksperimental
T+
Sampel (Variabel hasil
terukur dalam skala
T-
kontinu)
(a)
D-
T+
Sampel D+ (Variabel hasil
terukur dalam skala
D- dikotomi)
T-
D+
(b)
T+= mendapat intervensi D+= berpenyakit
T- = tidak mendapat intervensi D- = tidak berpenyakit
.
Perbandingan Tiga Desain Studi Observasional
Desain pencuplikan Sampel random atau sampel Sampel terpisah untuk Sampel terpisah untuk terpapar dan
(sampling design) terpisah kasus dan kontrol tak terpapar (fixed-exposure
(fixed-disease sampling)
sampling)
Arah pengusutan Non-directional, satu titik Retrospektif Prospektif / followup selama periode
waktu waktu tertentu
Kronologi pengumpulan Data historis maupun data Data historis maupun data Data historis maupun data sewaktu
data sewaktu sewaktu
Tingkat kausalitas Hubungan (asosiasi) antara Faktor kausal awal Faktor kausal dengan bukti
penyakit dan faktor risiko sekuensi temporal
Ukuran risiko Prevalensi (P) sebagai Odds sebagai pengganti Insidensi (R), Incidence Rate (IR)
pengganti “risiko” “risiko”
Perbandingan risiko Prevalence (Rate) Ratio, Odds Ratio RR, IRR, Odds Ratio
(relatif) Prevalence Odds Ratio
Jawaban lainnya
• A. cross sectional studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,
maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan,
penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu- individudari
• suatu populasi pada suatu saat
B. cohort studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status
paparan kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehinggadapat
• diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit
D. randomize control trial salah satu jenis penelitian dengan mengacak random
• untuk sampel dan perlakuan kepada sampel
E. experimental penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti
104. Cross sectional
Cohort
(prospective)
Rancangan Cross Sectional
• Suatu Penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko (penyebab) dan
efek
(penyakit) dengan pendekatan transversal (sesaat)
• Pendekatan transversal ; variabel penelitian (FR dan Efek) diobservasi dalam waktu yang sama
tanpa follow up
• Studi Prevalensi
Agens Individu Efek /Penyakit
FR Eksternal FR Internal
POPULASI
SAMPEL
E+D-
E+ = terpapar
E-D- E- = tak terpapar
D+ = berpenyakit
D- = tak berpenyakit
Studi Kasus Kontrol
E+ Exposed
D+
E- Desease
E+ = terpapar
E+
D- E- = tak terpapar
D+ = berpenyakit
E- D- = tak berpenyakit
.
Studi Kohort
D+
E+
D-
E+ = terpapar
E- = tak terpapar
D+ D+ = berpenyakit
E-
D- = tak berpenyakit
D-
Studi Eksperimental
T+
Sampel (Variabel hasil
terukur dalam skala
T-
kontinu)
(a)
D-
T+
Sampel D+ (Variabel hasil
terukur dalam skala
D- dikotomi)
T-
D+
(b)
T+= mendapat intervensi D+= berpenyakit
T- = tidak mendapat intervensi D- = tidak berpenyakit
.
Perbandingan Tiga Desain Studi Observasional
Desain pencuplikan Sampel random atau sampel Sampel terpisah untuk Sampel terpisah untuk terpapar dan
(sampling design) terpisah kasus dan kontrol tak terpapar (fixed-exposure
(fixed-disease sampling)
sampling)
Arah pengusutan Non-directional, satu titik Retrospektif Prospektif / followup selama periode
waktu waktu tertentu
Kronologi pengumpulan Data historis maupun data Data historis maupun data Data historis maupun data sewaktu
data sewaktu sewaktu
Tingkat kausalitas Hubungan (asosiasi) antara Faktor kausal awal Faktor kausal dengan bukti
penyakit dan faktor risiko sekuensi temporal
Ukuran risiko Prevalensi (P) sebagai Odds sebagai pengganti Insidensi (R), Incidence Rate (IR)
pengganti “risiko” “risiko”
Perbandingan risiko Prevalence (Rate) Ratio, Odds Ratio RR, IRR, Odds Ratio
(relatif) Prevalence Odds Ratio
Jawaban lainnya
• A. case control studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan
menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih
dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko)
• B. cohort studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status
paparan kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat
• diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit
D. clinical trial suatu penelitian eksperimental yang dilakukan di klinik, artinyasi
peneliti menentukan kelompok mana yang mendapat perlakuan yang diujikan
• dan kelompok mana yang mendapat plasebo atau perlakuan pembanding, dan
kemudian si peneliti melakukan analisis terhadap hasil intervensi tersebut
E. descriptive penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang
105. Skala ordinal
Seorang dokter akan melakukan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan kasus kontrol berjudul “Hubungan antara Kadar
HbA1C dengan Retinopati Diabetika pada penderita DM tipe II”
• Populasi target adalah penderita diabetes mellitus (DM), sedangkan
populasi terjangkau adalah penderita DM tipe II
• Variabel kadar HbA1c dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kurang dari
normal, normal dan lebih dari normal
• skala yang paling tepat untuk variabel tersebut?
• skala yang paling tepat untuk variable skala ordinal
JENIS SKALA
• C. skala nominal skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling rendah di dalam suatu penelitian,
Skala ini hanya digunakan untuk memberikan kategori saja. Misalnya digunakan untuk memberi label,
simbol, lambang, atau nama pada sebuah kategori sehingga akan
• D. skala interval skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar tingkatan.
Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak
Tata laksana
• Rehidrasi
• Insulin
• Koreksi kalium
Jawaban lainnya
A.stroke iskemik deficit neurologis yang menetap dikarenakan adanya
sumbatan di pembuluh darah otak karena thrombus ataupun emboli,
gejala : hemiparesis, deficit neurologis lainnya
B.stroke hemoragik deficit neurologis yang menetap dikarenakan
pecahnya pembuluh darah otak, gejala : nyeri kepala hebat, penurunan
kesadaran, tanda peningkatan TIK
C.KAD alah satu komplikasi dari DM, dimana kadar gula darah tinggi
menjadi keton dan menjadikan asidosis metabolic, Gejala: dehidrasi, syok,
napas cepat dan dalam, gangguan kesadaran
E. koma hipoglikemia komplikasi akut dari DM, dimana kadar gula
terlalu rendah (< 60), gejala : lapar, keringat dingin, mual, sampai
penurunan kesadaran
109. Gout
• laki-laki 34 tahun nyeri di ibu jari kaki kanannya sejak 2 hari yanglalu
• Nyeri dirasakan semakin memberat
• ibu jari kaki kanannya bengkak
• pemeriksaan fisik didapatkan adanya tofus di ibu jari kanannya,
merah, bengkak, dan teraba hangat
• asam urat 9,7 mg/dl
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami gout
Kontraindikasi
terhadap NSAID?
yes No
Respon tdk
mencukupi
kolkisin
Jumlah sendi yg
Respon tdk terlibat
mencukupi
1 >1
Kontraindikasi
terhadap NSAID?
yes No
Respon tdk
mencukupi
kolkisin
Jumlah sendi yg
Respon tdk terlibat
mencukupi
1 >1
'
B Anterior drawer sign (ACL)
C Posterior drawer sign (PCL)
. 1
Jawaban lainnya
• A. rupture meniscus rupture atau robek pada meniscus
(fibrokartilago di lutut antara condyles femur dan tibial plateau),
gejala nyeri pada lutut media atau lateral, locking, delayed
• swelling, apley (+), mc murray (+)
B. rupture tendon achiless rupture atau robekan pada tendon
Achilles, gejala nyeri di atas tumit, terdapat gap di atas tumit,
• Thomson (+)
D. rupture PCL rupture atau robek pada posterior cruciate ligament di
lutut, Gejala: nyeri lutut, efusi, hamarthrosis, nyeri di belakang
• lutut, instability
E. dislokasi genu bergesernya tulang dari sendinya (tempatnya)
123. Ruptur meniscus
• laki-laki 18 tahun nyeri lutut kanan bagian dalam, lutut terasa
seperti terkunci
• Sebelumnya pasien terjatuh saat bermain bola
• pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di lutut sebelah medial,
apley test (+), mc murray (+)
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami rupture meniscus
-
Drainase pus melalui 2 insisi
:
Mengalirkan larutan
Satu pada ujung proksimal Ringer
sarung tendon la k t at p a d a sa r u ng
t e n d o n d e n g a n kat e t e r
S at u p ad a u j u n g d i s t a l
ha l u s
sarung tendon
Jawaban lainnya
• B. gout peradangan sendi karena deposisi krital monosodium urat,
gejala : nyeri sendi, tofus, bengkak, merah
• C. osteomyelitis peradangan pada tulang, biasanya karena ada
trauma sebelumnya, gejala : nyeri di tulang, merah, bengkak
• D. selulitis infeksi pada kulit karena s. aureus, GABHS, gejala : lesi
infiltrate eritema difus, batas tidak tegas, letak lebih dalam dari
erysipelas
• E. erysipelas nfeksi pada kulit karena GABHS, gejala : lesi infiltrate
warna merah cerah, letak superfisial, batas tegas, edema, predileksi di
wajah dan tungkai
125. Ankle sprain
• laki-laki 25 tahun nyeri pada tungkai kiri
• Sebelumnya pasien bermain bola dan tiba-tiba tungkai kiri nyeri dan
tidak dapat berjalan
• Pemeriksaan fisik didapatkan krepitasi (-), deformitas (-), nyeri tekan
pada ankle kiri
• Pemeriksaan rontgen tidak didapatkan kelainan
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami ankle sprain
Rest
Stop using Injured part, continued activity could
cause further inJury
Ice
, udu c 'd contracts Injured capillarles
and
blood ve<sels and helps stop Internal bleeding
Keep damp or dry cloth between skin and
ompression
HiHtens healing lime by reducing
swelling around Injury
Rest
Stop using Injured part, continued activity could
cause further inJury
Ice
, udu c 'd contracts Injured capillarles
and
blood ve<sels and helps stop Internal bleeding
Keep damp or dry cloth between skin and
ompression
HiHtens healing lime by reducing
swelling around Injury
Transverse
Process
Pars Pars
Interarticularis Spondylolysis Spondylolisthesis
I nterarticularis
Jawaban lainnya
• A. osteoporosis kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun.
Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak, gejala :
nyeri punggung, pasien bertambah pendek
• C. spondilosis proses degenerasi dari tulang belakang, gejala :
tanpa gejala atau nyeri di punggung, radikulopati
• D. low back pain nyeri punggung yang disebabkan oleh banyak hal,salah
satunya bisa karena saraf yg terjepit
• E. spondilolisthesis pergeseran dari vertebra, gejala : nyeri tulang
belakang, memberat dengan aktivitas, deficit sensori atau motorik
129. Genu varus
• anak usia 1,5 tahun ketika berjalan tampak aneh dan sedikit
kesulitan
• Orang tua pasien memperhatikan sejak lahir kaki anaknya seperti ada
yang aneh
• Didapatkan hasil adanya celah yang tampak nyata di antara lutut
ketika sedang berdiri dengan merapatkan kedua kaki
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami genu varus
• Genu varus Kelainan Kaki O yaitu, kurvatur bagian luar lutut yang
menyebabkan kaki 'bengkok'. Penampilannya paling nyata di antara
usia 12 dan 18 bulan. Ini dapat terjadi pada satu atau kedua lutut
Genu Varum
• Kelainan Kaki O yaitu, kurvatur bagian luar lutut yang menyebabkan
kaki 'bengkok'. Penampilannya paling nyata di antara usia 12 dan 18
bulan. Ini dapat terjadi pada satu atau kedua lutut
PENYEBAB
• Pembentukan Lutut biasanya disebabkan oleh:
• Penyakit Blount (masalah pengembangan lempeng pertumbuhan pada aspek
lutut bagian dalam)
• Infeksi atau cedera sebelumnya
• Rakhitis
• Kondisi ini dapat berkembang secara spontan pada remaja dengan
berat tubuh berlebihan, yang sebelumnya memiliki kaki lurus.
GEJALA
• Celah yang tampak nyata di antara lutut ketika sedang berdiri dengan merapatkan
kedua kaki
• Biasanya tidak terasa nyeri.
• Kelak, cacat bentuk semakin memburuk jika tidak dirawat
Genu Valgum
• istilah latin untuk menggambarkan bentuk knock-knee atau bentuk
kaki seperti huruf X.
• Bentuk kaki X ini dapat digambarkan dengan kondisi kaki bagian
bawah diposisikan pada sudut luar, yaitu lutut yang saling menyentuh,
sementara pergelangan kaki terpisah.
• Pola berjalan pada penderita ini adalah dengan melangkah tanpa
menapakkan bagian tungkai kaki secara sempurna pada bidang
• pijakan (lantai).
Tak hanya mekanisme gaya dan pola berjalannya saja yang terganggu,
ciri fisiknya juga tampak cacat dan adanya rasa sakit pada bagian lutut
anterior dan medial.
PENYEBAB
• Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung lama,
kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
• Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan posisi kaki membentuk
huruf W.
• Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping, kaki
anak dibiarkan melingkari tubuh ibu (yang menggendong) dan membentuk sudut
90 derajat.
• Memakaian popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang tidak tepat,
misalnya terus-menerus pada saat anak sedang belajar berjalan. Hal ini membuat
anak sulit menemukan posisi kaki yang stabil.
• Memakaian babywalker. Anak yang belum cukup kuat menopang berat tubuhnya
akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat tubuhnya.
Akibatnya tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih, sehingga terjadi
ketidakseimbangan kekuatan otot.
gejala klinis
No rma l
Area of pal.n
A K U K D I C O M
I
'
Jawaban lainnya
• A. claw foot kelainan tapak kaki yang berupa lengkungan (arch)
lebih tinggi dari kaki normal, dan sering kali jari kaki berbentuk cakar
• B. claw toes suatu kondisi dimana jari kaki menekuk seperti cakar
• D. pes planus hilangnya lengkungan longitudinal medial kaki. Ada
berbagai jenis dan penyebab kaki datar. Biasanya, pengobatan hanya
diperlukan jika PP yang baru, menyakitkan atau maju, atau ketika ada
• kelainan tetap atau masalah terkait lainnya
E. genu varum Kelainan Kaki O yaitu, kurvatur bagian luar lutut yang
menyebabkan kaki 'bengkok'. Penampilannya paling nyata di antara
usia 12 dan 18 bulan. Ini dapat terjadi pada satu atau kedua lutut
131. Nervus peroneal
• laki-laki 45 tahun bagian depan kakinya sulit digerakan
• Hal ini terjadi setelah pasien terjatuh
• hasil pemeriksaan didapatkan kaki bagian depan tidak bisa diangkat,
dan hanya yang sebelah kiri saja
• Dokter mengatakan kemungkinan terdapat cedera di salah satu saraf
di kaki
• Nervus yang mungkin cedera ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami drop foot
\N\N'l,VOTAKUKOI C
O M
Wrist Drop Deformity
• Radial nerve palsy
• Paralysis of the extensor muscles o f t h e wrist
01 C OM
I
Jawaban lainnya
• A. drop hand drop pergelangan tangan yang dapat disebabkan karena
