Anda di halaman 1dari 9

JAWABAN PERTANYAAN TINJAUAN AUDITING & JASA ASSURANCE

CHAPTER 9 : Materialitas Dan Risiko


Nama Mahasiswa : Ayu Septiasari - 1811000017

9-1.
Bab 8 telah membahas kedelapan bagian tahap perencanaan audit. Bagian mana yang
mengevaluasi materialitas dan risiko ?
Jawaban :
Ada Konsep materialitas ini biasanya diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan
dan pelaksanaan audit, serta saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak
di koreksi, jika ada terhadap laporan keuangan dan pada saat merumuskan opini dalam
laporan auditor. Dengan cara :
1. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta
risiko inheren.
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian.
3. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan.
9-2.
Defeniskan arti istilah materialitas sebagaimana yang digunakan dalam akuntansi dan auditing.
Apa hubungan antara materialitas dan frasa memperoleh kepastian yang layak yang digunakan
dalam laporan auditor ?
Jawaban :
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menetukan ketepatan laporan
audityang harus dikeluarkan. Hubungannya adalah dimaksudkan untuk
memberitahu para pemakai bahwa auditor tidak menjamin atau memastikan
kewajaran penyajian laporan keuangan. Nemun tetap ada resiko bahwa laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar,meskipun pendapat auditor adalah wajar tanpa
pengecualian.
9-3.
Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik?
Jawaban :

1
Definisi FASB menekankan pada pemakai yang bijaksana yang mengandalkan laporan
keuangan untuk membuat keputusan, auditor harus memiliki pengetahuan
mengenai siapa saja pemakai laporan keuangan klien serta keputusan apayang akan
dibuat. Sehingga didalam praktik, para auditor mungkin tidak mengetahui siapa saja
pemakai laporan atau keputusan apa yang akan mereka ambil berdasarkan laporan
keuangan itu.
9-4
Apa yang dimaksud dengan menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas?
Identifikasikan faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan.
Jawaban :
Berdasarkan Pertimbangan pedahuluan materialitas yaitu menetapkan strategi audit
secara keseluruhan auditor harus menentukan materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan.
1. Konsep materialitas adalah relatif bukan absolut
Yaitu sejumlah kesalahan penyajian bisa material bagian sebuah perusahaan kecil,
tetapi jumlah sekian tidak material bagi perusahaan lain yang lebih besar.
2. Diperlukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialitas, mengingat bahwa
materialitas bersifat relatif, maka diperlukan suatu dasar untuk menetapkan
apakah kesalahan penyajian di pandang material.
9-5
Apa yang dimaksud dengan menggunakan dasar-dasar untuk untuk menetapkan pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas? Bagaimana dasar-dasar itu berbeda untuk audit atas
perusahaan manufaktur dan audit atas unit pemerintah seperti sekolah negeri?
Jawaban :
Menggunakan dasar untuk menentapkan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas adalah karena materialitas bersifat relatif, diperlukan dasar untuk
untukmenentukan apakah salah saji itu material. Dalam hal itu berbeda karena laba
bersihsebelum pajak serimh kali menjadi dasar utama untuk menentukan beberapa

2
jumlah yangmaterial bagi perusahaan yang berorientasi laba, karena jumlah ini dianggap
sebagai iteminformasi yang penting bagi para pemakai.
9-6
Asumsikan bahwa Rosanne Madden, CPA, menggunakan 5 persen laba bersih sebelum pajak,
aktiva lancar, atau kewajiban lancar sebagai pedoman utamanya dalam mengevaluasi
materialitas. Faktor-faktor kualitatif apa yang juga dia harus pertimbangkan dalam menentukan
apakah salah saji mungkin material?
Jawaban :
1. Kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang lebih serius
dari pada kekeliruan tidak di sengaja walaupun jumlah rupiahnya sama.
2. Kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait dengan
kewajiban kontraktual
3. Kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi material apabila
kesalahan penyajian tsb mempengaruh tren laba
9-7
Bedakan antara istilah materialitas kinerja dan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas.
Bagaimana hubungan antara kedua istilah itu?
Jawaban :
Pertimbangan awal materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan,
auditor harus menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
.materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor, pada tingkat yang
lebih rendah dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
9-8
Asumsikan sebuah perusahaan memiliki akun-akun neraca berikut ini:

