Anda di halaman 1dari 17

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERTANAM

DALAM TARI RUDAT BAGI PEMUDA DI ERA DIGITAL 4.0

ESSAY

Oleh
Jundu Muhammad Mufakkirul Islami

Pembimbing

Laily Anggraini, S.Pd

SMA PROGRESIF

BUMI SHALAWAT

SIDOARJO
2019
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER YANG
TERTANAM DALAM TARI RUDAT BAGI PEMUDA DI
ERA DIGITAL 4.0
Jundu Muhammad M.I

SMA Progresif bumi Shalawat

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu proses untuk mendewasakan


diri dan menggali potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing. Dunia
pendidikan Indonesia saat ini mulai menunjukkan kemajuan yang cukup
signifikan mulai dari penerapan kurikulum hingga pemakaian
multimedia untuk pembelajaran. Hal itu merupakan salah satu dampak
potisif dari perkembangan revolusi industri 4.0. Pendidikan saat ini bisa
dibilang memiliki penerapan kurikulum yang memadai untuk bersaing dalam
revolusi industri 4.0. salah satunya adalah Penerapan Pendidikan Karater
(PPK). Pendidikan karakter adalah usaha atau proses untuk membentuk
karakter dari individu tentang moral atau kelakuan individu itu sendiri.
Dari pengertian itu pendidikan karakter bukan hanya bisa diperoleh melalui
pembelajaran didalam kelas, melainkan mampu didapatkan melalui
kegiatan sehari hari. Bukan hanya kegiatan sehari hari melainkan dalam
kebudayaan Indonesia juga pemuda dapat memperolah pendidikan
karakter tersebut, contoh saja Tari Rudat. Tari Rudat merupakan tarian
khas lombok yang syair syiarnya berisikan pujian dan dzikir
menggunakan asma Allah SWT. yang ditunjukkan melalui gerak
tariannya mulai dari pembuka sampai penutup. Dari situ kita dapat
mengambil salah satu nilai dari pendidikan karakter, yaitu relegius.
Sejatinya dalam tari rudat bukan hanya nilai relegius yang terkandung
tapi juga terdapat nilai displin yang tinggi dalam setiap gerakannya.
Tapi sayangnya revolusi industri 4.0 yang memiliki hubungan erat dengan
globalisasi membawa dampak yang cukup buruk bagi penerapan pendidikan
karakter dan juga eksistensi tari rudat itu sendiri. Oleh karena itu
penulis ingin menjabarkan dan memberikan solusi melalui metode
penelitian lapangan yang bisa secara langsung mendapatkan informasi
yang diinginkan. Teknik yang digunkan oleh peneliti adalah kualitatif
yang berpacu pada observasi dan wawancara. Sehingga mengahasilkan
sebuah karya.

Kata Kunci : Tari Rudat, Pendidikan Karakter, Revolusi Industri 4.0, Pemuda, Kualitatif.