trauma pada nervus radialis, gejala : paralisis otot ekstensor pergelangan
tangan, tidak dapat ekstensi pergerangan tangan
• C. carpal tunnel syndrome kompresi nervus medianus di dalam carpa
tunnel, gejala : nyeri di pergelangan tangan bagian ventral, rasa kebas di
telapak tangan bagian radial dan jari 1-4, flick sign (+), tinnel sign (+),
phalen sign (+)
• D. cubital tunnel syndrome penekanan nervus ulnaris saat melewati
cubital tunnel, gejala : claw hand, jari kelingking dalam posisi abduksi, tidak
bisa adduksi jempol
• E. guyon tunnel syndrome penekanan nervus ulnaris saat melewati
canalis ulnaris (guyon tunnel), gejala sama dengan cubital tunnel syndrome
133. Nervus ulnaris
keluhan nyeri pada jari 4 dan 5 tangan kanan
• Nyeri disertai dengan ketidakmampuan jari untuk lurus
• Jari disebut selalu seperti ditekuk
• hasil pemeriksaan didapatkan bahwa jari 4 dan 5 fleksi dan tidak
mampu untuk adduksi
• Saraf yang mengalami kelainan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami claw hand
\N\N'l,VOTAKUKOI C
O M
_ ,
Wrist Drop Deformity
• Radial nerve palsy
• Paralysis of the extensor muscles o f t h e wrist
01 C OM
I
• Pada kasus claw hand, nervus yang mengalami cedera nervus
ulnaris
134. Ulkus tropikum
• anak 4 tahun adanya luka di tungkai bawah kanan sejak 10 hari
yang lalu
• Awalnya luka hanya berupa bintil kecil kemudian berisi air dan
pecah menjadi luka
• Sebelumnya anak bermain di halaman rumah
• hasil pemeriksaan, terdapat ulkus di tungkai bawah kanan
berukuran 2 cm. Z score antara -3SD dan -2SD
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami ulkus tropikum
• Ulkus tropikum Ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada
tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang
gizi di daerah tropis
ULKUS PADA TUNGKAI
• Luka terbuka disertai hilangnya epidermis dan sebagian atau seluruh
dermis pada ekstremitas bawah maupun ekstremitas atas yang
disebabkan oleh infeksi, gangguan pembuluh darah, atau keganasan
• Insidensi meningkat dengan bertambahnya usia
Keluhan
• Datang dengan luka pada tungkai bawah
• Luka biasanya disertai dengan nyeri atau tanpa nyeri
• Terdapat penyakit penyerta lainnya yang mendukung kerusakan pembuluh darah
dan jaringan saraf perifer
• Faktor resiko :
• Usia, BB, jenis pekerjaan, gizi buruk, hygiene buruk
• Penyakit penyerta yg menimbulkan kerusakan pembuluh darah
Ulkus Tropikum
• Ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada tungkai
bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang gizi di
daerah tropis
PEMBAHASA N OTA K
Penyebab
Gejala Klinis
Ulkus Varikosum Tungkai bawah dan betis. Terdapat ulkus di kelilingi eritema
dan hiperpigmentasi. Ulkus soliter dan bisa multipel. Pada
umumnya tidak terasa nyeri, namun dengan adanya selulitis
dan infeksi sekunder, nyeri akan terasa lebih hebat.
Ulkus Arteriosum Tungkai bawah. Ulkus yang timbul berbentuk plong (punched
out) adalah cir i khas ulkus ini. Nyeri yang terutama muncul
pada malam har i juga ciri penting lainnya. Tepi ulkus yang jelas
dan kotor. Bagian distal terasa dingin dibandingkan bagian
proksimal atau kaki yang sehat.
Ulkus Neurotrofik Pada telapak kaki, ujung jari, dan sela pangkal jari kaki.
Kelainan kulit berupa ulkuds soliter, bulat, pinggir rata, sekret
tidak produktif dan tanpa nyeri. Daerah kulit anhidrosis dan
ulkus dapat di tutupi oleh krusta.
Tata Laksana
• Non medikamentosa
• Perbaiki keadaan gizi dengan makanan yang mengandung kalori dan protein tinggi, serta
vitamin, dan mineral
• Hindari suhu yang dingin
• Hindari rokok
• Menjaga berat badan
• Jangan berdiri terlalu lama dalam melakukan pekerjaan
• Medikamentosa
• Sesuai dengan tipe ulkus
• Ulkus varikosum meninggikan letak tungkai saat berbaring untuk mengurangi hambatan
aliran pada vena, sementara varises yang terletak di proksimal dari ulkus diberi elastin agar
dapat membantu kerja otot tungkai bawah memompa darah ke jantung
• Ulkus arteriosum pengobatan untuk penyebabnya dilakukan konsul ke bedah
Penatalaksanan Terapi
Sistemik Topikal
Ulkus Penisilin tntrarnuskutar selarna s atep salisil 2% dan kompres
Tropikum 1 minggu sampai 10 nan, dosls KMn04
sehar i 600.000 unit sampai 1, 2
juta unit. Tetrasiklin peroral
dengan costs 3x500 mg senan
dapat juga dtpakat sebagai
pengganti penisilin.
Ulkus mteksl yang terjadi dapat diobati Pengobatan topikal seperti pada
Neurotrofik seperti pengobatan Ulkus lainnya. ulkus yang lain bisa dilakukan.
Memperbaiki sensibilitas akan
sangat rnembantu. Konsul ke
J\N'l,VOTAKUKOI C
bagian penyakit dalam disarankan OM
untuk dilakukan.
