Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ASUHAN KEFARMASIAN

KASUS 2

Disusun oleh :

S1 FARMASI 4 A
Kelompok 2
Septi Rindiyani (207117004)

Ilham Firmansyah (207117015)

Nurmalia Ika Pramesti (207117016)

LABORATORIUM FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2020
BAB II
APLIKASI FARMAKOTERAPI
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan proses inflamasi, penyakit
gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio.
2. Mampu menggunakan ilmu biomedik untuk menjelaskan resiko, etiologi,
patofisiologi dan penyakit nyeri, penyakit gastrointestinal, respirasi dan sistem
kardio.
3. Mampu mengidentifikasi goal terapi dari penyakit nyeri, penyakit gastrointestinal,
respirasi dan sistem kardio.
4. Mampu mengidentifikasi standar terapi dan nyeri, penyakit gastrointestinal,
respirasi dan sistem kardio.
B. Dasar Teori
Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak ke
masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh
menjadi dewasa. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Persrikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun.
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja tada tiga
tahap, yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun), dan
masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminology
kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Khoerunisya, 2015).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa
pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa
(Khoerunisya, 2015).
Berdasarkan sifat atau masa (rentang waktu), remaja ada tiga tahap, yaitu:
a. Remaja awal (10-12 tahun): merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa
ingin bebas, merasa lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun): tampak dan merasa ingin mencari identitas
diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul
perasaan cinta yang mendalam, kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin
berkembang, dan berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun): menampakkan pengungkapan kebebasan diri,
dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan,
peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta dan memiliki
kemampuan berpikir khayal atau abstrak.
Menstruasi adalah proses ilmiah yang terjadi pada perempuan. Mentruasi
merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan
telah berfungsi matang. Umumnya, remaja mengalami menarche adalah pada usia 12
sampai dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek,
misalnya psikolog dan lainnya. Padawanita biasanya pertama kali mengalami
mentruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus mentruasi normal terjadi setiap
22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari.
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengaiami nyeri. Sifat dan tingkat
rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut
dinamakan dymenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi
nyeri 24 abdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti mual dan
diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi.
Mekanisme terjadinya perdarahan mentruasi terjadi dalam satu siklus
terdiri atas 4 fase:
1) Fase Folikuler/Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14) Pada masa ini adalah masa
paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari 1 sampai sekitar sebelum kadar
LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan 18 fase
folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kada FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3- 30 folikel yang masing-masing membawa 1 sel telur.
Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar
hormonestrogen da progesterone. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan
paling atas dan lapisan paling tengah terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5
hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak
membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. Pada akhir dari fase ini terjadi
lonjakan penghasilan hormone LH yang sangat meningkat yang menyebabkan
terjadinya proses ovulasi.
2) Fase Luteal/Fase Sekresi/Fase Pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28) Pada
fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari
sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada
saat 19 terjadinya proses ovulsi. Pada fase ini peningkatan hormone progesterone
yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone-hormon FSH,
estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai lapisan endometrium untuk
mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi
kehamilan, digunakan untuk penghambat masuknya sperma ke dalam uterus dan
proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.
3) Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3) Pada fase ini menunjukkan
masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai
pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan
aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya
hormone LH dan pengaruhnya karena produksi telah dihentikan oleh peningkatan
kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora
normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat
mengakibatkan perubahan-perubahan hygienepada daerah tersebut dan
menimbulkan keputihan.
4) Fase Regenerasi/Pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini terjadi
proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri,
sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang 20
terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen
yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

