Anda di halaman 1dari 11

1.

Dalam sebuah penelitian bias hasil bisa terjadi jika data diambil hanya mewakili
kelompok tertentu saja dalam populasi. Sebagai contoh, pada kasus demam berdarah,
pengambilan pasien demam berdarah dengue pada bulan-bulan Agustus dan September
mungkin tidak mewakili karakteristik pasien demam berdarah dengue pada umumnya,
karena puncak insiden penyakit ini biasanya terjadi antara bulan April-Juni, dan karakteristik
pasien pada puncak incident biasanya tidak sama dengan pada bulan-bulan lain.
Disebut apakah kesalahan pengambilan data penelitian di atas?

2. Dari artikel publikasi penelitian di jurnal, diketahui hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap hipertensi seperti pada tabel berikut. Hasil manakah yang menunjukkan
bahwa variabel bebas merupakan faktor risiko terjadinya efek?
faktor OR CI 95%
a. Usia 2.3 0.98 – 3.50
b. Jenis kelamin 0.98 0.85 – 0.99
c. pekerjaan 1.5 0.99 – 2.03
d. Status pernikahan 2.2 1.98 – 4.75
e. Tingkat stress 1.75 1.00 – 2.10

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.874a 3 .031
Likelihood Ratio 9.457 3 .024
Linear-by-Linear Association 5.046 1 .025
N of Valid Cases 75
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.17.
3. Di atas adalah hasil uji statistik pengaruh penggunaan alat kontrasepsi pil dengan kejadian
obesitas. Apakah yang dapat kita simpulkan dari hasil uji statistik di atas?
a. Hasil uji chi square tidak dapat dipergunakan karena 4 cell memiliki expected count lebih dari
20%
b. Hasil uji chi square tidak dapat dipergunakan karena memiliki 50% expected count kurang dari 5
c. Hasil uji chi square tidak dapat dipergunakan karena memiliki expected counts kurang dari 5
d. Hasil uji chi square tidak dapat dipergunakan karena 4 cells memiliki expected counts 50%
e. Hasil uji chi square tidak dapat dipergunakan karena cells yang memiliki expected score kurang
dari 5 lebih dari 20%
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for pekerjaan (non manual /
2.786 1.009 3.964
manual)
For cohort sindroma = SM ya 2.000 .990 7.843
For cohort sindroma = SM tidak .718 .492 1.047
N of Valid Cases 75

4. Di atas adalah hasil uji statistic penelitian dengan topik pengaruh pekerjaan terhadap sindroma
metabolic. Apakah yang dapat kita simpulkan dari hasil tersebut?
a. Pekerjaan merupakan faktor proteksi sindroma metabolic dengan p=0.718
b. Pekerjaan merupakan faktor proteksi sindroma metabolic dengan RP = 2.00 IK: 0.990 –
7.843
c. Pekerjaan merupakan faktor risiko sindroma metabolic dengan OR = 2.786 IK: 1.009 –
3.964
d. Pekerjaan merupakan faktor risiko sindroma metabolic dengan RP = 2.00 IK: 0.990 –
7.843
e. Pekerjaan merupakan faktor proteksi sindroma metabolic dengan RR= 0.718, IK = 0.492-
1.047

5. Dari hasil uji statistik tersebut, pekerjaan terbukti sebagai faktor risiko sindroma metabolik jika
desain penelitiannya apa?

Bu Endang soal SGD LBM 5

6. Aapakah syarat artikel ilmiah yang dapat dipergunakan untuk EBM?

7. Agar dapat melakukan EBM dengan baik, syarat apakah yang harus dimiliki oleh seorang dokter?

8. Langkah-langkah yang tepat dalam melakukan EBM?


9. Jika Anda memiliki pertanyaan klinis prognosis, artikel penelitian dengan desain penelitian
apakah yang harus Anda cari?