PEMBAHASAN OTAKUKD I
• Asimptomatik 90-95%
• Gejala minor 4-8 % infeksi saluran
napas atas, gangguan gastro, flu-like
• Meningitis aseptic non paralitik 1-2 %
• Poliomyelitis paralitik 0,1-0,5 %
diagnosis
• Paralisis flaccid (LMN), asimetris
• Progresi yang cepat dari paralisis (1-2 hari)
• Tidak ada deficit sensorik atau hilangnya sensasi propiosepsi
• Kontrol otonom dan volunteer dari bladder dan usus tidak terganggu
• Biasanya ada riwayat demam
• Hiperesthesia atau paresthesia pada ekstremitas dan nyeri otot
umum ditemukan
• Terkadang ada nyeri tekan otot
Tata laksana
• NO CURE
• Pengobatan suportif : mengurangi gejala (analgesic), mencegah
komplikasi dg latihan dan nutrisi
Jawaban lainnya
• A. guilain barre syndrome Polineuropati yang bersifat ascending danakut
yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi akut,
gejala : Dimulai dari rasa baal, paresthesia pada bagian distal dan diikuti
secara cepat oleh paralisis keempat ekstreitas yang bersifat ascenden
• B. miastenia gravis suatu penyakit autoimun dimana persambungan ototdan
saraf (neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal dan
menyebabkan kelemahan otot menahun, gejala : kelemahan otot spesifik
• D.rhakitis pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau
gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor atau kalsium,
berpotensi menyebabkan patah tulang dan kelainan bentuk
• E.genu varum Kelainan Kaki O yaitu, kurvatur bagian luar lutut yang
menyebabkan kaki 'bengkok'. Penampilannya paling nyata di antara usia 12
dan 18 bulan. Ini dapat terjadi pada satu atau kedua lutut
136. Rabies
• wanita 35 tahun nyeri pada leher seperti tercekik
• demam yang cukup tinggi, menjadi banyak mengeluarkan liur, dan
takut untuk mandi
• sebelumnya digigit hewan
• TD 100/60, nadi 110 kali permenit, RR 24 kali permenit, suhu 39 C
• pemeriksaan fisik didapatkan adanya luka gigitan di tangan,
hipersalivasi, hidrofobia
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami rabies
• Segera cuci luka gigitan dg • Human RIG (homolog) • Purified Vero Rabies
sabun+air mengalir atau air 20 IU/kg Vaccine
saja selama 15 menit • Equine RIG (heterolog • 0,5mg/kali, IM (deltoid,
• Debridemen dan desinfeksi 40 IU/kg aterolateral paha u/ <2th)
luka dg detergen, alcohol • Infiltrasikan di sekitar luka • 5 dosis hari 0,3,7,14,28
70%, povidon iodin sebanyak2nya, sisanya IM (WHO)
• Antibiotik (jauh dr lokasi injeksi • 2-1-1 hari 0,7,21
• Profilaksis tetanus vaksin) • Hari 0 2 dosis (deltoid kaki)
• Bila RIG tidak ada,
pemberiannya dpt ditunda
maks 7 hari stlah VAR yg
pertama
Jawaban lainnya
• A. serangan panic munculnya rasa takut atau gelisah berlebihan secara tiba- tiba.
Kondisi yang juga disebut dengan serangankegelisahan ini ditandai dengan
detak jantung yang bertambah cepat, napas menjadi pendek, pusing, otot
• menjadi tegang, atau gemetar
B. gangguan cemas menyeluruh kecemasan yang berlebihan dan tidak normal
• dalam waktu lama, sumber kecemasan itu juga terkadang tidak diketahui pastinya
C. poliomyelitis Infeksi virus akut, Terjadi desktruksi neuron motoric yang
disebabkan oleh poliovirus (human enteric), Menyebabkan paralisis yang
• progresif, hiporefleks
E. guillane barre syndrome Polineuropati yang bersifat ascending dan akut
yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi akut, gejala :Dimulai
dari rasa baal, paresthesia pada bagian distal dan diikuti secara cepat oleh
paralisis keempat ekstreitas yang bersifat ascenden
137. CD4
• Seorang laki-laki 40 tahun diare terus menerus sejak 1 bulan yanglalu
• pasien sudah mengonsumsi obat, namun tidak ada perbaikan
• penurunan berat badan yang cukup besar dan demam sumer-sumer
• pemeriksaan fisik ditemukan kandidiasis oral
• Pemeriksaan apakah yang diperlukan sebelumnya untuk memulai
terapi?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami HIV/AIDS
Deteksi
Viral load CD4 Kultur virus
antibody HIV
• Rapid test, • Deteksi viral • Untuk • Mahal, lama
ELISA, replication menentukan • Sulit
western blot rate (PCR) dimulainya terdeteksi
• Pilihan • Bisa dipakai terapi (CD4 untuk yang
utama untuk <350) viral load
(WHO) u/ skrining rendah
screening : newborn
rapid test
Terapi
ARV
Anjuran ARV lini pertama
• 2 NRTI +
1 NNRTI
• Pemeriksaan yang digunakan sebagai standar untuk memulai terapi
pada kasus HIV/AIDS pemeriksaan CD4
138. Meniere’s disease
• wanita 54 tahun pusing berputar sejak 3 hari yang lalu
• penurunan pendengaran dan telinga berdenging
• Pemeriksaan fisik didapatkan Romberg test (+), dan penurunan
pendengaran di telinga kiri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami Meniere’s disease
• Etiologi: Unknown
• Patogenesis:
• Terjadi perubahan tekanan dan volum pada endolimpe di labirintis
mempengaruhi telinga dlam t e ka n a n tinggi s a c u l l a dan urikula
bergerak berlebihan timbul sensasi berputar
Manifestasi klinis
• Trias Menier Disease:
• Tinitus/perasaan adanya tekanan pada telinga
• Vertigo
• Gangguan pendengaran (biasanya unilateral)
• Gejala lain:
• biasanya terjadi pada usia 20-60 tahun
• serangan biasanya 20- beberapa jam termaksud vertigo, dan bisa disertai
mual atau muntah
• 15-50% gangguan pendengaran menjadi bilateral
Tata laksana
• Betahistine : 24mg x 2
• Diuretic
• Antiemetic
• Mengurangi konsumsi garam
• Labyrinthectomy
• Pencegahan :
• diuretic (HCT)
• steroid
Jawaban lainnya
o Kompleks
Ada penurunan kesadaran (amnesia). Gejala tiba-tiba diam, melamum,
bengong mendadak yang diikuti dengan automatisme dan kebingungan
pascaserangan.
o Kejangtonik-klonikumumsekunder
Kejangparsial yangberlanjutmenjadi kejangtonik-klonik umum.
