Gerak osilasi yang sering kita jumpai adalah gerak ayunan dan gerak pegas. Pada
gerak ayunan menggunakan konsep gerak harmonis(selaras). Gerak osilasi ini
berlangsung di bawah pengaruh gaya gravitasi bumi. Jika simpangan ayunan tidak
terlalu besar, maka bentuk osilasinya adalah gerak harmonik (selaras) sederhana.
Jika sebuah titik bermassa m digantungkan (oleh seutas tali tak bermassa) di titik
O, dan massa m disimpangkan sehingga membentuk sudut θ terhadap sumbu
vertikal di titik O tersebut. Setelah m dilepas akan bergerak menuju titik
setimbangnya oleh gaya balik F yang merupakan komponen dari gaya berat pada
m. Jika panjang tali tersebut adalah l, dan percepatan gravitasi bumi g maka F
dapat ditulis sebagai:
F=mg sinθ
Untuk simpangan yang kecil dapat diambil pendekatan sin θ≈θ.
Besar simpangan benda adalah s=lθ dimana l adalah panjang tali bandul dan
sudut θ dinyatakan dalam radian. Dengan demikian, gaya penarik benda ke arah
posisi setimbang. Menjadi:
Frekuensi adalah jumlah osilasi yang terjadi per satuan detik. Sementara priode
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu osilasi. Pada gerak harmonic
sederhana frekuensi dan periode sangat ditentukan oleh massa m dan konstanta
gaya k. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan :
2π m
ω=
T
=
k √
Sehingga :
1 2π m
T= =
f ω
=2 π
k √
Pada gerak harmonic sederhana periode dan frekuensi tidak dipengaruhi oleh
amplitude (A). untuk nilai m dan k tertentu, waktu yang dibutuhkan untuk satu
kali osilasi sempurna adalah sama entah amplitudonya kecil maupun besar.
(Young, 2002: 394).
7
Gerak harmonic sederhana (GHS) adalah getaran yang dialami suatu system yang
mematuhi hukum Hooke. Ciri dari GHS adalah bahwa system tersebut berosilasi
pada satufrekuensi tunggal yang konstan. Gaya yang bekerja pada gerak harmonic
sederhana adalah gaya pemulih F. Gaya pemulih yang berada pada system pegas
ditentukan oleh Hukum Hooke.
F=−kx
Tanda negative mengindikasikan bahwa gaya pemulih selalu berlawanan arah
dengan perpindahan.