10. Mengapa perlu dilakukan identifikasi masalah dalam langkah melakukan EBM?

11. Dalam langkah EBM, bagaimana cara melakukan formulai masalah dengan baik?
Independent Samples Test

sgpt
Equal variances Equal variances
assumed not assumed
Levene's Test for F 3.801
Equality of Variances Sig. .075
t-test for Equality of t 13.900 13.900
Means df 12 7.923
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference
5.05000 5.05000
Std. Error Difference
.36332 .36332
95% Confidence Interval Lower 4.25839 4.21076
of the Difference Upper 5.84161 5.88924

12. Tabel di atas adalah hasil uji statistic uji T tidak berpasangan. Dari hasil tersebut diketahui nilai F= 3.80
dengan p=0.075, apakah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil tersebut?

13. Uji statistic di atas diggunakan untuk menguji apa?


a. Tiga kelompok berpasangan data numerik prasyarat parametric terpenuhi
b. Dua kelompok berpasanggan data numerik prasyarat parametric terpenuhi
c. Tiga kelompok tidak berpasaangan data numerik prasyarat parametric terpenuhi
d. Dua kelompok tidak berpasangan data numerik prasyarat parametric terpenuhi
e. Empat kelompok berpasangan data numerik prasyarat parametric terpenuhi

14. Apakah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil tersebut?


a. Ada korelasi antara kelompok kelompok yang diuji beda
b. Ada perbedaan rerata nilai kelompok yang diuji beda
c. Ada pengaruh variable bebas terhadap variable tergantung
d. Data kelompok I dan kelompok II sama dan sebanding sejak
awal
e. Data kelompok I dan kelompok II berpasangan

15. Pada penelitian uji beda jumlah sperma kelompok I dan kelompok II, setelah dilakukan uji
statistic diperoleh hasil di atas. Berdasarkan hasil uji statistic tersebut, jika diketahui kelompok 1 dan
kelompok 2 memiliki anggota kelompok masing masing 7,
Apakah uji statistic yang tepat untuk desain penelitian dengan data tersebut?
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah berat badan ibu pada trimester akhir merupakan predictor
berat badan bayi. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis.
16. Apakah uji statistic yang dapat dipergunakan oleh peneliti untuk menjawab hipotesis
penelitiannya?

17. Berikut adalah hasil uji statistic penelitian di atas. Apakah kesimpulan dari hasil uji statistic
tersebut?

a. Berat badan ibu bukan merupakan predictor berat badan bayi dengan t= 3.223
b. Berat badan ibu tidak berkorelasi dengan berat badan bayi dengan p=0.003
c. Berat badan ibu bukan merupakan predictor berat badan bayi dengan p= 0.313
d. Berat badan ibu merupakan predictor berat badan bayi dengan p=0.003
e. Berat badan ibu dan berat badan bayi berpengaruh terhadap BB bayi p=0.003

Dari uji statistik terhadap 4 kelompok data (setiap kelompok beranggotakan 6 subjek) diperoleh hasil uji
normalitas dan homogenitas sebagai berikut.
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
sperma kel 1 .214 6 .200* .914 6 .460
kel 2 .223 6 .200* .908 6 .421
kel 3 .121 6 .200* .983 6 .964
kel 4 .223 6 .200* .908 6 .421
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
sperma Based on Mean 5.399 3 20 .007
Based on Median 5.236 3 20 .008
Based on Median and
5.236 3 11.607 .016
with adjusted df
Based on trimmed mean 5.383 3 20 .007

18. Apakah uji statistic yang tepat untuk mengolah data tersebut?
Correlations
Kapasitas_vital_
BB paru
BB Pearson Correlation 1 .402*
Sig. (2-tailed) .023
N 32 32
Kapasitas_vital_paru Pearson Correlation .402* 1
Sig. (2-tailed) .023
N 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
19. Apakah kesimpulan dari penelitian dengan hasiluji statistic di atas?
a. Tidak terdapat korelasi antara BB dan kapasitas vital paru
b. Terdapat korelasi yang kuat antara BB dan kapasitas vital paru
c. Terdapat korelasi yang sedang antara BB dan kapasitas vital paru
d. Terdapat korelasi yang sangat kuat antara BB dan kapasitas vital paru
e. Terdapat korelasi yang sangat lemah antara BB dan kapasitas vital paru

20. Apakah skala data variable bebas dan variable tergantung pada penelitian dengan hasil SPSS di atas?

21. Seorang peneliti ingin memprediksi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berat badan bayi. Faktor-
faktor yang dikaji pengaruhnya terhadap BB Bayi adalah: HB ibu, jumlah ANC, BB ibu, umur ibu, dan lingkar
lengan ibu skala data numerik.
Apakah uji statistic yang dipergunakan untuk menganalisis data penelitian tersebut?

