Anda di halaman 1dari 18

Menuju Pembangunan Berwawasan Kependudukan

SENSUS PENDUDUK DI INDONESIA

Tukiran*

Abstract
Although the population registration in Indonesia has long been put through,
the result is still unreliable, thus population census should be considered as a
major source in providing data of population and households. Since its
independent status, Indonesia has carried out the census for five times: in 1961,
1971, 1980, 1990, and in 2000 with the goals of providing a considerable amount
of details of population data such as: buildings and households, villages potential
(potensi desa or podes), and main pattern frames for survey and others census
applications.
The collected data contain information of households and individuals by the
census taking system both de jure and de facto for the entire population of
Indonesia, including those living abroads such as diplomatic corps with their
family members. For the 2000 population census of Indonesia or SP 2000, the
data of household and population by temporary residence status, have been put
through by the national Central Bureau of Statistic, whereas the data of those
by permanent residence status have been carried out by the Regional Central
Bureau of Statistic, which are all predicted would be finished before the end of
the year of 2000.

Pendahuluan
Ada tiga metode yang sering pula. Pengumpulan data dengan
digunakan dalam pengumpulan metode survai adalah pencacahan
data kependudukan yaitu sensus, yang dilakukan hanya sebagian
survai, dan registrasi. Pengum- dari penduduk yang ada pada
pulan data dengan metode sensus suatu daerah dan waktu tertentu.
adalah pencacahan secara Pengumpulan data dengan
menyeluruh terhadap penduduk metode registrasi adalah pengum-
yang ada pada suatu daerah pulan data yang dilakukan secara
tertentu dan pada waktu tertentu terus-menerus atau dari waktu ke

* Drs. Tukiran, M.A, adalah peneliti Pusat Penelitian Kependudukan,


Universitas Gadjah Mada dan pengajar Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Populasi, 11(1), 2000 ISSN: 0853 - 0262


17
Tukiran

waktu untuk penduduk yang ada. dan hanya data yang sifatnya
Pengumpulan data dengan mendasar, seperti halnya susunan
metode sensus seperti sensus anggota rumah tangga, umur,
penduduk, sensus pertanian, dan jenis kelamin, status perkawinan,
sensus ekonomi/industri me- dan kewarganegaraan. Informasi
nurut United Nations (1969) yang lebih rinci hanya ditanyakan
sebaiknya dilakukan setiap 10 kepada sebagian penduduk atau
tahun sekali. Untuk sensus lebih dikenal hanya mengambil
penduduk dilaksanakan pada sampel dari hasil SP lengkap.
tahun yang berakhir dengan digit Besar kecilnya jumlah sampel
akhir 0, sensus pertanian biasanya yang ada pada pencacahan
dengan digit akhir 3, dan sensus sampel (SP sampel) akan ber-
ekonomi/industri berakhir pengaruh pada analisis menurut
dengan digit akhir 6. Ketentutan tingkat administrasi seperti
tentang waktu penyelenggaraan propinsi, kabupaten, kecamatan,
ini dimaksudkan untuk me- dan desa/kelurahan. Untuk
mudahkan analisis perbandingan melengkapi data yang ada pada
yang bersifat international. rumah tangga dan individu, sejak
Indonesia dengan berbagai alasan SP 1980 dilakukan pula pengum-
pernah melakukan perubahan pulan data yang menyangkut
waktu dalam melaksanakan potensi geografis, sosial ekonomi,
Sensus Penduduk (SP) yaitu SP dari semua desa yang ada melalui
1961 dan SP 1971, dilaksanakan daftar potensi desa (podes).
pada tahun yang berakhir dengan Informasi yang dikumpulkan
digit akhir 1, yang kemudian pada podes berlaku untuk seluruh
dilaksanakan kembali dengan desa/kelurahan di Indonesia.
tahun yang berakhir dengan digit Data potensi desa mencakup
akhir 0 (nol) mulai dari SP 1980. beberapa aspek yaitu profil desa/
Ada dua hal yang perlu kelurahan, kependudukan,
diperhatikan dalam sensus lingkungan hidup, perumahan
penduduk yakni sensus pendu- dan permukiman, pendidikan,
duk secara lengkap (overall) dan sosial budaya, rekreasi dan
sensus penduduk yang hanya hiburan, kesehatan, gizi dan
mengambil sampel seperti yang keluarga berencana, perhubung-
digunakan dalam survai kepen- an, penggunaan lahan, ekonomi,
dudukan (susenas, sakernas, dll). dan keamanan.
Informasi yang dikumpulkan Hampir di semua negara,
dalam SP lengkap sangat terbatas sensus penduduk merupakan

