Anda di halaman 1dari 6

Dinamika Ketatanegaraan Demokrasi di Indonesia

Sepanjang sejarah Indonesia, Indonesia pernah mengalami dinamika ketatanegaraan


seiring dengan berubahnya konstitusi yang dimulai sejak berlakunya:

1. UUD 1945 (I),


2. Konstitusi RIS 1949,
3. UUDS 1950,
4. kembali ke UUD 1945 (II) dan
5. Terakhir mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali.

Ihwal postur demokrasi dewasa ini dapat kita amati dari fungsi dan peran lembaga
permusyawaratan dan perwakilan rakyat menurut UUD NRI Tahun 1945, yakni Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD).

Untuk memahami dinamika dan tantangan demokrasi di Indonesia, Anda diminta


untuk membandingkan aturan dasar dalam naskah asli UUD 1945 dan bagaimana perubahannya
berkaitan dengan MPR, DPR, dan DPD (Asshiddiqie dkk, 2008).

a. Majelis Permusyawaratn Rakyat (MPR)

Sebelum Perubahan UUD 1945, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi


negara. MPR merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat. Tugas MPR sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi adalah:

1) Menetapkan UUD
2) Menetapkan garis-Garis Besar haluan Negara
3) Memilih Presiden, dan melantik presiden dan wakil presiden

Sedangkan kewenangan MPR adalah:

1) Membuat putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, termasuk
penetapan GBHN
2) Meminta pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaan GBHN dan menilai
pertanggungjawabannya
3) Mencabut kekuasaan dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden sungguh-sungguh melanggar GBHN dan UUD
4) Mengubah UUD

Pasca perubahan UUD 1945, kewenangan MPR ada lima, yaitu:

1) Mengubah dan menetapkan UUD


2) Melantik presiden dan/wakil presiden
3) Memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD
4) Memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya
5) Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan
dalam masa jabatannya, dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan capres dan
cawapresnya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pemilu sebelumnya
sampai berakhir masa jabatannya.

b. Dewan Perwakilan Rakyat

Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan prinsip saling


mengawasi dan mengimbangi yang lebih ketat dan transparan, maka ketentuan mengenai DPR
dilakukan perubahan. Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan prinsip
saling mengawasi dan mengimbangi yang lebih ketat dan transparan, maka ketentuan mengenai
DPR dilakukan perubahan.

Perubahan yang terjadi pada Dewan Perwakilan Rakyat adalah penambahan


ketentuan mengenai pemilihan anggota DPR. Dua ketentuan lainnya, yakni susunan dan masa
sidang DPP tetap tidak berubah.

Menurut ketentuan Pasal 20 A Ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu:

1. Fungsi Legislasi, adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan


Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
2. Fungsi Anggaran, adalah fungsi menyusun dan menetapkan anggaran pendapatan dan
belanja negara bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
3. Fungsi Pengawasan, adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang, dan
peraturan pelaksanaannya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 20 A Ayat (2) DPR mempunyai Tiga Hak yaitu:

1. Hak Interpelasi, adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara
2. Hak Angket, adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat, adalah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional.

Penyampaian hak ini disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan: hak interpelasi, hak angket, dan terhadap dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Anggota DPR juga mempunyai hak tertentu. Hak-hak anggota DPR tersebut adalah:

1.Mengajukan rancangan undang-undang


2.Mengajukan pertanyaan
3.Menyampaikan usul dan pendapat
4.Memilih dan dipilih
5.Membela diri
6.Imunitas dan Protokoler
7.Keuangan dan administratif.
c. Dewan Perwakilan Daerah

DPD merupakan lembaga perwakilan penyalur keberagaman aspirasi dari daerah.


Keberadaan DPD dalam struktur ketatanegaraan indonesia dimaksudkan untuk:

1) Memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia


dan memperteguh persatuan kebangsaan seluruh daerah
2) Meningkatkan agregasi dan akomodasi aspirasi kepentingan daerah-daerah dalam
perumusan kebijakan nasional berkaitan dengan kepentingan negara dan daerah
3) Mendorong percepatan demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerah secara serasi dan
seimbang

Menurut Pasal 22 D UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang:

1) Dapat mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan Otonomi Daerah, hubungan
pusat dan daerah, penggabungan, pembentukan dan pemekaran daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan juga perimbangan keuangan
pusat dengan daerah
2) Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hal-hal di atas serta menyampaikan hasil
pengawasannya kepada DPR.

DPD bersidang sedikitnya sekali dalam satu tahun


Struktur Ketatanegaraan Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD 1945

1. Struktur Ketatanegaraan Sebelum Amandemen UUD 1945

2. Struktur Ketatanegaraan Sesudah Amandemen UUD 1945

Sumber:
Wahyumi, Puji. 2016. STRUKTUR KETATANEGARAAN RI BERDASARKAN
PANCASILA DAN UUD 1945 (SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN).
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/bangun_rekaprima/article/download/702/617.
(Diakses pada 24 Februari 2020)
Syarbaini, S. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia. http://blog-kumpulan-makalah.blogspot.com/2017/09/makalah
-demokrasi-indonesia_27.html

Anda mungkin juga menyukai