Seorang peneliti ingin memprediksi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar leptin. Faktor-faktor
yang dikaji pengaruhnya terhadap kadar Leptin adalah: IMT, tebal trisep, usia, asupan lemak, asupan
karbohidrat, dan lemak tubuh. Agar memenuhi syarat tidak terdapat multikolineriatas antara variable
bebas, maka dilakukan uji korelasi pearson antara IMT, tebal trisep, usia, asupan lemak, asupan
karbohidrat, dan lemak tubuh. Berikut adalah hasil uji korelasi variable variable tersebut.
22. Dari hasil tersebut, variable tebal tricept, lingkar perut, percenlemak tidak diikutkan dalam model
uji multiple regresi. Mengapa?
a. Karena variable tersebut berkorelasi dengan variable bebas lain dengan nilai r >0.9
b. Karena variable tersebut memiliki nilai p < 0.05 sehingga dianggap tidak berkorelasi
c. Karena variable tersebut tidak berkorelasi dengan variable bebas lainnya sehingga tidak
diikutsertakan dalam analisis
d. Karena variable tersebut berkorelasi dengan variable bebas lain dengan nilai korelasi r >
0.7
e. Karena variable tersebut berkorelasi lemah, dengan r < 0.4

23. Hasil uji SPSS di atas memenuhi slah satu syarat uji multiple regresi. Apakah syarat yang
dimaksud?
a. Nilai Durbin Watson mendekati 2 sehingga tidak ada hubungan antara residu dengan
variable bebas
b. Nilai Adjusted R square = 0.925 sehingga tidak ada autokorelasi antar variable bebas
dalam penelitian tersebut
c. Nilai R square = 0.935 sehingga tidak terdapat toleransi antar variable bebas
d. Nilai R = 0.967 sehingga tidak ada multikolinieritas
e. Tidak terdapat error, dengan standar error= 0.

24. Berikut adalah hasil uji statistic multiple regresi. Bagaimanakah rumus regresinya?

Seorang peneliti melakukan penelitian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan keluarga
terhadap layanan RS, data dibagi menjadi puas dan tidak puas. Faktor-faktor yang dievaluasi pengaruhnya
terhadap kepuasan tersebut antara lain adalah tanggungjawab petugas kesehatan (bertanggungjawab/tidak
bertanggungjwab), keramahan petugas kesehatan (ramah/kurang ramah/tidak ramah), ketrampilan petugas
kesehatan (kurang trampil/ trampil) dan kinerja petugas kesehatan (baik/tidak baik).

25. Apakah uji statistic yang dipergunakan untuk mengolah data penelitian di atas?

26. Dari ke empat variable bebas pada kasus tersebut, bagaimanakah caranya agar dapat menetapkan
variable manakah yang dapat diikutsertakan dalam uji akhir multivariat?
a. Jika p pada uji antara variable bebas dan variable tergantung memperoleh nilai p < 0.25 maka
variable bebas tersebut dapat diikutsertakan dalam uji akhir multivariat
b. Jika p pada uji antara variable bebas dan variable tergantung memperoleh nilai p < 0.05 maka
variable bebas tersebut dapat diikutsertakan dalam uji akhir multivariat
c. Jika p pada uji antara variable bebas dan variable tergantung memperoleh nilai p > 0.05 maka
variable bebas tersebut dapat diikutsertakan dalam uji akhir multivariat
d. Jika p pada uji antara variable bebas dan variable tergantung memperoleh nilai p < 0.005 maka
variable bebas tersebut dapat diikutsertakan dalam uji akhir multivariat
e. Jika p pada uji antara variable bebas dan variable tergantung memperoleh nilai p > 0.005 maka
variable bebas tersebut dapat diikutsertakan dalam uji akhir multivariat
27. Dari hasil tersebut, apakah predictor dari kepuasan pelayanan RS?

