Anda di halaman 1dari 5

Nama : Naili Najmunnida

NIM : 181810201023

Rangkuman Fisika Zat Padat

1. Energi Ikat Molekul

Energi ikatan adalah jumlah energi yng diperlukan untuk memutus molekul sebanyak satu
mol menjadi atom – atom individual. Satuan energi ikatanyang distandarkan adalah kilo joule
per mol (kJ/mol). Ketika terjadi reaksi kimia, ikatan molekul terputs dan selanjutnya akan
membentuk molekul lain. Sebagai contoh adalah ikatan dua molekul air terputus membentuk
hidrogen dan oksigen (2 H 2 O →2 H 2+ O 2). Suatu ikatan kimia tidaklah terputus dan
berbentuk spontan, melainkan membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan untuk memecah
ikatan dikenal sebagai energi ikatan. Energi ikatan sangat penting untuk menjelaskan struktur
dan karakteristik molekul. Energi ikatan juga dapat digunakan untuk memprediksi struktur
dot Lewis.

Ketika suatu ikatan bersifat kuat maka pada ikatan tersebut mengandung energi yang besar.
Dengan kata lain, dibutuhkan banyak energi untuk memutus ikatan yang kuat. Ilmuwan
menemukan bahwa ada hubungan anatara panjang ikatan dengan energi ikatan. Semakin
pendek ikatan, maka energinya semakin besar.

2. Ikatan Ion

Ikatan ion  adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke
atom lain. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam) dengan atom
yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah
menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah
menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya
elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan
ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam
dan nonlogam. Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan
NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1
elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang
mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga
konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium
menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium. Proses
terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan
konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga
konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai
konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya
menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu
elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium. Ketika natrium kehilangan
satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar
karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih kecil
daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada ukuran
sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi bermuatan positif
(Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl –). Kemudian terjadi gaya elektrostatik
antara Na+ dan Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.

- Ciri-Ciri Atau Sifat Ikatan Ion


Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang dihasilkan.
Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini yaitu daftar dari beberapa
karakteristik berikut:

 Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-logam
cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara logam dan non-
logam. Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya bisa terbentuk antara non-
logam, ikatan ion bisa terbentuk antara logam dan non-logam.

 Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama non-
logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium adalah logam
sedangkan klorin adalah non-logam.

 Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa pelarut polar
lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, mempunyai efek pada kelarutan senyawa yang
dihasilkan.

 Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen, larutan
cenderung untuk menghantarkan listrik.

 Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion cenderung
mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk
rentang suhu yang lebih besar.

Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif dan ion
yang bermuatan negative.

Ikatan ion terbentuk anatara :

1. Ion positif dengan ion negatif,

2. Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar
(Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelectronegatifan besar.

3. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur nonlogam yakni antar unsur yang
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikatan kovalen juga terbentuk karena proses
serah terima elektron tidak mungkin terjadi. Hidrogen klorida merupakan contoh lazim
pembentukan ikatan kovalen dari atom hidrogen dan atom klorin. Hidrogen (H) dan atom
klorin (Cl) merupakan unsur nonlogam dengan harga keelektronegatifan masing-masing 2,1
dan 3,1. Konfigurasi elektron atom hidrogen dan atom klorin sebagai berikut :

Berdasarkan aturan oktet yang telah di ketahui maka atom hidrogen kekurangan 1 elektron
dan atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil golongan gas
mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin mempunyai harga
keelektronegatifan yang tidak kecil. Konfigurasi stabil dapat tercapai dengan pemakaian
elektron bersama. Atom hidrogen dan atom klorin masing-masing menyumbangkan satu
elektron untuk membentuk pasangan elektron milik bersama. Di dalam struktur Lewis untuk
NaCl dan HCl, atom Cl memperoleh konfigurasi elekton atom gas mulia. Kecenderungan
atom Cl untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu sama, tetapi jika
dibandingkan antara atom Na atau H, atom-atom tersebut tidak akan melepaskan elektronnya
dengan begitu saja. Untuk melepaskan elektron valensi dari Na diperlukan energi (I1) sebesar
-5,14 eV/atom yang lebih kecil dibandingkan energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron valensi dari H, yaitu sebesar 13,6 eV/atom. Natrium lebih bersifat logam daripada
hidrogen. Kenyataannya, hidrogen merupakan bukan logam pada keadaan normal; hidrogen
tidak memberikan elektronnya kepada atom bukan logam lainnya. Pembentukan ikatan antara
sebuah atom H dan sebuah atom Cl melibatkan pemakaian bersama elektron yang
menghasilkan ikatan kovalen.

4. Difraksi Sniar X

Difraksi sinar-X merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis padatan


kristalin. Sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
sekitar 1 Å, berada di antara panjang gelombang sinar gama (γ) dan sinar ultraviolet. Sinar-X
dihasilkan jika elektron berkecepatan tinggi menumbuk suatu logam target (Gambar 1).

 
Gambar 1  Pembentukan sinar-X.