Jenis epilepsi yg paling sering dijumpai:
1. Petit mal/ absence
antara beberapa detik – 30 detik
2. Grand mal/tonik- klonik
Lama serangan 1 – 2 menit
3. Status epileptikus
Serangan lebih dari 30 menit,cepat tanpa diselingi keadaan sadar.
klinis
• kejang berulang tanpa demam
pemeriksaan
• EEG : spikes and wave
• CT-Scan
• MRI
tata laksana
• bila ps terdiagnosis sebagai epilepsi, untuk penanganan awal ps harus
ditrujuk ke dokter spesialis saraf
• Etiologi: Unknown
• Patogenesis:
• Terjadi perubahan tekanan dan volum pada endolimpe di labirintis
mempengaruhi telinga dlam t e ka n a n tinggi s a c u l l a dan urikula
bergerak berlebihan timbul sensasi berputar
Manifestasi klinis
• Trias Menier Disease:
• Tinitus/perasaan adanya tekanan pada telinga
• Vertigo
• Gangguan pendengaran (biasanya unilateral)
• Gejala lain:
• biasanya terjadi pada usia 20-60 tahun
• serangan biasanya 20- beberapa jam termaksud vertigo, dan bisa disertai
mual atau muntah
• 15-50% gangguan pendengaran menjadi bilateral
Tata laksana
• Betahistine : 24mg x 2
• Diuretic
• Antiemetic
• Mengurangi konsumsi garam
• Labyrinthectomy
• Pencegahan :
• diuretic (HCT)
• steroid
• Prinsip terapi pada kasus Meniere’s disease diuretic untuk
mengurangi cairan endolimfe di telinga dalam
141. Status epileptikus
• anak laki-laki 10 tahun kejang 45 menit yang lalu.
• Kejang disebutkan kelojotan, tangan dan kaki bergerak semua, mata
mendelik ke atas.
• Kejang selama 45 menit, sebanyak 2 kali hari ini, yang pertama selama 15
menit.
• Di antara kedua kejang pasien tidak sadar.
• Pasien pernah mengalami kejang sebelumnya dan diberi obat tetapi tidak
diminum rutin.
• Sebelum kejang pasien bermain dengan tetangganya.
• Pemeriksaan EEG didapatkan gelombang spike
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami status epileptikus
• Gejala tambahan
• Kesulitan untuk mulai BAK
• Inkontinensia urin dan alvi
• Konstipasi
• Kesulitas menelan dan bernapas
• Perasaan tidak dapat menaril napas dalam
• Penglihatan kabur (blurred vision)
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan neurologis kelemahan otot yang bersifat difus dan
paralisis
• Refleks tendon akan menurun atau bahkan menghilang
• Batuk yang lemah dan aspirasi mengindikasikan kelemahan otot
intercostal
• Tanda rangsang meningeal kernig dan kaku kuduk mungkin
ditemukan
• Refleks patologis (-)
Pemeriksaan penunjang
LCS EMG MRI
• Kenaikan kadar protein • Pada awal penyakit dbn • Hasil bermakna jika
(1-1,5 g/dl) tanpa diikuti • Minggu pertama dilakukan pada hari ke 13
kenaikan jumlah sel keterlambatan atau setelah timbul gejala
(disosiasi albumin bahkan blok dalam gambaran cauda equine
sitologis) yang bertambah besar
penghantaran impuls,
(95% kasus)
• 48 jam pertama normal gelombang F yang
• Kenaikan protein terjadi memanjang dan latensi
distal yang memanjang
minggi pertama atau
kedua • Minggu kedua
• Jumlah sel MN <10/mmk penurunan potensial aksi
dari beberapa otot, dan
menurunnya kecepatan
keonduksi saraf motorik
• Pemeriksaan serum CK biasanya normal atau
meningkat sedikit
• Biopsi otot tidak diperlukan dan biasanya normal pada
stadium awal, pada stadium lanjut terlihat adanya
denervation atrophy
Kriteria diagnostic
• Menurut The National Institute of Neurological and
Communicative Disorders and Stroke (NINCDS)
• Gejala utama :
• Kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih
ekstremitas dengan atau tanpa disertai ataksia
• Arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general
• Gejala tambahan :
• Progresifitas : kelemahan motoric berlangsung cepat, maksimal dalam
4 minggu, 50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3
minggu, dan 90% dalam 4 minggu
• Relatif simetris
• Gejala gangguan sensibilitas ringan
• Gejala saraf kranial, 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral, saraf
yang lain yg mempersarafi lidah dan otot menelan, kadang <5% kasus
neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain
• Pemulihan : dimulai 2-4 minggu setelah progresifitas berhenti, dapat
memanjang sampai beberapa bulan
• Disfungsi otonom : takikardi dan aritmia, hipotensi postural,hipertensi,
dan gejala vasomotor
• Tidak ada demam saat onset gejala neurologis
• Pemeriksaan LCS peningkatan protein, sel MN
< 10/microliter
• Idiopathic
• Penicillamine
• Antibodi Ach-R ditemukan 90% pada pasien dengan MG sekunder
terhadap paparan penicillamine
Drugs
• Obat :
• Antibiotics
(Aminoglycosides, • Procainamide
ciprofloxacin, ampicillin, • Verapamil
erythromycin) • Quinidine
• B-blocker (propranolol) • Chloroquine
• Lithium • Prednisone
• Magnesium • Timolol
• Anticholinergics
patofisiologi
• Sistem kekebalan yang membentuk Antibodi tubuh (IgG)
• menyerang reseptor Ach yang terdapat pada sisi otot dari neuromuscular junction
• akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di presinaps motoris dari otot lurik
•
• Kelemahan otot
Gambaran klinis
• Kelemahan pada otot wajah
• Kelemahan pada kelopak mata
• Kelemahan pada otot mata, sehingga terjadi penglihatan ganda
• Kelemahan pada lengan dan tungkai
• Kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olahraga
• Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan
• wanita 35 tahun mata kiri tidak bisa membuka penuh sejak 5 hari
yang lalu.