Akun Jumlah Akun Jumlah


Kas $ 10.000 Pinjaman Jangka Panjang $ 30.000
Aset Tetap $ 60.000 M. Johnson, pemilik $ 40.000
$ 70.000 $ 70.000

3
Anda hanya mengkhawatirkan lebih saji ekuitas pemilik. Tetapkan salah saji yang dapat
ditoleransi untuk ketiga akun yang relevan sehingga pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas tidak melampaui $5.000. jelaskan jawaban anda?
Jawaban :
1. Untuk suatu piutang usaha bersaldo 1 juta, auditor harus mengumpulkan bukti yang
lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar $50.000 di pandang material, dari
pada apabilah kesalahan penyajian sebesar $300.000, di pandang material.
2. Pengguna laporan keuangan mungkin mengharapkan adanya pengungkapan tentang
transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan CEO.
9-9
Berikan dua contoh kapan auditor mungkin menetapkan tingkat materialitas kinerja yang lebih
rendah untuk kelas transaksi tertentu, saldo akun atau pengungkapan.
Jawaban :
1. Untuk suatu piutang dengn nominal Rp. 1,000,000 auditor harus mengumpulkan bukti
yang lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar Rp. 50,000 dipandang material,
daripada kesalahan penyajian sebesar Rp. 300,000.
2. Pengguna laporan keuangan mungkin mengharapkan adanya pengungkapan tentang
transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan CEO.
9-10
Bagaimana pelaksanaan audit atas sebuah perusahaan berukuran menengah dapat dipengaruhi
oleh perusahaan yang merupakan bagian kecil dari sebuah konglomerasi besar bila
dibandingankan dengan jika perusahaan itu merupakan entitas yang terpisah?
Jawaban :
Beberapa faktor akan mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang
materialitas untuk seperang kat laporan keuangan tertentu. Faktor- faktor
yang terpenting adalah:
1. Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolute.
Salah saji dalam jumlah tertentu mungkin saja material bagi perusahaan
kecil, tetapidapat saja tidak material bagi perusahaan besar.

4
2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas. Karena materialitas bersifat
relatif, diperlukan dasar untuk menentukan apakah salah saji tersebut material.
Laba bersih sebelum pajak seringkali menjadi dasar utama untuk
menentukan berapa jumlah yang material bagi perusahaan yang
berorientasi laba,karena jumlah ini dianggap sebagai item informasi yang
penting bagi para pemakai.Beberapa perusahaan menggunakan dasar
utama yang berbeda karena laba bersih seringkali berfluktuasi cukup
besar dari satu tahun ke tahun lainnya, sehingga tidak memberikan dasar
yang stabil, atau bila entitas itu adalah organisasi nirlaba.
3. Faktor- Faktor Kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas.
Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai
dibandingkan salahsaji lainnya, sekalipun nilai dollarnya sama.
9-11
Asumsikan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan adalah $100.000 dan
materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan sebesar $40.000. Jika auditor menemukan
satu piutang yang lebih saji sebesar $55.000, apa yang harus auditor lakukan ?
Jawaban :
Meneliti dan mengawasi apakah system pengawasan intern tetap memenuhi fungsi nya
dengan mengadakan pemeriksaan lanjutan di dalam perusahaan.
9-12
Defenisikan model risiko audit dan jelaskan setiap istilah dalam model.juga uraikan dua faktor
apa dalam model itu yang jika digabungkan mencerminkan risiko salah saji yang material.
Jawaban :
Model resiko audit adalah suatu model yang menggambarkan hubungan umum berbagai
kompenen risiko audit dalam istilah matematik untuk mencapai tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima . Dua faktor :
1. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan
2. Tingkat asersi untuk golongan transaksi , saldo , akun,dan pengungkapan .