18
Sensus Penduduk di Indonesia

sumber utama data kependuduk- termasuk di dalamnya berbagai


an. Indonesia meskipun sudah kemungkinan untuk melakukan
melaksanakan pencacahan statis- analisis perbandingan antar-
tik vital, hasilnya belum begitu sensus, tingkatan analisis wilayah
baik. Sebagai akibatnya, data administrasi dari data sensus
sensus penduduk merupakan lengkap dan sensus sampel.
tonggak referensi waktu yang Dibahas pula berbagai kendala
sekaligus merupakan pengendali yang akan dihadapi oleh
data yang diperoleh dari survai pengguna data sebagai akibat
kependudukan yang lain ditiadakannya sensus sampel
(McDonald, 1984). Perlu diingat pada SP 2000.
bahwa tujuan dari sensus pen-
duduk dari waktu ke waktu tidak Sensus Penduduk di Indonesia
mengalami perubahan yang
Pelaksanaan sensus penduduk
mendasar. Paling tidak ada empat
(SP) di Indonesia dapat dibedakan
hal yang ingin dicapai dari sensus
dalam dua periode yakni sebelum
penduduk yakni pertama, me-
kemerdekaan (1815—1945) dan
nyediakan data dasar kepen-
setelah Indonesia merdeka
dudukan dan perumahan, khusus
(1961—2000). Sensus penduduk
untuk SP 2000 data dicatat sampai
yang pertama kali diadakan di
dengan wilayah administrasi yang
Indonesia sebelum Indonesia
terkecil (desa/kelurahan). Kedua,
merdeka ialah pada tahun 1815
menyediakan data kependudukan
dan selama 1815—1930, yakni
untuk estimasi parameter kepen-
selama 115 tahun, telah dilaksana-
dudukan. Ketiga, menyediakan
kan sepuluh kali sensus pendu-
data potensi desa (podes).
duk. Dari kesepuluh sensus
Keempat, menyusun kerangka
penduduk ini, hanya tiga periode
contoh induk (KCI) yang akan
yang cukup baik dalam pelaksa-
digunakan sebagai dasar peren-
naannya yaitu yang dilaksanakan
canaan sensus ataupun survai lain
pada tahun 1905, 1920, dan 1930.
sebelum sensus penduduk
Dari ketiga periode ini, hanya SP
berikutnya (BPS, 1999). Tulisan
1930 yang kualitas datanya cukup
ringkas ini membahas dinamika
baik dan banyak digunakan
pelaksanaan sensus penduduk di
sebagai referensi dalam analisis
Indonesia mulai dari tahun 1961,
kependudukan di Indonesia.
1971, 1980, 1990, sampai 2000,
Pelaksanaan SP 1930 diper-
terutama ketersediaan data yang
cayakan kepada Biro Pusat
ada pada sensus penduduk,

19
Tukiran

Statistik yang didirikan pada dalam sensus dan jumlahnya


tahun 1925. Pada masa pen- tidak diketahui. Dengan demiki-
dudukan Jepang (1942—1945) an, hasil SP 1961 belum men-
sensus penduduk dilakukan pada cerminkan seluruh wilayah
tingkat lokal, tetapi semua Indonesia, terutama Propinsi Irian
dokumen hasil sensus penduduk Jaya tersebut. Adanya kendala
ini hilang, kecuali untuk Propinsi transportasi, komunikasi, dan
Kalimantan Barat dan Pulau keamanan di daerah-daerah yang
Lombok (Mantra, 1985: 15—16). masih terisolasi dan yang sulit
Setelah Indonesia merdeka, telah dijangkau menyebabkan di
dilaksanakan sensus penduduk beberapa wilayah tidak dilaksa-
sebanyak lima kali yakni SP 1961, nakan pencacahan.
SP 1971, SP 1980, SP 1990, dan SP Dengan bergabungnya wila-
2000. Berikut ini disajikan yah Irian Jaya dengan Republik
pelaksanaan sensus penduduk di Indonesia serta perkembangan
Indonesia mulai dari 1961—2000, transportasi dan komunikasi
khususnya waktu pelaksanaan, maka cakupan wilayah SP 1971
cakupan wilayah, dan jumlah jauh lebih luas daripada sensus
sensus sampel yang diambil serta sebelumnya. Di Propinsi Irian
ketersediaan data untuk setiap Jaya, karena pertimbangan
sensus. keamanan dan keterjangkauan
wilayah, hanya dilakukan
Cakupan Wilayah pencacahan untuk daerah per-
kotaan. Untuk daerah terpencil,
Sensus Penduduk 1961 me-
pulau-pulau kecil yang berpen-
rupakan sensus yang pertama kali
duduk dan suku terasing lebih
dilakukan setelah Indonesia
banyak dilakukan pencacahan
merdeka. Namun, pada saat itu
daripada sensus sebelumnya. Di
wilayah Irian Jaya (dulu Irian
Propinsi Timor-Timur tidak
Barat) dan Timor-Timur belum
dilakukan pencacahan karena
bergabung dengan Indonesia.
belum bergabung dengan Indone-
Kedua wilayah ini tidak termasuk
sia. Kemudian pada SP 1980
dalam SP 1961. Hal yang sama
cakupan wilayah pencacahan
untuk wilayah terpencil, pulau-
lebih lengkap lagi karena
pulau kecil yang sangat sulit
mencakup Propinsi Irian Jaya
dijangkau, serta beberapa suku
(perdesaan dan perkotaan) dan
terasing, terutama yang ada di
Propinsi Timor-Timur khususnya
luar Jawa-Bali tidak tercakup
daerah yang aman dan dapat

