Anda di halaman 1dari 4

Nama : Intan Kharisma

NPM : 1741010162

Kelas / smt : KPI E / 6

Opini Publik terhadap penyebaran virus COVID 19

Meluasnya penyebaran Covid (Corona Virus Disease) 19 yang terjadi di lebih dari 100
negara didunia termasuk Indonesia menimbulkan banyak persepsi dan opini di masyarakat
mengenai kemampuan pemerintah untuk mengatasi virus ini. Pasalnya virus yang menyerang
bagian pernapasan manusia ini sangat mematikan. Di Indonesia sendiri, kasus ini sudah
menjangkit lebih dari 17ribu orang, dan korban kematian di Indonesia sampai saat ini (18
Mei 2020) mencapai 1.148 orang.

Wabah Covid 19 saat ini sedang rumit di perbincangkan dan menimbulkan berbagi macam
kekhawatiran serta tindakan untuk menghindari penyakit tersebut. Virus Corona atau Covid
19 merupakan sebuah penyakit yang menular dengan sangat cepat. Bermula pada 2 maret
2020 yang mana dua orang pasien yang di konfirmasi positif terjangkit virus Corona di
Indonesia. Indonesia dikatakan terlambat dalam kedatangan pandemi ini. Sedangkan, negara-
negara lain bahkan di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura sudah memiliki puluhan
korban. Padahal, suatu studi yang dipublikasikan pada tanggal 11 Februari oleh sekelompok
epidemiolog Universitas Harvard menyatakan bahwa seharusnya sudah ada lima korban di
Indonesia bila dilihat dari sejarah penerbangan antara Wuhan dengan Indonesia. Namun,
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto justru menangkis klaim ini sebagai “penghinaan”
terhadap Indonesia.

Hal tersebut memicu opini masyarakat, bahwasannya pemerintah telah lalai dalam tindakan
preverentif dan tidak mengindahkan protokol keamanan dalam pencegahan penyebaran virus
Corona sebagaimana negara-negara lainnya. Juga awalnya tidak ada keterbukaan pemerintah
dalam data komprehensif penyebaran virus tersebut, membuat masyarakat panik karena tidak
tahu dimana penyebaran virus tersebut. masyarakat hanya bisa meraba, menebak, dan
mendeskripsikan spekulasi yang ada.
Peran pemerintah yang harusnya memberikan rasa aman kepada masyarakat, malah menjadi
boomerang kepada pemerintah sendiri. Memang, mungkin tindakan pemerintah yang
awalnya menahan informasi mengenai COVID 19 bertujuan agar publik tidak panik. Namun,
ini juga menjadi lumrah ketika publik menunggu informasi valid dari pemerintah agar
masyarakat tidak berspekulasi, dan berburuk sangka, sehingga keterbukaan pemerintah akan
menimbulkan rasa aman, nyaman dan mengatasi ketidaktahuan masyarakat.

Dengan terus meningkatnya korban positif yang terjangkit virus Corona setiap harinya,
pemerintah akhirnya menyampaikan Social Distancing. Menutup sekolah, kantor, dan pusat
perbelanjaan. Serta menghimbau masyarakat untuk belajar, beribadah dan bekerja dari
rumah. Semua dilakukan secara daring.

Berbagai cara pencegahan pun dikampanyekan, seperti menjaga kesehatan dan kebersihan
badan serta lingkungan, mencuci tangan setiap kali terjadi kontak di luar rumah, menerapkan
etika cara bersin dan batuk, menjaga jarak, menggunakan masker setiap kali keluar rumah,
dan masih banyak lagi.

Namun masih banyak masyarakat yang kurang disiplin. Meski sudah banyak masyarakat
yang menganggap bahwa virus Corona adalah masalah serius dan tidak boleh diremehkan,
masih ada masyarakat yang menganggap virus Corona hanya masalah sepele yang dibesar-
besarkan. Sehingga masih ada pula yang tidak menaati aturan pemerintah.