5
9-13
Jelaskan penyebab ditingkatkan atau diturunkannya risiko deteksi yang direncanakan?
Jawaban :
1. Risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup dalam model.
Risiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu (atau lebih) faktor
lain dalam model risiko.
2. Risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif yang direncanakan akan
dikumpulkan auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.
9-14
Defenisikan apa yang dimaksud dengan risiko inheren. Identifikasi empat faktor yang
penyebabkan tingginya risiko inheren dalam audit.
Jawaban :
Risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin
material, baik secara individual maupun secara kolektif. Empat faktor nya diantaranya:
1. Sifat bisnis klien
2. Hasil audit periode sebelumnya
3. Penugasan baru atau penugasan ulangan
4. Pihak – pihak yang berelasi.
9-15
Jelaskan mengapa resiko inheren ditetapkan untuk segmen-segmen dan bukan untuk audit
secara keseluruhan. Apa pengaruhnya terhadap jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor
bila risiko inheren untuk suatu segmen ditingkatkan dari sedang menjadi tinggi?
Jawaban :
Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan,
melainkan di tetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu siklus, bahkan kadang
– kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun.

6
9-16
Jelaskan pengaruh salah saji yang ekstensif yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya pada
resiko inheren, resiko deteksi rencana dan bukti yang direncanakan?
Jawaban :
Pengaruh dari salah saji ekstensif yang ditemukan kredit tahun sebelumnya, audit akan
menilai resiko inheren yang tinggi selama audit tahun berjalan dan pengujian yang
ekstensif perlu dilakukan sebagai cara untuk menentukan apakah defisien sisistem klien
telah diperbaiki hal tersebut dapat terjadi karena banyak jenis salah saji yang bersifat
sistematis dan organisasi sering kali lamban dalam mengadakan perubahan tersebut.
Resiko deteksi terencana: jika deteksi resiko untuk direncanakan dikurangi, membuat
harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan resiko
tersebut.
9-17
Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah risiko audit yang dapat diterima. Apa relevansinya
dengan pengumpulan bukti ?
Jawaban :
Risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan
pendapatan wajar tanpa pengecualian telah diberikan. dalam relevansi terhadap bukti
dikumpulkan, auditor harus senantiasa menggunakan skeptimensme profesional.
9-18
Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dan kewajiban hukum
auditor ?
Jawaban :
Hubungan antara resiko audit yang dapat diterima dan kewajiban hukum auditor adalah
bahwa setiap keputusan yang diambil auditor dalam mempertimbangkan salah satu yang
dapat diterima harus dipertanggungjawabkan. Dimana keputusan dan tugas auditor
adalah kewajiban hukum yang dapat diminta pertanggungjawaban dan hukum.

7
9-19
Jelaskan mengapa ada hubungan terbalik antara risiko deteksi yang direncanakan dan jumlah
bukti yang auditor kumpulkan untuk tujuan audit khusus.
Jawaban :
Risiko deteksi adalah risiko akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditemukan oleh efektivitas prosedur audit dan
penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul karena ketidakpastian yang ada pada waktu
auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi
karena ketidakpastian lain yang ada,walaupun saldo akun atau golongan transaksi
tersebut diperiksa 100%.
9-20
Para auditor sejauh ini belum berhasil mengukur komponen model risko audit. Bagaimana
mungkin menggunakan model ini dengan cara yang bermanfaat jika tidak ada cara yang tepat
untuk mengukur resiko?
Jawaban :
Meskipun auditor belum mampu mengukur komponen model resiko audit dengan tepat.
Namun model yang ada ini dapat meminimalisir resiko-resiko dengan perencanaan.
Dan jika ada kesalahan, maka auditor akan melakukan evaluasi untuk perbaikan. Untuk
mengoffict masalah pengukuran ini banyak auditor memakai istilah pengukuran yang
umum dan subjectif seperti R, sedang (S) dan tinggi (T). auditor dapat menggunakan
informasi ini untuk memutuskan nilai bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
9-21
Jelaskan situasi kapan auditor harus merevisi komponen model resiko audit dan pengaruh revisi
tersebut terhadap resiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan?
Jawaban :
Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan
langsung antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat
hubungan berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan. apabila

8
auditor memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima maka risiko
deteksi juga akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik.
9-22.
Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa keduanya
perlu dipertimbangkan bersama – sama dalam perencanaan suatu audit ?
Jawaban :
Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan
antara istilah materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah
benar mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah
bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan
bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka semakin besar
jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung).

Anda mungkin juga menyukai