20
Sensus Penduduk di Indonesia

dijangkau. Sensus penduduk yang pencacahan. Harian Kompas


keempat yakni tahun 1990 terbitan akhir Juli 2000 menye-
merupakan salah satu pencacahan butkan bahwa sampai menjelang
penduduk dengan cakupan akhir Juli masih ada sekitar 950
wilayah yang paling lengkap blok sensus di Irian Jaya yang
dibandingkan dengan sensus belum dapat dilakukan pen-
sebelum dan sesudahnya. Hampir dataan.
di semua daerah terpencil, suku Adanya berbagai problema
terasing, pulau-pulau kecil, Irian yang dihadapi dalam hal cakupan
Jaya, dan Timor-Timur dapat wilayah ini memberikan indikasi
dilakukan pencacahan. bahwa pengguna data SP 2000
Pada SP 2000 yang lebih perlu hati-hati. Sebagai contoh,
dikenal dengan pencacahan karena pemisahan Propinsi Timor
penduduk menjelang abad Timur dengan Indonesia, jumlah
milenium, justru cakupan wilayah penduduk Indonesia untuk tahun
pencacahan tidak selengkap sebelumnya (1980 dan 1990) dari
dibandingkan dengan periode hasil sensus perlu direvisi karena
sebelumnya. Propinsi Timor- terjadi penyusutan wilayah
Timur sudah terpisah dengan Indonesia. Demikian pula, adanya
Indonesia dengan meninggalkan berbagai kerawanan yang terjadi
problema penduduk pengungsi. menjelang pelaksanaan sensus
Penduduk Timor-Timur yang sedikit banyak akan berpengaruh
mengungsi ke wilayah Indonesia pula terhadap kelengkapan
sebagai migran terpaksa tidak cakupan blok sensus. Sensus
diketahui jumlahnya. Sama Penduduk 2000 yang lebih dikenal
halnya pengungsi Timor Timur dengan pencacahan penduduk
yang setuju berintegrasi dengan secara lengkap justru belum dapat
Indonesia dan sedang mengungsi mencakup wilayah yang lebih
ke propinsi terdekat, terutama di lengkap dibandingkan dengan
NTT dan NTB, kemungkinan tahun-tahun sebelumnya. Pada
tidak tercacah dalam sensus. giliran berikutnya, kekurang-
Adanya kerawanan wilayah lengkapan cakupan blok sensus
seperti yang terjadi di Propinsi dalam pencacahan penduduk
Aceh, Maluku, Sulawesi tahun 2000 ini akan banyak
Tenggara, Sulawesi Tengah, dirasakan pada ketersediaan data
Kalimantan Barat, dan Irian Jaya di unit analisis wilayah yang
akan berpengaruh terhadap paling rendah yaitu wilayah
kelengkapan cakupan wilayah perdesaan.

21
Tukiran

Sistem Pencacahan 1. Sistem de jure ialah pencacahan


Pencacahan penduduk dalam penduduk di tempat mereka
sensus dibedakan menjadi dua biasanya bertempat tinggal,
cara yakni untuk penduduk yang yaitu tempat yang telah dihuni
selama 6 bulan atau lebih atau
bertempat tinggal secara menetap
mereka bertempat tinggal
dan untuk mereka yang bertempat
kurang dari 6 bulan, tetapi
tinggal tidak menetap. Sebagai
berkeinginan untuk menetap
contoh pada SP 2000, untuk yang
di daerah tersebut.
bertempat tinggal menetap
2. Sistem de facto ialah pen-
dihitung dengan menggunakan
cacahan penduduk di tempat
daftar SP 2000-L2, sedangkan mereka ditemui oleh petugas
untuk mereka yang tidak menetap pada waktu pencacahan.
digunakan daftar SP 2000-L3. Hal Mereka tersebut adalah tuna-
yang sama juga diberlakukan wisma, pengungsi, awak kapal
untuk sensus pada tahun-tahun berbendera Indonesia, masya-
sebelumnya, dan hanya nama rakat terpencil/terasing, peng-
dokumen yang berbeda. Jumlah huni perahu rumah apung,
penduduk hasil SP 2000 dapat dan penduduk yang sedang
diperoleh dengan menjumlahkan bepergian dan belum pernah
yang ada pada daftar isian SP dicacah di daerah lain.
2000-L2 dan SP 2000-L3. Sebelum Dalam upaya untuk menge-
dilakukan pencacahan dengan tahui adanya perubahan jumlah
menggunakan daftar isian SP penduduk yang disebabkan oleh
2000-L2 dan SP 2000-L3, terlebih kelahiran dan kematian serta
dahulu dilakukan sensus/ perpindahan yang bersifat
pendaftaran. Sensus bangunan permanen, yang terjadi pada saat
dan rumah tangga menggunakan pencacahan sampai dengan 30
daftar isian SP 2000-L1. Dari Juni 2000, perlu dilakukan
daftar ini dapat dilakukan pengecekan ulang (moment telling)
rekapitulasi secara cepat untuk yang dilakukan pada 1 Juli 2000.
mendapatkan jumlah bangunan, Kegiatan pengecekan ulang ini
jumlah rumah tangga, dan jumlah dilakukan setelah pencacahan
penduduk. untuk penduduk yang tidak
Pencacahan penduduk pada bertempat tinggal tetap seperti
sistem sensus sejak 1961, 1970, tunawisma, pengungsi, dan
1980, 1990, dan 2000 ini meng- sejenisnya (BPS, 1999: 4). Dengan
gunakan dua cara berikut ini. menggunakan sistem pencacahan

