Anda di halaman 1dari 4

4

Hukum Hooke menyatakan :


”Jika sebuah benda diubah bentuknya, maka benda itu akan melawan perubahan
bentuk (deformasi) dengan gaya yang sebanding dengan besar deformasi, asalkan
deformasi ini tidak terlalu besar”.

Gambar 2.1 Sistem Pegas


Secara matematis, hukum Hooke dapat dituliskan sebagai berikut:
F=−kx
dengan k adalah konstanta pegas. Rumus ini menyatakan bahwa gaya yang
dikerjakan oleh sebuah pegas pada sebuah benda berbanding lurus dengan
pergeseran benda namun berlawanan arahnya. Jika gaya pegas adalah satu-
satunya gaya luar yang bekerja pada benda maka pada benda tersebut berlaku
Hukum Newton II. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
F=ma
Sehingga dari persamaan diatas didapat :
ma=−kx
Atau ditulis:
d2 x
m =−k x
dt 2
d2 x
m +kx =0
dt 2
2 k
Jika ω = maka persamaannya menjadi:
m
d2 x 2
2
+ ω x=0
dt
Persamaan ini merupakan persamaan diferensial dari fungsi berikut:
x ( t )= A sin ( ωt +θ )
Atau
x ( t )= A cos ( ωt+ θ )
5

xadalah posisi perpindahan partikel terhadap waktu t.


Apabila tidak ada gaya gesek maka pegas akan terus berosilasi tanpa berhenti.
Pada kenyataannya amplitudo osilasi makin lama akan semakin berkurang dan
pada akhirnya osilasi akan berhenti. Dikatakan bahwa gerak osilasi diredam oleh
gaya gesek sehingga gerak osilasi ini disebut gerak harmonik teredam. Dalam
banyak hal, gaya gesek adalah sebanding dengan kecepatan benda, dan
mempunyai arah berlawanan dengan kecepatan benda tersebut. Pada sistem
osilasi, energi mekanik terdisipasi akibat gaya geseknya. Jika energi mekaniknya
berkurang maka dapat diartikan bahwa gerak pada sistem teredam.
(Susilo, 2012).

Gerak osilasi yang sering kita jumpai adalah gerak ayunan dan gerak pegas. Pada
gerak ayunan menggunakan konsep gerak harmonis(selaras). Gerak osilasi ini
berlangsung di bawah pengaruh gaya gravitasi bumi. Jika simpangan ayunan tidak
terlalu besar, maka bentuk osilasinya adalah gerak harmonik (selaras) sederhana.
Jika sebuah titik bermassa m digantungkan (oleh seutas tali tak bermassa) di titik
O, dan massa m disimpangkan sehingga membentuk sudut θ terhadap sumbu
vertikal di titik O tersebut. Setelah m dilepas akan bergerak menuju titik
setimbangnya oleh gaya balik F yang merupakan komponen dari gaya berat pada
m. Jika panjang tali tersebut adalah l, dan percepatan gravitasi bumi g maka F
dapat ditulis sebagai:
F=mg sinθ
Untuk simpangan yang kecil dapat diambil pendekatan sin θ≈θ.

Gambar 2.2 Ayunan Matematis


6

Besar simpangan benda adalah s=lθ dimana l adalah panjang tali bandul dan
sudut θ dinyatakan dalam radian. Dengan demikian, gaya penarik benda ke arah
posisi setimbang. Menjadi:

F=−mg ( sl )=−( mgl ) s.


Untuk ayunan tersebut bersifat sebagai getaran selaras sederhana maka tidak
terdapat (kalau pun ada dapat diabaikan) gaya gesekan udara maupun gaya
puntiran pada tali sehingga persamaan gaya resultannya adalah:
d2 F g
= s
dt2 l
Persamaan diatas merupakan persamaan getaran selaras sederhana dan S
merupakan fungsi periodik dengan periode T yang memenuhi persamaan:
l
T =2 π
√ g
Sehingga didapat persamaan untuk mencari nilai g :
4 π 2l
g=
T2
(Mosey, 2016).

Frekuensi adalah jumlah osilasi yang terjadi per satuan detik. Sementara priode
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu osilasi. Pada gerak harmonic
sederhana frekuensi dan periode sangat ditentukan oleh massa m dan konstanta
gaya k. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan :
2π m
ω=
T
=
k √
Sehingga :
1 2π m
T= =
f ω
=2 π
k √
Pada gerak harmonic sederhana periode dan frekuensi tidak dipengaruhi oleh
amplitude (A). untuk nilai m dan k tertentu, waktu yang dibutuhkan untuk satu
kali osilasi sempurna adalah sama entah amplitudonya kecil maupun besar.
(Young, 2002: 394).
7

Gerak harmonic sederhana (GHS) adalah getaran yang dialami suatu system yang
mematuhi hukum Hooke. Ciri dari GHS adalah bahwa system tersebut berosilasi
pada satufrekuensi tunggal yang konstan. Gaya yang bekerja pada gerak harmonic
sederhana adalah gaya pemulih F. Gaya pemulih yang berada pada system pegas
ditentukan oleh Hukum Hooke.
F=−kx
Tanda negative mengindikasikan bahwa gaya pemulih selalu berlawanan arah
dengan perpindahan.

Gambar 2.3 Gaya Pemulih pada pegas


(Bueche, 2006: 90-91).

Anda mungkin juga menyukai