C. Kasus
Seorang remaja berumur 15 tahun selalu merasakan nyeri hebat di bagian
abdominal sebelum menstruasi sampai 3 hari ketika periode menstruasi. Keluarganya
juga mengatakan ketika remaja tersebut menstruasi perilaku dan emosinya juga
kadang berubah. Merasakan helplesses dan hopeless, tidak tertarik pada aktifitas
sehari-hari, tidak mau makan sehingga berat badannya berubah, konsentrasi
berkurang dan perilaku yang abnormal.
D. Hasil
E. Pembahasan
Percobaan kali ini kelompok kami melakukan praktikum asuhan
kefarmasian tentang aplikasi farmakoterapi. Farmakoterapi adalah sub ilmu dari
farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui penggunaan
obat-obatan. Dalam ilmu ini obat-obatan digunakan untuk membuat diagnosis,
mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit.Farmakoterapi adalah
sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui
penggunaan obat-obatan. Dalam ilmu ini obat-obatan digunakan untuk membuat
diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit. Adapun
tujuan dari praktikum kali ini yaitu Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan
proses inflamasi, penyakit gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio, Mampu
menggunakan ilmu biomedik untuk menjelaskan resiko, etiologi, patofisiologi dan
penyakit nyeri, penyakit gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio, Mampu
mengidentifikasi goal terapi dari penyakit nyeri, penyakit gastrointestinal, respirasi
dan sistem kardio, dan Mampu mengidentifikasi standar terapi dan nyeri, penyakit
gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio.
Percobaan kali ini kelompok kami mendapatkan kasus serta memecahkan
kasus terkait dengan inflamasi. Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme
tubuh dalam melindungi diri dari infeksi mikroorganisme asing, seperti virus, bakteri,
dan jamur. Pada saat mekanisme alami ini berlangsung, sel-sel darah putih dan zat
yang dihasilkannya sedang melakukan perlawanan dalam rangka membentuk
perlindungan. Inflamasi bukan hanya terjadi akibat kehadiran benda asing yang
menyerbu sistem kekebalan tubuh kita. Inflamasi, sebuah kata yang selama ini kita
dengar tidak jauh dari istilah calor, dolor, rubor, tumor atau nama lainnya adalah
heat, pain, redness, dan swelling. Pada bab ini akan dieksplorasi bagaimana inflamasi
merupakan bagian integral pertahanan tubuh terhadap serangan mikroba atau cidera.
Pertama akan dipaparkan tentang inflamasi akut, yang erat kaitannya dengan sistem
pertahanan. Dilanjutkan dengan inflamasi kronis, reaksi yang berkepanjangan, yang
malah menjadi biang pada penyakit tertentu misal kanker, diabetes, Alzeimer, dll.
Pada inflamasi akut respon inflamasi merupakan upaya oleh tubuh untuk memulihkan
dan mempertahankan homeostasis setelah cidera. Sebagian besar elemen pertahanan
tubuh berada dalam darah dan inflamasi merupakan sarana sel-sel pertahanan tubuh
dan molekul pertahanan meninggalkan darah dan memasuki jaringan di sekitar tempat
luka (atau yang terinfeksi). Inflamasi pada dasarnya menguntungkan, namun
inflamasi berlebihan atau berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan.
Mekanismenya meliputi Otot-otot polos sekitar pembuluh darah menjadi besar, aliran
darah menjadi lambat di daerah infeksi tersebut. Hal ini memberikan peluang lebih
besar bagi leukosit untuk menempel pada dinding kapiler dan keluar ke jaringan
sekitarnya, Sel endotel (yaitu sel penyusun dinding pembuluh darah) menjadi kecil.
Hal ini menjadikan ruang antara sel-sel endotel meningkat dan mengakibatkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Hal ini dinamakan vasodilatasi, Molekul adhesi
diaktifkan pada permukaan sel-sel endotel pada dinding bagian dalam kapiler (inner
wall). Molekul terkait pada pada permukaan leukosit yang disebut integrin melekat
pada molekul-molekul adhesi dan memungkinkan leukosit untuk “rata” (flatten) dan
masuk melalui ruang antara sel-sel endotel.
Proses ini disebut diapedesis atau ekstravasasi, dan  Aktivasi jalur
koagulasi menyebabkan fibrin clot secara fisik menjebak mikroba infeksius dan
mencegah mereka masuk ke dalam aliran darah. Hal ini juga memicu pembekuan
darah dalam pembuluh darah kecil di sekitarnya untuk menghentikan perdarahan dan
selanjutnya mencegah mikroorganisme masuk ke aliran darah. Sedangkan pada
inflamasi kronis dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang cukup dan scarring.