22
Sensus Penduduk di Indonesia

gabungan antara de facto dan de tidak banyak dimanfaatkan dalam


jure serta pengecekan ulang perencanaan pembangunan
selama sensus dilakukan, diharap- (Tukiran dkk., 1989).
kan semua penduduk Indonesia
dapat tercacah secara menyelu- Sensus Lengkap dan Sampel
ruh. Pada sensus-sensus sebelum-
Sensus Penduduk 2000 me-
nya, juga dilakukan pengecekan
rupakan sensus yang pertama kali
ulang untuk mendapatkan data
dilakukan secara lengkap, tanpa
yang lengkap.
menggunakan sampel. Dalam arti
Sistem pencacahan dengan
semua wilayah yang sudah
model gabungan ini digunakan
dipetakan dalam blok sensus
pula untuk survai kependudukan
dicacah secara menyeluruh
lainnya seperti sakernas, susenas
dengan daftar pertanyaan yang
kor, dan susenas modul. Pada sisi
sama. Hal ini sangat berbeda bila
lain, registrasi/pendaftaran
dibandingkan dengan tahun
penduduk (RP) menurut sistem
sebelumnya seperti SP 1961, SP
atau peraturan dalam pencatatan
1971, SP 1980, dan SP 1990, yang
dan pelaporan, sama dengan
kesemuanya menggunakan
sistem SP, semestinya datanya
sensus sampel. Sebagai konse-
dapat diperbandingkan. Bilamana
kuensi dari sensus lengkap maka
pendataan penduduk dengan
seluruh rumah tangga yang ada
sistem RP ini cukup baik, hasilnya
harus disensus dan seluruh
dapat digunakan sampai sensus
anggota rumah tangga diwawan-
penduduk berikutnya. Perlu
carai dengan menggunakan daftar
diingat bahwa hasil sensus
pertanyaan yang sudah disiapkan.
penduduk merupakan pengendali
Dengan menggunakan cara
data. Akan tetapi, dalam pelak-
sensus lengkap, maka ada sekitar
sanaan RP, cenderung tidak jelas
52 juta rumah tangga yang perlu
sistem pencacahan mana yang
dicacah, dengan harus menang-
digunakan. Sebagian ada yang
gung konsekuensi tentang jumlah
menganut sistem de jure, ada pula
petugas sensus, biaya, dan akomo-
yang tidak tercacah sama sekali
dasi lainnya. Sebagai akibatnya,
karena petugas RP sangat pasif.
Badan Pusat Statistik telah
Petugas RP mencatat dan
melakukan penyusutan daftar
melaporkan kalau yang ber-
pertanyaan yang cukup banyak
sangkutan melapor pada petugas.
sehingga hanya pertanyaan yang
Sistem pencatatan pasif inilah
sangat penting yang ditanyakan
yang menyebabkan data hasil RP

23
Tukiran

untuk seluruh angggota rumah (sensus sampel) dengan SP 2000


tangga. (sensus lengkap). Pada SP 1990
Selain Sensus Penduduk 2000, dan sebelumnya, hasil sensus
seperti pada sensus sebelumnya sampel tersebut dikalikan atau di-
juga dilakukan sensus bangunan blow up dengan hasil sensus
dan rumah tangga secara bangunan dan rumah tangga,
menyeluruh. Ini berarti bahwa terutama jumlah jiwa dalam setiap
dua pekerjaan besar yakni sensus rumah tangga. Hasil yang
penduduk dan sensus bangunan didapatkan mirip dengan hasil
dan rumah tangga dilakukan sensus lengkap seperti yang
secara menyeluruh tanpa meng- tampak pada berbagai terbitan
gunakan sampel. Dibandingkan BPS seri hasil sensus penduduk.
dengan sensus penduduk tahun- Sekiranya perlu diperhatikan,
tahun sebelumnya, kesemuanya terutama yang melakukan analisis
menggunakan sensus lengkap series waktu (1971-1980-1990-
untuk bangunan dan sensus 2000), di antara rangkaian waktu
sampel yang didasarkan dari hasil tersebut ada yang dihasilkan
sensus bangunan, yang berisikan dengan pencacahan lengkap dan
jumlah bangunan dan rumah pencacahan sampel, di samping
tangga. Setelah hasil sensus cakupan wilayah yang berbeda-
bangunan dan rumah tangga beda seperti telah dibahas
selesai, sensus sampel dapat sebelumnya.
dilakukan, dengan hanya sebagi-
an dari rumah tangga tersebut Pelaksanaan Sensus
yang menjadi sampel dalam
Sensus Penduduk 1961 dilak-
sensus penduduk. Jumlah sensus
sanakan pada Oktober 1961 tanpa
sampel untuk tahun 1961 sekitar
rincian tanggal dan penentuan
1 persen dari jumlah rumah
hari sensus (census date). SP 1971
tangga yang ada. Kemudian, SP
dilaksanakan pada 20 September
1971 menggunakan sampel sekitar
sampai 4 Oktober dengan hari
3,8 persen, SP 1980 dan SP 1990
sensus 24 September. SP 1980
sekitar 5 persen, dan SP 2000
dilaksanakan pada 20 September
menggunakan sensus lengkap.
– 30 Oktober dengan hari sensus
Sekali lagi, pengguna data
31 Oktober. Sensus penduduk
dihadapkan pada situasi yang
1990 dilaksanakan pada 15
kurang menguntungkan, teruta-
September – 31 Oktober dengan
ma kalau menginginkan analisis
hari sensus 31 Oktober. Sensus
antarwaktu seperti data SP 1990

