Anda di halaman 1dari 3

Teknologi Untuk Menangani berbagai Penyakit

1. SCID
Dengan menggunankan newborn screening

2. Atherosklerosis
Menggunakan angioplasty. Angioplasti jantung adalah prosedur non-bedah yang
dilakukan untuk membuka arteri tersumbat. Dalam bedah invasif ini, ruang dibuat
dengan menyisipkan dan menggembungkan balon kecil dalam arteri yang tersumbat.
Balon kecil akan membuat plak tertekan (pressing) ke dinding arteri sehingga lebih
banyak ruang terbentuk bagi aliran darah.Setelah itu, balon kembali dikempiskan dan
dikeluarkan dari arteri. Agar arteri tidak kembali mengempis (lengket) maka dokter
akan memasukkan stent atau semacam kawat kecil untuk menyangga arteri agar tetap
terbuka.

3. Hipertensi
Menghadapi hipertensi yang tak mempan obat ini, Henry Krum dari Universitas
Monash, Australia, bersama para kolega mencoba melakukan denervasi renal, terapi
baru yang belum pernah dilakukan pada manusia. Intinya, menumpulkan saraf
simpatis di lapisan dalam pembuluh darah ginjal dengan teknik invasif dengan kateter.
Caranya, kateter berbentuk seperti selang lentur, dengan diameter seukuran sedotan
minuman, diarahkan ke muara pembuluh darah ginjal melalui sayatan kecil melewati
pembuluh darah paha. Lewat kateter, seutas kawat berujung elektroda yang
tersambung dengan generator mentransmisikan energi radiofrekuensi ke dinding
dalam pembuluh darah ginjal untuk ”memotong” sinyal saraf simpatis (denervasi).
Tindakan non- bedah yang mirip kateterisasi jantung ini hanya perlu waktu kurang
dari satu jam untuk menumpulkan persarafan di kedua pembuluh darah ginjal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Metode Baru Terapi
Hipertensi",
https://lifestyle.kompas.com/read/2012/01/10/07572915/metode.baru.terapi.hipertensi
?page=all.

4. Erithrtoblastosis fetalis
RhoGAM. Terdapat obat yang disebut dengan immunoglobulin Rh (Rhlg), biasanya
dikenal dengan nama RhoGAM. RhoGAM terbuat dari plasma darah manusia dan
diberikan pada ibu dengan Rh negatif, untuk mencegah antibodi ibu yang memiliki
Rh negatif bereaksi dengan janinnya yang memiliki Rh positif. Food and Drug
Administration(FDA) menyetujui penggunaan RhoGAM pada tahun 1968 dan dapat
menyelamatkan banyak bayi. RhoGAM bekerja dengan cara menghancurkan sel
darah merah janin yang beredar dalam darah ibu sebelum sel darah merah itu memicu
pembentukan antibodi yang akan menyerang janin. Sehingga janin dapat terlindung
dari antibodi ibu. Injeksi RhoGAM diberikan pada usia kehamilan 28 minggu dan
dalam 72 jam setelah persalinan.

5. Anemia

6. Leukimia
Memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelegence), Hamim merancang
program pendeteksi jenis leukimia dengan memanfaatkan DNA/RNA pasien. Di sini,
DNA/RNA pasien yang telah termutasi karena sel kanker, diubah ke dalam bentuk
numerik, kemudian dimasukkan ke program dan akan ketahuan jenis leukimia yang
diderita pasien. Dalam prosesnya, lanjut Hamim, program yang menggunakan metode
klasifikasi Support Vektor Machine ini memakai 40 data DNA/RNA positif leukimia.
Data itu berasal dari National Center of Biotechnology Information (NCBI) dan
European Molekuler Biotechnology Laboratory (EMBL) untuk dijadikan data latihan
bagi pengklasifikasian data.

7. Jantung koroner
Menggunakan teknologi ekokardiogram

8. Stroke
Pencitraan ultrasonik, yaitu menggunakan citra untuk mendeteksi penyempitan atau
penyumbatan pada pembuluh darah leher

Anda mungkin juga menyukai