1
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan seseorang dan


menggali potensi pada dirinya. Pendidikan merupakan hal yang wajib di
dapatkan oleh seluruh warga Indonesia. Di zaman era digital 4.0 pendidikan
merupakan salah satu hal yang mendapatkan dampak positif darinya.
Mulai dari perkembangan internet hingga multimedia dalam
pembelajaran yang mulai berkembang pesat. Tapi sayangnya era
digitalisasi juga memiliki dampak buruk yang belum bisa di cegah secara
masif oleh masyarakat khususnya pemerintah Indonesia. Bukan hanya
dalam pendidikan saja tapi dalam sosial budaya pada era digitalisasi ini
berdampak cukup buruk. Budaya-budaya di Indonesia mulai terkikis dan
digantikan dengan budaya barat. Disinilah penerapan pendidikan karakter
diperlukan sejak dini. Mulai dari taman kanak -kanak hingga sekolah
menengah memerlukan penerapan itu.
Dalam pendidikan karakter kita bukan hanya bisa belajar di
dalam kelas saja, tapi bisa juga didapat dari kehidupan sosial dan kebudayaan
Indonesia sendiri. Salah satunya adalah Tari Rudat. Tari Rudat memiliki
pesan yang terkandung di dalamnya yaitu Kandungan syair-syair dalam
lantunan pengiring rudat juga bernafaskan pujian dan dzikir menggunakan
kebesaran asma Allah SWT. Hal ini mencerminkan salah satu pendidikan
karakter yaitu relegius, bukan hanya itu saja terdapat juga disiplin yang
terkandung di dalam tari rudat. Hal ini lah yang patut dikembangkan oleh
masyarakat khususnya pemuda. Apalagi dalam revolusi industri 4.0 seperti
tidak akan susah dalam mengembangkan budaya yang sudah menjadi tradisi
dalam kebudayaan Indonesia.
Revolusi industri 4.0 ini sudah terhubung dengan internet dan
media media elektronik hampir di seluruh penjuru Indonesia, hal itu lah
yang bisa menjadi alat bantu yang begitu berarti dalam mengembangkan
pendidikan karakter melalui budaya-budaya tersebut, khususnya tari rudat.
Tari Rudat sendiri di NTB khususnya di lombok lambat laun mulai terbenam
oleh budaya barat yang begitu menjanjikan. Beban inilah yang harus bisa
dipikul bersama oleh pemuda dalam mengembangkan budaya Indonesia
apalagi tertanam pendidikan karakter didalam budaya tersebut. Pedidikan
karakter sangat penting perannya sekarang, mengingat akhir-akhir ini sering
menjadi bahan perbincangan banyak orang di Indonesia.
METODE PENULISAN

Penulisan essay ini saya menggunakan pendekatan dalam


melakukan penelitian yang berjenis ilmu pendidikan dan sosial. peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif yang berkarakter deskriptif.
Bogdan dan Biklen berpendapat bahwa salah satu karakteristik penelitian
kualitatif adalah data deskriptif (Emzir, Metode Penelitian Kualitatif
Analisis Data, hal. 23). Sebab jika digali lebih dalam, penelitian
kualitatif merupakan bentuk penelitian yang memerlukan proses hasil
dari wawancara atau observasi.
Data tersebut nantinya akan dikumpulkan menjadi satu dan
dipilih agar bisa dimasukkan dalam kategori yang sesuai. Pada akhirnya
seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada penggambaran
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti (Sanapiah Faisal, Format-
Format Penelitian sosial, Hal. 258). Penggambaran inilah yang disebut
dengan deskriptif. Dalam artian secara luas dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan /
melukiskan keadaan subjek / objek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat, dan lainnya) pada saat sekarang berdasarkan fakta- fakta
yang tampak sebagaimana adanya (Hadari Nawawi, 2001:63). Peneliti
memilih jenis pendekatan ini didasari atas beberapa alasan. Pertama,
pendekatan kualitatif ini digunakan karena data-data yang
dibutuhkan berupa informasi mengenai suatu gejala fenomena yang
terjadi di suatu daerah atau pada masyarakat dalam daerah tersebut
dapat diambil dari data para informan secara langsung, seperti pandangan
tokoh adat, agama serta masyarakat.
PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting zaman sekarang,


