RESUME
KEPERAWATAN KRITIS
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN REGULER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHPRINGSEWU
LAMPUNG
2020
MATERI 1
Adalah suatu bagian pelayanan dari rumah sakit yang ditujukan untuk observasi, perwatan,
terapi perawatan, cedera atau yang mengancam jiwa.
1) Pasien yang memerlukan pelayana ICU : IGD, HCU, pasien dari kamar operasi, dan
pasien ruang bangsal.
2) Gejala fisik dari penyakit kritis mengancam jiwa disertai respon psikologis : Cemas,
takut, panik, marah, perasaan bersalah dan distress spiritual.
3) Peran perawat kritis : Advokat, Care giver, kolaborator, peneliti, koordinator, konsultan
4) Asuhan keperawatan kritis : pengajian, diagnosa atau penetapan masalah,perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
5) Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Gangguan perfusi jaringan cerebral
Ketidakefektifan Pola Nafas
Resiko tinggi terhadap infeksi
Kekurangan volume cairan
DEFINISI ISSUE
Suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan
mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-
target organisasi tersebut di masa mendatang.
MATERI 2
1) Definis ICU
Merupakan suatu kegawa darurat secara khusus berkonsentrasi pada respon manusia pada
masalah yang mengancam hidup seperti trauma atau operasi mayor. Pencegahan terhadap
masalah kesehatan merupakan hal penting dalam praktik keperawatan gawat darurat.
Tujuan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit-penyulit yang potensial mengancam nyawa.
2) Pelayanan ICU
Suatu keadaan yang diberikan kepada pasien dalam keadaan sakit berat dan rawat inap.
Perawatan insentif tujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan.
3) Tujuan pengelolaan ICU
Untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat
Untuk mencegah terjadinya penyulit
Untuk menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level
yang lebih tinggi
Untuk memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah
fragmentasi pengelolaan pasien sakit kritis
4) Pasien kritis
Keadaan pasien yang fisiologisnya tidak stabil dan memerlukan monitoring
serta terapi intensif.
Ruang Lingkup Keperawatan Intensive :
Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit akut yang mengancam nyawa dan
dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari
Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekalipun melakukan
pelaksanaan spesifik pemenuhan kebutuhan dasar
Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi
5) Fungsi ICU
Melakukan perawatan pada pasien-pasien gawat darurat dan untuk mendukung organ
vital pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi yang kompleks elektif atau
prosedur intervensi dan risiko tinggi untuk fungsi vital.
Seorang perawat kritis bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis
di Intensive Care Unit (ICU) beserta keluarganya mendapatkan pelayanan
keperawatan yang optimal
6) Pelayanan ICU dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu:
ICU primer
ICU sekunder
ICU tersier
7) Peralatan khusus ICU
Alat-alat pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital, alat untuk prosedur diagnostic
dan alat Emergency lainnya
8) Ruang fasilitas penunjang
Sistem pengudaraan dengan tekanan positif/negatif terhadap ruang umum.
Bahan lantai, plafond, dinding menyerap suara bising, tidak porous,
Penempatan pintu mudah akses, menekan pantulan suara,
Pemilihan warna lembut,
Penyekatan area isolasi,
Seluruh bed dapat diamati langsung atau tidak langsung melalui video monitor,
Fasilitas cuci tangan (wastafel dengan air dingin dan panas yang selalu mengalir
(aliran sirkulasi kontinyu).
Tersedia dengan luasan cukup untuk:
Penempatan bed dengan area ruang gerak di sebelah bed.
Area Central Nurse Station, dengan counter desk untuk komputer, folder MR,
9) Physiologic Monitoring
Electrocardiogram
Fluid Pressure,
Respiratory parameters
Miscellanous physiological parameters,
10) Indikasi masuk ICU
A. Prioritas 1
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan terapi intensif dan
agresif.
Gagal nafas akut
Gagal sirkulasi
Gagal susunan syaraf
Gagal ginjal
B. Prioritas 2
Pementauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital
C. Prioritas 3
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil
untuk penyembuhan (prognosa jelek).
11) Indikasi keluar ICU
Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil.
Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien.
Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir)
Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (pl.paksa)
Pasien/keluarga memerlukan terapi yang lebih gawat mau masuk ICU dan tempat
penuh.