KASUS 2
Disusun oleh :
S1 FARMASI 4 A
Kelompok 2
Septi Rindiyani (207117004)
C. Kasus
Seorang remaja berumur 15 tahun selalu merasakan nyeri hebat di bagian
abdominal sebelum menstruasi sampai 3 hari ketika periode menstruasi. Keluarganya
juga mengatakan ketika remaja tersebut menstruasi perilaku dan emosinya juga
kadang berubah. Merasakan helplesses dan hopeless, tidak tertarik pada aktifitas
sehari-hari, tidak mau makan sehingga berat badannya berubah, konsentrasi
berkurang dan perilaku yang abnormal.
D. Hasil
E. Pembahasan
Percobaan kali ini kelompok kami melakukan praktikum asuhan
kefarmasian tentang aplikasi farmakoterapi. Farmakoterapi adalah sub ilmu dari
farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui penggunaan
obat-obatan. Dalam ilmu ini obat-obatan digunakan untuk membuat diagnosis,
mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit.Farmakoterapi adalah
sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui
penggunaan obat-obatan. Dalam ilmu ini obat-obatan digunakan untuk membuat
diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit. Adapun
tujuan dari praktikum kali ini yaitu Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan
proses inflamasi, penyakit gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio, Mampu
menggunakan ilmu biomedik untuk menjelaskan resiko, etiologi, patofisiologi dan
penyakit nyeri, penyakit gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio, Mampu
mengidentifikasi goal terapi dari penyakit nyeri, penyakit gastrointestinal, respirasi
dan sistem kardio, dan Mampu mengidentifikasi standar terapi dan nyeri, penyakit
gastrointestinal, respirasi dan sistem kardio.
Percobaan kali ini kelompok kami mendapatkan kasus serta memecahkan
kasus terkait dengan inflamasi. Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme
tubuh dalam melindungi diri dari infeksi mikroorganisme asing, seperti virus, bakteri,
dan jamur. Pada saat mekanisme alami ini berlangsung, sel-sel darah putih dan zat
yang dihasilkannya sedang melakukan perlawanan dalam rangka membentuk
perlindungan. Inflamasi bukan hanya terjadi akibat kehadiran benda asing yang
menyerbu sistem kekebalan tubuh kita. Inflamasi, sebuah kata yang selama ini kita
dengar tidak jauh dari istilah calor, dolor, rubor, tumor atau nama lainnya adalah
heat, pain, redness, dan swelling. Pada bab ini akan dieksplorasi bagaimana inflamasi
merupakan bagian integral pertahanan tubuh terhadap serangan mikroba atau cidera.
Pertama akan dipaparkan tentang inflamasi akut, yang erat kaitannya dengan sistem
pertahanan. Dilanjutkan dengan inflamasi kronis, reaksi yang berkepanjangan, yang
malah menjadi biang pada penyakit tertentu misal kanker, diabetes, Alzeimer, dll.
Pada inflamasi akut respon inflamasi merupakan upaya oleh tubuh untuk memulihkan
dan mempertahankan homeostasis setelah cidera. Sebagian besar elemen pertahanan
tubuh berada dalam darah dan inflamasi merupakan sarana sel-sel pertahanan tubuh
dan molekul pertahanan meninggalkan darah dan memasuki jaringan di sekitar tempat
luka (atau yang terinfeksi). Inflamasi pada dasarnya menguntungkan, namun
inflamasi berlebihan atau berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan.
Mekanismenya meliputi Otot-otot polos sekitar pembuluh darah menjadi besar, aliran
darah menjadi lambat di daerah infeksi tersebut. Hal ini memberikan peluang lebih
besar bagi leukosit untuk menempel pada dinding kapiler dan keluar ke jaringan
sekitarnya, Sel endotel (yaitu sel penyusun dinding pembuluh darah) menjadi kecil.
Hal ini menjadikan ruang antara sel-sel endotel meningkat dan mengakibatkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Hal ini dinamakan vasodilatasi, Molekul adhesi
diaktifkan pada permukaan sel-sel endotel pada dinding bagian dalam kapiler (inner
wall). Molekul terkait pada pada permukaan leukosit yang disebut integrin melekat
pada molekul-molekul adhesi dan memungkinkan leukosit untuk “rata” (flatten) dan
masuk melalui ruang antara sel-sel endotel.
Proses ini disebut diapedesis atau ekstravasasi, dan Aktivasi jalur
koagulasi menyebabkan fibrin clot secara fisik menjebak mikroba infeksius dan
mencegah mereka masuk ke dalam aliran darah. Hal ini juga memicu pembekuan
darah dalam pembuluh darah kecil di sekitarnya untuk menghentikan perdarahan dan
selanjutnya mencegah mikroorganisme masuk ke aliran darah. Sedangkan pada
inflamasi kronis dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang cukup dan scarring.