mulai pendidikan formal seperti sekolah, bimbel dan lain sebagainya ataupun
pendidikan non formal seperti ekstrakulikuler. Pendidikan dalam
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan
mendidik, dalam kata lain pendidikan merupakan proses untuk
mendewasakan seseorang dan menggali potensi dari dirinya. Zaman
sekarang pendidikan bukan hanya bisa di dapat dari sekolah yang hanya
duduk di kelas, namun pendidikan juga dapat diambil dari kehidupan kita
sehari-hari yang biasa disebut bersosialisasi. Pendidikan merupakan hal
yang lazim didapatkan oleh anak anak secara langsung maupun tidak
langsung, tapi ada kalanya anak anak malah tidak sadar akan hal itu.
Contohnya saja dalam tata bahasa berkomunikasi, ketika anak-anak
mendengar orang dewasa berbicara mungkin tata bahasa dari orang
dewasa itu akan tertanam dalam benak anak itu khususnya ketika
mendengar tata bicara dari kedua orang tuanya. Oleh karena itu, tata
komunikasi harus bisa kita atur sedemikian rupa agar anak- anak
khususnya yang masih dalam usia emasnya ketika sudah dewasa tidak
malah berubah kepada hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, pendidikan moral harus dikembangkan apalagi
Indonesia sudah masuk dalam zaman digital 4.0 yang mana era ini
merupakan era yang penuh dengan kebebasan. Bukan hanya kebebasan
berpendapat yang terjadi di Indonesia, malah bisa dibilang pemuda
Indonesia sudah “kebablasan” moral pun “di bebaskan” dari jati diri pemuda.
Era digital 4.0 bisa juga disebut era revolusi industri 4.0 yang sangat
bergantung pada teknologi. Dalam beberapa tahun belakangan, Indonesia
menjadi salah satu negara yang sangat berkeinginan dan meningkatkan
perkembangan revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 merupakan
integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau
produksi disebuah industri. Oleh karena itu, Indonesia mulai
mengembangkan berbagai sektor menggunakan aplikasi yang
berintergritas dan mulai tersambung dengan internet. Walaupun
Indonesia baru mempelajari hal ini tapi bagaimana kesungguhan
pemerintah dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini harus diapresiasi.
Pemerintah Indonesia sangat membuka peluang masuknya investor dalam
menghadapi revolusi industri 4.0. Salah satu contohnya adalah pada tahun
2016, Google Arts & Culture bekerja sama dengan 7 museum di Indonesia
melakukan perekaman virtual menggunakan teknologi Google Art Camera
dan Google Cardboard sehingga menghasilkan tur virtual 360.
Perkembangan teknologi menjadi pengaruh sangat besar saat ini yaitu
platform smartphone berbasis android. Dilansir state counter global state, di
Indonesia andorid mengausi porsi besar hampir 40% pada april 2015 jika
dibandingkan OS (operating system) lainnya. Hal ini dikarenakan dari
harga relatif lebih murah dan mudah dikembangkan. Penggunaan
smartphone menjadi salah satu penunjang dalam revolusi industri 4.0.
Karena smartphone lebih mudah menjangkau berbagai aplikasi dan sangat
efisien dibawa kemana-mana. Salah satu sistem yang sangat mendukung
adalah penggunaan google maps, yang merupakan layanan yang
menyediakan peta dunia virtual berbasis web yang disediakan google.
Pendidikan sendiri memiliki keterkaitan erat dengan era digital 4.0
mengapa? Karena zaman sekarang apa-apa serba internet, begitupun dengan
pendidikan. Pendidikan sekarang yang menggunakan kurikulum 2013 lebih
memacu siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak
mengerjakan tugas dan mencari materi dari mana lagi kalau bukan di
internet. Sayangnya, siswa sekarang masih kurang bijak dalam menggunakan
akses internet di Indonesia yang telah menyentuh hingga pelosok
Indonesia. Siswa Indonesia kebanyakan masih menggunakan internet
dengan melakukan hal-hal yang tidak patut dicontoh. Sebenarnya
bukan hanya internet yang memiliki peran buruk tapi alat atau teknologi
yang digunakan memiliki peran yang lebih penting, contoh saja
handphone. Mengapa demikian? karena dalam beberapa kejadian
handphone malah yang menjadi momok mematikan dalam
pengembangan pendidikan karakter di sekolah. Hal tersebut dapat
tercermin dalam beberapa video yang dikutip dalam liputan6.com tentang
siswa yang melawan guru. Video yang sempat viral ini menunjukkan
bagaimana pemuda Indonesia khususnya siswa yang masih duduk di
sekolah menengah atas malah melawan bahkan sampai kontak fisik dengan
gurunya sendiri. Hal ini juga menunjukkan bagaimana jati diri bangsa
yang seharusnya bisa menghormati yang lebih tua, dan hilanglah moral
yang seharusnya dijaga.
Hal itu juga merupakan penerapan pendidikan moral yang
belum pada kadar yang sesuai bagi para siswa. Hal itu tanda masih
banyak yang belum tahu apa itu pendidikan moral. Pendidikan moral
merupakan salah satu dari faktor penunjang pendidikan karakter. Apa sih