28. Dari hasil tersebut, bagaimakah rumus regresi kepuasan pelayanan RS?

Ibu Tamrin berkonsultasi tentang penyakit suaminya kepada dr. Shaleh sebagai dokter keluarga.
Suaminya menderita sumbatan arteria koronaria, dokter menganjurkan untuk dilakukan bedah thoraks
untuk melakukan shunting dengan mencangkok pembuluh menggantikan pembuluh darah koroner yang
tersumbat. Ibu membaca artikel tentang Percutaneus Transcoronary Intervension (PTCI), yaitu
membuka sumbatan dengan memasang ring melalui pembuluh darah koroner untuk menghilangkan
sumbatan sehingga memperbaiki fungsi pompa dengan mengukur Ejection Fraction (EF). Ibu Thamrin
berharap agar supaya suaminya dapat bekerja seperti semula dengan fungsi jantung normal. Untuk
mengetahui jawabannya, dokter melakukan critical appraisal artikel terkait kasus tersebut.

29. Apakah intervention padakasus di atas?


a. Bedah thoraks
b. Shunting
c. Mencangkok pembuluh darah
d. Percutaneus Transcoronary Intervention (PTCI)
e. Ejection Fraction (EF)
30. Hasil Critical Appraisal yang dilakukan oleh dr Shaleh didapatkan nilai ARR:0.04. Apakah maksud
dari nilai ARR tersebut?
a. Subyek pada kelompok terapi PTCI mengalami gagal jantung 0,04 kali dibandingkan bedah
jantung
b. Jika terapi PTCI dilakukan, maka selisih jumlah insidensi gagal jantung antara PTCI dengan bedah
jantung sebesar 4 %
c. Jika terapi PTCI dilakukan, maka jumlah insidensi gagal jantung dapat diturunkan sebesar 4 %
dari insiden sebelumnya
d. terapi PTCI yang dilakukan pada 4 pasien dapat mencegah 1 pasien gagal jantung
e. terdapat 4% pasien yang harus diobati dengan PTCI untuk mendapatkan 1 pasien sembuh
31. Pada kasus di atas, jika dari hasil critical appraisal diketahui nilai Number Need to Treat (NNT)
adalah 7 dengan CI (1.50-2.35) apakah kesimpulannya?
a. Jika terapi PTCI dilakukan, maka selisih jumlah insidensi gagal jantung antara PTCI dengan
bedah jantung adalah 7 orang
b. Jika terapi PTCI dilakukan, maka jumlah insidensi gagal jantung dapat diturunkan hingga 7
orang dari insiden sebelumnya
c. Subyek pada kelompok terapi PTCI mengalami gagal jantung 7 kali dibandingkan bedah jantung
d. Terapi PTCI yang dilakukan pada 7 pasien dapat mencegah 1 pasien gagal jantung
e. terapi PTCI dapat membantu menurunkan insidensi 7 orang gagal jantung

32. Agar mendapatkan artikel terbaik, pada kasus di atas, jenis artikel apakah yang harus dicari oleh
dr Saleh?

Ketika sedang jaga UGD, Dokter internship mendiagnosis seorang anak laki-laki berusia 15
tahun terkilir pada pergelangan kaki. Dokter menjelaskan kepada anak tersebut dan ayahnya
bahwa RICE (REST, ICE, COMPRESSION, ELEVATION) dilanjutkan dengan mobilisasi dan
latihan gerak adalah perawatan terbaik untuk kasus tersebut. Anda meminta perawat untuk
memasang Tubigrip di pergelangan kaki dan memberinya sepasang kruk. Akan tetapi, perawat
memiliki pendapat lain. Menurutnya, terapi yang biasa dilakukan pada kaki terkilir di RS ini
adalah pemberian NSAID (obat antiinflamasi non steroid misalnya "Nurofen"). Perawat
berpendapat bahwa mereka selalu "melakukannya dengan cara ini." Pada saat istirahat, dokter
selanjutnya mencari bukti dari artikel publikasi ilmiah atas kasus di atas.