24
Sensus Penduduk di Indonesia

Penduduk 2000 dilaksanakan survai lain sebelum sensus


pada 1-30 Juni dengan hari sensus berikutnya dilakukan. Data yang
30 Juni. Setelah hari sensus, dikumpulkan pada SP 1961
biasanya dilakukan moment telling, sampel relatif lebih sederhana bila
yang dimaksudkan untuk dibandingkan dengan sensus
mengecek kembali perubahan sampel SP 1971, SP 1980, SP 1990,
yang terjadi selama pencacahan dan SP 2000 yang menggunakan
penduduk dilaksanakan, yaitu sensus lengkap. Data yang cukup
kemungkinan ada perubahan lengkap dan dapat diperbanding-
jumlah kelahiran, kematian, dan kan hanya pada SP 1971, SP 1980,
perpindahan. Kegiatan ini dilaku- dan SP 1990 dengan berbagai
kan dengan tujuan untuk meng- catatan, terutama aspek ketenaga-
hindari adanya kekurangan dan kerjaan yang menggunakan
kelebihan cacah selama sensus konsep berbeda. Ini disebabkan
dilaksanakan. Sebagai contoh pengumpulan data menggunakan
pada SP 2000, yang dilaksanakan sistem yang sama yaitu sensus
selama tanggal 1 sampai 30 Juni sampel 2,8 persen untuk SP 1971,
2000, kemungkinan terjadi 5 persen untuk SP 1980, dan 5
perubahan dari kelahiran, persen untuk SP 1990. Untuk SP
kematian, dan perpindahan. 2000 agak sulit diperbandingkan
Perubahan tersebut akan diteliti dengan SP 1990 atau sebelumnya
kembali pada 1 Juli 2000 dan karena menggunakan pencacahan
tanggal ini disebut moment telling. lengkap untuk seluruh penduduk
Indonesia. Paling tidak, pengguna
Ketersediaan Data data SP 2000 harus memberikan
catatan khusus bahwa sistem
Tujuan dilakukan sensus
pengumpulan datanya berbeda.
penduduk ialah untuk menyedia-
Secara umum memang data
kan data dasar kependudukan
yang dikumpulkan pada setiap
dan bangunan serta potensi desa.
sensus tidak jauh berbeda,
Di samping hal tersebut, dikum-
terutama untuk SP 1971, SP 1980,
pulkan pula data kependudukan
dan SP 1990. Akan tetapi, untuk
yang lebih rinci dan spesifik untuk
SP 2000 data yang dikumpulkan
estimasi parameter kependuduk-
tidak serinci seperti tiga sensus
an serta untuk menyusun kerang-
sebelumnya. Berikut ini disajikan
ka contoh induk (KCI) sebagai
data yang tersedia pada SP 1961—
dasar perencanaan sensus atau
2000 seperti berikut.

25
Tukiran

1. Data pendaftaran bangunan agama, dan jumlah jiwa


dan rumah tangga. dalam rumah tangga.
a. Jenis bangunan, jenis dan b. Tempat lahir, tempat
unsur rumah, status huni- tinggal 5 tahun lalu, dan
an, dan kepemilikan tempat tinggal sekarang/
rumah. saat sensus.
b. Jenis rumah tangga, c. Pendidikan, bahasa yang
banyaknya rumah tangga, digunakan, kemampuan
dan jumlah anggota rumah berbahasa Indonesia, dan
tangga. membaca dan menulis.
2. Data bangunan tempat tinggal d. Status kegiatan ekonomi,
dan pemilikan rumah tangga. lapangan, jenis dan status
a. Jenis dan jumlah bangunan pekerjaan, dan jam kerja.
fisik, status penguasaan e. Perempuan status nikah,
tempat tinggal, jenis atap, cerai hidup, cerai mati, usia
dinding, lantai dan luas perkawinan pertama,
lantai, dan penerangan. jumlah perkawinan, jumlah
b. Sumber air minum, me- anak lahir hidup, masih
masak, mencuci, tempat hidup, jumlah anak yang
mandi, tempat buang air meninggal, bulan dan
besar. kelahiran anak terakhir.
c. Penguasaan barang-barang Distribusi rincian data yang
rumah tangga, lemari, dikumpulkan dari SP 1961, SP
kompor, sepeda/sampan, 1971, SP 1980, SP 1990, dan SP
radio, TV, sepeda motor/ 2000 digunakan untuk memudah-
motor tempel, mobil/kapal kan dalam analisis perbandingan
motor. antarsensus. Ketersediaan data
d. Penguasaan lahan per- tentang tempat tinggal dan rumah
tanian: milik sendiri, sewa, tangga dapat dilihat pada Tabel 1,
gadai, bagi hasil, mengga- sedangkan ketersediaan data
rap, luas lahan yang penduduk pada sensus dapat
dikuasai, pemilikan barang dilihat pada Tabel 2.
rumah tangga.
3. Data individu/anggota rumah
Analisis Sensus Bangunan dan
tangga.
Rumah Tangga
a. Umur, jenis kelamin, status
perkawinan, kewarga- Dengan memperhatikan ke-
negaraan, suku bangsa/ tersediaan data yang ada pada
etnis (hanya SP 2000), sensus, baik data bangunan dan