• Keluhan dirasakan semakin memberat ketika sore hari
• Pemeriksana fisik didapatkan ptosis mata kiri, tes tensilon (+).
• Terapi ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami miastenia gravis
• Idiopathic
• Penicillamine
• Antibodi Ach-R ditemukan 90% pada pasien dengan MG sekunder
terhadap paparan penicillamine
Drugs
• Obat :
• Antibiotics
(Aminoglycosides, • Procainamide
ciprofloxacin, ampicillin, • Verapamil
erythromycin) • Quinidine
• B-blocker (propranolol) • Chloroquine
• Lithium • Prednisone
• Magnesium • Timolol
• Anticholinergics
patofisiologi
• Sistem kekebalan yang membentuk Antibodi tubuh (IgG)
• menyerang reseptor Ach yang terdapat pada sisi otot dari neuromuscular junction
• akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di presinaps motoris dari otot lurik
•
• Kelemahan otot
Gambaran klinis
• Kelemahan pada otot wajah
• Kelemahan pada kelopak mata
• Kelemahan pada otot mata, sehingga terjadi penglihatan ganda
• Kelemahan pada lengan dan tungkai
• Kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olahraga
• Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan
• Tarsal tunnelarteri tibia posterior, nerus tibia, tendon tibia posterior, fleksor
longus digitorum, fleksor longus halluces
• TTSmati rasa pada kaki, nyeri, rasa terbakar, rasa tersengat listrik, dan
kesemutan pada telapak kaki dan tumit
PEMBAHASAN O TAK U K D I
etiologi
Gambaran klinis
• Kesemutan dan atau mati rasa di sekitar pergelangan kaki dan pada
permukaan punggung kaki hingga ke arah jari-jari kaki
• Nyeri dapat terasa seperti terbakar atau nyeri tumpul, tetapi
diekspresikan sebagai kram
• Nyeri dirasakan memberat ketika sedang beraktivitas dan berdiri
• Nyeri akan hilang ketika beristirahat
• Gejala terkadang muncul akibat trauma langsung atau berhubungan
dengan tergelincirnya inervasi pada pergelangan kaki (kesleo)
• Lebih sering akibat overuse ex: terlalu lama berdiri, berjalan, olahraga
• Gejala jarang menyebar
• 43% kasus nyeri memberat pada malam hari
• Pada kasus berat kelemahan pada otot plantar yang menyebabkan
susah untuk jari kaki terbuka
Pemeriksaan fisik
• Tarsal tunnelarteri tibia posterior, nerus tibia, tendon tibia posterior, fleksor
longus digitorum, fleksor longus halluces
• TTSmati rasa pada kaki, nyeri, rasa terbakar, rasa tersengat listrik, dan
kesemutan pada telapak kaki dan tumit
PEMBAHASAN O TAK U K D I
etiologi
Gambaran klinis
• Kesemutan dan atau mati rasa di sekitar pergelangan kaki dan pada
permukaan punggung kaki hingga ke arah jari-jari kaki
• Nyeri dapat terasa seperti terbakar atau nyeri tumpul, tetapi
diekspresikan sebagai kram
• Nyeri dirasakan memberat ketika sedang beraktivitas dan berdiri
• Nyeri akan hilang ketika beristirahat
• Gejala terkadang muncul akibat trauma langsung atau berhubungan
dengan tergelincirnya inervasi pada pergelangan kaki (kesleo)
• Lebih sering akibat overuse ex: terlalu lama berdiri, berjalan, olahraga
• Gejala jarang menyebar
• 43% kasus nyeri memberat pada malam hari
• Pada kasus berat kelemahan pada otot plantar yang menyebabkan
susah untuk jari kaki terbuka
Pemeriksaan fisik
CT scan
• Menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedera intracranial lainnya
• Epidural pada satu bagian saja (single) tapi bisa kedua sisi (bilateral), berbentuk
bikonveks, paling sering di daerah parietotemporal
• Densitas daerah yang homogeny (hiperdens), bertagas tegas, midline terdorong ke sisis
kontralateral
• Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematom
Epidural
hematoma
• MRI menggambarkan
massa hiperintensitas
bikonveks yang menggeser
posisi duramater, berada di
antara tulang tengkorak dan
duramater; batas fraktur yang
terjadi
Tata laksana
Penanganan darurat
•Dekompresi dengan trepanasi
sederhana
•Kraniotomi untuk mengevakuasi
hematom
-terapi medikamentosa-
Memperbaiki/mempertahankan fungsi vital
• Usahakan jalan napas selalu bebas, bersihkan lender dan darah yang dapat
menghalangi aliran udara napas
• Bila perlu pada pipa oro/nasofaringeal dan pemberian oksigen
• Infus dipasang terutama untuk membula jalur intravena NaCl 0,9% atau
dextrose in saline
• Untuk menurunkan paO2 • Manitol 10-15% per infus • Menstabilkan sawar • Untuk membius pasien
darah mencegah untuk menarik air dari darah otak metabolism otak dapat