Elektron berkecepatan tinggi yang mengenai elektron pada orbital 1s akan menyebabkan
elektron tereksitasi menyebabkan kekosongan (□) pada orbital 1s tersebut, dengan adanya
pengisian elektron pada orbital kosong tersebut dari orbital yang lebih tinggi energinya akan
memberikan pancaran sinar-X. Sinar-X yang diperoleh memberikan intensitas puncak
tertentu yang bergantung pada kebolehjadian transisi elektron yang terjadi. Transisi Kα lebih
mungkin terjadi dan memiliki intensitas yang lebih tinggi daripada transisi Kβ, sehingga
radiasi Kα yang digunakan untuk keperluan difraksi sinar-X. Sinar-X juga dapat dihasilkan
oleh proses perlambatan elektron pada saat menembus logam sasaran. Proses perlambatan ini
menghasilkan sinar-X yang biasa disebut sebagai radiasi putih. Hasil dari semua proses tadi
untuk logam tertentu adalah spektrum khas sinar-X, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Terdapat bentuk dasar yang terbentuk oleh radiasi putih dan puncak khas tajam yang
bergantung pada kuantisasi transisi elektron.

Gambar 2.  Spektrum panjang gelombang sinar-X pada logam.

Terdapat beberapa jenis pancaran panjang gelombang yang dihasilkan dengan intensitas yang
berbeda, dimana panjang gelombang Kα1 memiliki intensitas yang lebih tinggi, sehingga
digunakan dalam difraksi sinar-X. Sinar-X yang monokromatis sangat diperlukan dalam
suatu eksperimen difraksi sinar-X. Untuk tujuan itu salah satunya dapat digunakan filter,
yang secara selektif meneruskan panjang gelombang yang ingin digunakan. Untuk sinar-X
dari tabung tembaga, biasanya digunakan lembaran nikel sebagai filter. Nikel sangat efektif
dalam meneruskan radiasi Cu Kα, karena radiasi Cu Kβ memiliki cukup energi untuk
mengionisasi elektron 1s Nikel, sedangkan radiasi Cu Kα tidak cukup untuk mengionisasi.
Dengan demikian, lembaran nikel tersebut akan mengabsorpsi semua panjang gelombang
termasuk radiasi putih, kecuali radiasi Cu Kα.

5. Ikatan Kristal

Macam-macam ikatan dalam kristal adalah sebagai berikut :

1. Ikatan Ionik
Ikatan ionik terjadi karena  gaya tarik elektrostatik (Coulomb)  antara ion positif dan
ion negatif. dan Ikatanionik dapat terbentuk antar atom yang memiliki energy ionisasi rendah,
sehinggamudah terjadi pelepasan elektronnya. Dalam hal ini, atom yang satu
memberikanelectronnya pada atom yang lain, sehingga terbentuk ion positif dan ion
negatifyang saling mengikat.Pada kristal ionik, tiap ion dikelilingi oleh ion-ion yang lain.
Ikatan ionikyang sempurna dapat terbentuk pada suatu molekul bilamana atom-atom
yangterlibat dapat membentukion-ion yang Elektropositif dan elektronegatif kuat.

2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena adanya pemakaian bersamaelektron-
elektron dari atom-atom yang bersangkutan, dan ikatan kovalen jugadisebut juga ikatan
homopolar. Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaiansebuah elektron secara bersama-
sama oleh kedua atom yang berikatan satu samalain, misalnya ikatan antara dua buah atom
hidrogen. Dalam pembentukan ikatankovalen tidak berlaku pemindahan elektron.

3. Ikatan Logam

Ikatan Logam adalah disebut golongan I karena bervalensi I, Pada Kristallogam atom-
atom nya membentuk suatu ikatan yang dikenal dengan nama ikatanlogam, misaln nya padan
Na, Fe, Cu, dan sebagainya.Terjadi bila tarikan antara ion logam positif dan gas elektron
melebihisaling tolak-menolak antara elektron dalam gas itu; ini berarti jika reduksi
dalamenergi potensial elektron melebihi pertambahan energi kinetik yang
bersangkutan.Ikatannya jauh dari kejenuahan sehingga mengakibatkan kemampuan
elektronvalensi untuk mengembara secara bebas dari suatu atom ke atom yang lain.

4. Ikatan Hidrogen

Ikatan Hidrogen terjadi pada molekul tertentu yang mengandung


atomhidrogen.Molekul air cenderung secara khas untuk membentuk ikatan hidrogenkarena ke
empat pasangan elektron yang mengelilingi atom O dalam H2O tidakterdistribusi secara
simetris, tetapi berpeluang besar untuk didapati dalam daerah berkerapatan berpeluang besar.

5. Ikatan Van Der Waals

Ikatan Van Der Waals terjadinya interaksi antara momen dipole listrikdari atom
bertetangga. Terjadi tidak saja antara molekul, tapi juga antara setiapatom, termasuk gas
jarang yang hampir tidak berinteraksi, jika tidak demikian gastidak terkondensasi manjadi zat
cair atau zat padat. Kristal molekular memilikititik leleh dan titik didih yang rendah dan
kekuatan mekanis yang kecil.Kristal pada golongan VIII A (gas mulia) yakni Ne, Ar, Kr, Xe,
Rn.Atom-atom gas inert dapat mengalami distorsi yang sangat kecil pada
distribusielektronnya dalam orbital kulit penuh yang berbentuk simetri bola. Penyimpananini
cukup mengubah atom-atom menjadi dipol-dipol listrik. Interaksi antar dipolinilah yang
menghasilkan gaya tarik-menarik yang disebut gaya Van der Waals

Anda mungkin juga menyukai