26
Sensus Penduduk di Indonesia

Tabel 1
Ketersediaan Data Tempat Tinggal dan Rumah Tangga

Sensus Penduduk
No. Tempat tinggal dan rumah tangga
1961 1971 1980 1990 2000
1. Jenis bangunan    
2. Jumlah bangunan  
3. Jumlah rumah tangga     
4. Status pemilikan tempat tinggal   
5. Banyaknya anggota rumah tangga     
6. Jenis atap rumah    
7. Jenis dinding rumah    
8. Jenis lantai rumah    
9. Luas lantai rumah  
10. Penerangan/lampu   
11. Bahan bakar memasak   
12. Sumber air minum   
13. Sumber air mandi/cuci  
14. Tempat mandi  
15. Tempat buang air besar   
16. Jumlah kamar  
17. Jumlah kakus 
18. Pembuangan sampah 
Unsur Rumah
19. Pemilikan almari/bufet  
20. Pemilikan kompor  
21. Pemilikan sepeda/sampan  
22. Pemilikan radio/kaset  
23. Pemilikan TV  
24. Pemilikan sepeda motor/perahu 
25. Pemilikan mobil/kapal 
26. Pemilikan lahan pertanian  
27. Lahan pertanian yang disewakan  
28. Lahan pertanian yang disewa  
29. Lahan yang dikuasai  
30. Pemilikan ternak sapi  
31. Pemilikan ternak kerbau  
32. Pemilikan kuda  
33. Pemilikan kambing  
34. Pemilikan babi  
35. Pemilikan ayam/itik  

27
Tukiran

Tabel 2
Ketersediaan Data Penduduk pada Sensus Penduduk

Sensus Penduduk
No. Jenis data yang dikumpulkan
1961 1971 1980 1990 2000
Semua Umur
1. Hubungan dengan kepala rumah tangga     
2. Jenis kelamin     
3. Tanggal, bulan, tahun kelahiran     
4. Umur     
5. Status perkawinan     
6. Agama     
7. Kewarganegaraan/suku bangsa     
8. Tempat lahir, propinsi     
9. Pernah tinggal di propinsi lain   
10. Tempat tinggal terakhir sebelum tinggal di  
propinsi ini
11. Lama tinggal di propinsi ini  
12. Ibu kandung tinggal dalam rumah tangga ini  
Umur 5 tahun ke atas
13. Propinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu   
14. Pernah sakit minggu lalu 
15. Tempat/cara pengobatan 
16. Penderita cacat 
17. Jenis cacat 
18. Status sekolah  
19. Pendidikan tertinggi yang sedang/pernah  
diikuti
20. Tingkat/kelas tertinggi yang sedang/pernah  
diikuti
21. Jenjang pendidikan tertinggi yang    
ditamatkan
22. Jurusan pendidikan    
23. Bahasa ibu yang digunakan  
24. Bahasa sehari-hari di rumah  
25. Dapat berbahasa Indonesia  
26. Dapat membaca dan menulis    

28
Sensus Penduduk di Indonesia

Lanjutan: Tabel 2 Ketersediaan Data Penduduk pada Sensus Penduduk

Sensus Penduduk
No. Jenis data yang dikumpulkan
1961 1971 1980 1990 2000
Umur 10 tahun ke atas
27. Kegiatan terbanyak seminggu lalu    
28. Bekerja minimal 1 jam seminggu   
29. Mempunyai pekerjaan, tetapi sementara  
tidak bekerja
30. Pernah bekerja sebelumnya  
31. Jumlah jam kerja seluruhnya   
32. Jumlah jam kerja pekerjaan utama  
33. Jumlah hari kerja  
34. Jenis pekerjaan utama     
35. Lapangan pekerjaan utama     
36. Status pekerjaan utama     
37. Mempunyai pekerjaan tambahan 
38. Lapangan pekerjaan tambahan 
39. Mencari pekerjaan seminggu yang lalu  
40. Alasan tidak cari kerja  
41. Bekerja selama setahun lalu  
42. Lapangan kerja setahun lalu  
Perempuan pernah nikah
43. Bulan, tahun perkawinan pertama  
44. Umur pada perkawinan pertama  
45. Jumlah perkawinan  
46. Jumlah anak lahir hidup     
47. Jumlah anak masih hidup     
48. Jumlah anak sudah meninggal  
49. Bulan, tahun kelahiran hidup anak terakhir  
50. Anak lahir hidup terakhir masih hidup  
51. Cara KB yang pernah dilakukan 
52. Cara KB yang digunakan sekarang 