pendidikan karakter itu? Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi
dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau
kelompok yang unik baik sebagai warga negara. Menurut kamus
psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak
etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan berkaitan dengan
sifat-sifat yang relatif tetap. (Dali Gulo, 1982). Dalam kata lain
pendidikan karakter merupakan usaha atau proses untuk membentuk
karakter dari individu tentang moral atau kelakuan individu itu sendiri. Ini
lah yang diperlukan oleh sistem pendidikan di Indonesia sekarang.
Memang pada faktanya yang dikutip dari mediaindonesia.com menteri
pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan sudah ada
sekitar 23 ribu sekolah di seluruh Indonesia yang telah menerapkan
Program Pendidikan Karakter (PPK), tapi sayang penerapannya kepada
siswa yang masih kurang.
Seharusnya pendidikan karakter bisa di terapkan sejak lama,
dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang harus digunakan
dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia yang tertuang
dalam Pasal 3 UU SIKDIKNAS menyebutkan: “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dengan adanya
undang undang diatas dan juga melihat kondisi bangsa saat itu sebagai
pedoman maka pada tanggal 6 September 2017, Presiden Joko Widodo
telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter sebagai penguat atas peraturan
sebelumnya yaitu Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 .
Dalam pendidikan karakter terdapat 18 nilai yang harus
diterapkan yang tercantum dalam pusat kurikulum BALITBANG
KEMENDIKNAS; relegius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Dari 18 nilai
tersebut sudah jelas bagaimana pemuda Indonesia bisa mendapatkan hal itu
bukan hanya di sekolah saja tapi juga dari lingkungan sekitar yang bisa
jadi pokok utama pertumbuhan pemuda. Sekolah khususnya guru hanya
menjadi pengembang kurikulum yang kebanyakan sekarang kurikulum
sering berubah dan perkembangannya jelas juga akan berubah. Hamalik
(2007: 52) menjelaskan setiap guru mengemban tanggung jawab secara
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengadministrasian, dan
perubahan kurikulum. Sejauh manakah keterlibatan guru akan turut
menentukan keberhasilan pengajaran di sekolah. Kemudian Hamalik (2007:
52) mengemukakan betapapun bagus dan indahnya kurikulum,
keberhasilan kurikulum tersebut pada akhirnya bergantung pada masing-
masing guru. Dari penjelasan diatas sangat jelas bagaimana guru menjadi
kunci utama implementasi keberhasilan kurikulum, walaupun kurikulum terus
mengalami perubahan.
Seperti yang sudah kita bahas diawal tadi, pendidikan bukan
hanya bisa didapat dari bangku sekolah namun dari kehidupan sehari-
hari juga dapat kita ambil sebagai pedoman dalam mendidik diri kita
ataupun orang lain. Bukan hanya dari tata bicara dan berkumpul
bersama, namun dari budaya di Indonesia kita juga dapat mengambil
pendidikan yang tertanam di dalamnya, salah satunya adalah Tari Rudat.
Tari Rudat merupakan sebuah tari tradisional yang masih banyak terdapat
di Pulau Lombok yang beranggotakan 10 sampai 12 orang penari yang
berdandan mirip prajurit. Berbaju lengan panjang warna kuning, celana
sebatas lutut warna biru, berkopiah panjang mirip Aladin warna merah
yang dililit kain warna putih atau biasa disebut tarbus. Mereka dipimpin
oleh seorang komandan yang mengenakan kopiah mirip mahkota, lengkap
dengan pedang di tangan.
Sesungguhnya tari rudat asal-usulnya masih banyak
dipertanyakan oleh beberapa sejarawan, karena belum ada data yang bisa
dipastikan kebenarannya. Tapi ada pendapat yang mengatakan tari rudat
merupakan tari yang dibawakan oleh para ulama dulu untuk mengajak
masyarakat lombok pada saat itu masuk ke agama islam. Sebagian
berpendapat lainnya mengatakan, bahwa kesenian rudat ini merupakan
perkembangan dari dzikir zaman dan burdah, yaitu dzikir yang disertai
gerakan pencak silat. Burdah adalah nyanyian yang diiringi seperangkat
rebana ukuran besar. Pendapat lain mengatakan, konon tari ini berasal
dari Turki yang masuk bersama penyebaran agama Islam di Indonesia
pada abad XV. Itulah sebabnya, tarian ini terlihat sekali warna Islamnya,
terutama dalam lagu dan musiknya. Di Lombok Timur dapat kita jumpai
hampir di semua Kecamatan.
Tari Rudat memiliki pesan yang terkandung di dalamnya yaitu
Kandungan syair-syair dalam lantunan pengiring rudat juga
bernafaskan pujian dan dzikir menggunakan asma Allah SWT. Hal ini
selaras dengan gerak yang terkandung didalamnya dengan Struktur ragam
gerak Tari Rudat terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pembuka, isi, dan
penutup. Makna simbolik ragam gerak secara garis besar adalah