Hal ini memicu pemerintah untuk memperketat aturan. salah satunya yaitu dengan
memperketat pintu masuk ke Indonesia di semua titik bandar udara baik nasional maupun
internasional, dan pelabuhan, serta menyiapkan fasilitas kesehatan. Untuk di berbagai daerah,
sudah banyak melakukan penyemprotan desinfektan untuk pencegahan penyebaran Virus
Corona. Pemerintah pun melarang masyarakat untuk mengadakan kumpul-kumpul dan
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kasus wabah yang bertepatan dengan bulan Ramadan ini menjadi lebih rumit. Sudah menjadi
rutinitas masyarakat Indonesia jika setiap bulan Ramadan pasti banyak masyarakat yang
melakukan ngabuburit. Lalu solat tarawih yang dilakukan secara berjamaah dan tadarus di
mesjid. Dengan adanya wabah virus ini membuat semua hal tersebut diatas terpaksa dibatasi
dan bahkan dilarang. Jika mesjid memang tetap harus melaksanakan solat berjamaah, maka
dipastikan untuk mengikuti protokol keamanan yang sudah ditetapkan serta hanya orang-
orang sekitar mesjid saja yang dapat mengikuti kegiatan di mesjid.
Begitu pula dengan tradisi mudik menjelang lebaran di Indonesia. Pemerintah saat ini
memberlakukan pelarangan mudik. Semua angkutan umum yang mengangkut orang mudik,
akan disuruh putar kembali bahkan dikenakan sanksi.

Meski ada segelintir orang yang tidak menaati imbauan dan aturan pemerintah, mayoritas
publik merasa setuju bahwa aturan-aturan tersebut diatas dinilai efektif untuk mencegah dan
mengurangi penyebaran virus corona di Indonesia, meskipun terlambat dan gagap.

Tidak adanya keterbukaan pemerintah diawal, serta banyaknya berita atau bacaan yang tidak
konkrit yang tersebar dimasyarakat membuat publik sulit untuk bersinergi dan bekerja sama
dengan pemerintah. Imbauan pemerintah juga tidak bersifat memaksa serta kurangnya
sosialisasi mengenai pandemi virus ini membuat tidak semua masyarakat menganggap bahwa
virus ini merupakan kasus gawat darurat. Selain itu, Indonesia adalah negara yang
berkembang, banyak rakyat yang kondisi ekonominya masih sulit dan akan tidak memiliki
pendapatan jika mereka tidak bekerja. Mereka terpaksa lebih memilih untuk terus bekerja dan
bersentuhan langsung dengan pandemi, daripada asap didapur tidak mengepul. Meskipun
berbagai macam bantuan secara finansial dan materiil sudah dilakukan, tetap saja masih
belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang dibawah dalam menjalani kehidupan.

Ini lah yang menjadi penyebab jumlah korban positif korona terus bertambah setiap harinya.
Bahkan WHO menilai pemerintah Indonesia tidak siap dan kebingungan dalam menghadapi
pandemi ini.

Pada akhirnya, bagaimanapun antara pemerintah dan publik, harusnya saat ini bisa saling
bersinergi dan bekerja sama demi keselamatan masa depan bersama. Pemerintah
mengembalikan kepercayaan dan keamanan publik, begitu pula publik menaati segala aturan
yang diberikan oleh pemerintah.
DAFTAR BACAAN

https://www.kompasiana.com/tuanmudairunk0214/5e81847cd541df5a4818a4d2/opini-
tentang-pemerintah-dalam-pencegahan-virus-corona-yang-semakin-memanas-di-kalangan-
masyarakat-indonesia

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/01/190300723/serba-serbi-corona-ini-persepsi-
dan-pengetahuan-masyarakat-indonesia?page=all#page3

http://www.tintahijau.com/milenial/opini/19736-opini-teknologi-yang-mengerti-kita-di-
tengah-wabah-virus-corona

https://www.pinterpolitik.com/terawan-dan-covid-19-opini-dan-kebijakan/

Anda mungkin juga menyukai