Dengan peningkatan permeabilitas kapiler berkepanjangan, neutrofil terus keluar dari
darah dan terakumulasi dalam jaringan di situs yang terinfeksi atau terluka. Ketika
neutrofil melepaskan isi lisosomal dan spesies oksigen reaktif atau ROS, jaringan di
sekitarnya hancur dan akhirnya diganti dengan jaringan scar. Agen anti-inflamasi
seperti antihistamin atau kortikosteroid mungkin harus diberikan untuk meredakan
gejala atau mengurangi kerusakan jaringan.
Pada kasus yang kami pecahkan inflamasi yang dimaksud yaitu nyeri
akibat menstruasi atau biasa disebut dengan desminore. Dismenore adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan umumnya
muncul saat sedang haid atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah
terkait haid yang paling umum dikeluhkan. Adapun gejala yang ditimbulkan akibat
desminore atau nyeri menstruasi yaitu kram atau nyeri di perut bagian bawah yang
bisa menyebar sampai ke punggung bawah, dan paha bagian dalam, nyeri haid
muncul 1–2 hari sebelum menstruasi atau di awal-awal menstruasi, serta rasa sakit
terasa intens atau konstan menyebabkan si penderita merasakan lemas, lesu dan tidak
berdaya.
Desminore dibagi menjadi dua yaitu desminore primer dan desminore
sekunder. Dismenore primer tidak disebabkan oleh masalah pada organ reproduksi.
Keadaan ini umumnya disebabkan peningkatan dari prostaglandin, yang diproduksi
pada lapisan dari rahim. Peningkatan prostaglandin memicu kontraksi dari uterus atau
rahim. Secara alami, rahim cenderung memiliki kontraksi lebih kuat semasa haid.
Kontraksi rahim ini dapat menimbulkan keluhan nyeri, sedangkan desminore
sekunder disebabkan pada patologi pada organ reproduksi. Akibatnya dapat
menimbulkan keluhan seperti Endometriosis, Pelvic Inflammatory Disease (PID)/
penyakit radang panggul, Kista atau tumor pada ovarium, Pemakaian alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR), Transverse vaginal septum, Pelvic congestion syndrome,
Allen-Masters syndrome, Stenosis atau sumbatan pada serviks, Adenomiosis, Fibroid,
Polip rahim, Perlengketan pada bagian dalam rahim, Malformasi kongenital
(bicornuate uterus, subseptate uterus, dan sebagainya). adapun faktor risiko
mengalami nyeri haid yaitu berusia di bawah 30 tahun, belum pernah melahirkan,
memiliki riwayat nyeri haid dalam keluarga, seorang perokok, masa puber Anda
mulai sejak usia 11 atau ke bawah (pubertas dini), mengalami perdarahan berat atau
yang tidak normal selama menstruasi, dan mengalami perdarahan menstruasi yang
tidak teratur (Nikmah, 2019)
Terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan diagnosis desminore atau
nyeri menstruasi yaitu kami menyarankan pemberian obat anti-nyeri golongan
OAINS (obat anti inflamasi non-steroid) (Sriwijaya et al., 2018). Contohnya,
diklofenak, ibuprofen, ketoprofen, asam mefenamat, dan lain-lain. Pada pemberian
obat asamefenamat dengan syarat pasien tidak memiliki keluhan penyakit pada
lambung, pemberian obat untuk meredakan nyeri dan diminum hanya pada saat
merasakan nyeri saja. Atau bisa juga dengan alternatif pengobatan tradisional dengan
mengkonsumsi jamu kunyit asam. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan yaitu
dengan beristirahat secukupnya, menghindari makanan yang mengandung kafein dan
garam, menghindari merokok dan minum alkohol, serta pijat punggung bawah dan
perut.
F. Kesimpulan
Dismenore merupakan rasa nyeri yang timbul saat menstruasi. Nyeri ini
sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari dan mendorong wanita untuk
melakukan pengobatan, maupun konsultasi ke dokter. Dismenore bisa diatasi dengan
pengobatan baik menggunakan obat maupun non-obat. Obat yang sering digunakan
yaitu obat yang memiliki efek analgetik. Pengobatan non-obat yang sering dilakukan
yaitu dengan mengalihkan perhatian, menggunakan minyak kayu putih, maupun
kompres air hangat.
DAFTAR PUSTAKA