vasodilatasi ruang intersel ke dalam • Dexametason 100mg ditekan serendah
ruang intravascular bolus diikuti dengan 4dd mungkin kebutuhan
• Suplai O2 yang terjaga
dapat membantu dikeluarkan melalui 4mg oksigen menurun otak
• Metilprednisolon 6dd 15 relative lebih terlindung
menekan metabolism diuresis
mg dari kemungkinan
anaerob • Dosis cukup dalam waktu kerusakan akibat hipoksia
mengurangikemungkinan singkat; 0,5 g/kgBB dalam • Triamsinolon 6dd 10mg
• Dengan pengawasan ketat
asidosis 10-30 menit
• paO2 >100mmHg; paCO2
25-30 mmHg
-indikasi operasi-
• Volume hematom >30 ml
• Keadaan pasien memburuk
• Pendorongan garis tengah >5mm
• Fraktur tengkorak terbuka
• Fraktur tengkorak depresi dengan kedalaman >1cm
• EDH dengan ketebalan >5mm dan pergeseran garis tengan dengan
GCS 8/<
• Tanda local dan peningkatan TIK >25 mmHg
komplikasi
• Edema serebri
• Kompresi batang otak
Jawaban lainnya
• A. perdarahan subdural Perdarahan yang terjadi antara duramater dan
arachnoid, Biasanya sering di daerah frontal, parietal, dan temporal, Yang
mengalami perdarahan bridging vein, tampak hiperdensitas berbentuk
• bulan sabit
B. perdarahan subarachnoid perdarahan yang terjadi di ruang
subarachnoid, tampak gambaran hiperdensitas yg mengikuti sulcus dan
• gyrus cerebri
D. perdarahan intraserebral perdarahan yang terjadi di dalam parenkim
• otak, lokasi bisa dimana saja, tampak hiperdensitas di parenkim otak
E. perdarahan intraventrikuler perdarahan yang terjadi di vantrikel otak,
tampak hiperdensitas di ventrikel cerebri
150. Hiperdensitas berbentuk bikonveks
• laki-laki 18 tahun nyeri kepala hebat sejak 1 jam yang lalu setelah KLL.
• Saat ini pasien juga merasakan mual dan mengantuk.
• Keluarga pasien mengatakan pasien sempat pingsan saat dibawa ke RS.
• Pemeriksaan tanda vital TD 100/60, nadi 115 kali permenit, RR 24 kali
permenit, suhu afebris.
• Pemeriksaan fisik didapatkan luka pada kepala region parietotemporal
kanan dengan krepitasi (+), lain-lain dalam batas normal.
• Setelah diperiksa pasien kembali tidak sadar, GCS 1-1-3
• Hasil CT scan?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami perdarahan epidural
CT scan
• Menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedera intracranial lainnya
• Epidural pada satu bagian saja (single) tapi bisa kedua sisi (bilateral), berbentuk
bikonveks, paling sering di daerah parietotemporal
• Densitas daerah yang homogeny (hiperdens), bertagas tegas, midline terdorong ke sisis
kontralateral
• Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematom
Epidural
hematoma
• MRI menggambarkan
massa hiperintensitas
bikonveks yang menggeser
posisi duramater, berada di
antara tulang tengkorak dan
duramater; batas fraktur yang
terjadi
Tata laksana
Penanganan darurat
•Dekompresi dengan trepanasi
sederhana
•Kraniotomi untuk mengevakuasi
hematom
-terapi medikamentosa-
Memperbaiki/mempertahankan fungsi vital
• Usahakan jalan napas selalu bebas, bersihkan lender dan darah yang dapat
menghalangi aliran udara napas
• Bila perlu pada pipa oro/nasofaringeal dan pemberian oksigen
• Infus dipasang terutama untuk membula jalur intravena NaCl 0,9% atau
dextrose in saline
• Untuk menurunkan paO2 • Manitol 10-15% per infus • Menstabilkan sawar • Untuk membius pasien
darah mencegah untuk menarik air dari darah otak metabolism otak dapat
vasodilatasi ruang intersel ke dalam • Dexametason 100mg ditekan serendah
ruang intravascular bolus diikuti dengan 4dd mungkin kebutuhan
• Suplai O2 yang terjaga
dapat membantu dikeluarkan melalui 4mg oksigen menurun otak
• Metilprednisolon 6dd 15 relative lebih terlindung
menekan metabolism diuresis
mg dari kemungkinan
anaerob • Dosis cukup dalam waktu kerusakan akibat hipoksia
mengurangikemungkinan singkat; 0,5 g/kgBB dalam • Triamsinolon 6dd 10mg
• Dengan pengawasan ketat
asidosis 10-30 menit
• paO2 >100mmHg; paCO2
25-30 mmHg
-indikasi operasi-
• Volume hematom >30 ml
• Keadaan pasien memburuk
• Pendorongan garis tengah >5mm
• Fraktur tengkorak terbuka
• Fraktur tengkorak depresi dengan kedalaman >1cm
• EDH dengan ketebalan >5mm dan pergeseran garis tengan dengan
GCS 8/<
• Tanda local dan peningkatan TIK >25 mmHg
komplikasi
• Edema serebri
• Kompresi batang otak
• Pada kasus epidural hematom, gambaran CT scan yang akan tampak
hiperdensitas berbentuk bikonveks