Anda di halaman 1dari 2

2.1.

Konsep asuhan keperawatan


2.1.1. Pengkajian
1) Identitas klien dan Penanggung Jawab
Pengkajian yang dilakukan meliputi identitas klien dan penanggung jawabnya.
2) Keluhan utama
Untuk keluhan utama, pasien atau keluarga biasanya ketempat pelayanan kesehatan
karena klien yan'g mengalami penurunan kesadaran secara tiba-tiba disertai mulut
berbuih. Kadang-kadang klien/keluarga mengeluh anaknya prestasinya tidak baik dan
sering tidak mencatat. Klien atau keluarga mengeluh anaknya atau anggota keluarganya
sering berhenti mendadak bila diajak bicara.
3) Riwayat penyakit
Focus pengkajian yang dilakukan adalah pada riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
Ini dapat dimengerti karena riwayat kesehatan terutama berhubungan dengan kejang
sangat membantu dalam menentukan diagnose. Riwayat ini akan dirunjang dengan
keadaan fisik klien saat ini. Pemeriksaan neurologi terutama berkaitan dengan serangan
kejang harus lengkap karena temuan-temuan fokal sangat embantu dalam menentukan
asal dari aktivitas kejang. Pada riwayat perlu dikaji faktor pencetusnya yng dapat
diidentifikasi hingga saat ini adalah : Demam, cedera kepala, stroke, gangguan tidur,
penggunaan obat, kelemahan fisik, hiperventilasi, dan stress emosional.
Deskripsi spesifik dari kejang harus mencakup beberapa data meliputi :
a. Awitan yaitu Serangan mendadak atau didahului oleh prodromal dan fase aura.
b. Durasi kejang berapa lama dan berapa kali frekuensinya.
c. Aktivitas motoric nya mencakup apakah ektermitas yang terkena sesisi atau bilateral,
dimana mulainya dan bagaimana kemajuannya.
d. Status kesadaran dan nilai kesadarannya. Apakah klien bisa dibangunkan selama atau
setelah serangan ?
e. Distrakbilitas, apakah klien dapat memberi respon terhadap lingkungan. Hal ini
sangat penting untuk membedakan apakah yang terjadi pada klien benar epilepsy
atau Hanya reaksi konversi.
f. Keadaan gigi. Apakah pada saat serangan gigi klien tertutup rapat atau terbuka.
g. Aktifitas tubuhinkontenensia, muntah, salivasi dan perdarahan dari mulut.
h. Masalah yang dialami setelah serangan paralisis, kelemahan, baal atau kesemutan,
disfagia, disfasia cedera komplikasi, periode post iktal atau lupa terhadap semua
peristiwa yang baru saja terjadi.
i. Faktor pencetus seperti stress emosional dan fisik.
4) Data Subyektif
Adanya keluhan tentang faktor pencetus, prodromal (pusing, lemas, ngantuk, halusinasi,
dll). Merasakan adanya seperti tersambar petir (fase aural), mengeluh adanya gangguan
proses piker, waham, badan nyeri, letih dan bingung. Klien merasa malu, tidak berguna,
rendah diri dan takut.
5) Data Obyektif
Adanya gerakan tonik, klonik, tonik-klonik, hilang kesadaran beberapa lama, hilang
kesadaran sesaat, bibir bebus, sering diam beberapa saat bila sedang diajak bicara,
gerakan ekstermitas terkedut, bilateral, pasien terjatuh, kontraksi involunter unilateral,
kejang biasanya mulai dari tempat yang sama setiap serangan, agresif, pupil mengalami
perubahan ukuran selama serangan, inkontinensia, perdarahan dari mulut, penurunan
respon terhadap lingkungan, kejang terjadi beberapa detik hingga beberapa menit.
Gambaran EEG berupa gelombang spike, spikeand slow wave, poly spike and wave, 3 Hz
spike and wave. MRI/CT SCAN bisa tampak adanya masa di lobus otak. Perubahan yang
tidak bermakna spesifik pada hasil laboratorium (Glukosa darah, BUN, elektrolit, Pa O2,
Pa CO2, termasuk hasil fungsi lumbal.

2.1.2. Diagnose keperawatan

2.1.3. Intervensi

Anda mungkin juga menyukai