mengajak umat untuk memasuki agama Islam yang terdapat pada ragam
gerak jalan masuk dan ragam gerak jengket/duduk, makna simbolik
kepahlawanan tergambar pada ragam gerak pencakan serta yang terakhir
makna simbolik untuk menghormati leluhur dan menjaga kehidupan
sosial terdapat pada ragam gerak hormat, roda berputar dan mbabat alas.
Hal itu yang seharusnya dapat dikembangkan oleh pemuda dalam
mempelajari budaya Indonesia sekarang. Bukan hanya sekadar tahu,
tapi juga mengerti tentang apa pesan dan juga manfaat yang terkandung
dalam budaya tersebut. Apalagi di era digital 4.0, internet dapat diakses
dimana saja dan kapan saja yang dapat memudahkan kita untuk mencari
tahu tentang budaya tersebut.
Sangat jelas bagaimana Indonesia mulai mengembangkan teknologi
sedemikian rupa. Sayangnya, perkembangan yang begitu pesat
membuat benang merah yang ada di dalam revolusi industri ini terlihat
jelas. Salah satunya adalah mulai pudarnya budaya dan juga mulai
hilangnya nilai-nilai adat yang ada di Indonesia. Disini lah juga peran
pendidikan karakter sangat penting. Pendidikan karakter dapat menunjukkan
arahan yang benar dalam penggunaan internet yang bijak, karena
seharusnya hal ini telah diarahkan dalam sekolah yang kebanyakan telah
menerapkan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter dalam budaya Indonesia dapat kita temui
di salah satu budaya yang telah saya jelaskan sebelumnya, yaitu tari rudat.
Tari rudat memiliki pesan pendidikan karakter seperti relegius dan
displin. Mengapa seperti itu? Dalam tari rudat terdapat nilai relegius yang
bisa dilihat dari lirik lagu yang menjadi latar belakang dari penampilan
tari rudat. Lagu yang dibawakan adalah lagu yang selalu memuji baginda
rasullah SAW.
Selanjutnya adalah disiplin, dalam tari rudat kedisplinan adalah hal
utama. Mengapa seperti itu? Karena dalam tari rudat perlu kedisplinan
latihan dan juga kedisplinan dalam gerakannya. Salah gerakan sedikit
merupakan kesalahan fatal dalam pertunjukan gelaran tari rudat, apalagi
tari rudat biasanya ditampilkan ketika menyambut tamu penting atau
kenegaraan. Gerakan yang dilakukan sama dengan pencak silat, ada
tendangan dan pukulan. Gerakan itu perlu kedisplinan yang sangat
tinggi. Bukan hanya itu saja, karena Tari Rudat berkelompok maka
kedisplinan sangat penting untuk mengompakkan gerakan penari satu dengan
yang lainnya.
Bukan hanya Tari Rudat, tapi juga dalam budaya lain pasti
terkandung pendidikan karakter yang mampu memupuk jiwa-jiwa pemuda
Indonesia. Dalam Tari Rudat pendidikan karakter pasti tergambar
jelas karena setiap pertunjukan pasti akan menggambarkan itu dengan begitu
jelas, mulai dari nilai religiusnya hingga kedisplinannya.
Tapi sayangnya perkembangan Tari Rudat lambat laun mulai
tergerus oleh kuatnya kebudayaan modern yang masuk di wilayah
Lombok. Bukan hanya itu saja dimana revolusi industri 4.0 dan juga
globalisasi menjadi salah satu momok yang sangat mematikan untuk
tari rudat. Perkembangan tari rudat sangat memilukan bagaimana
dari tahun ke tahun jumlah dan peminat tari ini mulai berkurang.
Adanya internet dan mulai merebaknya wabah westernisasi membuat tari
ini mulai sepi peminat.
Hal itu jelasnya sangat disayangkan, mengingat nilai-nilai
pendidikan karakter yang tertanam di dalamnya. Secara peringkat
provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dihimpun dalam bps.go.id
mempersentasikan Angka Partisipasi Murni (APM) NTB pada tahun 2018
tinggkat SD/MI/Paket A mencapai angka 98.86, selanjutnya pada tingkat
SMP/MTS/Paket B memperoleh angka 83.88, dan yang terakhir adalah
tingkat SMA/SMK/MA/Paket C memperoleh angka 65.77 dengan
total akhir memperoleh angka 248.51. Hasil ini menempatkan
provinsi NTB dalam peringkat 5 besar dengan nilai tertinggi APM se
Indonesia. Nilai tersebut tidak menjadi acuan bahwa pendidikan di NTB
tergolong baik.
Dihimpun dalam insidelombok.id menurut kepala dikpora
provinsi NTB H. Muh. suruji mengatakan bahwa karakter bangsa
merupakan cerminan dari budaya bangsa tersebut, sehingga cara
memahami karakter tersebut dengan memahami budaya itu. Karena
menurutnya kebudayaan itu lahir dari jati diri sekelompok
masyarakat dan salah satu kuncinya adalah memperkuat budaya. Dari
pernyataan itu seharusnya pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat
(provinsi) lebih bisa mengembangkan budaya sebagai salah satu unsur
dari pendidikan karakter di sekolah. Sangat disayangkan ketika kita
melihat keadan sekarang yang lebih banyak anak-anak bermain
dengan gadgetnya dari pada mempelajari budaya nenek moyang
mereka. Hal ini bisa membuktikan bahwa revolusi industri sudah
berdampak yang cukup besar bagi perkembangan budaya lokal
khususnya Lombok yang mulai terkikis oleh waktu dan makin lama
budaya tersebut akan hilang dengan sendirinya.
SARAN DAN KESIMPULAN