Dengan peningkatan permeabilitas kapiler berkepanjangan, neutrofil terus keluar dari
darah dan terakumulasi dalam jaringan di situs yang terinfeksi atau terluka. Ketika
neutrofil melepaskan isi lisosomal dan spesies oksigen reaktif atau ROS, jaringan di
sekitarnya hancur dan akhirnya diganti dengan jaringan scar. Agen anti-inflamasi
seperti antihistamin atau kortikosteroid mungkin harus diberikan untuk meredakan
gejala atau mengurangi kerusakan jaringan.
Pada kasus yang kami pecahkan inflamasi yang dimaksud yaitu nyeri
akibat menstruasi atau biasa disebut dengan desminore. Dismenore adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan umumnya
muncul saat sedang haid atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah
terkait haid yang paling umum dikeluhkan. Adapun gejala yang ditimbulkan akibat
desminore atau nyeri menstruasi yaitu kram atau nyeri di perut bagian bawah yang
bisa menyebar sampai ke punggung bawah, dan paha bagian dalam, nyeri haid
muncul 1–2 hari sebelum menstruasi atau di awal-awal menstruasi, serta rasa sakit
terasa intens atau konstan menyebabkan si penderita merasakan lemas, lesu dan tidak
berdaya.
Desminore dibagi menjadi dua yaitu desminore primer dan desminore
sekunder. Dismenore primer tidak disebabkan oleh masalah pada organ reproduksi.
Keadaan ini umumnya disebabkan peningkatan dari prostaglandin, yang diproduksi
pada lapisan dari rahim. Peningkatan prostaglandin memicu kontraksi dari uterus atau
rahim. Secara alami, rahim cenderung memiliki kontraksi lebih kuat semasa haid.
Kontraksi rahim ini dapat menimbulkan keluhan nyeri, sedangkan desminore
sekunder disebabkan pada patologi pada organ reproduksi. Akibatnya dapat
menimbulkan keluhan seperti Endometriosis, Pelvic Inflammatory Disease (PID)/
penyakit radang panggul, Kista atau tumor pada ovarium, Pemakaian alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR), Transverse vaginal septum, Pelvic congestion syndrome,
Allen-Masters syndrome, Stenosis atau sumbatan pada serviks, Adenomiosis, Fibroid,
Polip rahim, Perlengketan pada bagian dalam rahim, Malformasi kongenital
(bicornuate uterus, subseptate uterus, dan sebagainya). adapun faktor risiko
mengalami nyeri haid yaitu berusia di bawah 30 tahun, belum pernah melahirkan,
memiliki riwayat nyeri haid dalam keluarga, seorang perokok, masa puber Anda
mulai sejak usia 11 atau ke bawah (pubertas dini), mengalami perdarahan berat atau
yang tidak normal selama menstruasi, dan mengalami perdarahan menstruasi yang
tidak teratur (Nikmah, 2019)
Terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan diagnosis desminore atau
nyeri menstruasi yaitu kami menyarankan pemberian obat anti-nyeri golongan
OAINS (obat anti inflamasi non-steroid) (Sriwijaya et al., 2018). Contohnya,
diklofenak, ibuprofen, ketoprofen, asam mefenamat, dan lain-lain. Pada pemberian
obat asamefenamat dengan syarat pasien tidak memiliki keluhan penyakit pada
lambung, pemberian obat untuk meredakan nyeri dan diminum hanya pada saat
merasakan nyeri saja. Atau bisa juga dengan alternatif pengobatan tradisional dengan
mengkonsumsi jamu kunyit asam. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan yaitu
dengan beristirahat secukupnya, menghindari makanan yang mengandung kafein dan
garam, menghindari merokok dan minum alkohol, serta pijat punggung bawah dan
perut.
F. Kesimpulan
Dismenore merupakan rasa nyeri yang timbul saat menstruasi. Nyeri ini
sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari dan mendorong wanita untuk
melakukan pengobatan, maupun konsultasi ke dokter. Dismenore bisa diatasi dengan
pengobatan baik menggunakan obat maupun non-obat. Obat yang sering digunakan
yaitu obat yang memiliki efek analgetik. Pengobatan non-obat yang sering dilakukan
yaitu dengan mengalihkan perhatian, menggunakan minyak kayu putih, maupun
kompres air hangat.
DAFTAR PUSTAKA

Khoerunisya, D. A. (2015). Hubungan Regulasi Emosi Dengan Rasa Nyeri Haid


( Dismenore ) Pada Remaja. 1–92.
Nikmah, A. N. (2019). Pengaruh Abdominal Sretching Terhadap Perubahan Nyeri
Dismenorea Primer Pada Remaja Putri. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sriwijaya, M. K., Pereda, O., Fakultas, D., Sari, W. P., Harahap, D. H., Muhammad, M., &
Saleh, I. (2018). PREVALENSI PENGGUNAAN OBAT ANTI-INFLAMASINON-
STEROID UNIVERSITAS SRIWIJAYAPALEMBANG keluhan yang sering dialami pada
wanita usia.

Anda mungkin juga menyukai