29
Tukiran

rumah tangga maupun data kan diberikan peluang yang


individu terbuka peluang yang sangat besar untuk melakukan
cukup besar untuk melakukan analisis. Akan tetapi, yang perlu
analisis perubahan dari setiap diperhatikan adalah data yang
sensus. Menurut United Nations dikumpulkan dari sensus ke
(1969 dan 1971), hasil sensus sensus sangat beragam. Artinya,
bangunan/tempat tinggal dan jenis data bangunan dan rumah
rumah tangga, meskipun jumlah tangga dari sensus ke sensus
dan jenis data yang dikumpulkan cukup besar variasinya sehingga
cukup banyak, di banyak negara cukup sulit untuk analisis per-
sedang berkembang sangat bandingan antarwaktu, utama-
terbatas dianalisis. Pengguna data nya pemilikan rumah tangga.
jauh lebih banyak menganalisis Berbagai kemungkinan analisis
data kependudukan daripada bangunan dan rumah tangga
data bangunan dan rumah tangga. dapat dilakukan berdasarkan jenis
Ini sangat disayangkan karena data yang ada pada rincian data
data bangunan dan rumah tangga tersebut.
dikumpulkan secara sensus
lengkap. Analisis Potensi Desa (Podes)
Indonesia tampaknya menga-
Perlu diingat bahwa Badan
lami hal yang sama. Ini tampak
Pusat Statistik wilayah desa/
sekali apabila diperhatikan dari
kelurahan yang dikenal dengan
publikasi yang sangat terbatas
podes dimulai sejak SP 1980.
untuk laporan bangunan dan
Selama 20 tahun (1980—2000)
rumah tangga. Menurut United
telah dilakukan pengumpulan
Nations (1974) data rumah tangga
data podes sebanyak 7 kali yaitu
di Indonesia pada SP 1971 sangat
bersamaan dengan Sensus
lengkap, tetapi tidak banyak yang
Penduduk (1980, 1990, 2000)
digunakan dalam analisis rumah
dengan Sensus Ekonomi (1986 dan
tangga. Hal yang sama juga
1996) dan bersamaan dengan
disebutkan oleh McDonald (1984)
Sensus Pertanian (1983 dan 1993).
dalam panduan analisis sensus
Dari sensus ke sensus, jenis data
1971 dan 1980, bahwa analisis
yang dikumpulkan pada podes
tentang keadaan bangunan dan
tidak banyak berubah apabila
rumah tangga sangat terbatas
dibandingkan dengan data
dibandingkan dengan data yang
bangunan dan rumah tangga.
dikumpulkan. Seperti disajikan
Data podes dapat menggambar-
pada rincian data yang dikumpul-

30
Sensus Penduduk di Indonesia

kan kesejahteraan masyarakat dan data sensus bangunan dan rumah


penyusunan statistik pada tingkat tangga, berbagai kemungkinan
desa atau wilayah kecil (small area analisis dapat dilakukan dengan
welfare and statistics). Selain itu, memperhatikan data yang ada
dapat pula digunakan untuk pada daftar pertanyaan podes
penentuan lokasi dan jenis maupun bangunan dan rumah
investasi usaha pada tingkat desa tangga. Analisis gabungan dari
(BPS, 1999a). kedua sumber data ini sangat
Dengan memperhatikan penting untuk memantau hasil
rendahnya pemanfaatan data pembangunan, mulai dari
podes yang ada, BPS perlu wilayah kecil yaitu desa/
melakukan sosialisasi/diseminasi kelurahan sampai pada tingkat
tentang tujuan dan data yang ada regional dan nasional.
pada podes. Jumlah dan jenis data
yang cukup banyak ini sebetulnya Analisis Sensus Penduduk
dapat digunakan untuk melaku-
Seperti telah disebutkan
kan pemantauan dan evaluasi
sebelumnya bahwa pelaksanaan
hasil pembangunan, terutama
sensus penduduk dari sistem
keadaan bangunan tempat tinggal
sensus sampel (1961, 1971, 1980,
dan keadaan penduduk seperti
dan 1990) ke sensus lengkap
yang direkomendasikan oleh
(2000) menyebabkan jumlah dan
United Nations (1992). Apa yang
jenis data mengalami pengurang-
direkomendasikan oleh United
an yang cukup mendasar. Data
Nations ini memang ada betulnya
yang dikumpulkan pada SP 1961
apabila memperhatikan dari 10
dan SP 1971 relatif sederhana
aspek/kelompok data yang
apabila dibandingkan dengan SP
dikumpulkan, seperti yang
1980 dan SP 1990 yang sangat
disajikan pada data yang tersedia.
lengkap sampai mencapai sekitar
Problemnya adalah mengapa data
50 variabel. Sebaliknya, data yang
yang cukup rinci ini, tersedia
dikumpulkan pada SP 2000 lebih
setiap tiga tahun dan dikumpul-
terbatas lagi dan hanya mencapai
kan secara sensus lengkap, kurang
sekitar 15 variabel. Ini berarti
dimanfaatkan? Justru yang
bahwa peluang untuk melakukan
dijumpai di lapangan adalah
analisis perbandingan antarsensus
instansi/pengguna data mengum-
menjadi sangat terbatas. Tampak-
pulkan data yang hampir sama,
nya data yang dikumpulkan pada
yang sebenarnya tidak perlu
SP 2000 hanya merupakan data
dilakukan. Sama halnya dengan