33. Apakah intervention kasus di atas?


a. RICE, mobilisasi dan latihan gerak
b. NSAID
c. Anak laki laki 15 tahun
d. Sembuh dari kaki terkilir
e. Pemasangan Tubigrip

34. Apakah Comparator kasus di atas?


a. RICE, mobilisasi dan latihan gerak
b. NSAID
c. Anak laki laki 15 tahun
d. Sembuh dari kaki terkilir
e. Pemasangan Tubigrip

35. Untuk menjawab pertanyaan klinik pada kasus yang dihadapinya, dokter selanjutnya mencari
artikel publikasi. Beliau menemukan artikel berjudul : Effectiveness of exercise therapy and manual
mobilisation in acute ankle sprain and functional instability, yang intinya membahas pengaruh
terapi latihan dan mobilisasi secara manual terhadap risiko terjadinya terkilir berulang. Dari hasil
penelitian diketahui RR=0.37 (95% CI 0.18 to 0.74). Apakah maksud dari hasil tersebut?
a. Terapi latihan merupakan bukan merupakan factor risiko maupun factor proteksi
terjadinya terkilir berulang
b. Terapi latihan merupakan bukan merupakan factor predisposisi terjadinya terkilir
berulang
c. Terapi latihan merupakan faktor predictor terjadinya terkilir berulang
d. Terapi latihan merupakan merupakan factor risiko terjadinya terkilir berulang
e. Terapi latihan merupakan merupakan factor proteksi terjadinya terkilir berulang

Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun mengalami gagal jantung dan dirawat di RSISA. Hasil riset terkini
menunjukkan ada beberapa beta blocker yang dapat dipergunakan oleh dokter untuk menangani kasus
tersebut, diantaranya adalah carvedilol dan metoprolol. Dari ke 2 jenis beta blocker tersebut, dokter
perlu mengkaji bukti penelitian-penelitian terkini untuk menetapkan jenis beta blocker apa yang akan
digunakannya.

36. Setelah menemukan artikel publikasi yang sesuai, dokter melakukan critical appraisal. Untuk
menilai apakah penelitian penelitian mengenai beta bloker tersebut valid atau tidak, apakah
bagian artikel yang harus dianalisis dokter ?

Seorang ibu sedang menunggu kelahiran bayinya 2 bulan lagi. Dia membaca artikel mengenai
manfaat dan bahaya pemberian injeksi vitamin K pada bayi baru lahir. Dari artikel tersebut dia
mengetahui bahwa injeksi vitamin K pada bayi dapat menyebabkan leukemi. Dia datang ke tempat
praktek Anda dan menanyakan apa yang harus beliau lakukan.
37. Apakah jenis pertanyaan klinik kasus di atas?

38. Bukti terbaik untuk kasus di atas dapat diambil dari artikel penelitian dengan desain apa?
39. Apakah Comparator pada kasus di atas?

40. Setelah mencari artikel penelitian dari jurnal ilmiah tereview, hasil penelitian
menunjukkan p=0.051 dengan RR = 0.88 (IK95%= 0.80-2.01). Apakah kesimpulan hasil
penelitian kasus tersebut?
a. Injeksi vitamin K merupakan faktor risiko leukemi
b. Injeksi vitamin K merupakan faktor proteksi leukemi
c. Injeksi vitamin K bukan faktor risiko dan bukan faktor proteksi leukemi
d. Injeksi vitamin K menambah risiko leukemi
e. Injeksi vitamin K berhubungan dengan risiko leukemi
41. Pada artikel publikasi penelitian dengan desain RCT yang dipublikasi di jurnal, dilaporkan table
seperti di atas. Dari manakah pembaca mengetahui bahwa baseline karakteristik subjek kedua
kelompok sama dan sebanding?
a. Dari keterangan di bawah table bahwa signifikan berdasarkan uji statistic Independent T-Test
dan Fisher exact test dengan p<0.05
b. Dari nilai p value di kolom paling kanan yang menunjukkan semua p > 0.05
c. Dari nilai mean dan standar deviasi pada tiap tiap karakteristik
d. Dari nilai standar deviasi yang saling berimpitan pada kedua kelompok
e. Dari hampir sama banyaknya N (jumlah subjek) pada kedua kelompok

Anda mungkin juga menyukai