Dari hal-hal yang dibahas diatas, dapat saya sampaikan bahwa


penerapan pendidikan karakter di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan. Seharusnya dengan banyaknya metode yang bisa digunakan
dan juga kemajuan teknologi yang sangat mendukung bisa menjadi batu
loncatan bagi penerapan pendidikan karakter ini. Termasuk juga relasi
antara pemerintah dan juga masyarakat khususnya anak-anak muda
dalam penerapan pendidikan karakter ini. Penerapan karakter yang bukan
hanya ketika berada didalam kelas saja tapi juga dapat di pelajari
melalui budaya bisa sangat membantu dalam penerapan pendidikan
karakter untuk menambah moral dari para pemuda Indonesia. Tapi
sayangnya hal itu belum bisa terwujud karena beberapa faktor salah
satunya adalah karena para pemuda masih bisa dibilang “buta” akan
budaya Indonesia walaupun sejatinya hal itu merupakan budaya daerahnya
sendiri. Hal itu juga diperkuat dengan kurangnya pemerintah dalam
mensosialisasikan budaya-budaya daerah kepada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Hadi Sabari Yunus, M.A; DRS, METODOLOGI PENELITIAN:Wilayah


Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

Janet M. Ruane, DASAR DASAR Metode Penelitian: Panduan Riset Ilmu Sosial
(Bandung: Penerbit Nusa Media, 2013).

http://bajangsederhane02.blogspot.com/2012/11/lirik-lagu-tari-rudat-budaya-
lombok.html

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1052

https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf

https://www.kompasiana.com/rumiati/59e79f2b761681728e338c22/pentingnya-
pendidikan-karakter-di-sekolah?page=all

https://www.lyceum.id/pengertian-tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/

https://www.lyceum.id/pentingnya-pendidikan-karakter-di-indonesia/

https://mediaindonesia.com/read/detail/121909-23-ribu-sekolah-sudah-terapkan-
program-pendidikan-karakter

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-karakter.html

Anda mungkin juga menyukai