31
Tukiran

pokok/inti, sedangkan yang bangunan dan rumah tangga dan


lengkap akan dikumpulkan penduduk, baik sebagai individu
melalui survai seperti Survai maupun kelompok pada suatu
Angkatan Kerja Nasional wilayah. Menurut White (1993)
(Sakernas) dan Survai Sosial data sensus yang dikumpulkan
Ekonomi Nasional (Susenas), baik dengan biaya yang sangat mahal
Susenas Inti (Kor) maupun kurang dimanfaatkan dalam
Susenas Modul. menyusun berbagai perencanaan
Dilihat dari jumlah data yang pembangunan. Pengguna data
dikumpulkan, untuk SP 2000 lebih tertarik untuk mengumpul-
memang sangat sedikit sehingga kan data sendiri meskipun telah
banyak kendala yang muncul tersedia data dari hasil sensus.
dalam analisis komparasi dengan Bahkan, dalam membahas
sensus sebelumnya. Namun, dinamika jumlah dan distribusi
untuk analisis berbagai tingkat penduduk saja harus dikumpul-
administrasi sangat dimungkin- kan data yang sebenarnya dapat
kan mulai dari tingkat desa/ diestimasi dari hasil sensus.
kelurahan karena data tersebut
dikumpulkan secara sensus Penutup
lengkap. Ini berarti bahwa
Adanya perubahan pelaksana-
pengguna data dapat melakukan
an sensus penduduk dari sistem
analisis mulai dari desa/kelurah-
sensus sampel yang dilaksanakan
an, kecamatan, kabupaten/
pada SP 1961, SP 1971, SP 1980,
kotamadya. Hal seperti ini sulit
dan SP 1990 menjadi sensus
dilakukan pada sensus sebelum-
lengkap pada SP 2000 membawa
nya. SP 2000 memang dirancang
implikasi yang cukup besar dalam
untuk menampilkan profil
penyediaan data, terutama data
wilayah mulai dari desa/
kependudukan. Data tentang
kelurahan, baik itu profil
sensus bangunan dan rumah
kependudukan, bangunan dan
tangga sejak 1961—2000 tetap
rumah tangga, maupun podes.
dilakukan dengan sensus lengkap,
Dari sisi BPS inilah untuk pertama
demikian halnya dengan potensi
kali disajikan ketiga kelompok
desa (podes) sejak 1980—2000.
data tersebut, yang dapat
Data kependudukan sejak SP
dimanfaatkan bagi pengguna data
1961—1990 dikumpulkan dengan
secara simultan, mulai dari
sistem sensus sampel, kemudian
potensi desa/kelurahan, dalam
pada SP 2000 berubah menjadi
hubungannya dengan keadaan

32
Sensus Penduduk di Indonesia

sensus lengkap. Sebagai akibat kependudukan dapat dimulai


dari perubahan tersebut, data dari unit wilayah paling kecil,
kependudukan pada SP 2000 yang sebelumnya tidak dapat
sangat terbatas dan hanya dilakukan. Kini tiba saatnya bagi
merupakan data pokok karena pengguna data untuk dapat
data yang lain akan dikumpulkan melakukan analisis secara
melalui survai kependudukan, simultan, mulai dari tingkat desa/
terutama Susenas Kor, Susenas kelurahan tentang potensi desa
Modul, dan Sakernas. dalam hubungannya dengan
Kesulitan yang dihadapi bagi keadaan bangunan dan rumah
pengguna data sensus ialah tangga dan sekaligus dihubung-
apabila ingin melakukan analisis kan dengan penduduknya.
perbandingan antarsensus. Pengolahan data SP 2000 dengan
Tampaknya SP 2000 tidak sistem scanner yang ada pada
sepenuhnya dirancang untuk setiap propinsi dan beberapa
keperluan ini meskipun peluang- kabupaten/kotamadya akan
nya masih tersedia dalam jumlah memperpendek waktu antara
variabel sangat terbatas. Akan pengumpulan data sampai pada
tetapi, karena SP 2000 dalam pemanfaatan data. Menurut
melakukan pendataan bangunan rencana, sebelum akhir tahun 2000
dan rumah tangga serta potensi hasil sensus penduduk sudah
desa dan sensus penduduk dapat dimanfaatkan, data yang
kesemuanya dilakukan dengan tersedia sampai pada unit wilayah
sensus lengkap, mulai dari desa/ paling rendah yaitu desa/
kelurahan, berbagai analisis kelurahan.

33
Tukiran

Referensi

Badan Pusat Statistik. 1999. ———————. 1971. Handbook of


Pedoman Pencacah Sensus Population and Housing Census
Penduduk 2000. Jakarta. Methods. Part VI. New York.
———————. 1999a. Pedoman ———————. 1971a. Methodolo-
Pencacah Podes SP 2000. Jakarta gy of Demographic Sample
Biro Pusat Statistik. 1989. Pedoman Surveys. New York.
Pencacahan Sensus Penduduk ———————. 1974. Handbook of
1990. Jakarta Population and Housing Census
McDonald, Peter F. 1984. Pedoman Methods. Part IV. New York.
Analisa Data Sensus Indonesia ———————. 1992. World
1971-1980. Yogyakarta: Gadjah Population Monitoring 1991.
Mada University Press, New York
Tukiran, Sukamdi, dan Sofian White, Michael J. 1993. “Measure-
Effendi. 1989. Pelaksanaan ment of population size
Registrasi Penduduk di Daerah composition and distribution”
Istimewa Yogyakarta. Yogya- in George W. Rumsey (ed.),
karta: Pusat Penelitian Readings in Population Research
Kependudukan Universitas Methodology. Chicago: Social
Gadjah Mada. Development Centre. pp. 1-29.
United Nations. 1969. Handbook of
Population and Housing Census
Methods. Part II. New York.

34

Anda mungkin juga menyukai